Anda di halaman 1dari 3

Nama : Febi Dwi Handayani

Nim : P101 17 246


Kelas : Peminatan Kesling
Mata kuliah : Analisis Risiko dan Dampak Kesehatan Lingkungan

Tugas Menganalis Bahaya Risiko Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor
Udara merupakan faktor yang penting dalam hidup dan kehidupan. Namun pada
era modern ini, sejalan dengan perkembangan pembangunan fisik kota dan pusat-pusat
industri, serta berkembangnya transportasi, maka, kualitas udara pun mengalami
perubahan yang disebabkan oleh terjadinya pencemaran udara, atau, sebagai
berubahnya salah satu komposisi udara dari keadaan yang normal; yaitu masuknya zat
pencemar (berbentuk gasgas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara dalam jumlah
tertentu untuk jangka waktu yang cukup lama, sehingga dapat mengganggu kehidupan
manusia, hewan, dan tanaman.
Aktivitas yang mengakibatkan pencemaran udara atau polusi udara yang ada pada
lingkungan paling tinggi di akibatkan oleh transportasi yang ada di jalanan sekitar 85%.
Dimana kita biasa lihat bahwa sekarang ini kendaraan transportasi makin nmeningkat
tiap tahunnya, dan makin banyaknya model transportasi yang makin cangkih dan
modern yang mebuat orang berlomba-lomba atau berkeinginan untuk
menggunakannya/memilikinya. Dan tanpa mereka pikirkan bahwa banyaknya
transportasi yang digunakan akan menimbulkan emisi gas buang yang buruk, baik
akibat perawatan yang kurang memadai atau dari penggunaan bahan bakar dengan
kualitas yang kurang baik, misalnya seperti kadar timbal yang tinggi.
Emisi gas buang itu sendiri berupa asap knalpot yang terjadi akibat proses
pembakaran yang tidak sempurna dan mengandung timbal atau timah hitam (Pb),
suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), oksida sulfur (SO2),
hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia(Ox). Namun emisi
gas buang yang lebih sigifikan dari kendaraan bermotor berdasarkan massa yaitu gas
karbondioksida (CO2), dan uap air (H2 O) dari hasil pembakaran bahan bakar yang
berlangsung sempurna yang bias di capai dengan tersedianya suplai udara berlebih.
Meski demikian, kondisi pembakaran yang sempurna pada mesin kendaraan sangat
jarang terjadi. Sumber pencemaran udara yang utama adalah kendaraan bermotor dan
industri. Dalam hal ini, tehadap beban emisi total, kendaraan bermotor menyumbang
sekitar 71% pencemar oksida nitrogen (NOX), 15% pencemar oksida sulfur (SOx), dan
70% pencemar partikulat (PM10).
Adapun bahaya resiko yang ditimbulkan dari polusi udara terhadap lingkungan
atmosfer yang lebih besar yaitu seperti hujan asam, kerusakan lapisan ozon stratosfer,
serta perubahan iklim. Sedangkan bahaya resiko pada kesehatan, Pb yang sebagai emisi
gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan, misalnya Pb yang
terhirup oleh manusia dapat menyebabkan keracunan akut maupun keracunan kronik.
Jumlah Pb minimal di dalam darah yang dapat menyebabkan keracunan berkisar
Antara 60-100 mikro gram per 100 ml darah. Pada keracunan akut biasanya terjadi
katena masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau menghirup uap Pb
tersebut. Dan gejala yang timbul seperti mual, muntah, sakit perut hebat, kelainan pada
fungsi otak, anemi berat, kerusakan ginjal bahkan kematian dapat terjadi dalam waktu
1-2 hari. Kadar timbal yang tinggi di udara juga dapat mengganggu pembentukan sel
darah merah. Gejala keracunan dini mulai ditunjukkan dengan terganggunya fungsi
enzim untuk pembentukan sel darah merah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan
gangguan kesehatan lainnya; seperti anemia, kerusakan ginjal dan lain-lain.
pencemaran udara karena partikel debu dapat menyebabkan penyakit pernapasan
kronis seperti bronchitis kronis, emfiesma paru, asma bronchial dan bahkan kanker
paru-paru.
Adapun upaya pengendalian pencemaran udara akibat kendaraan bermotor yang
mencakup upaya-upaya pengendalian baik langsung maupun tidak langsung, akan
dapat menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif antara lain,
yaitu :
 Megurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda,
kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman-teman.
 Selalu merawat mobil atau kendaraan lainnya dengan saksama agar tidak boros
bahan bakar dan asapnya tidak mengotori udara.
 Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.
 Memilih bensin yang bebas timbal.

SUMBER :
Ismiyati, dkk. 2014. Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog). Vol. 1.
No. 3. ISSN 2355-4721

Anda mungkin juga menyukai