Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, hukum sangat dibutuhkan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat di dalam segala
aspek, apakah itu kehidupan politik, sosial, dan budaya, apalagi yang tidak kalah pentingnya adalah
fungsinya atau peranannya dalam pembangunan ekonomi.1. Pembangunan perekonomian nasional
yang diselengarakan berdasarkan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi yang
berkeadilam, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional yang bertujuan utnuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat, Peningkatan pembangunan perekonomian nasional perlu didukung oleh kinerja organ
dalam perusahaan terbatas yang dapat menjamin iklim dunia usaha yang kondusif2
Secara normative, ketentuan Pasal 33 UUD 1945, seiring dipahami sebagai system ekonomi yang
layak dipakai oleh bangsa Indonesia. Pada Pasal 33 ayat (1) misalnya, menyebutkan bahwa
perekonomian nasional disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Asas ini dapat
dipandang sebagi asas Bersama (kolektif) yang bermakna dalam kontek sekarang yaitu persaudaraan,
huanaisme, dan kemanusian. Artinya ekonomi tidak dipandang sebagai wujud system persaingan
liberal ala Barat, tetapi ada nuansa moral dan kebersamaannnya, sebagi refleksi dari tanggung jawab
social. Pasal ini dianggap menjadi dasar dari ekonomi kerakyatan3
BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki ole negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, dengan demikian
BUMN merupakan perusahaan negara. Tujuan dari perusahaan negara, pada dasarnya, perusahaan
negara dibentuk untuk mewujudkan tujuan kesejahteraan rakyat sebagaimana diamanatkan oleh Pasal
33 UUD Tahun 1995. Oleh karena itu, tujaun lebih difokuskan untuk memberikan pelayanan. Secara
spesifik, tujuan pendirian perusahaan negara sebagai berikut:4
1. Memberikan sumbangan terhadap perkembangan perokonomian negara pada umumnya dan
penerimaan negara pada khususnya
2. Mengadakan pemupukan keuntungan pendapatan

1
Susanti Adi Nugroho, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia,Jakarta, Kencana cetakan ke-2, Jakarta, 2014, Hlm 2
2
Tuti Rastuti, Seluk Beluk Perusahaan dan Hukum Perusahaan, PT Reflika Aditama cetakan ke-1,Bandung, 2015,
Hlm 138.
3
Didit J. Rachbini, Ekonomi Politik Kebijakan dan Strategis Pembangunan, Granit, Jakarta, 2004, Hlm 15
4
Tuti Rastuti, Op.Cit., Hlm 60-61
3. Menyelengarakann pelayanan umum berupa barang dan jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat
hidup orang banyak
4. Memberi bimbingan kepada sektor swasta atau golongan ekonomi lemah
5. Menjadi perintis kegiatan usaha ysng tidak dapat dilaksanakan oleh swasta dan koperasi
6. Turut serta aktif dalam melaksanakakn dan menunjang pelaksanaan kebijakan program

Bentuk BUMN menurut fungsi sosial ekonomi adalah sebagai berikut:5

a. Perusahaan umum (perum) menurut peraturan pemerintah no 13 tahun 1998 dan UU No 19 Tahun
2003 adalah BUMN dibentuk berdasarkan UU No 9 Tahun 1969 yang mana seluruh modalnya
dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham. Tujuanya
perum adalah menyelenggarakan usaha yan bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi sekaligus memupuk keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Sifat usaha perum lebih kepada pelayanann publik
namun tetap diharapkan menghasilkan laba untuk kelangsungan usahanya
b. Perusahaan perseroan terbatas (persero) menurut UU No 19 Tahun 2003 dan PP No 12 Tahun
1998 adalah BUMN yang dibetuk berdasarkan UU No 9 Tahun 1969 yang terbentuk Perseroan
Terbatas (PT) sebagaimana dimaksudkan dalam UU No 40 Tahun 2007, yaitu minimal 51%
sahamnya dimiliki oleh negara dan tujuannya utamanya mengejar keuntungan guna
meningkatkan nilai perusahaan dan menyediakan barang dan jasa bermutu tinggi dan berdaya
saing kuat.

BUMN merupakan perusahaan publik yang berbadan hukum sehinga bentuknya adalah perseroan
terbatas sebagaimaa yang diatur dalam Undang-undang No 40 Tahun 2007 Tentang PT. Dalam
perkembanganya BUMN terdiri dari PERUM dan PERSERO apabila dari kepemilikan saham terdapat
perbedaan yang signifikan antara PERUM dan PERSERO, PERUM merupakan BUMN yang 100%
sahamnya dimiliki oleh Negara sementara PERSERO merupakan BUMN yang 51% sahamnya
dimiliki Negara. Begitu juga dalam Pendirian Perseroan terbatas memerlukan akta pendirian yang
didaftarkan dikementerian hukum dan ham agar mendapatkan status badan hukum sah. Namun BUMN
PERUM dalam pembentukannya mengunakan Peraturan pemerintah, sehingga status badan hukum
dan terbentuknya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut sah, setelah diterbitkannya peraturan
pemerintah tersebut.6

5
Susanti Adi Nugroho., Op.Cit., Hlm 816
6
Julio Thimotius Kapitan Smaud Natun, Status Kepemilikan Anak Perusahaan BUMN, Mimbar Keadilan Vol-12 No 1,
Februari 2019-juli-2019, Hlm 1.
Keberadaan perusahaan grup dalam prktik bisnis di Indonesia ini belum menjadi justifikasi bagi
perlunya legislasi peraturan perundanag-undangan yang mengatur secara khusus mengenai keterkaitan
induk dan anak perusahaan dalam suatu perusahaan grup. Kerangka pengaturan terhadap perseroan-
perseroan yang tergabung dalam perusahaan grup masih mengunakan Undang-undang Perseroan
Terbatas, sehingga perseroan-perseroan yang tergabung dalam suatu perusahaan grup dipandang
sebagai kelompok tunggal.7

Perusahaan grup menjadi bentuk usaha yan banyak dipilih oleh pelaku usaha di Indonesia.
Pembentukan atau pertumbuhan perusahaan grup ini tidak dapat dilepaskan dari realitas bisnis yag
terjadi, ketika pengelolaan usaha melalui perusahaan grup dianggap lebih memberikan manfaat
ekonomi dibanding dengan perusahaan tunggal. Perubahan dari perusahaan tunggal menjadi
perusahaan grup merupakan implikasi dan perubahan strategis dan struktur suatu perusahan8.

Untuk dapat mengoptimalkan perannya dan mampu mempertahankan keberadaaanya dalam


perkembangan ekonimi dunia yang semakin terbuka dan kompetitif, BUMN perlu menumbuhkan
budaya korporasi dan profesionalisme antara lain melalui pembenahan pengurusan dan
pengawasannya.. Peningkatan efisiensi dan produktifitas BUMN harus dilakukan melalui langkah-
langkah restrukturisasi dan privatisasi. Rekstrurisasi sectoral dilakuan untuk menciptakan iklim usaha
yang kondusif sehingga tercapai efisiensi dan pelayanan yang optimal. Sedangkan restrukturisasi
perusahaan yang meliputi penataan kembali bentuk badan usaha, kegiatan usaha, organisasi,
manajemen, dan keuangan. Privatisasi bukan semata-mata dimaknai sebagai penjualan perusahaan,
melainkan menjadi alat dan cara pembenahan BUMN untuk mencapai beberapa sasaran sekaligus,
termasuk didalamnya adalah peningkatan kinerja dan nilai tambah perusahaan, perbaikan struktur
keuangan dana manajemen, penciptaan struktur industri yang sehat dan kompetitif pemberdayaan
BUMN yang mampu bersaing dan berorientasi global, penyebaran kepemilikan oleh publik serta
pengembangan pasar modal domestik. Dengan dilakukannya privatisasi BUMN, bukan berarti
berkurang atau hilangnya karena sebagaiman dinyatakan di atas, negara tetap menjalankan fungsi
penguasaan melalui regulasi sektoral dimana BUMN yang diprivatisasi melaksanakan kegiatan
usahanya9

7
Ibid., hlm 4
8
Ibid., Hlm 2
9
Ibid., Hlm 3
Seiring dengan perkembangan perekonomian negara, maka pemerintah menciptakan suatu
perubahan BUMN untuk mengembangkan badan usahanya, yaitu membentuk perusahaan grup dengan
adanya induk perusahaan (holding company) sebagai sentral perusahaan yang bertugas untuk
mengontrol kegiatan anak perusahaan. sebagai sentral perusahaan yang bertugas untuk mengontrol
kegiatan anak perusahaan. Landasan dibentuknya perusahaan grup tersebut diatur melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 sebagaimana telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2016 tentang Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara
dan Perseroan Terbatas10

Untuk dapat mengoptimalkan perannya dan mampu mempertahankan keberadaaanya dalam


perkembangan ekonomi dalam menjalankan kegiatannya dapat membentuk sebuah “ anak perusahaan”
atau subsidiary”. Di dalam Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri BUMN No 3 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengangktan Anggota Direksi dan Angota Dewan Komisaris Anak Perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (Selanjutnya disebut Permeneg)11

Pengertian dari anak perusahaan BUMN diatur dalam Peraturan Menteri BUMN Pasal 1 angka 2
berbunyi “ anak perusahaan BUMN, yang selanjutnya disebut anak perusahaan adalah perseroan
terbatas yang sebagian besar saham dimiliki oleh BUMN atau perseroan terbatas yang dikendalikan
oleh BUMN12

Berdasarkan uraian jelas bahwa anak perusahaan BUMN (termasuk BUMN Persero) tidak
termasuk BUMN karena saham tidak dimiliki oleh negara tetapi oleh BUMN. Menteri negara BUMN
hanya memiliki kewenangan terhadap BUMN saja, sedangkan anak perusahaan BUMN bersifat
mandiri terhadap pengangkatan anggota direksi dan anggota dewan komisaris sesuai dengan udang-
undang No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Oleh karena menjadi anak perusahaan dan sahamnya tidak dimiliki oleh negara, sebuah BUMN
karena saham milik negara dijadikan penyertaan modal negara pada BUMN lain, konsekuensinya,
BUMN tersebut tidak lagi berstatus sebagai BUMN namun berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT)
biasa yang tunduk sepenuhnya pada undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas
13

10
Wara Indah Friana, Skripsi, Holding Badan Usaha Milik Negara Dalamm Prespektif Hukum Persaingan Usaha
(studi kasus pupuk Indonesia Holding Company), Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2017, Hlm 71.
11
Julio Thimotius Kapitan Smaud Natun., Op.cit., Hlm 2
12 Permen BUMN No : PER-03/MBU/2012
13 Putusan Mahkamah Agung Nomor : 21/P/HUM/2017, kedudukan hukum para pemohon sub II nomor 11
Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 21/P/HUM/2017 tentang hak uji materil terhadap
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2016 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 44
tahun 2005 tentang tata cara penyertaan dan penatausahaan modal negara pada Badan Usaha Milik
Negara dan Perseroan Terbatas putusan perkara tersebut telah menolak permohonan keberatan hak uji
maerill dari para pemohon, perundang-undangan tidak bertentang satu sama lainya, sehingga
perundang-undangan tersebut tetap berlaku14

Bertitik tolak dari uraian diatas, maka penulis mengajukan sebagai bahan skripsi dengan judul
Akibat Hukum Holding Company BUMN Terhadap Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka pokok permasalahan yang akan diteliti
sebagai berikut:
1. Apakah aset milik induk perusahaan BUMN dapat dialihkan dan dipergunakan oleh anak
perusahaan?
2. Apakah anak Perusahaan dapat membantu induk perusahan BUMN dalam menjalankan tugas
negara?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka tukuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji kekaburan hukum dalam Permen No 3 Tahun 2017 dengan UUD 1945 Pasal 33
2. Mengkaji kekaburan PP No 72 Tahun 2016 Pasal 2A ayat (7) dengan Pasal 66 Ayat (1)

1.4 Manfaat Penelitian

A. Secara Teoritis
Penulisan proposal ini bertujuan untuk memberikan input atau sumbangan pemikiran bagi
dunia ilmu pengetahuan kepada orang yang membutuhkan serta menambah wawasan terhadap
kedudukan BUMN dalam perekonomian Indonesia dan status hukum kepemilikan saham atas
perusahaan induk dan anak perusahaan BUMN
B. Secara Praktik
1. Bagi Penulis :
a. Sebagai syarat untuk ujian skripsi

14 Putusan Mahkamah Agung Nomor : 21/P/HUM/2017


b. Untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam memahami terhadap
kedudukan BUMN dalam perekonomian Indonesia dan status hukum kepemilikan saham
atas perusahaan induk dan anak perusahaan BUMN
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk mengetahui akibat
hukum dari holding BUMN terhadap induk perusahaan dan anak perusahaan

Anda mungkin juga menyukai