Tentang
Sarbanes Oxley
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
MEDAN
TAHUN 2019
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah tentang Sarbanes Oxley dapat disusun dengan baik untuk memenuhi
tugas tambahan Auditing I.
Makalah telah disusun dengan maksimal dengan harapan dapat semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, saya yakin banyak kekurangan yang
harus diperbaiki. Untuk itu saya membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
PENGERTIAN SOA (Sarbanes Oxley Act)
SOA adalah sebuah landasan yang disahkan pada 23 januari oleh kongres Amerika
Serikat. Undang-Undang tersebut dikenal sebagai Public Company Accounting and
Investor Protection Act of 2002 atau undang-undang perlindungan investor dan
pengaturan akuntansi perusahaan publik yang sering kali disebut SOX atau Arbox.
Untuk auditor (eksternal dan Internal), SOX merupakan sistem baru dalam proses audit
perusahaan swasta, sebuah revisi atau independensi dan level baru dari proses
pelaporan audit pada perusahaan publik. Untuk manajemen perusahaan diwajibkan
untuk meningkatkan jaminan terhadap konflik kepentingan, sertifikasi yang jelas atas
penyimpanan dokumen penting, pelaporan internal kontrol atas laporan keuangan dan
perbaikan atas kriteria pengungkapan. Untuk audit komite, SOX merupakan sebuah
lanjutan dari peraturan bagi perusahaan-perusahaan publik termasuk tanggung jawab
langsung untuk memantau proses audit eksternal, persetujuan awal atas seluruh jasa
audit ataupun jasa bukan audit, revisi peraturan mengenai independensi dan keahlian
keuangan dan pengawasan, menerima dan mencari pemecahan yang mungkin atas
keluhan mengenai pelaporan keuangan perusahaan dan isu yang berasal dari hasil audit.
Sarbanes-Oxley atau kadang disingkat Sox atau SOA adalah hukum federal Amerika
Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002. ). Undang-undang ini merupakan suatu
terobosan dan sebagai reformasi terbesar di USA khususnya dan dunia pada umumnya
bagi penilaian corporate governance sejak diterbitkannya Securities Acts of 1933 and
1934, diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael
Oxley (Ohio) yang disetujui oleh Dewan dengan suara 423-3dan oleh Senat dengan
suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh Presiden George W. Bush.Undang-
undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres Amerika Serikat terhadap berbagai
skandal pada beberapa perusahaan besar seperti: Enron, Tyco International, Adelphia,
PeregrineSystems, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura Systems, Citigroup,
Computer Associates International, CMS Energy, Global Crossing, HealthSouth, Quest
Communication, Safety-Kleen danXerox, yang jugamelibatkan beberapa KAP yang
termasuk dalam “the big five” seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC.
Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi semua
dewan dan manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan publik walaupun tidak
berlaku bagiperusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11 bab atau bagian yang
menetapkan hal-hal mulai dari tanggung jawab tambahan Dewan Perusahaan hingga
hukuman pidana. Sarbox juga menuntut Securities and Exchange Commission (SEC)
untuk menerapkan aturan persyaratan baru untuk menaati hukum ini. Saat ini, corporate
governance dan pengendalian internal bukan lagi sesuatu yang mewah lagi karena
kedua hal ini telah disyaratkan oleh undang-undang. Dengan diberlakukannya undang-
undang Sarbanes Oxley 2002 yang ditandatangani oleh Presiden George Walker Bush
pada 30 Juli 2002 diharapkan dapat membawa dampak positif bagi berbagai profesi,
antara lain : akuntan publik bersertifikat (CPA); kantor akuntan publik (KAP);
perusahaan yang memperdagangkan sahamnya (listed di bursa US (termasuk direksi,
komisaris, karyawan, dan pemegang saham); perantara (broker); penyalur (dealer);
pengacara yang berpraktik untuk perusahaan publik; investor perbankan serta para
analis keuangan. Penerapan undang-undang tersebut dilatarbelakangi oleh bangkrutnya
sejumlah korporasi di Amerika Serikat.
1. Tanggungjawab perusahaan
2. Tanggungjawab Auditor
3. Pengungkapan di perluas
4. Analis saham harus dapat mengungkapkan kemungkinan konflik kepentingan
5. SEC memperluas objek reviewnya terhadap laporan keuangan perusahaan
Dalam Sarbanes Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan
governance yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak mengenai
informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode etik
bagi pejabat dibidang keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan
komite audit yang independen. Selain itu diatur pula mengenai hal-hal sebagai berikut:
Adapun Section 2 merupakan DEFINITIONS terdiri dari dua sub bagian yaitu bagian
a) In General (ada 16 pengertian) dan bagian b) Confirming Amandement. Ke enam
belas sub bagian adalah:
a) Regulatory Action
b) Enforcement
c) Effect on Commission Authority
Adapun ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act adalah sebagai berikut:
Walaupun selama ini sudah diatur tentang independensi akuntan publik tetapi dalam
undang-undang ini diperketat lagi kewajiban mempertahankan independensi akuntan
dan membentuk Dewan Pengawas Akuntan Publik. Undang-undang ini melarang
pemberian jasa non-audit diluar jasa perpajakan dan juga mencantumkan adanya
kewajiban untuk melakukan tugas bergilir terhadap pelaksana dan penanggung jawab
audit.
3. Perluasan Pengungkapan
Dalam undang-undang ini ada beberapa hal yang wajib diungkapkan, antara lain:
penilaian setiap tahun oleh manajemen dan auditor terhadap sistem pengawasan
internal, kewajiban untuk menyajikan laporan proforma, pelaporan transaksi saham
internal dalam jangka waktu dua hari, pengungkapan semua pembiayaan yang bersifat
off-balance sheet dan pembiayaan yang bersifat kontingensi (seperti pada industri
perbankan), dan beberapa informasi tertentu yang dianggap penting harus di laporkan
secara real time.
4. Analis Saham
B. Keterbatasan SOA
Oleh karena itu, terdapatlah limitation of Internal Controls yang berarti kebanyakan
kegagalan yang terjadi dalam internal controls terjadi karena masing-masing individu,
yang seharusnya menerapkan prinsip internal controls ini dengan baik, dengan
sengaja melakukan pelanggaran dan bersepakat secara bersama-sama menyeleweng.
Dan sampai saat ini belum ada sistem yang dapat menakut-nakuti orang-orang yang
memiliki peluang untuk melakukan kecurangan baik dalam lingkup manajemen ataupun
individu. Efek sanksi dengan adanya SOA nampaknya tidak terlalu ampuh untuk
dipopulerkan. Ini terbukti dengan terjadinya kasus frauds untuk kesekian kalinya di
Amerika yang secara menyeluruh mengadopsi SOA. Bahkan terjadi beberapa kasus
fraud lebih parah dan sampai-sampai menyebabkan kerusakan ekonomi global. Ada
komponen lain yang menyebabkan internal controls tidak berjalan secara semestinya,
yaitu ketika moral hazard atas individu yang terjadi dalam sebuah perusahaan sudah
tersistem. Contoh kasusnya adalah AIG yang merupakan salah satu perusahaan
asuransi besar didunia. Hedge Fund dan peluang pengendalian uang yang besar oleh
manajemen menjadi daya tarik tersendiri untuk melakukan skandal keuangan.
https://www.academia.edu/12970024/TUGAS_MATA_KULIAH_AUDITING_SARB
ANES_OXLEY_ACT_ANDIANA_YUNIRAHMAYANTI_0221_12_162_AKUNTA
NSI_4E_PENGERTIAN_SOA_Sarbanes_Oxley_Act