Dosen Pengantar :
Isna Asdiani Nasution, S.Sos., M.I.Kom.
Masalah Pola pembangunan bangsa Indonesia saat ini memerlukan penanganan yang serius terutama bidang
politik, ekonomi, kesejahteraan dan pendidikan. Di tengah memburuknya situasi politik yang semakin tidak menentu,
ekonomi pun ikut terpuruk sehingga mengakibatkan kesejahteraan masyarakat menurun. Bahkan bidang pendidikan lebih
parah lagi. Kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia secara umum jauh dari yang diharapkan.
Pembangunan yang seharusnya dilakukan pembangunan yang terpusat pada manusia dan masyarakat Indonesia
dengan sasaran utama pada peningkatan SDM sehingga mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan, mandiri
dan mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan serta
Tempat yang terbaik untuk membangun bangsa sendiri adalah masyarakat bukan menggantungkan diri kepada
pemerintah. Tugas pemerintah adalah bagaimana membina masyarakat berperan aktif dalam pembangunan. Bentuk
pembinaan tersebut dapat ditempuh dengan jalur pendidikan karena walau bagaimanapun pendidikan tetap merupakan
modal dasar keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan. Namun, di tengah memburuknya kualitas sumber daya
manusia di Indonesia, timbul pula beberapa faktor yang menghambat dalam proses pendidikan yaitu kemiskinan dan
pengangguran.
Pengangguran nampaknya menjadi ancaman yang serius bagi pola pembangunan Indonesia. Pengangguran ini
dapat mengakibatkan terputusnya pendidikan dan kemiskinan yang semakin meningkat. Dengan semakin merebaknya
budaya penganggur maka secara langsung akan dirasakan akibatnya dapa masalah sosial di masyarakat. Pengangguran
adalah masalah sosial yang mendasar. Apalagi krisis ekonomi yang berkepanjangan ini telah membuat pengangguran
semakin merebak.
Berdasarkan masalah diatas penulis mencoba untuk mengkajinya dengan judul Makalah: “Kependudukan dan
Ketenagakerjaan “
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Penduduk
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau menduduki tempat tertentu.
Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan
manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya.
1. Pandangan Merkantilisme, jumlah penduduk yang banyak sebagai elemen yang penting dalam kekuatan negara yaiti
merupakan faktor yang penting di dalam kekuatan negara dan memegang peranan dalam meningkatkan pengahasilan
2. Pandangan Kaum Fisiokrat, kesempatan untuk meningkatkan jumlah produksi pertanian dalam rangka menunjang
pertambahan penduduk.
3. Pandangan Cantilion (Merkantilisme), tanah merupakan faktor utama yang dapat menentukan tinggi rendahnya
kesejahteraan, selain itu, dinyatakan pula bahwa jumlah penduduk akan terbatas karena jumlahnya akan dibatasi oleh
4. Pandangan Quesnay (Fisiokrat), suatu negara hendaknya mempunyai penduduk yang cukup banyak, tetapi dengan
Pertumbunhan penduduk (populatin growth) di suatu negara adalah peristiwa berubahnya jumlah penduduk yang
disebabkan oleh adanya pertambahan alami dengan migrasi neto. Pertambahan alami (natural increase) adalah pertambahan
penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. Migrasi neto (nett migration) adalah
pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah imigran dan jumlah emigran.
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya kependudukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif, antara lain:
1. Kemajuan IPTEK.
2. Dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih baik dari sebelumnya di dalam
3. Keterbatasan kemampuan dukungan alam dan SDA serta dukungan lainnya yang diperlukan.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja.
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia, karena mencakup dimensi
ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan
lapangan usaha, dengan harapan penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di
Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai
tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada
pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah
1. Berdasarkan penduduknya
· Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada
permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan
bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka
yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia
Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah,
3. Berdasarkan kualitasnya
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu
dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
· Tenaga kerja terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentudengan melalui
pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh
b. Masalah Ketenagakerjaan
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan denganmelihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian
besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya
produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan membawa beban
tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan kerja akan menyebabkan
pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong
pembangunan ekonomi.
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga
kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi
pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
4. Pengangguran
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia mengalami gulung tikar.
Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar
mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan
Jumlah Pekerja
Tingkat Pengerjaan= ---------------------- x 100 %
Jumlah T.Kerja
Jml Penganggur
Tingkat Pengangguran= --------------------x 100%
Jml Ang.Kerja