Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FIQIH THARAH

"ZAKAT"

Dosen : Drs. Syamsul arif, M.pd

Disusun Oleh : Kelompok 10

Siti Nur'aini (1811003008)


Lily kusuma wardani (1811002920)

SEMESTER III
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SORE
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MA'ARIF JAMBI
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT , yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya, sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah ini tentang
“ZAKAT”
Melalui makalah ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian untuk makalah ini, yaitu keada teman-teman
satu kelompok, dan terutama dengan Dosen yang membimbing dan pengarahannya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari apabila dalam makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini di masa yang akan datang semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Jambi, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat .......................................................................................................... 2
B. Hukum Mengeluarkan Zakat ....................................................................................... 2
C. Pembagian Zakat .......................................................................................................... 4
1. Zakat Fitrah ............................................................................................................ 4
2. Zakat Mal (Harta) .................................................................................................. 5
D. Orang-Orang yang brehak menerima zakat ................................................................. 8
E. Cara Mengeluarkan Zakat dan Menerima Zakat ......................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................................. 11
B. Saran-Saran .................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu ibadah
yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan zakat beriringan
dengan menerangkan sembahyang. Pada delapan puluh dua tempat Allah menyebut zakat
beriringan dengan urusan shalat ini menunjukan bahwa zakat dan shalat mempunyai
hubungan yang rapat sekali dalam hal keutamaannya shalat dipandang seutama-utama
ibadah badaniyah zakat dipandang seutama-utama ibadah maliyah. Zakat juga salah satu
unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib
(fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk
dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan
paten berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial
kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan
umat manusia.
Seluruh ulama Salaf dan Khalaf menetapkan bahwa mengingkari hukum zakat yakni
mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur. Karena itu kita harus mengetahui
definisi dari zakat, harta-harta yang harus dizakatkan, nishab- nishab zakat, tata cara
pelaksanan zakat dan berbagai macam zakat akan dibahas dalam bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Zakat ?
2. Bagaimanakah cara pembagian zakat ?
3. Siapakah orang yang berhak menerima zakat ?
4. Bagaimanakah cara mengeluarkan zakat dan menerima zakat ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian daripada Zakat
2. Untuk mengetahui cara pembagian zakat
3. Untuk mengetahui orang berhak menerima zakat
4. Untuk mengetahui cara mengeluarkan zakat dan menerima zakat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat
zakat berasal dari kata "Zakka" yang berarti menyucikan dan membersihkan.
Pengertian ini diisyaratkan oleh Allah dalam Al-Qur'an dengan firman-Nya :

ۡ‫نۡلَّ ُه ۗۡم‬ٞ ‫س َك‬ َ ۡ‫ص ِلۡ َعلَي ِه ۖۡمۡ ِإ َّن‬


َ ۡ‫صلَ َٰوت َ َك‬ َ ‫ۡوتُزَ ِكي ِهمۡ ِب َه‬
َ ‫اۡو‬ َ ُ ‫صدَقَ ٗةۡت‬
َ ‫ط ِه ُر ُهم‬ َ ۡ‫ُخذۡۡ ِمنۡأَم َٰ َو ِل ِهم‬
ۡ١٠٣ۡ‫س ِمي ٌعۡ َع ِلي ٌم‬ َّۡ ‫َۡو‬
َ ُۡ‫ٱّلل‬
Artinya :
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka . . .” (QS. at-Taubah [9]: 103).
Sedang menurut istilah syara adalah ukuran harta tertentu yang diberikan kepada y
ang berhak menerimanya dengan beberapa syarat dan ketentuan dalam rangka mencari
ridho Allah SWT.

B. Hukum Mengeluarkan Zakat


Zakat merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam dan zakat juga termasuk salah
satu panji-panji Islam yang penegakkannya tidak boleh diabaikan oleh siapaun juga.
Zakat telah difardzukan diMadinah pada bulan Syawwal tahun kedua hijrah setelah
kepada ummat islam diwajibkan berpuasa ramadhan. Dasar-dasar atau landasan
kewajiban mengeluarkan zakat disebutkan dalam Al Qur’an dan Al-Hadits yaitu :
1. Qur’an
a. Surat Al Baqarah; 43
“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku'
b. Surat At Taubah; 103
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”
c. Surat Al An’am; 141

2
“Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).
makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir
miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan”.
d. Surat At Taubah; 5
“Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu Maka Bunuhlah orang-orang
musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.
Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan
mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada
mereka untuk berjalan[. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”1
2. As Sunnah
a) Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar
Rosulullah bersabda

ۡ‫بنيۡاالءسالۡمۡعلىۡخمسۡشهاۡدةۡانۡالۡالهۡاالهللاۡوۡانۡمحمداۡرسولۡهللاۡاقاۡمة‬
‫)الصالةۡوۡايتاءۡالزۡكاةۡوۡحجۡالبيتۡوۡصومۡرمضانۡ(متفقۡعلبه‬
“Islam itu ditegakkan atas lima pilar: syahadat yang menegaskan bahwa tiada
tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, membayar
zakat, menunaikan haji dan berpuasa pada bulan ramadhan” (HR Bukahari
Muslim)2
b) Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah

ۡ‫ماۡمنۡصاحبۡكنزۡالۡيؤۡديۡزۡكاۡتهۡاالۡاحميۡعليهۡفيۡنارجهنمۡفيجعلۡصفاۡئح‬
‫الحدۡيث‬-‫فتكوىۡبهاۡجنباۡهۡوۡجبهته‬
“Seseorang yang menyimpan hartanya tidak dikeluarkan zakatnya akan dibakar
dalam neraka jahnnam baginya dibuatkan setrika dari api, kemudian disetrikakan
ke lambung dan dahinya-Al Hadits (HR Ahmad dan Muslim)3

1 Saleh Al Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani, 2006), h: 244


2 Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar Rahman, 1001 Masalah Dan Solusinya, (Jakarta: Pustaka Cerdas Zakat,
2003), h: 12
3 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1994), h:193

3
c) Hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dal buku Al Ausath dan As Saghir dari
Ali

ۡ‫انۡهللاۡفرضۡعلىۡاغنياءۡالمساۡعينۡفيۡامواۡلهمۡبقدۡرۡالذيۡيسعۡفقراۡئهمۡولن‬
ۡ‫يجهدۡالفقراءۡاذاۡجاۡعواۡاوۡعرواۡاالۡبماۡيصنعۡاغنياۡئهمۡاالۡوانۡهللاۡيحاۡسبهم‬
‫حساباۡشديداۡوۡيعذۡبهمۡعذابااليما‬
“Allah ta’ala mewajibkan zakat pada harta orang-orang kaya dari kaum muslimin
sejumlah yang dapat melapangi orang-orang miskin diantara merela fakir miskin
itu tiadalah akan menderita menghadapi kelaparan dan kesulitan sandang kecuali
karena perbuatan golongan dan kaya, ingatlah Allah akan mengadili mereka nanti
nanti secara tegas dan menyiksa mereka dengan pedih”4
3. Ijma’ Ulama’
Ulama baik salaf (tradisional) maupun khalaf (modern) telah sepakat akan kewajiban
zakat dan bagi yang mengingkarinya berarti telah kafir dari Islam.5

C. Pembagian Zakat
Zakat terbagi menjadi dua, yaitu zakat fithrah atau jiwa dan zakat mal atau zakat harta.
1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah ini di keluarkan sebelum tibanya waktu shalat 'Idul Fitri. Jumlah yang
harus dikeluarkan adalah sebanyak 1 gantang kira-kira 2300 gram atau di
sempurnakan menjadi 2,5 kg.
Setiap orang islam yang masih hidup pada hari raya tersebut wajib mengeluarkan
zakat fithrah tanpa terkecuali. Mengeluarkan zakat fithrar ini hendaklah disertai
dengan nait.
‫ضاِۡهللِۡت َ َعاۡلَى‬ ْ ‫ع ْنۡنَ ْفس‬
ً ‫ِىۡفَ ْر‬ َ ۡ‫ط ِر‬ ْ ‫ن ََويْتُ ۡأ َ ْنۡأ ُ ْخ ِر َجۡزَ َكاة‬
ْ ‫َۡال ِف‬
Artinya:
Sengaja saya m ngeluarkan zakat fithrah pada diri saya sendiri yang difardhukan
karena Allah Ta'ala."
Niat zakat untuk diri sendiri dan seluruh anggota keluarga tanggungan :

ِۡ‫ضاِۡهلل‬ ً ‫ع ْنۡ َج ِميْعِۡ َماۡيَ ْلزَ ُمنِ ْىۡنَفَقَاۡت ُ ُه ْمۡش َْر‬


ً ‫عاۡفَ ْر‬ َ ‫ۡو‬
َ ‫ع ِن ْى‬
َ ۡ‫ط ِر‬ ْ ‫ن ََويْتُ ۡأ َ ْنۡأ ُ ْخ ِر َجۡزَ َكاة‬
ْ ‫َۡال ِف‬

‫تَعَالَى‬
4 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 3, (Bandung: PT Al Maarif, 1982), h:193
5 Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar Rahman, opcit, h: 12

4
Artinya :
"Sengaja saya mengeluarkan zakat fithrah pada diri saya dan semua yang menjadi
tanggung jawab saya untuk memberi nfakah pada mereka karena Allah Ta'ala."
2. Zakat Mal (Harta)
Yang berhak menerima zakat adalah dengan memenuhi beberapa syarat tertentu.
Harta Benda yang Wajib Dizakati
a. Harta yang berharga. Seperti uang, emas, perak dan sebagainya.
b. Binatang piaraan. Seperti sapi, kerbau, kambing, unta, domba, dan sebagainya.
c. Tanam-tanaman (buah-buah). Seperti padi, gandung, jagung, kurma, dan
sebagainya.
d. harta perniagaan (dagangan).
e. Harta rikaz (galian) yaitu harta orang zaman dahulu yang terpendam di dalam
tanah.
a. Zakat Harta Berharga (uang, emas dan perak)
Zakat yang harus dikeluarkan dari uang, emas dan perak adalah apabila telah
mencapai suatu nishab. Jika berat emas sampai 20 mitswal + 80 gram dan sudah
setahun disimpan. Emas yang telah dijadikan perhiasan diri sendiri (bukan
dagangan) seperti giwang, kalung, gelang, cincin dan sebagainya maka barang-
barang tersebut tidak wajib di zakati.
Zkat emas dikeluarkan 1/40 (seperempat puluh) atau 2,5 % (dua setengah
persen). Bagi orang yang mempunyai emas seberat:
1. 80 gram wajib dikeluarkan zakatnya : 2 gram
2. 85 gram wajib dikeluarkan zakatnya : 2,125 gram
3. 90 gram wajib dikeluarkan zakatnya : 2, 250 gram
4. 100 gram wajib dikeluarkan zakatnya : 2,500 gram
5. 150 gram wajib dikeluarkan zakatnya : 3,750 gram
6. 200 gram wajib dikeluarkan zakatnya : 5 gram
7. 300 gram wajib dikeluarkan zakatnya : 7,500 gram
8. 500 gram wajib dikeluarkan zakatnya : 12,500 gram.
Dan begitulah seterusnya, berat emas dikali 2,5 dibagi 100 = zakat yang
harus di bayar.
Adapun dengan nishab uang (perak) yaitu 200 dirham = + 670 gram atau
seharga dengan + Rp. 58,50 atau dibulatkan menjadi Rp. Rp. 60,- dan telah

5
setahun lamanya. Cara menghitungnya sama dengan zakat emas yaitu 1/40 atau
2,5 %, jadi orang yagn mempunyai harta perak maupun yang sebanyak :
1. Seharga Rp. 60,- wajib dikeluarkan zakatnya 2,5 % = Rp.1,50
2. Seharga Rp. 80,- wajib dikeluarkan zakatnya 2,5 % = Rp. 2,-
3. Seharga Rp. 95,- wajib dikeluarkan zakatnya 2,5 % = Rp2, 375,-
4. Seharga Rp. 100,- wajib dikeluarkan zakatnya 2,5 % = Rp. 2,50
5. Seharga Rp. 500,- wajib dikeluarkan zakatnya 2,5 % = Rp. 12,50
6. Seharga Rp. 1.000,- wajib dikeluarkan zakatnya 2,5 % = Rp.25,-
Begitulah seterusnya perhitungan zakat yang (perak). Adapun perak yang
telah dijadikan perhiasan seperti gelang, cincin, peniti, dan lain-lain tidak wajib
dizakati.
b. Zakat Binatang Peliharaan
1. Lembu dan Kerbau
Nishab berupa lembu atau kerbau, apabila telah berjumlah 30 ekor, dan telah
satu tahun lamanya. Jika banyaknya lembu atau kerbau berjumlah
1. 30 - 39 ekor, zakatnya adalah 1 ekor yang sudah berumur 1 tahun.
2. 40 - 59 ekor, zakatnya adalah 1 ekor yang sudah berumur 2 tahun
(Musinnah).
3. 60 - 69 ekor, zakatnya adalah 2 ekor yang sudah berumur 1 tahun (Tabi’).
4. 70-79 ekor, zakatnya adalah 1 ekor yang sudah berumur 2 tahun
(Musinnah).
5. 80-89 ekor, zakatnya adalah 2 ekor yang sudah berumur 2 tahun
(Musinnah).
6. 90 -99 ekor, zakatnya adalah 3 ekor yang sudah berumur 1 tahun (Tabi’).
7. 100-119 ekor, zakatnya adalah 1 ekor yang sudah berumur 1 tahun (Tabi’)
dan 2 ekor Musinnah.
8. 120-129 ekor, zakatnya adalah 4 ekor yang sudah berumur 1 tahun (Tabi’)
atau 3 ekor Musinnah.
9. 130 ekor, zakatnya adalah 3 ekor yang sudah berumur itahun (Tabi’) atau
1 ekor Musmnnah.
Demikian seterusnya, tiap-tiap bertambah sepuluh ekor, bretambah pula
zakatnya. Atau setiap 30 ekor zakatnya 1 ekor tabi' dan setiap 40 ekor, zkatnya
1 ekor Musinnah.
2. Zakat Kambing

6
Kambing mulai wajib dizakati apabila telah berjumlah 40 ekor dan telah 1
tahun lamanya.
1. 40 - 120 ekor, zakatnya 1 ekor yang sudah berumur 2 tahun masuk ke
tahun ke tiga.
2. 121 - 200 ekor, zakatnya : 2 ekor
3. 201 - 399 ekor, zakatnya : 3 ekor
4. 400 - 499 ekor, zakatnya : 4 ekor
5. 500 - 599 ekor, zakatnya : 5 ekor
6. 600 - 699 ekor, zakatnya : 6 ekor
setiap jumlah kambing bertambah 100 ekor, zakatnya bertambah 1 (satu)
ekor.
3. Zakat Unta
Nishab unta yang wajib dikeluarkan zakatnya muali dari 5 ekor sesudah
setahun lamanya dipelihara.
1. 5 - 9 ekor, zakatnya : 1 ekor kambing
2. 10 - 14 ekor, zakatnya : 2 ekor kambing
3. 15 - 19 ekor, zakatnya : 3 ekor kambing
4. 20 - 24 ekor, zakatnya : 4 ekor kambing
5. 25 - 29 ekor, zakatnya : 1 ekor unta umur 1 tahun
6. 30 - 45 ekor, zakatnya : 1 ekor unta umur 2 tahun
7. 46 - 60 ekor, zakatnya : 1 ekor unta umur 3 tahun
8. 61 - 75 ekor, zakatnya : 1 ekor unta umur 4 tahun
9. 76 - 90 ekor, zakatnya : 2 ekor unta umur 2 tahun
10. 91 - 120 ekor, zakatnya : 2 ekor unta umur 3 tahun
11. 121 - 129 ekor, zakatnya : 3 ekor unta umur 2 tahun
Untuk lebih jelasnya, setiap 25 unta ekor unta, zakatnya 1 ekor unta yang
berumur 1 th. Dan setiap 40 ekor unta, zakatnya 1 unta yang berumur 2 tahun.
c. Zakat Tanam-tanaman (Buah-buahan)
Nishab tanam-tanaman atau buah-buahan mulai dari 5 ausug yang bersih
tidak berkulit, maka jika ada kulitnya maka nishabnya 10 ausug. Zakatnya adalah
1/10 atau 10% jika sawahnya di airi dengan air sungai atau hujan, tetapi jika
sawahnya di airi dengan irigasi atau air yang dibeli maka zakatnya 1/20 atau 5%.
Keterangan :
5 ausug = 300 gantang fithrah, 10 ausug = 600 gantang fithrah

7
1 gantang fithrah = 4 mud, 1 mud 575 gram.
4 mud = 2300 gram, atau = 2.3 kg.
1 ausuq = 60 gantang fithrah, atau = 138 kg.
5 ausuq = 300 gantang fithrah, atau = 690 kg atau dibulatkan 700 kg.
Zakat tanam-tanaman (buah-buahan) tidak disyaratkan genap setahun, hanya
tiap-tiap musim panen.
d. Zakat Harta Rikaz (Galian)
Tiap-tiap orang yang mendapat harta rikaz atau harta orang-orang dahulu
yang terpendam, wajib dikeluarkan zakatnya ketika itu juga atau setelah
mendapatkan harta tersebut.
Nishab harta rikaz tidak terbatas jumlahnya, namun harus dikeluarkan 1/5
(50%) dan apa yang didapatkannya.
Bagi orang-orang yang menggali tanah (sebagai pekerja sehari-har) untuk
mencari emas atau perak tatkala ia mendapatkan hanta tersebut, maka Ia harus
mengeluarkan zakatnya sebesar 1/40 atau 2,5%6

D. Orang-Orang Yang Berhak Menerima Zakat


Orang yang berhak menerima zakat ada 8 golongan. Firman Allah dalam AI-Qur’an
surat At-Taubah ayat :60

ِ‫ا‬
‫ء‬ ‫َر‬
َٓ ‫ُق‬
‫لف‬ۡ‫ل‬ ِ ‫َٰت‬
ُ َ
‫دق‬ََّ
‫ٱلص‬ ‫َا‬ ‫نم‬َِّ
‫۞إ‬
‫ها‬َۡ
‫لي‬ََ
‫ع‬ َ‫ِين‬ ‫ِل‬‫َٰم‬
َ ۡ َ
‫ٱلع‬ ‫و‬ ِ‫ِين‬‫َٰك‬
َ‫َس‬ ‫ٱلم‬ۡ َ‫و‬
ِ‫َاب‬‫ِق‬‫ِي ٱلر‬ ‫َف‬ ‫ۡ و‬ ‫هم‬ُ‫ب‬ُ‫لو‬ُُ‫ِ ق‬ ‫ََّلف‬
‫َة‬ ‫ُؤ‬ ‫ٱلم‬ۡ َ‫و‬
ۡ َ
ِ‫ٱبن‬ َّ
‫ٱَّللِ و‬ ِ‫ِيل‬ ‫ِي سَب‬ ‫َف‬‫َ و‬ ‫ِين‬‫ِم‬ ‫َٰر‬َ
‫ٱلغ‬ۡ َ‫و‬
ٌ
‫ِيم‬‫َل‬ َّ َ
‫ٱَّللُ ع‬ َّ َ
ِ‫ٱَّلل‬
‫ِۗ و‬ ‫ِن‬‫ة م‬ َٗ ‫َر‬
‫ِيض‬ ‫ِ ف‬ ِۖ
‫ِيل‬ ‫ٱلسَّب‬
ۡ٦٠ۡٞٞ ‫ِيم‬ ‫َك‬‫ح‬

6 Dr. Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997), h.82

8
Artinya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekaan)
buduk, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang
dalam perjaIanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Berdasarkan ayat di atas maka orang yang berhak menerma zakat adalah:
1. Faqir yaitu: orang-orang yang tidak mempunya harta, dan tidak mempunyai
penghasilan yang tetap.
2. Miskin yaitu: orang yang mempunyai penghasilan tetap, tetapi penghasilannya itu
tidak mencukupi keperluan sehari-hari.
3. Muallaf yaitu: orang yang baru masuk Islam.
4. Riqab yaltu: Hamba (budak) yang akan dimerdekakan oleh tuannya, jika dbayarkan
uang ataupun lainnya kepadanya.
5. Gharim yaitu orang yang mempunyai hutang dan tidak mampu untuk membayarnya.
6. SabiliIIah yatu: orang yang berperang di jalan Allah untuk menegakkan agama Allah
tidak mengharapkan gaji atau upah dan bekerja hanya semata-mata karena Allah SWT.
atau lembaga-lembaga yang bertujuan untuk kemaslahatan umat. Seperti membangun
sekolah, memperbaiki mesjid, dan lain-lain.
7. Ibnussabil yaltu: orang yang bepergian jauh (musafir) bukan untuk., maksiat.7

E. Cara Mengeluarkan Zakat dan Menerima Zakat


Cara mengeluarkan zakat yaitu setelah dihitung secara sempurna dan telah
terkumpul zakat yang akan dizakatkan, dengan ketulusan hati bahwa mengeluarkan zakat
harta benda atau yang lainnya semata-mata menjalankan perintah Allah. Kemudian
berniat di dalam hati;

Nawaitu an ukhrija shadaqatal mafruudhati ‘alayya Iillaahi ta’aalaa.


Artinya:
“Sen gala saya men geluarkan sedekah (zakat) yang difardhukan atas saya karena Allah
Ta’ala.”

7 Moh. Rowi Latief & A. Shomad Robith, Tuntunan Zakat Praktis, (Surabaya: Indah, 1987), h.13

9
Adapun cara menerima zakat, yaitu hendaklah bersyukur kepada Allah serta
mendo’akan kepada orang yang memberi zakat itu, sambil membaca:

Artinya:
“Semoga Allah memberikan pahala kepadamu dengan apa yang telah engkau berikan
dan mudah-mudahan Allah memberkahi apa yang masih ada padamu dan mudah-
mudahan Allah menjadikan kesucian bagimu.”

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah merupakan
zakat yang dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan
Syawal untuk mensucikan jiwa. Sedangkan zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki
seseorang karena sudah mencapai nisabnya.
Hukum mengeluarkan zakat adalah wajib. Yang dibayarkan zakat fitrah yaitu
berupa makanan pokok sebesar 3,1 liter atau 2,5 kg atau bisa juga dibayarkan dengan
uang senilai makanan pokok yang harus dibayarkan. Sedangkan yang dibayarkan zakat
mal berupa binatang ternak, emas dan perak, biji-bijian dan buah-buahan, rikaz, dan hasil
tambang.
Syarat wajib zakat fitrah adalah beragama Islam, lahir dan hidup sebelum terbenam
matahari pada hari penghabisan bulan Ramadhan, dan mempunyai persediaan makanan
untuk dirinya sendiri dan yang wajib dinafkahi, baik manusia atau binatang, pada malam
hari raya dan siang harinya. Dan syarat wajib zakat mal adalah Islam, merdeka, hak milik
sempurna, sampai nisab, dan masa memiliki sampai satu tahun.
Zakat mal waktunya tidak ditentukan, sedangkan zakat fitrah dibagi menjadi 5, yaitu
waktu mubah, wajib, sunah, makruh dan waktu haram.
Orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir, orang miskin, amil,
muallaf, hamba sahaya, orang yang berhutang, fi sabilillah, dan ibnu sabil. Sedangkan
yang tidak berhak menerima zakat yaitu orang kafir, orang atheis, keluarga Bani Hasyim
dan Bani Muttalib, dan ayah, anak, kakek, nenek, ibu, cucu, dan isteri yang menjadi
tanggungan orang yang berzakat.

B. Saran - Saran
1. Sebaiknya kita menunaikan ibadah zakat untuk menyempurnakan rukun Islam kita.
2. Kita harus membayar zakat agar kita dapat menolong orang yang lemah dan
menderita.
3. Kita harus membayar zakat di waktu dan orang yang tepat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Saleh Al Fauzan, 2006, Fiqih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani


Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar Rahman,2003, 1001 Masalah Dan Solusinya, Jakarta: Pustaka Cerdas
Zakat
Sulaiman Rasyid, 1994, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sayyid Sabiq, 1982, Fiqih Sunnah 3, Bandung: PT Al Maarif
Dr. Wahbah Al-Zuhayly,1997, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Moh. Rowi Latief & A. Shomad Robith, 1987, Tuntunan Zakat Praktis, Surabaya: Indah

Anda mungkin juga menyukai