Contoh Renstra Renja Puskemsas
Contoh Renstra Renja Puskemsas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Kerja (Renja) Puskesmas Pekkabata adalah merupakan dokumen perencanaan Puskesmas
Pekkabata yang dilaksanakan untuk tahun 2014. Hal ini dilaksanaakan tidak terlepas dari tugas pokok
dan fungsi, namun dalam pelaksaannya didasarkan pada skala prioritas (urgensi) dengan mengutamakan
nilai-nilai pelayanan kesehatan dengan mengacu pada anggaran berbasis kinerja yang berioritas pada
hasil yakni dalam setiap tahunnya diwajibkan menyusun dokumen Rencana kerja (Renja) yang kemudian
dan fungsi khususnya pada UPTD Puskesmas Pekkabata.
Renja Puskesmas Pekkabata adalah bagian yang tak terpisahkan dengan Renja Dinas Kesehatan unutk
melaksanakan upaya-upaya strategis yang menjadi target pencapaian pelaksanaan untuk tahun 2014.
Adapun landasan normatif dalam menyusun Renja ini berdasarkan pada Permendagri Nomor : 54 Tahun
2010 tentang tahapan dan tatacara penyusunan Rencana kerja.
Dalam penyusunan renja dimaksudkan agar dalam pelaksanaan program kegiatan lebih terarah, teratur,
akuntabel dan tepat sasaran sehingga diharapkan pada aplikasinya tidak menemukan kendala apapun.
Dalam melaksanakan tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) tidak terlepas menyelanggarakan fungsi
Pembinaan pelaksanaan umum, pelaksanaan pembinaan teknis, pelaksanaan operasional, dan tugas lain
yang ditentukan berdasarkan bidang tugas.
B. Landasan Hukum
Dasar Hukum yang digunakan dalam menyusun Rencana Kerja UPTD Pusskesmas Pekkabata antara lain :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor : 6 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009 Tahun 2009 – 2014.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737) ;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4741);
4. Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor : 17 tahun 2008 tentang UPTD Dinas pada Pasal 3 Unit
Pelaksanaan Pada Dinas, Badan
Maksud dan tujuan menyusun Rencana Kerja UPTD Puskesmas Pekkabata Tahun 2012 adalah :
a. Sebagai landasan operasional unutk melaksanakan serangkaian kegiatan pada UPTD Puskesmas
Pekkabata sehingga seluruh unsur dapat dimanfaatkan secara optimal melalui program kegiatan;
b. Menjadi acuan dan pedoman pelaksanaan dalam merealisasikan rencana yang berkaitan dengan
tugas dan fungsi sehingga pencapiannya dapat dilakukan dengan lebih terukur, efisien dan efektif dan
akuntabel;
c. Memudahkan seluruh aparat dalam mencapai tujuan dan memudahkan komitmen penyusun
program kegiatan secara terpadu, terarah dan berkelanjutan;
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penyusun dokumen Rencana Kerja Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
D. Sistematika
BAB IV PENUTUP
BAB II
Perencanaan Kinerja adalah merupakan proses penyusunan Rencana kerja sebagai penjabaran dari
sasaran dan program kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategik, yang akan dilaksanakan
oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Penyusunan rencana kerja Puskesmas
Pekkabata (Perfomance Plan) dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dari kebijakan anggaran
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar serta merupakan komitmen bagi instansi untuk
mencapainya dalam kurun waktu tertentu dan kurun waktu satu tahun. Dalam Rencana kerja ditetapkan
Rencana kerja Tahunan (KT) untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran kegiatan.
Dokumentasi Rencana kerja membuat informasi tentang indikator kinerja sasaran dan rencana
pencapaiaannya, program, kegiatan, serta kelompok indikator kinerja dan rencana capaiannya. Indikator
kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat capaian suatu kegiatan
yang telah ditetapkan. Penetapan indikator kinerja harus didasarkan pada perkiraan yang realistis
dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta data pendukung yang harus
diorganisasir.
Pada prinsipnya renja adalah merupakan penjabran target kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun
pelaksanaan yang menunjukan nilai kualitatif yang melekat pada setiap indikator kinerja, baik pada
tingkat sasaran strategik maupun tingkat kegiatan, dan merupakan pembanding bagi proses pengukuran
keberhasilan organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan. Rencana kerja merupakan
komitmen seluruh anggota organisasi untuk mencapai kinerja yang sebaik-baiknya dan sebagai bagian
dari upaya memenuhi misi organisasi. Dengan demikian, seluruh proses perencanaan dan pengendalian
aktivitas operasional sepenuhnya dapat dirujuk pada Rencana kerja tahunan tahun 2014.
Isu strategis UPTD Puskesmas Pekkabata Pekkabata adalah suatu isu penanganannya perlu
perhatian secara serius sehingga pelaksanaan program kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
dan kedepan tidak lagi terdapat suatu hambatan dalam arti program kegiatan berjalan sebagaimana
sasaran yang ingin dicapai. Tentunya sejalan dengan pengembangan lingkungan strategik di bidang
pelayanan kesehatan khususnya UPTD Puskemas Pekkabata dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Isu – isu strategis tersebut sebagai pendukung dalam merumuskan program kegiatan dalam jangka
waktu lima tahun kedepan sejalan dengan program kegiatan Dinas Kesehatan diuraikan sebagai berikut
:
Peran UPTD Puskesmas Pekkabata sangat menentukan keberhasilan dalam melaksanakan program
kegiatan layanan dibidang kesehatan sesuai tugas pokok dan fungsi, Dengan pemahaman tupoksi
diharapkan pelayanan kesehatan dapat bejalan dengan tepat, benar, tetap sasaran, sesuai dengan
aturan yang berlaku. Namun tidak dapat dipungkiri dalam pelaksanaannya akan mendapatkan suatu
hambatan yang mengakibatkan pencapaian tujuan organisasi tidak optimal sebagimana yang
diharapkan.
Petugas Layanan dalam menghadapi pengguna layanan, semakin berat dan banyak menghadapi
tantangan diakibatkan semakin bertambahnya jumlah pengguna layanan (pasien). Tentunya untuk
mengantisipasi hal tersebut aparat semakin dituntut untuk mempersiapkan diri dengan melalui
pengembangan sumber daya manusia aparat (PSDMA). Demikian pula dalam perkembangan lingkungan
strategik yang kita hadapi dewasa ini mengisyaratkan kita untuk menata dan mendisain sebuah sistem
menuju sebuah perubahan paradigma khususnya dibidang pelayanan kesehatan dan peningkatan
kompetensi Sumber Daya Aparatur (SDA). Sehubungan dengan tersebut, perlu disadari bahwa unutk
menjawab tantangan baik masa kini maupun masa yang akan datang tentunya pemerintah melakukan
berbagai upaya dalam peningkatan kompetensi aparatur agar program kegiatan dapat berjalan dengan
baik.
Untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan yang optimal maka perlu adanya kebijakan yang dapat
memenuhi layanan kesehatan :
2. Kebijakan dana operasional untuk pengembangan layanan kesehatan seiring dengan program
kegiatan pada UPTD Puskesmas Pekkabata
Berdasarkan lingkungan strategis UPTD Puskesmas Pekkabata maka faktor pendukung keberhasilan yang
harus dimiliki untuk mencapai tujuan yang menjadi target pencapaian kinerja adalah :
1. Adanya rasa memiliki dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dlingkungan kerjanya
5. Mengutamakan koordinasi
1. Kepala UPTD
a. Promosi Kesehatan
b. Kesehatan Lingkungan
c. Gizi
e. Pengobatan
f. Keperawatan
Secara fungsional landasan strukutr organisasi UPTD Puskesmas Pekkabata didahului dengan kegiatan
pengkajian dan analisis menyaangkut layanan kesehatan sebagaimana tertuang dalam tugas dan fungsi
bahwa Unit Pelaksana Teknis pada Dinas adalah peranghkat Pemerintah Kabupaten yang
berkedukdukan di wilayah kerja Kecamatan dan bertanggungjawab langsung pada kepala Dinas.
BAB III
Tujuan adalah suatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu. Untuk menentukan
tujuan mengacu pada visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategik. Tujuan
menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai masa yang akan datang, sebagaimana isi dan misi yang
telah ditetapkan, khususnya pelayanan dibidang kesehatan. Dalam penetapan isi misi tersebut, sasaran
satu dengan lainnya saling terkait melalui upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagimana
diuraikan sebagai berikut :
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara tepat dan cepat, memberikan makna bahwa sebagian
besar masalah kesehatan masyarakat dapat diketahui dan diatasi melalui peningkatan layanan
kesehatan pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana (KIA/KB) yaitu :
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai adalah rumusan yang spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang
telah ditentukan baik jangkah pendek, maupun jangkah panjang dari tujuan yang ingin dicapai dan
diupayakan dapat berkesinambungan sejalan dengan sasaran yang ingin dicapai sebagai berikut :
Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran diperlukan serangkaian lengkah-langkah unutk mencapai
tujuan dan sasaran yang sifatnya strategis dan urgensi. Program merupakan bentuk instrumen kegiatan
yang dilaksanakan oleh instansi. Sedangkan kegiatan adalah merupakan bagian dari program yang
dilaksankan untuk mencapai sasaran yang terukur yang terdiri dari sumber daya, barang, dana yang
merupakan input untuk menghasilkan output dalam bentuk barang dan jasa. Adapun program kerja
untuk tahun 2014 terdiri dari :
1. Kegiatan KIA
2. Program Gizi
3. Program Imunisasi
7. Kegiatan UKS
8. Kegiatan Surveilans
9. Manajemen Puskesmas
BAB IV
PENUTUP
Dalam upaya peningkatan dan menciptakan kinerja UPTD Puskesmas Pekkabata Kecamatan Polewali
Mandar secara efektif, optimal dan mencapai sasaran, maka disusun Rencana Kerja UPTD Puskesmas
Pekkabata Kecamatan Polewali Mandar.
Atas segala upaya dan usaha dengan Ridho ALLAH S.W.T dapat menyelesaikan penyususnan rencana
kerja sebagaimana kewajiban unutk menyusun setiap tahunnya.
Rencana kerja UPTD Puskesmas Pekkabata Kecamatan Polewali Mandar Tahun 2014 diimplementasikan
dalam anggaran UPTD Peskemasmas Pekkabata Kecamatan Polewali Mandar dengan pengelolahan
anggaran berdasarkan pada prinsip-prinsip anggaran kinerja sesuai dengan anggaran yang diusulkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar.
Seiring dengan hal tersebut diatas, dokumen Rencana kerja UPTD Puskesmas Pekkabata Kecamatan
Polewali Mandar diharapkan dapat menjadi bahan pembahasan serta dapat disepakati sebagai dasar
penyusun dan pembahasan kebijakan umum khususnya pada UPTD puskesmas Pekkabata Kecamatan
Polewali Mandar unutk tahun anggaran 2014.
Untuk itu, dukungan sangat diperlukan untuk menjalankan program kegiatan secara optimal dan
bertanggung jawab.
RENCANA STRATEGI PUSKESMAS PEKKABATA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Renstra UPTD dapat juga dijadikan sebagai bahan evaluasi yang penting agar pembangunan dapat
berjalan secara lebih sistematis, komprehensif dan tetap fokus pada pemecahan masalah-masalah
mendasar yang dihadapi Puskesmas Pekkabata khususnya di bidang kesehatan.
Dokumen Renstra ini bersifat jangka pendek dan menengah namun tetap diletakkan pada jangkauan
jangka panjang, dan mengacu kepada visi misi dan arah kebijakan pembangunan bidang kesehatan
Puskesmas Pekkabata untuk lima tahun mendatang.
Usaha mewujudkan visi, misi dan arah kebijakan yang tertuang dalam dokumen renstra ini perlu
didukung dengan strategi umum, yang kemudian diterjemahkan ke dalam program-program
pembangunan kemudian diuraikan kedalam kegiatan-kegiatan yang mendukung masing-masing
program tersebut.
Maksud penyusunan Renstra UPTD ini adalah tersedianya dan tersusunnya dokumen perencanaan
kesehatan yang strategik dan komprehensif yang menjamin adanya konsistensi perumusan kondisi atau
masalah daerah, perencanaan arah kebijaksaan, pembuatan strategi hingga pemilihan program strategis
yang sesuai dengan kebutuhan daerah di bidang kesehatan.
Dengan demikian ini dapat dijadikan acuan dan pegangan Puskesmas Pekkabata dan jaringannya dalam
penyusunan program/kegiatan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
C. Landasan Hukum
Pelaksanaan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menghendaki
arah dan tujuan kebijakan pembangunan diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-
prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional.
Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan
tanggap terhadap perubahan. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan
atas Asas Umum Penyelenggaraan Negara.
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar
waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah sebagai penyelenggara pemerintahan
memegang peranan penting dalam melaksanakan pembangunan bagi kepentingan rakyatnya. Untuk
mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang mampu menjalankan fungsi dan tugasnya secara
sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab, perlu diletakkan asas-asas penyelenggaraan negara.
Landasan hukum yang diberikan adalah UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, sehingga pemerintah daerah memiliki pedoman dalam
menjalankan tugas-tugasnya dan terhindar dari praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme yang
dapat merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.
Aspek-aspek pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang ini meliputi kedudukan, pembagian
wilayah, kewenangan pemerintahan, bentuk dan susunan pemerintahan, pembiayaan dan kerjasama
antar daerah. Landasan hukum lainnya adalah Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
1. Analisis tentang situasi, yang meliputi antara lain analisis potensi konflik horisontal, gangguan
kamtibmas serta dinamika dan friksi sosial politik yang berkembang ditengah-tengah masyarakat.
2. PRB dan proyeksi pertumbuhan ekonomi, baik sektor-sektor ekonomi primer yang
membutuhkan kebijakan yang kondusif bagi pertumbuhannya maupun sektor-sektor ekonomi
kerakyatan yang menumbuhkan intervensi kebijakan berupa pelaksanaan program dan kegiatan yang
memihak pada masyarakat kurang mampu.
3. Indeks Regional, seperti misalnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), tingkat
pengangguran, angka kemiskinan, angka putus sekolah, gejala kerusakan ekosistem, lingkungan hidup
dan tata ruang.
Rencana Strategis (Renstra) berfungsi sebagai perencanaan taktis strategis, yang disusun sesuai dengan
kebutuhan daerah dengan mengacu pada RPJMD serta indikator sebagaimana disebutkan diatas.
Arah kebijakan penyelenggaraan daerah dituangkan dalam Renstra yang ditetapkan oleh Kepala Daerah
bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam lima tahunan. Selanjutnya, Renstra dirinci
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan ditetapkan oleh Kepala Daerah bersama
DPRD setiap tahun.
Dokumen Renstra juga dipakai untuk memperkuat landasan penentuan program dan kegiatan tahunan
daerah secara strategis dan berkelanjutan.
Rencana Strategis UPTD dapat dikategorikan sebagai dokumen manajerial wilayah yang bersifat
komprehensif karena mampu memberikan program-program strategis sesuai dengan kebutuhan
masing-masing bidang dalam lingkup SKPD.
Keberhasilan usaha pemerintah daerah untuk mempertemukan antara keinginan masyarakat dengan
fakta kondisi daerah diukur melalui indikator perencanaan strategis dari program dan kegiatan yang
tercantum di dalam Renstra yang dievaluasi melalui evaluasi kinerja Kepala daerah sesuai dengan PP No.
108 tahun 2000, dengan memperhatikan indikator evaluasi kinerja yang disosialisasikan secara nasional
melalui modul pelatihan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP merupakan
penjelasan dari Inpres No. 7 tahun 1999 tentang AKIP. Dalam mendukung usaha ini, indikator perlu
disepakati bersama antara pemerintahan. Hal ini menjadi penting karena indikator pengukuran kinerja
akan digunakan oleh DPRD untuk mengukur kinerja tahunan Bupati di akhir masa jabatannya.
Adapun prinsip-prinsip dalam pembuatan perencanaan strategik yang juga digunakan sebagai dasar
penyusunan Renstrada adalah sebagai berikut :
Dengan adanya perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks, maka perlu melakukan
perencanaan atas perubahan tersebut secara proaktif dan bukan reaktif.
Untuk mencapai keberhasilan dalam pengelolaan, maka perencanaan strategik diperlukan agar dapat
menuntun diagnosa organisasi kepada pencapaian hasil yang diinginkan secara obyektif.
3. Visioner
Perencanaan strategik yang dibuat harus berorientasi pada masa depan, sehingga memungkinkan
organisasi untuk memberikan komitmen pada aktivitas dan kegiatan di masa mendatang.
Perencanaan strategik yang dibuat harus mampu melakukan penyesuaian terhadap perkembangan yang
muncul, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Dokumen Renstra SKPD tahun 2014 - 2019 Puskesmas Pekkabata ini disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang
C. Landasan Hukum
E. Sistematika Penyusunan
A. Struktur Organisasi
B. Tujuan
BAB II
A. Struktur Organisasi
1. Kepala UPT
3. Kelompok Fungsional
3 Bendahara BPJS
4 Bendahara Operasional
5 Bendahara BOK
8 Bidan Koordinator
23 Pengelola Surveilans
31 Pengelola Program KB
32 Pelaporan SP2TP
37 Pembersih
1. Promosi Kesehatan
5. Keluarga Berencana
7. Pengobatan
Puskesmas (Health Centre) adalah suatu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam
bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang
sangat besar dalam memelihara kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
status kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam meningkatkan kemampuan untuk
hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya. Maksudnya adalah pelayanan kesehatan diberikan kepada semua orang tanpa memandang
golongan, suku, jenis kelamin, baik sejak dalam kandungan hingga tutup usia.
1) KIA
2) KB
4) Kesehatan Lingkungan
8) Kesehatan sekolah
9) Kesehatan olah raga
11) Masyarakat
1) Puskesmas Pembantu
yaitu Unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu kegiatan-
kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam rung lingkup wilayah yang lebih kecil
2) Puskesmas Keliling
Yaitu Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan
kesehatan, peralatan komunikasiserta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.dengan funsi dan
tugas yaitu Memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil , Melakukan penyelidikan KLB, transpor
rujukan pasien, penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.
3) Bidan desa
Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan ditempatkan seorang bidan yang bertempat
tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas.Wilayah kerjanyadengan
jumlah penduduk 3.000 orang. Adapun Tugas utama bidan desa yaitu :
a) Membina PSM
b) Memberikan pelayanan
Adapun Tujuan Puskesmas khususnya tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran , kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal
diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia Sehat 2015.
Adapun Tugas Puskesmas yaitu puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan
kabupaten / kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah.
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan, yang meliputi
pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods).
Puskesmasw melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha
pembangunan kesehatan.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
mrnyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan
pokok.Jenis pelayan kesehatan disesuaikandengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya
kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan
pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas.
f. Upaya pengobatan
Berdasarkan pertimbangan diatas maka dibangunlah Puskesmas Pekkabata yang beralamat di Jalan Budi
Utomo, Pekkabata dengan nomor kode Puskesmas yaitu 18180104.
BAB III
1. Kondisi Geografis
Puskesmas Pekkabata merupakan salah satu dari 18 (delapan belas) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar yang terletak di Kecamatan Polewali.
Berdasarkan geografis wilayah kerja Puskesmas Pekkabata meliputi batas-batas wilayah sebagai berikut :
♣ Kelurahan Pekkabata terdiri dari 3 lingkungan yaitu Padaelo, Pekkabata dan Koppe
♣ Kelurahan Darma terdiri dari 7 lingkungan yaitu Kiri-kiri, Koppe, Batu-batu, Dara, Jambu Tua,
Pulele, Mombi
♣ Kelurahan Takatidung terdiri dari 5 lingkungan yaitu Kampung Pajala, Takatidung, Mangeramba,
Alli-alli, Galung Latea
♣ Kelurahan Manding terdiri dari 4 lingkungan yaitu Manding, Binangaliu, Langkogo, dan Kampung
biru
♣ Kelurahan Madatte terdiri dari 5 lingkungan yaitu Madatte, Belawa, Perumtel, BTN dan Gernas
2. Kependudukan
Jumlah penduduk yang tersebar di 5 kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas Pekkabata sebanyak
30.779 jiwa, terdiri dari 15008 laki-laki dan 15771 perempuan. Penyebaran penduduk pada masing-
masing desa berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :
Tabel 1
JUMLAH PENDUDUK
NO DESA/KEL TOTAL
Laki-laki Perempuan
Tabel 2
JUMLAH
RUMAH RATA-RATA
JUMLAH
NO KELURAHAN TANGGA JIWA/RUMA
PDDK
H TANGGA
(KK)
3. Sosial Ekonomi
Penduduk yang mendiami sebagian besar wilayah Puskesmas Pekkabata mayoritas menggantungkan
hidupnya dengan mencari nafkah sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang dilakoni
adalah sebagai pedagang, buruh bangunan, biro jasa, dan lain-lain.
Diharapkan sampai 2019 seluruh masyarakat Polewali Mandar telah memiliki kartu BPJS
dan telah terdaftar pada Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
BAB IV
Visi :
Misi :
Di era reformasi Paradigma Sehat adalah paradigma pembangunan di bidang kesehatan yang dalam
upaya mewujudkannya dibutuhkan kajian yang seksama. Indonesia Sehat 2015 adalah Visi
Pembangunan Nasional di bidang kesehatan yang ingin dicapai dengan dukungan berbagai peraturan
dan perundang-undangan. Visi tersebut telah dituangkan dalam berbagai jenis kegiatan yang
dilaksanakan mulai dari tingkat nasional sampai pada tingkat Puskesmas sebagai ujung tombak
pelaksanaan kegiatan / program di bidang kesehatan.
Puskesmas Pekkabata sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan di Kabupaten Polewali
Mandar, menggunakan beberapa indikator dalam mengukur keberhasilan pembangunan di wilayah
kerjanya. Indikator keberhasilan program yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Indikator derajat kesehatan sebagai hasil akhir, yang terdiri atas indikator-indikator untuk
mortalitas, morbiditas dan status gizi.
2. Indikator hasil antara, yang terdiri atas indikator-indikator untuk keadaan lingkungan, perilaku
hidup, akses dan mutu pelayanan kesehatan.
3. Indikator proses dan masukan, yang terdiri atas indikator-indikator untuk pelayanan kesehatan,
sumbar daya kesehatan, manajemen kesehatan dan kontribusi sektor terkait.
DINAS KESEHATAN
Visi :
Misi :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indeks Kepuasaan Masyarakat (IKM) adalah merupakan salah satu instrumen untuk mengukur
tingkat kinerja masing-masing unit Pelayanan Instansi Pemerintah, juga instrumen ini memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk menilai secara obyektif dan priodik terhadap
Data indeks yang diperoleh akan menjadi bahan penilaian terhadap unsur-unsur pelayanan yang
masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap Unit penyelenggara pelayanan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
Pelaksanaan IKM pada Puskesmas Pekkabata merupakan wujud nyata manajemen Puskesmas
Pekkabata dalam rangka menetapkan kebijakkan peningkatan pelayanan di bidang kesehatan.
1. Maksud Pelaksanaan
Untuk memperoleh gambaran dan sekaligus mengajak masyarakat utnuk berpartisipasi dalam
memberikan penilaian terhadap peleyanan yang telah diberikan oleh Puskesmas Pekkabata
2. Tujuan Pelaksanaan
Untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas Pekkabata secara berkala dan sebagai bahan utnuk
menetapkan kebijakkan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya
Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah kajian data yang memuat tingkat
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Pekkabata kepada
masyarakat yang dilaksanakan sampai dengan diketahuinya nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM),
atribut layanan yang dianggap penting oleh masyarakat serta saran-saran masyarakat untuk perbaikan
pelayanan.
Instrumen IKM yang dipergunakan sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor Kep/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepasaaan Masyarakat
Unit Pelayanan Instansi Pemerintah
BAB II
METODOLOGI PENGUKURAN
A. Ruang Lingkup
B. Pengumpulan Data
Data yang diperolah dalam kegiatan ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari
responden melalui wawancara tatap muka ( Face to face interviews) dengan menggunakan kuisioner
terstruktur.
Pengumpulan data dilakukan melalui survei atau penyebaran kuisioner kepada masayarakat yeng
menjadi pelanggan dari instansi pelayanan umum tersebut, dengan jumlah responden adalah 150 orang.
Kegiatan penyebaran kuisioner telah dilaksanakan mulai tanggal 21 Mei sampai 21 Juni 2014.
C. Kriteria Responden
Kriteria responden IKM adalah pengunjung atau penderita yang datang meminta atau
pernah mendapatkan pelayanan kesehatan pada Puskesmas Pekkabata dalam 1 bulan terakhir minimal
satu jenis pelayanan.
D. Metode Pemilihan Responden
Responden dipilih secara Simple Random sampling dari semua pengunjung Puskesmas
Pekkabata yang masuk kriteria responden di tiap unit pelayanan.
Kuisioner yang telah terisi kemudian dikumpulkan dan diolah secara kuantitatif dengan menggunakan
apilikasi Excel. Proses dan analisa data sesuai petunjuk dalam KEP.MENPAN Nomor :
KEP/25/M.PAN/2/2004, sehingga terstandarisasi secara nasional.
F. Penyusunan Laporan
BAB III
HASIL PENGUKURAN
Dari hasil keseluruhan 150 kuisioner yang ada, terdapat 147 yang dapat terisi dengan baik sehingga
dapat diolah dan dianalisis lebih lanjut. Dari 147 responden yang mengisi data pribadinya dengan
lengkap dan hampir lengkap sebagai berikut :
Laki-laki 47
Perempuan 103
Jumlah 150
26- 40 Tahun 83
> 40 Tahun 30
Jumlah 150
SD 16
SMP 16
SMU 68
Diploma 20
Sarjana 30
Jumlah 150
Pekerjaan Jumlah
PNS/TNI/Polri 45
Wiraswasta 30
Pelajar/Mahasiswa 3
Lainnya 20
Jumlah 150
B. Hasil Pengukuran
SK Menpan no 25 tahun 2004 memuat 14 unsur pelayanan yang harus diukur, yaitu :
1. Prosedur Pelayanan
2. Pesyaratan Pelayanan
7. Kecepatan Pelayanan
= 1 / 14 = 0.071
Berdasarkan pengukuran terhadap kualitas unsur palayanan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut :
Dengan angka Indeks sebesar tersebut diatas, maka kinerja Puskesmas Pekkabata berada dalam mutu
pelayanan posisi A dengan Kategori Baik, dengan angka indeks 80 berada dalam interval 62.51 – 81.25
Semua unsur pelayanan mempunyai nilai rata-rata diatas 3,00. Hal ini menunjukkan penilaian
masyarakat terhadap unsur-unsur pelayanan yang diterima di Puskesmas Pekkabata menurut mereka
umumnya sudah baik.
Unsur pelayanan yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi adalah kemampuan petugas dalam
memberikan pelayanan kesehatan yaitu 3,37. Nilai unsur pelayanan ini tinggi diduga karena semua
pelayanan kesehatan telah diberikan oleh petugas yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan,
yaitu dokter umum , dokter gigi, bidan, perawat, sanitarian, analis kesehatan dan perawat gigi. Dari
angka ini dapat disimpulan bahwa menurut responden petugas kesehatan di Puskesmas Pekkabata rata-
rata memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan. Selain itu, kemampuan petugas juga didukung
dengan komitmen untuk berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab profesi yang diembannya, baik pada pelayanan rawat jalan, rawat
inap, persalinan dan UGD 24 Jam di Puskesmas Pekkabata.
Unsur pelayanan yang memiliki nilai Indeks paling rendah adalah Keadilan Mendapatkan Pelayanan yaitu
3,01. Walaupun nilai unsur pelayanan masih dalam interval baik, namun tingkat kepuasan responden
terhadap unsur ini masih rendah sehingga perlu ditingkatkan lebih baik lagi.
Walaupun rata-rata nilai unsur pelayanan berada pada interval kinerja pelayanan Baik, namun beberapa
upaya yang perlu ditindaklanjuti untuk perbaikan adalah unsur pelayanan dengan nilai rangking 4
terbawah, yaitu ;
1. Persyaratan pelayanan
Terhadap keempat unsur pelayanan ini , selanjutnya perlu tindak lanjut dan rekomendasi.
BAB IV
A. Kesimpulan
2. Dalam peningkatan kualitas pelayanan, diprioritaskan pada unsur-unsur yang mempunyai nilai
paling rendah, sedangkan unsur yang mempunyai nilai cukup tinggi harus tetap dipertahankan
a. Persyaratan pelayanan
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil perhitungan, bahwa terdapat 4 unsur pelayanan yang mendapatkan peningkatan
kualitas mutu pelayanan, yang perlu mendapatkan perhatian :
.b. Mensosialisasikan jadwal pelayanan yang sudah terpampang baik terhadap petugas maupun
terhapa pengguna pelayanan
3. Untuk pengaturan ketetapan jadwal Pelayanan, akan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan
sesuai dengan jam kerja pegawai , terkecuali pelayanan UGD selama 24 Jam.
4. Dalam rangka memperbaiki kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,
perlu diupayakan pemberian reward kepada petugas yang tingkat kedisiplinanannya bagus dan
memberikan sanksi / teguran sesuai peraturan kepegawaian kepada petugas yang kedisiplinannya
rendah/ kurang.