Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah melimpahkan Rahmat-NYA sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini, guna memenuhi tugas mata kuliah KEWARGANEGARAAN.
Terima kasih kepada Dosen Nurliani Manurung M.Pd. yang telah
membimbing saya agar bisa menyalesaikan makalah ini. Saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,untuk itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat saya dan di harapakan sebagai umpan balik
yang positif demi perbaikan di masa mendatang.

Harapan saya semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu


pengetahuan.

Medan,15 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan penulisan

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional

2.2 Identitas Nasional Indonesia

2.3 Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional

2.4 Faktor-Fakor Pendukung Identitas Nasional

IDENTITAS BUKU 2

1.Judul : Pendidikan Kewarganegaraan: Mewujudkan Masyarakat Madani


2.Penulis : Sarbaini Saleh, S. Sos., M.Si
3.ISBN : ISBN 978-602-8208-26-0
4.Penerbit : Citapustaka Media Perintis
5.Tahun terbit : Juni 2010
6.Urutan cetak : Cetakan kedua
7.Tebal buku : 202 halaman
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Identitas adalah tanda pengenal. Begitulah pemahaman yang paling

sederhana tentang identitas, yang diketahui oleh hampir semua orang.

Pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian

bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga

mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa

dan bernegara. Identitas Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan

negara tersebut, sehingga identitas Nasional mencerminkan kepribadian

suatu bangsa. Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia

yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga

mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan

hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu

kesatuan nasional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian identitas nasional?

2. Apa identitas Nasional Indonesia?

3. Apa saja unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional?

4. Apa faktor-fakor Pendukung Identitas Nasional?

1.3 Tujuan penulisan

1. Agar kita mampu menganalisis hakekat Bangsa dan Negara.

2. Agar kita mampu mendeskripsikan unsur-unsur terbentuk Bangsa dan


Negara,serta fungsi dan tujuan Negara.

3. Agar kita mampu menunjukkan semangat kebangsaan (Nasionalisme)


dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional

Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan.

Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan

”nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris yaitu identity yang

memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada

seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang

lain. Sedangkan kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan.

Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak

pernah ada padanan sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut.

Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang

dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa

tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi

yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional.

Menurut Berger dalam The Capitalist Revolution, eraglobalisasi dewasa ini,

ideologi kapitalisme yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah

mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang

menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan

secara tidak langsung juga nasib sosial, politik dan kebudayaan.

2.2 Identitas Nasional Indonesia

Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu

Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang

menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:


1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia

2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih

3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya

4. Lambang Negara yaitu Pancasila

5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945

8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

9. Konsepsi Wawasan Nusantara

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional.

2.3 Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional

Berikut ini unsur-unsur yang mendukung terbentuknya identitas nasional

suatu bangsa, yaitu:

1. Suku Bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat

askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan

jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau

kelompok etnissehingga mereka dapat dikenali dari daerah mana asalnya.

Etnis Tionghoa hanya berjumlah 2,8% dari populasi Indonesia, tetapi tidak

kurang dari 300 dialek bahasa. Populasi penduduk Indonesia saat ini

diperkirakan mencapai 210 juta. Dari jumlah tersebut diperkirakan

separuhnya beretnis Jawa. Sisanya terdiri dari etnis-etnis yang mendiami


kepulauan diluar Jawa seperti suku Makasar-Bugis (3,68%), Batak (2,04%), Bali

(1,88%), Aceh (1,4%) dan suku-suku lainnya. Mereka mendiami daerah-

daerah tertentu, menyebar ke seluruh kepulauan Indonesia. Mayoritas dari

mereka bermukim di perkotaan.

2. Agama

Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama

yang berkembang di nusantara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha

dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui

sebagai agama resmi negara. Tetapi sejak pemerintahan Presiden

Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.

Dari agama-agama di atas, agama Islam merupakan agama yang dianut

oleh mayoritas bangsa Indonesia. Dalam Islam terdapat banyak golongan

dan kelompok pemahaman misalnya kelompok Islam santri untuk

menunjukan keislaman yang kuat dan Islam Abangan atau Islam Nominal

bagi masyarakat Islam di daerah Jawa. Sedangkan kalangan di kelompok

santri sendiri perbedaan pemahaman dan pengamalan Islam dikenal

dengan kelompok modernis dan tradisionalis. Kelompok pertama lebih

berorientasi pada pencaharian tafsir baru ijtihad atas wahyu Allah.

Sedangkan kelompok tradisionalis lebih menyandarkan pengalaman

agamanya pada pendapat-pendapat ulama.


3. Kebudayaan

Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang

isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang

secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk

menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan

sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan

dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

Intinya adalah kebudayaan merupakam patokan nilai-nilai etika dan moral,

baik yang tergolong sebagai ideal atau yang seharusnya (world view)

maupun yang operasional dan aktual di dalam kehidupan sehari-hari

(ethos).

Seperti banyaknya suku bangsa yang dimiliki nusantara, demikian pula

dengan kebudayaan. Terdapat ratusan kebudayaan bangsa Indonesia

yang membentuk identitas nasionalnya sebagai bangsa yang dilahirkan

dengan kemajemukan identitasnya.

4. Bahasa

Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa

dipahami sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur

bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antar

manusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili

banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.

Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa

nasional. Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan sebutan bahasa melayu

yang merupakan bahasa penghubung (linguafranca) berbagai etnis yang

mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa komunikasi diantara


suku-suku di nusantara, bahasa Melayu juga menempati posisi bahasa

transaksi perdagangan internasional dikawasan kepulauan nusantara yang

digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para pedagang

asing.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan

pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :

a) Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar

Negara, dan Ideologi Negara

b) Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya,

Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan

Indonesia Raya. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan

(Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama,

serta kepercayaan.

2.4 Faktor-Fakor Pendukung Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas, serta

keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang

mendukung kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang

mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia, meliputi:

1) Faktor Obyektif

Faktor obyektif sendiri meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis.

Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah

kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan

komunikasi antarwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi

perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa

Indonesia.
2) Faktor Subyektif

Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang

dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses

pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya,

melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi

dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat,

bangsa, dan negara berserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul

tatkala nasionalisme berkembang di indonesia pada awal abad XX.

a. Faktor Primer

Mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Bagi

bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa,

agama, wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun

berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Unsur-unsur yang

beranekaragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya tersendiri

menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa

Indonesia. Namun, kesatuan ini tidaklah menghilangkan

keberanekaragaman, dan inilah yang dikenal dengan “Bhineka Tunggal

Ika”.

b. Faktor Pendorong

Pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata

modern dan pembangunan lainnya ikut mendorong munculnya identitas

nasional suatu bangsa. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan bangsa

juga merupakan identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh karenanya,

proses pembentukan identitas dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat

kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa

dan negaranya. Dimana dalam hal ini, sangat diperlukan persatuan dan
kesatuan bangsa, serta langkah yang sama untuk memajukan bangsa dan

negara Indonesia.

c. Faktor Penarik

Kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan

pemantapan sistem pendidikan nasional memiliki partisipasi terhadap

terbentuknya identitas nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa

merupakan salah satu pemersatu persatuan dan kesatuan nasional,

sehingga bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi negara dan bangsa

Indonesia. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa antar etnis yang ada

di Indonesia, meskipun masing-masing etnis atau daerah memiliki bahasa

daerah masing-masing. Demikian pula menyangkut birokrasi serta

pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai

saat ini masih senantiasa dikembangkan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Identitas nasional adalah jatidiri yang dimiliki oleh warga negara atau
suku-bangsa dari suatu negara (Indonesia). Menurut Smith (1991) terdapat
tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:

1. Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa


takut akan kehilangan identitas melalui identifikasi ter-hadap bangsa,

2. Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan mar-tabat bagi


individu dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa, dan

3. Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan


persaudaraan, terutama melalui simbol-simbol dan upacara.

B. Saran

Sebagai warga negara harus mengetahui dan tetap melestarikan apa


saja yang menjadi identitas nasional. Identitas nasional merupakan suatu ciri
yang dimiliki bangsa kita untuk dapat membedakannya dengan bangsa
lain. Selain itu, sebagai warga Negara juga harus menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam identitas nasional. Contohnya nilai-nilai yang terdapat
pada Pancasila dan UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA

http://budidotcom.blogspot.com/2017/05/makalah-identitas-nasional.html

Kaelan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma

https://exaudian.wordpress.com/2014/03/28/identitas-nasional/
CRITICAL BOOK RIVIEW
(CBR)
DOSEN: Nurliani Manurung M.Pd.

DI

OLEH :

AGUS WAHONO

6173121002

PKO B 2017

1.

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

RINGKASAN ISI BUKU 1


BAB I IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
Identitas nasional sebuah Negara bangsa adalah penanda yang menjadi ciri khas dari
warga Negara yang terhimpun dalam satu Negara bangsa, baik dalam dimensi fisik maupun
nonfisikyang dimanifestasikan dalam sikap dan perbuatannya.arti pentinng identitas nasional
bagi suatu bangsa adalah sebagai pemersatu bangsa yang bersangkutan sekaligus sebagai
pembeda dengan bangsa lain. Sebagai entitas Negara, Indonesia memiliki sejumlah identitas
nasional, yang diwujudkan dalam bentukbentuk antara lain:
1. Bahasa nasional yakni bangsa Indonesia
2. Bendera Negara yakni Sang Merah Putih
3. Lagu kebangsaan yakni Indonesia Raya
4. Lambang Negara yakni Garuda Pancasila
5. Semboyan Negara yakni Bhineka Tunggal Ika
6. Ideologi nasional yakni Pancasila
Identitas memliki fungsi integratif artinya mengintegrasikan atau menyatukan masyarakat
bangsa itu. Pancasila sebagai identitas berperan penting dalam mengintegrasikan bangsa
Indonesia. Pancasila merupakan “nilai integratif” nya bangsa Indonesia.

BAB II KEWARGANEGARAAN INDONESIA


Warga negara adalah seorang anggota dari suatu negara. Kewarganegaraan adalah
bentuk ikatan atau hubungan antara warga negara dengan negara. Elemen atau atribut
kewarganegaraan meliputi; perasaan akan identitas, hak, kewajiban, peran dan penerimaan
akan nilai sosial bersama. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara.
Perihal warga Negara dan kewarganegaraan di atur dalam Pasal 26UUD NRI 1945 dan
Undang-Undang No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegraan Indonesia. Status warga Negara
meliputi status aktif, pasif, positif, dan negatif. Peran warga Negara meliputi peran aktif,
pasif, positif, dan negatif. Hak dan kewajiban warga Negara Indonesia secara garis besar
diatur dalam UUD NRI 1945 Pasal 27 sampai Pasal 34. Pengaturan dan rincian lanjut tentang
hak dan kewajiban warga Negara dalam berbagai bidang termuat dalam pelbagai undang-
undang dan peraturan di bawahnya. Missal, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 terdapat hak
dan kewajiban warga Negara dalm bidang pendidikan.

BAB III NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI


Istilah Negara hukum dikenal dengan dua konsep yakni negaraa hukum dalam arti
rule of law. Rechtsstaat dikenal di Negara Eropa Koninental sedang rule of law dikenal di
Negara Anglosaxon. Negara hukum dibedakan menjadi Negara hukum formal dan Negara
hukum material. Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 Ayat 3
UUD NRI 1945 yakni Indonesia adalah Negara yang berdasar aas hukum. Konstitusi Negara
Indonesia adalah UUD NRI yang disahkan PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan telah
mengalami perubahan (amandemen) sebanyak 4 kali. UUD NRI 1945 sebagai konstitusi
Negara diharapkan sebagai “the living constitution”, yakni konstitusi yang hidup, konstitusi
yang ditaati baik oleh penyelenggara Negara maupun warga Negara Indonesia.

BAB IV DEMOKRASI INDONESIA


Secara etimologis demokrasi berarti pemerintahan rakyat (demos artinya rakyat,
kratos artinya pemerintahan). Pengertian umum demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi dipahami sebagai bentuk pemerintahan, system
politik, dan demokrasi sebagai sikap hidup bernegara. Demokrasi Indonesia adalah deokrasi
yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila (demokrasi Pancasila) yang meliputi pengertian
dalam arti luas dan sempit. Demokrasi sebagai sikap dan pola hidup benegara adalah sikap
dan perilaku warga Negara yang berkepribadian demokrasi atau berlandaskan nilai-nilai
demokrasi, seperti anti kekerasan, menghargai perbedaan , percaya diri, mampu mengekang
diri dam tanggumg jawab.
BAB V HAK ASASI DAN KEWAJIBAN ASASI MANUSIA
Hak asasi manusia (HAM) sebagai hak-hak mendasar dalam diri manusia, bersifat
universal melekat, dan inheren dalam diri manusia. Hak Asasi dapat dibedakan dalam
beberapa kategori yakni hak asasi pribadi, hak asasi politik, hak asasi ekonomi, hak sosial
dan kebudayaan, hak mendapat pengayoman dan perlakuan sama dalam hukum dan
pemerintahan, dan hak mendapat perlakuan yang sama dalam tata cara peradilan dan
perlindungan. Adanya kewajiban asasi manusai didasarkan prinsip bahwa manusia memiliki
tangggung jawab.
BAB VI WAWASAN NUSANTARA
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan siakap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hakikat
wawasan nusantara adalah keutuhan bangsa dan kesatuan wilayah nasional. Dengan wawasan
nusantara, kita memiliki pandangan bahwa wilayah Indonesia dengan segala isi dan
kehidupannya merupakan satu kesatuan yang meliputi kesatuan politik,ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan.

BAB VII KETAHANAN NASIONAL


Ketahanan nasional merupakan konsepsi khas bangsa Indonesia. Konsep ketahanan
nasional dikembangkan oleh Lembaga Pertahanan Nasional pada tahun 1960-an sebagai
keuletan dan daya tahanbangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman, terutama ancaman
komunisme. Pengertian ketahanan nasional mencakup 3 yakni ketahanan nasional sebagai
doktrin, sebagai pendekatan dan sebagai kondisi. Unsure-unsur ketahanan nasional maliputi
unsure atau gatra: 3 gatra aspek alamiah dan 5 gatra aspek social kemasyarakatan.
KELEMAHAN BUKU 1:
 Penulis menggunakan dua jenis referensi yaitu bodynote dan footnote. Sebaiknya penulis
harus konsisten dengan jenis tersebut. Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan bodynote,
maka seluruh referensi dari awal hingga akhir tulisan harus menggunakan bodynote. Atau,
jika seorang penulis menggunakan catatan kaki, sejak awal hingga akhir tulisan, penulis harus
menggunakan catatan kaki untuk menuliskan referensinya.
 Pada pembahasan materi masih terdapat kesalahan penulisan kata seperti yang terdapat di
halaman 156 pada penulisan kata “bangssa” seharusnya “bangsa”.
 Terdapat judul pembahasan yang berulang di materi Bab I tentang Identitas Nasional.
 Dalam saran bacaan sebaiknya tidak mencantumkan blog-blog situs internet, karena isi yang
terdapat dalam blog-blog situs internet belum teruji kebenaraannya.
KELEMAHAN BUKU 2:
 Penggunaan bahasa yang sukar untuk dipahami dan tidak adanya indeks pada buku ini.
Begitu pula dengan peletakan tanda bacanya juga masih banyak yang kurang tepat lagi.
Buku ini juga tidak mempunyai rangkuman dan juga latihan sehingga pembaca tidak bisa
mengukur sejauh mana ini telah memahami materi yang telah ia kuasai.
 KELEBIHAN BUKU 1:
  Buku karya Winarno Narmoadmojo dkk ini bisa menjadi buku pedoman yang
baik bagi para mahasiswa terutama mahasiswa jurusan PPkn untuk menambah
pengetahuan yang lebih baik lagi.
  Pada buku ini terdapat analisis kasus di setiap materi sehingga pembaca akan
lebih memahami karena diberikan contoh konkrit.
  Sebelum memasuki isi dari suatu bab penulis memberikan keterangan orientasi
dengan bahasa yang baik sehingga dapat memotivasi para pembaca untuk kelanjutan
bacaannya.
  Buku ini sangat bagus karena materi-materi yang dibahas dibuat dengan lengkap
dan disertai juga dengan gambar. Buku ini juga terdapat konsep-konsep dan kata
kunci di setiap materinya yang dibahas.
  Di setiap akhir pembahasan bab terdapat saran bacaan untuk pembaca untuk lebih
mendalami materi yang disajikan.
  Dalam buku ini juga disediakan glossarium yang berfungsi menyajikan kata-kata
berserta artinya yang terkait dengan buku tersebut untuk memudahkan kita untuk
memahami sesuatu kata.

 KELEBIHAN BUKU 2:
  Dalam buku yang menjadi panduan yaitu buku Pendidikan Kewarganegaraan:
Mewujudkan Masyarakat Madani struktur bukunya sudah baik dan tersusun dengan
rapi, hanya saja cara penulisan dalam buku ini masih kurang rapi karena masih
banyaknya penulisan kata yang salah dan peletakan tanda bacanya kurang tepat,
penjelasan dalam penyajian materi juga sudah baik karena telah dijelaskan secara
terperinci dan telah menggunakan pendapat dari beberapa ahli mulai dari ahli dalam
negeri maupun luar negeri walaupun masih banyak menggunakan kata-kata yang
sukar untuk dimegerti yang membuat pembaca untuk sedikit lambat dalam
memahaminya.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Identitas nasional sebuah Negara bangsa adalah penanda yang menjadi ciri khas dari
warga Negara yang terhimpun dalam satu Negara bangsa, baik dalam dimensi fisik maupun
nonfisikyang dimanifestasikan dalam sikap dan perbuatannya.arti pentinng identitas nasional
bagi suatu bangsa adalah sebagai pemersatu bangsa yang bersangkutan sekaligus sebagai
pembeda dengan bangsa lain.Warga negara adalah seorang anggota dari suatu negara.
Kewarganegaraan adalah bentuk ikatan atau hubungan antara warga negara dengan negara.
Elemen atau atribut kewarganegaraan meliputi; perasaan akan identitas, hak, kewajiban,
peran dan penerimaan akan nilai sosial bersama. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga Negara. Perihal warga Negara dan kewarganegaraan di atur dalam Pasal
26UUD NRI 1945 dan Undang-Undang No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegraan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai