PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dengan munculnya berbagai macam permasalahan dan perkembangan teknologi
yang pesat, organisasi bisnis dihadapkan pada tantangna yang sangat besar. Setiap
organisasi dituntut untuk berkompetisi dan meningkatkan daya saingnya demi bertahan di
era yang semakin maju dalam bidang teknologi, komunikasi dan informasi. Kemampuan
suatu organisasi untuk berkompetisi tentunya perlu didukung dengan adanya individu
individu yang mampu membuat organisasi tumbuh dan bersaing. Ilmu yang dimiliki oleh
setiap individu dalam organisasi dapat menjadi kunci keberhasilan organisasi.
Menurut Peter Senge (2004), terdapat lima pilar dalm organisasi pembelajar
dimana salah satu pilar tersebut adalah shared vision atau visi bersama. Membangun visi
bersama dalah sebuah proses membangun sebuah komitmen dalam suatu kelompok
dengan menggambarkan visi organisasi menjadi visi masing –masing individu yang
bekerja di dalam organisasi tersebut. Visi bersama merupakan sesuatu yang penting
dalam suatu organisasi karena dapat memberikan focus dan energy untuk belajar adaptif
dan menyeluruh. (https://suvonalya.blogspot.com/2017/12/tugas-kelompok-shared-
vision.html?m=1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Visi
Suatu visi merupakan suatu gambaran tentang masa depan yang coba diciptakan, yang
diuraikan dalam tata bahasa yang seakan-akan terjadi sekarang. Karena sifatnya yang
kasat mata dan langsung, suatu visi memberikan bentuk dan arah pada masa depan
organisasi.
2. Nilai-nilai
Kata nilai berasal dari kata kerja dalam bahasa Perancis valoir, yang berarti
”bernilai”. Kata ini secara bertahap mengembangkan suatu hubungan keberanian dan
kelayakan. Nilai-nilai menguraikan bagaimana cara kita mengejar visi.
3. Tujuan / Misi
”Misi” berasal dari bahasa latin mittere, yang berarti ”melemparkan, melepasakan
atau mengirim”. Kata ”tujuan” juga berasal dari bahasa latin ”proponere” yang
berarti ”menyatakan”. Kata misi dan tujuan merupakan alasan fundamental untuk
keberadaan organisasi.
4. Sasaran
Setiap upaya visi bersama tidak hanya memerlukan suatu visi yang luas, namun juga
sasaran yang spesifik dan dapat direalisasikan. Sasaran-sasaran menyatakan apa yang
akan dilakukan oleh orang-orang sesuai dengan komitmen.
Dalam membangun visi bersama, dibarengi dengan perenungan yang terus
menerus dengan masalah-masalah yang ada, maka tentu saja hal ini dapat membantu
untuk mendapatkan aspirasi-aspirasi baru yang membuka wawasan pengetahuan.
(https://susanaekawati.wordpress.com/landasan-teori-dan-teknologi-manajemen-
managemen-berbasis-sekolah/)
Ada intinya shared sisi ini merupakan langkah yang dilakukan demi terbangunnya
komitmen anggota untuk mengembangkan sisi bersama dan sama-sama merumuskan
strategi untuk mencapai visi tersebut. disiitu bukan hanya milik atau hasil fikiran
pemimpin saja, tetapi merupakan milik dan hasil pemikiran dari seluruh anggota. hal ini
disebabkan bahwa organisasi atau lembaga itu tidak akan berjalan dan mencapai tujuan
yang ingin dicapai kalau hanya pemimpin saja.
Bagaimana Strategi yang harus dilakukan dalam menciptakan shared vision ini?
Peter Senge memberikan 5 langkah, yaitu:
1. Telling
Menceritakan disini bukanlah menceritakan dengan orang lain. Tetapi menceritakan
dalam diri sendiri secara internal individual. Setiap individu merumuskan sendiri
dalam dirinya sisi yang dibentuknya dalam dirinya. Secara psikologis, maka disinilah
terjadi proses berfikir individu tentang visinya yang akan dilimpahkannya ke dalam
organisasinya, antara lain:
pimpinan mengetahui visi yang seharusnya organisasi harus megikutinya.
Sosialisasikan kepada seluruh anggota oganisasi secaara langsung jelas dan dan
monsisten apa dimana mengapa.
katakan kebenarannya realitas saat ini
jelaskan strategi langka langkah nya.
2. Selling
Selling (menjualkan) sisi disini dimaksudkan menyampaikan visi hasil individual
(Telling) ke forum anggota. disinilah hasil individual ditawarkan kepada seluruh
anggota untuk disatukan. masing-masing anggota menyampaikan visi yang telah
mereka hasilkan agar anggota lainnya bisa memahaminya. dari sini nanti akan
nampak gambaran, keunggulan, keefisienan, serta daya dukung untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai. dari berbagai sisi yang ada, maka akan dibuat suatu
kesimpulan akhir yang terlebih dahulu memikirkan pemahaman dari seluruh anggota.
ilustrasi yang bisa diungkapkan seperti pimpinan organisasi yang meminta pandangan
visi anggotanya masing-masing. Seluruh anggota mengungkapkannya dan anggota
lain menyimak dan menelaah. Setelah semua visi dikumpulkan, maka secara
bersama-sama pimpinan dan anggota berkomitmen untuk menyatukannya dalam
sebuah visi yang universal.
mpinan mengetahui 5isi yang seharusnya namun organisasi perlu turut terlibat
sebelum terlibat secar langsung
menjaga agar saluran tetap terbuka untuk respon
membangung diatas pimpinan antara pimpinan dengan karyawan
3. Testing
Kebulatan hasil komitmen dalam melahirkan visi itu juga harus diuji
kehandalannya. sebab hal ini penting dilakukan untuk melihat dimana kelemahan dan
kekurangan yang ada testing ini dimaksudkan selain mencari kelemahan juga sebagai
penguatan pemahaman anggota dalam menyikapi kelemahan itu. Sebuah visi yang
belum matang dan belum teruji kehandalannya apabila dilaksanakan akan membawa
kepada kerusakan di masa mendatang. dalam menguji cobakan visi ini juga
diperlukan objektivitas. walau ada kelemahan harus disampaikan sebagai bahan
perbaikan untuk direvisi.
pimpinan mempunyai gagasan (beberapa) tentang visi yang seharusnya ingin
mengetahui reaksi sebelum melangkah lebih lanjut
sampaikan kepada anggota melalui kelompok kelompok
4. Consulting
Tahap ini merupakan tahap kedua terakhir dalam pelaksanaan sisi. kekurangan,
kelemahan, dan hal-hal yang dipandang perlu untuk memperbaiki sisi itu
konsultasikan dalam anggota. kelemahan yang banyak diminimalisir dan
disempurnakan. Sehingga tidak ada celah yang akan mengganggu pelaksanaan visi
itu. uji coba yang telah dilaksanakan harus dikonsltasikan demi kesempurnaan.
Setelah diperbaiki dan disepakati, maka sisi yang telah disempurnakan itu
dilaksanakan secara bersama-sama.
pimpinanan menyetukan suatu sisi (dari beberapa disi) menginginkan input yang
kreatif dari organisasi sebelum melangkah lebih lanjut.
5. Cocreating
Disinilah operasional dari visi yang telah sama-sama dibuat. Seluruh anggota,
pimpinan dan unsur yang terkait wajib menjunjung tinggi dan melaksanakan visi itu.
ini merupakan konsekwensi yang harus dilaksanakan sebab seluruh anggota,
pimpinan, dan unsur yang terkait telah faham proses terciptanya visi yang dihasilkan.
Semua bertanggung jawab penuh dalam menjaga agar tidak terjadi kesalahan dalam
menjalankan visi guna terlasananya organisasi yang ingin mencapai tujuan bersama
pimpinana bersama anggota anggota organsasi melalui proseskolaborasi bersama
sama menciptakan visi bersama
(https://www.academia.edu/11350704/SHARED_VISION)
BAB III
PEMBAHASAN