NIM : I353170101
Tugas MK. Ekonomi Pedesaan
Ekonomi Pedesaan
Definisi ekonomi secara umum diartikan sebagai pengelolaan rumah
tangga yang berupa usaha-usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya
yang berkaitan dengan pengalokasian sumberdaya yang terbatas. Ekonomi sering
dikatakan sebagai suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanananya
yang berkaitan dengan alokasi sumberdaya masyarakat (baik berupa rumah
tangga, pebisnis maupun perusahaan) yang terbatas dengan mempertimbangkan
kemampuasn, usaha, dan keinginan masing-masing. Kegiatan ekonomi meliputi
kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.
Pendekatan sosiologi ekonomi untuk mengkaji ekonomi pedesaan
memiliki pengertian sebagai sebuah kajian yang mempelajari hubungan antara
masyarakat yang didalamnya terjadi interaksi sosial dengan ekonomi, seperti
bagaimana masyarakat mempengaruhi ekonomi ataupun sebaliknya. Maka,
sosiologi ekonomi mengkaji masyarakat yang memiliki proses dan pola interaksi
sosial dalam hubungannya dengan kegiatan ekonomi, baik pada proses produksi,
konsumsi maupun distribusi.
Konsep-konsep desa (Village), kota kecil (town) dan kota besar (city)
sering dilihat sebagai suatu gejala yang berkaitan satu sama lain dalam bentuk
jaringan atau pola tertentu. Istilah Desa (Village) menurut Bergel dalam Rahardjo
(2004) terdapat dua pengertian desa, yang petama desa merupakan setiap
pemukiman para petani yang terlepas dari ukuran besar dan kecilnya. Kedua,
desa-desa sebagai tempat perdagangan yang berarti bahwa tidak semua
masyarakat terlibat dalam perdagangan tetapi hanya sejumlah orang saja dari desa
tersebut. Jenis pekerjaan non pertanian dikelola secara tradisional baik dalam hal
pemasaran produksi maupun transportasi. Kota kecil (Town) didefinisikan Bergel
sebagai suatu pemukiman perkotaan yang mendominasi lingkungan pedesaan
dalam berbagai aspek. Dalam hal ini kota kecil bukanlah sekedar desa besar tetapi
memiliki pengaruh terhadap desa-desa sekitar. Hubungan kota kecil dan desa-desa
adalah hubungan timbale balik yang saling bergantung. Berdasarkan penjelasan
dari Bergel, keterkaitan desa-desa, kota kecil dan kota besar sebagai konsep pokok
sosiologi pedesaan umumnya dipahami sebagai suatu rangkaian perkembangan
masyarakat.
Faktor-faktor pembeda antara pedesaan dan perkotaan yang paling pokok
adalah dapat dilihat dari jenis mata pencahariannya.pertanian dan usaha-usaha
kolektif merupakan ciri kehidupan ekonomi pedesaan. Istilah farmer, cultivator
atau agriculturist menunjukkan keterkaitan yang erat antara pertanian dan desa.
Meskipun perlu dipahami bahwa pengertian pertanian tidaklah sederhana. Desa
merupakan fenomena yang bersifat universal, tetapi juga memiliki cirri-ciri
khusus yang bersifat lokal, regional, maupun nasional. Desa-desa yang ada di
Indonesia tidak hanya terbatas pada desa pertanian tetapi juga jenis jenis desa lain.
Misalmya Desa tambangan, desa nelayan, desa pelabuhan, desa pariwisata dan
lain-lain. Dari beberapa desa tersebut, ndesa nelayan dan desa pertanian
merupakan desa yang sangat penting dan banyak jumlahnya di Indonesia.
Berdasarkan penjelasan diatas, desa nelayan berarti bahwa msyarakat adalah
bekerja sebagai nelayan mencari ikan di laut sehingga disebut sebagai food
gathering economics. Ketika orang mulai mengenal bercocok tanam, maka
mencari ikan menjadi oeraduan dimana mencari ikan sebagai pekerjaan utama
dan bertani berkebun sebagai sampingan.
Pengaruh Teori Struktural Fungsional Terhadap Perubahan Ekonomi
Pedesaan
Emile Durkheim (1858-1917) memberikan sumbangan terhadap sosiologi
ekonomi melalui mekanisme pembagian kerja. Menurutnya, pembagian kerja
memiliki fungsi yang lebih luas dari pandangan para ekonom. Pembagian kerja
merupakan sarana utama untuk menciptakan kohesi dan solidaritas sosial dalam
masyarakat modern. Tingginya tingkat pembagian kerja dan peranan yang
berbeda dari setiap kelompok sehingga terbagi dua sistem pembagian kerja
menurut solidaritasnya, yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organic.
Pembagian kerja merupakan sarana utama untuk menciptakan kohesi dan
solidaritas dalam masyarakat modern. Tingkat pembagian kerja dan peran yang
berbeda dari setiap orang anggota masyarakat sehingga menyebabkan terjadinya
penggantian basis ikatan (penyatuan) atas dasar kesamaan (solidaritas mekanis)
dengan dasar ketidksamaan (solidaritas organis).
Masyarakat saling tergantung satu sama lain karena adanya perbedaan
pembagian kerja sehingga merka saling membutuhkan untuk memenuhi
kesejahteraan mereka. Pada masyarakat modern, saling ketergantungan
direfleksikan dalam bentuk moralitas dan mentalitas kemanusiaan adan dalam
solidaritas itu sendiri.ada saat yang sama, Durkheim memerkenakan kondisi yang
terjadi berua adanya integrasi dari difenesnsiasi yang aabia tidak berjaan dengan
semurna yaitu apabila terjadi kegagalan daam pengaturan organ yang membentuk
batang tubuh suatu mastyarakat. Seperti dicontohkan pada masyarakat industrial
modern dimana terjadi pertumbuhan ekonomi yang begitu cepat dan tidak diikuti
oleh hokum dan pengaturan yang tepak untuk menjaga kedamaian aka akan
menghasilkan anomi ekonomi sehingga adapat mengakibatkan penderitaan pada
masyarakat.
Secara khusus teori Parsons dipengaruhi oleh pemikiran Durkheim dan
Weber. Durkheim yang menjelaskan tentang “kesadaran” yang dimulai dari
kesadaran kolektif yang melampui batas-batas kesadaran individu, sedangkan
Weber melihat justru kesadaran individu yang mempengaruhi kesadaran umum.
Tetapi, Parsons melihat keduanya sebagai suatu yang dapat dikompromikan, yaitu
teori yang mengenai ide dan tindakan. Karena itu Parson memikirkan teori
tindakan-tindakan sosial bersifat “holistik” dan sekaligus bersifat
“individualistik”. Latar belakang kehidupannya juga sangat berpengaruh terhadap
teorinya. Talcot Parsons (1902-1979) memberikan sumbangan terhadap sosiologi
ekonomi bersama dengan Neil J. Smelser yang keduanya mengembangkan suatu
teori sistem yang menurut keduanya, ekonomi merupakan salah satu dari beberapa
subsistem masyarakat yang sering disebut dengan sisitem sosial. Subsitem
tersebut meliputi:
1. Pola pemeliharaan laten dan sistem manajemen (L). setiap masyarakat
memiliki sistem nilai dan kepercayaan yang beroperasi sebagai rancangan
yang melegitimasi dan berkelanjutan bagi institusi utama dan sebagai pola
motivasional yang terstruktur bagi anggota-anggotanya. Institusi khusus yang
berfungsi sebagai pemeliharaan laten adalah agama, ilmu pengetahuan,
keluarga dan pendidikan
2. Pencapaian Tujuan (G). fungsi tujuan menunjukan cara masyarakat
menciptakan tujuan khusus yang dilegitimasi oleh nilai-nilai yang dominan
dan menggerakkan penduduk untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Adaptasi (A). pada bagian ini, tujuan-tujuan yang melembaga dan sah, seperti
produktivitas ekonomi tidak direalisasikan secara otomatis tetapi masyarakat
harus mengeluarkan energy untuk mencapai nya sehingga fungsi adaptasi
terstruktur dalam ekonomi.
4. Integrasi (I). Fungsi ini berperan agar tidak terjadi pertentangan diantara
individu-individu atau kelompok-kelompok, maupun subsistem yang ada
sehingga diperlukan integrasi yang dapat menjadikan keseimbangan dalam
sistem secara keselutuhan.
Penutup
Teori stuktural fungsional menjelaskan bagaimana fungsi dari struktur.
Setiap struktur akan tetap ada selama struktur tersebut memiliki fungsi. Meskipun
di Desa terjadi perubahan, selama pada setiap elemen perubahan masih memiliki
fungsi, maka struktur tersebut akan tetap ada. Asumsi dasar dari teori ini adalah
bahwa setiap struktur dalam sistem sosial fungsional terhadap yang lain. Jika tidak
fungsional maka struktur tersebut tidak akan ada atau akan hilang dengan
sendirinya. Masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian-
bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam
keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian tersebut akan membawa
perubahan terhadap bagian yang lain. Di dalam suatu struktur, kedudukan bersifat
sederajat, tidak ada yang lebih tinggi atau rendah. Semua kedudukan mempunyai
fungsinya sendiri dan menyumbangkan pengaruhnya terhadap sistem.
DAFTAR PUSTAKA