Bab Ii Kajian Pustaka
Bab Ii Kajian Pustaka
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Persentase lemak tubuh adalah persentase berat lemak total dalam tubuh
Gambar 2.1 Lokasi timbunan lemak subkutan pada sisi ventral tubuh (kiri) dan
sisi dorsal tubuh (kanan) (ISAK, 2001)
10
11
komposisi optimal tubuh seseorang. Persentase lemak tubuh optimal pada anak-
anak dan remaja yaitu 11-20% untuk laki-laki dan 16-25% untuk perempuan.
massa otot dan massa lemak tubuh. Penurunan massa otot dan/atau peningkatan
yaitu Indeks Massa Tubuh (IMT) dimana berat badan dalam satuan kilogram yang
dibagi tinggi badan kuadrat dalam satuan meter seperti rumus berikut:
Indeks massa tubuh bukan merupakan patokan status gizi seseorang, tidak
dan tidak akurat untuk memprediksi kelebihan massa lemak dan massa otot.
Komposisi tubuh dan berat badan memberi kontribusi terhadap performa latihan.
Berat badan dapat mempengaruhi kecepatan, daya tahan, dan power seseorang
sementara komposisi tubuh (massa lemak dan massa tubuh bebas lemak) dapat
orang dewasa hasil penghitungan IMT diklasifikasikan seperti pada Tabel 2.1
berikut:
12
Tabel 2.1
Klasifikasi IMT menurut kriteria Asia Pasifik
diantaranya:
1. Faktor genetik
Gen INSIG2 bertanggung jawab dalam menginhibisi sintesis asam lemak dan
kolesterol. Beberapa produk protein dari varian gen INSIG2 memiliki daya
inhibisi yang rendah sehingga orang-orang dengan varian gen ini akan cenderung
lebih banyak menumpukkan lemak didalam tubuhnya. Sekitar 1:10 orang (10%)
Gen lain yang bertanggung jawab terhadap obesitas adalah gen FTO. FTO
adalah nama gen yang terletak pada kromosom 16 manusia. Gen FTO sangat aktif
di hipotalamus, bagian otak yang penting dalam pengendalian rasa lapar. Tingkat
gen FTO dipengaruhi oleh pemberian makanan dan berpuasa (Froguel and Boutin,
2001).
13
Gen ob adalah gen yang menghasilkan hormon leptin. Pada manusia gen
ini terdapat pada kromosom ke-7. Gen yang terdiri dari 3 ekson dan 2 intron
menyandi protein leptin yang diproduksi oleh sel-sel lemak (adiposit). Saat leptin
makan. Bila tidak ada leptin nafsu makan menjadi tidak terkontrol. Pada level
leptin rendah dan makanan yang masuk sedikit, hipotalamus mengeluarkan NPY
akan disekresikan hormon ghrelin yang merangsang nafsu makan (Solomon et al.,
2008).
parental fatness, yaitu seseorang yang obesitas biasanya berasal dari orang tua
yang obesitas juga. Penelitian Whitaker et al. (2007) menjelaskan jika salah satu
orang tua obesitas, maka risiko anak-anak menjadi obesitas pada saat dewasa
menjadi tiga kali lipat, tetapi jika kedua orang tua mengalami obesitas, maka
2. Usia
tubuh pun menurun sehingga membuat komposisi antara lemak dan otot dalam
tubuh berubah dimana terjadi penurunan massa otot dan peningkatan jumlah
3. Jenis kelamin
lemak tubuh antara laki-laki dan perempuan. Perempuan memiliki pola distribusi
lemak yang khas sejak masa pubertas dan biasanya tersebar pada daerah payudara,
perut bagian bawah, paha, dan sekitar alat genital. Pada perempuan memiliki lebih
banyak lemak (sebagian terletak pada payudara dan pinggang) karena untuk
sedangkan pada laki-laki tidak memiliki pola distribusi lemak yang khas setelah
pubertas. Nilai storage fat (cadangan energi) pada laki-laki dan perempuan
mempunyai rata-rata yang tidak jauh berbeda sekitar 12% dan 15% dari berat
badan, tetapi mempunyai perbedaan yang sangat besar pada essensial fat-nya
(untuk menjaga fungsi fisiologis organ), yaitu sekitar 12% pada perempuan dan
3% pada laki-laki.
4. Kondisi psikologis
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini
merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita
obesitas. Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas
yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari.
Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip
dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak
lalu memuntahkan kembali apa yang telah dimakan akibat kalori yang dikonsumsi
berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan
5. Pola makan
Pola makan remaja yang senang mengkonsumsi makanan cepat saji (fast
food) memiliki andil besar terhadap peningkatan persentase lemak tubuhnya. Jenis
makanan cepat saji yang sering dikonsumsi adalah pizza, burger, hot dog, french
fries, chicken fries, chicken nugget, dan banyak lagi. Menurut hasil penelitian
Fraser et al. (2011), remaja yang sering makan di restoran cepat saji
mengkonsumsi lebih banyak makanan yang tidak sehat dan cenderung memiliki
IMT lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak secara periodik makan di
restoran cepat saji. Hasil penelitian ini senada dengan studi yang dilakukan
sebelumnya oleh Jeffery et al. (2006), yang menunjukkan bahwa kebiasaan makan
menuntut aktivitas fisik lebih sedikit dan saat ini setidaknya 60% populasi dunia
tidak melakukan olahraga yang cukup (Brownson et al., 2005). Hal ini terutama
hemat tenaga fisik yang ada di rumah sehingga menyebabkan orang lebih memilih
naik kendaraan daripada berjalan kaki walaupun pada jarak yang tidak jauh atau
lebih memilih naik tangga berjalan (escalator) atau lift untuk berpindah lantai
Kecenderungan dunia dalam mengisi waktu luang secara aktif pun tampak
dunia kurang mencari kegiatan rekreasi yang melibatkan aktivitas fisik dan studi
aktivitas fisik menurun. Hal ini berarti makin sedikit energi yang digunakan dan
7. Obat-obatan
Kandungan obat-obatan tertentu baik dari bahan kimia atau herbal dapat
memberikan efek secara tidak langsung terhadap penambahan berat badan dan
peningkatan lemak tubuh dengan peningkatan reaksi nafsu makan dan penyerapan
mengalami perubahan pada bagian tubuh tertentu yang menyimpan lemak seperti
8. Hormonal
menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya persentase lemak tubuh. Ketika
massa otot disertai peningkatan lemak tubuh. Otot membakar lebih banyak kalori
17
dibandingkan lemak tubuh sehingga hal ini memicu peningkatan persentase lemak
2.1.3 Patofisiologi
menentukan rasa lapar dan kenyang termasuk penentuan selera jenis makanan,
nafsu makan, dan frekuensi makannya. Besar dan aktifitas penyimpanan energi
mediator leptin dan sinyal transduksi lain. Alur leptin merupakan regulator
terpenting dalam keseimbangan energi tubuh. Mutasi gen-gen penyandi leptin dan
untuk berikatan dengan reseptor leptin di nukleus arkuatus hipotalamus. Ikatan ini
dengan tingginya simpanan energi dalam bentuk lemak. Leptin melalui sirkulasi
dikendalikan secara positif oleh ikatan antara leptin dengan reseptornya di badan
18
MSH menekan pusat lapar dan melalui sirkulasi darah ke perifer meningkatkan
(Tischler, 2004).
Gambar 2.2 Sistem sinyal leptin dan efeknya pada kondisi simpanan lemak di
adiposit tinggi (kiri) dan rendah (kanan) (Tischler, 2004)
dan pembakaran lemak karena aktivitas, leptin turun sehingga kadar α-MSH di
melepaskan agouti related protein (AGRP) yang sintesisnya ditekan oleh leptin
adiposit terisi kembali sebagai hasil kombinasi efek tersebut dengan perilaku
badan dapat dipertahankan pada rentang tertentu {Gambar 2.2 (kanan)} (Tischler,
2004).
Pada individu tua, akumulasi lemak tubuh terutama terjadi pada regio
(Purnamawati, 2009).
untuk melakukan berbagai aktivitas fisik termasuk latihan fisik dalam bentuk
olahraga. Energi didapat dari asupan makanan yang kita konsumsi. Asupan
makanan yang mengandung lemak yang tidak terpakai akan disimpan sebagai
cadangan makanan yang tersimpan di jaringan adiposa akan terurai dan diproses
Saat sel-sel tubuh kita memerlukan energi maka enzim lipase dalam sel
Pada tahap akhir hidrolisis setiap pecahan berasal dari lemak mengikat pecahan
CO2 dan H2O. Sel adiposa tubuh tidak dapat dihidrolisis secara sempurna tanpa
kehadiran karbohidrat karena akan terjadi hasil pembakaran lemak berupa bahan-
bentuk olahraga) dalam arti tubuh mengeluarkan energi lebih besar dibanding
energi masuk yang berasal dari makanan yang kita konsumsi, maka diharapkan
persentase lemak tubuh sedikit demi sedikit akan berkurang karena sel adiposa
Tujuan kita makan adalah untuk menghasilkan energi. Energi ada dalam
bentuk ATP (adenosine triphosfate) dan panas. ATP diperlukan untuk kontraksi
otot, konduksi saraf, transport nutrisi, sintesis hormonal, dan sebagainya. Energi
diperlukan tubuh untuk memenuhi kebutuhan energi basal, aktivitas tubuh, dan
untuk terlaksananya berbagai fungsi faal tubuh seperti untuk gerak peristaltik
usus, pemompaan darah oleh jantung, pengambilan O2, pembuangan CO2 oleh
fungsi faal tubuh disebut energi basal tubuh. Angka metabolisme basal dinyatakan
dalam kilokalori per kilogram berat badan per jam {Kkal/kgBB/jam} (Almatsier,
2003).
Jumlah energi yang diperlukan untuk berbagai jenis aktivitas fisik tidak
sama. Banyaknya energi yang dibutuhkan bergantung pada berapa banyak otot
yang bergerak, berapa lama, dan berapa berat aktivitas yang dilakukan.
(Almatsier, 2003).
pada ibu hamil, ibu menyusui, dan orang yang baru sembuh dari sakit (Almatsier,
2003).
2.3.1 Definisi
2.3.2 Dosis
intensitas latihan 80–90% DNM, durasi 60 menit (10 detik sprint - 60 detik jalan
cepat - 10 detik sprint - 60 detik jalan cepat - dan seterusnya), frekuensi 3 kali per
tinggi setidaknya terdiri dari 10 sesi mengayuh sepeda statik selama 4 menit pada
tinggi yang dilakukan 3 kali per minggu selama 8 minggu atau setara dengan 300
lemak tubuh, dan RMR (resting metabolic rate) dibandingkan pelatihan yang
tubuh
metabolisme tubuh. Selain itu juga dapat meningkatkan oksidasi asam lemak pada
otot skeletal dan memberi kontribusi terhadap peningkatan oksidasi lemak tubuh
sel, lipolysis intramuskuler dari TG menjadi asam lemak, dan transport asam
lemak kedalam mitokondria. Hasil dari pelatihan yang dapat diobservasi adalah
lebih banyaknya kontribusi energi yang berasal dari asam lemak pada jaringan
2.4.1 Definisi
dan tidak melebihi 85% VO2max. Saat melakukan pelatihan dengan intensitas
menurun.
24
2.4.2 Dosis
dosis, yaitu intensitas latihan 60-75% DNM, durasi 60 menit, dan frekuensi 3 kali
Sebagian besar studi tentang pelatihan jangka pendek dan jangka panjang
rutin (2 jam/hari, 65-75% VO2max) dengan periode latihan jangka pendek yang
relatif cepat (3 hari) terjadi adaptasi sentral yaitu peningkatan kapasitas kerja fisik,
sedangkan periode latihan yang lebih panjang/jangka panjang (3-5 kali per
minggu, 12-38 hari) diperlukan untuk meningkatkan VO2max dan oksidasi lemak
pelatihan kontinyu submaksimal dengan tiga perbedaan kapasitas kerja yaitu 55,
65, dan 75% VO2max dengan 1-2 kali latihan per hari. 65% VO2max setara
dengan 74% denyut nadi maksimal (DNM = 220 – usia) (McMurray, 2005).
Subjek disarankan untuk mengikuti diet normal. Beberapa sesi pelatihan kontinyu
secara kontinyu dihasilkan dalam 20 menit latihan (Bircher dan Knechtle, 2004).
tubuh
proliferasi kapiler dalam otot rangka, yang meningkatkan pengiriman asam lemak
mengikat protein, yang mengatur miosit transportasi asam lemak (Horowitz dan
Klein, 2000).
lemak tubuh dilakukan pada lemak tubuh yang terakumulasi di bawah kulit
adalah bahwa 50% lemak tubuh total terdapat pada subkutan. Ketebalan lemak
subkutan yang diukur yakni pada bagian tubuh yang dianggap memiliki timbunan
lemak pada daerah ekstremitas dan batang tubuh, diantaranya biseps, triseps,
subskapula, iliac crest, supraspinal, abdominal, front thigh dan medial calf
(ISAK, 2001).
Metode antropometri dengan teknik skinfold telah diuji silang validitas dan
dengan skinfold adalah ±97% dengan validitas r = 0.90 (McArdle et al., 2005).
tidak terpapar oleh sinar x-ray seperti metode lainnya. Adapun kelemahan metode
ini bersifat etnicaly dependent, yaitu berbeda antar jenis kelamin serta ras, pola
26
Perbandingan antara sisi kiri dan kanan tubuh tidak terdapat perbedaan
mempunyai otot dan tulang yang hypertropy pada salah satu sisi tubuh
seperti pada pemain tenis atau pada subjek yang dominan menggunakan
dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali kemudian nilai yang diperoleh
merupakan nilai rata-rata jika pengukuran dilakukan dua kali dan nilai
kulit.
ikut tertarik, jempol dan jari tangan menyusuri lipatan kulit daerah
tersebut. Apabila hal ini sulit dilakukan, perintahkan subjek agar lebih
rileks lagi sampai tidak ada ketegangan pada ototnya dan yakin hanya
pengukurannnya.
1. Triceps skinfold
yang ditandai X.
2. Supraspinal skinfold
yang ditandai X.
horizontal.
29
lantai.
Lokasi : Bagian yang paling medial dari betis, bila dilihat dari
lemak tubuh dari data skinfold yang sudah dikumpulkan dan 2) melalui
Pada cara yang kedua ini setelah densitas tubuh dihitung berdasarkan data
skinfold yang sudah didapat melalui rumus Jackson, Pollock, dan Ward, maka
Rumus Brozek
PLT = [(4,971/D)-4,519]x100