Anda di halaman 1dari 8

29

Carbohydrate Counting untuk Penderita


Diabetes Mellitus dengan Terapi Insulin
Menggunakan Algoritma Koloni Lebah Buatan
Oktriza Melfazen, Harry Soekotjo Dachlan, Ali Mustofa

(dengan kandungan nutrisi makro dan energi) harian


Abstrak–-Takaran makan yang tepat, penting untuk bagi penderita diabetes mellitus (DM) yang menjalani
menjaga kestabilan glukosa darah penderita diabetes terapi insulin. Pemenuhan kebutuhan energi dan nutrisi
mellitus (DM). Carbohydrate counting merupakan suatu makro bagi penderita DM disesuaikan dengan jenis
cara perencanaan makan penderita DM dengan terapi kelamin, usia, data antropometri dan kondisi khusus lain
insulin agar memperoleh jumlah asupan makan optimal
sesuai kebutuhan. Untuk merealisasikan serving
dari penderita tersebut. Jenis makanan sesuai kandungan
karbohidrat, takaran energi dan nutrisi makro yang energi dan nutrisi makro juga penting diperhatikan.
optimal dalam makanan, dilakukan penelitian dengan Metode carbohydrate counting dapat memenuhi
menerapkan algoritma koloni lebah buatan. perencanaan makan penderita DM agar bisa
Penelitian secara eksperimental, mendesain dan memperoleh jumlah asupan sesuai kebutuhan. Selama
merealisasikan sistem penentuan kadar asupan makanan itu penderita akan tetap dalam sasaran kendali kadar
optimal. Sistem dibuat menggunakan program Borland
Delphi 7, dijalankan pada sistem operasi Windows. Data
glukosa darah yang diinginkan [1].
uji didapatkan dari konsultan gizi. Penilaian unjuk kerja Optimasi koloni lebah buatan terinspirasi oleh
sistem dalam menghasilkan nilai optimal serving perilaku mencari makan lebah madu, merupakan
karbohidrat dan takaran asupan energi dilakukan dengan algoritma optimasi global dengan kelebihan dapat
uji verifikasi bersama ahli gizi. digunakan untuk optimasi numerik maupun
Dalam pengujian, masukan berupa data fisik dan kombinatorial, memerlukan cukup tiga parameter
menu makanan yang diinginkan, algoritma koloni lebah
kontrol (ukuran populasi, jumlah siklus maksimum dan
buatan dapat bekerja untuk menghasilkan serving
karbohidrat dan kadar energi optimal. Proses optimasi limit) yang ditentukan pengguna [2]. Optimasi ini akan
serving karbohidrat terbaik didapatkan pada pengaturan memberi solusi pengaturan asupan energi harian yang
parameter populasi 50, iterasi 40, siklus 1000, SPP 100, tepat bagi penderita DM dengan hasil berupa serving
laju perubahan 0,6. Penggunaan algoritma ini untuk karbohidrat, takaran energi optimum harian dengan
mendapatkan serving karbohidrat dan energi optimal detail komposisi nutrisi makro yang dibutuhkan serta
mempunyai tingkat keberhasilan tinggi.
variasi makanan yang ingin dikonsumsi sesuai jumlah
Kata Kunci— Carbohydrate counting, Diabetes energi yang sudah ditentukan mengacu pada variabel
Mellitus, Serving karbohidrat, Optimasi Koloni masukan.
Lebah Buatan. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk
.
membantu penderita DM dalam menentukan ukuran
I. PENDAHULUAN penyajian makanan secara tepat dan mandiri dengan
serving karbohidrat yang optimum sesuai dengan kadar
A LGORITMA koloni lebah buatan merupakan salah
satu algoritma optimasi berbasis Evolutionary
Computation (EC) adalah algoritma atau metode
insulin yang digunakan dan kebutuhan energi penderita
DM sehingga sangat membantu dalam pengendalian
glukosa darah dari waktu ke waktu.
numerik untuk menemukan nilai x sedemikian hingga
menghasilkan f(x) yang bernilai sekecil atau sebesar
II. LANDASAN TEORI
mungkin untuk suatu fungsi f yang diberikan, yang
mungkin disertai dengan beberapa batasan pada x. A. Diabetes Mellitus Dengan Terapi Insulin dan
(Karaboga, 2010). Kebutuhan Nutrisi
Pada penelitian ini optimasi dengan algoritma koloni Tujuan utama terapi DM adalah mempertahankan
lebah buatan diterapkan untuk menghitung karbohidrat kadar glukosa darah normal atau mendekati normal.
(carbohydrate counting) dan ukuran penyajian makanan Terapi insulin merupakan salah satu cara utama terapi
DM. Pada DM tipe 1 (faktor genetik), insulin
merupakan satu-satunya obat hipoglikemi yang efektif.
Oktriza Melfazen adalah mahasiswa Program Magister dan Doktor
Teknik Elektro Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia (email
Sementara pada diabetes tipe 2 (faktor gaya hidup),
beefazen@yahoo.com). selain insulin juga dapat menggunakan obat hipoglikemi
Harry Soekotjo Dahlan adalah dosen Teknik Elektro Universitas oral. Sasaran terapi kendali glukosa darah pada
Brawijaya, Malang, Indonesia (Telp.0341-554166; email
harrysd@ub.ac.id).
penderita DM untuk semua tipe adalah sama, namun
Ali Mustofa adalah dosen Teknik Elektro Universitas Brawijaya, dibedakan dengan tingkat usia, jenis kelamin dan
Malang, Indonesia (Telp.0341-554166; email alim@ub.ac.id) modifikasi gaya hidup, perubahan berat badan.

Jurnal EECCIS Vol. 6, No. 1, Juni 2012


30

Penderita DM dengan terapi insulin sebaiknya terdiri dari tiga kelompok lebah: employed bees,
mampu menghitung jumlah asupan karbohidrat yang onlookers dan scout. Setengah bagian koloni merupakan
sesuai dengan dosis insulin yang diberikan. Untuk setiap employed bees dan setengahnya lagi adalah onlookers.
10g karbohidrat yang dikonsumsi dibutuhkan 1.0-1.5 ml Pada setiap sumber makanan hanya terdapat satu
insulin [1], atau untuk setiap 7-20 (rerata 15)g employed bees. Permasalahan optimasi pertama-tama
karbohidrat yang dikonsumsi dibutuhkan 1ml insulin diubah menjadi permasalahan untuk mencari vektor
[1]. Usia dan berat badan mempengaruhi kebutuhan paramater terbaik yang meminimasikan fungsi tujuan.
insulin untuk karbohidrat yang dikonsumsi. Kemudian lebah-lebah tiruan akan menemukan sebuah
Carbohydrate Counting populasi dari vektor-vektor solusi awal secara acak,
Isu penting pada penderita DM tipe 1 dan 2 dengan selanjutnya memperbaikinya secara iterasi dengan
terapi insulin intensif (Multiple Daily Insulin=MDI) menerapkan strategi: bergerak ke arah solusi-solusi
adalah komposisi karbohidrat dalam energi yang yang lebih baik dengan memanfaatkan sebuah
dibutuhkan harus sebanding dengan unit insulin yang mekanisme pencarian pesekitaran (neighbour search
digunakan. Cara yang diyakini efektif untuk menangani mechanism) dan mengabaikan solusi-solusi yang kurang
masalah nutrisi pada DM dengan terapi insulin adalah baik.
Carbohydrate Counting (carbing), merupakan metode
perencanaan makan bagi penderita DM, pengguna
MDI dengan melakukan penghitungan jumlah gram
atau satuan penukar karbohidrat dalam makanan dan
kudapan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam carbing
antara lain (1) Carbing memerlukan perhitungan
dengan fokus kebutuhan insulin dan jumlah total
asupan karbohidrat. (2) Selalu melakukan penyesuaian
perencanaan makan. Carbing memberikan kebebasan
bagi penderita DM untuk meningkatkan kualitas
perencanaan makannya. (3) Selalu mengingat pola
makan sehat dan terjadwal. (4) Walaupun disebut
penghitungan karbohidrat, namun penghitungan asupan
tetap mencakup nutrisi makro (protein, lemak, dan
energi) untuk mempertahankan kualitas asupan yang
sehat dan seimbang.
Aplikasi Carbohydrate Counting
Acuan kebutuhan gizi penderita DM [1] :
 Perhitungan energi basal Gambar 1. Tingkah Laku Lebah Mencari Makanan
Laki-laki :
66,5+(13,75 x BBI) + (5 x TB) – (6,78 x umur) Algoritma ini dapat bekerja dengan parameter kontrol
Perempuan : seminimal mungkin yang ditetapkan pengguna dan
655 + (9,56 x BBI)+ (1,85x TB) – (4,68 x umur) menggunakan proses seleksi yang “acak” antara
 Faktor aktifitas kandidat dan solusi induk. Parameter kontrol
Bed rest (10%) ; Sangat ringan (20%) ; Ringan
mempengaruhi kinerja algoritma secara signifikan.
(30%) ; Sedang (40%) ; Berat (50%)
Dari penelitian-penelitian terdahulu untuk penerapan
 Energi total : energi basal + faktor aktifitas
 Komposisi nutrisi makro algoritma koloni lebah buatan ini pada beberapa
Karbohidrat (45 – 65%) ; Lemak (± 25%) ; permasalahan [3]-[5], telah diketahui beberapa
Protein (± 25%) kelebihannya antara lain : (1) Sangat efisien dalam
 1 unit insulin = 1 serving karbohidrat = 15 gram mencari solusi optimal, (2) Mengatasi masalah optimasi
carbohydrate. lokal maupun global, (3) Dapat dijalankan dengan
parameter kontrol seminimal mungkin, (4) Remarkable
B. Algoritma Koloni Lebah Buatan robustness, (5) Hasil proses optimasi lebih cepat
Algoritma koloni lebah buatan termasuk jenis dibanding algoritma lain dengan tingkat keberhasilan
algoritma optimasi probabilistik berbasis koloni yang tinggi dan akurat, (6) Kandidat solusi dihasilkan dengan
pertama kali diusulkan oleh Devis Karaboga tahun 2005 operasi sederhana.
untuk mengoptimasi persoalan numerik. Sejatinya Langkah-langkah utama proses optimisasi algoritma
didasarkan pada model perilaku koloni lebah madu koloni lebah buatan diuraikan sebagai berikut [4]:
mencari makanan. Algoritma ini mengerahkan koloni 1. Inisialisasi posisi sumber makanan.
lebah madu tiruan untuk mencari sumber makanan 2. Tentukan sumber makanan lama yang harus
ditinggalkan dan alokasikan lebah pekerjanya sebagai
tiruan yang kaya (solusi-solusi terbaik untuk
scout untuk mencari sumber makanan baru
permasalahan yang ada) dan meninggalkan sumber
berdasarkan pencarian secara acak dengan memakai
makanan (solusi) yang tidak baik [3]. rumus (1).
Pada algoritma koloni lebah buatan, suatu koloni
Jurnal EECCIS Vol.6, No. 1, Juni 2012
31

(1) Diabetes
Mellitus

Diasumsikan sumber makanan yang ditinggalkan adalah


xi dan j {1,2,….,D}. Tipe 1 Tipe 2
3. Gerakkan lebah pekerja menuju sumber-sumber Kendali Glukosa
makanan dan tentukan jumlah nektarnya. Untuk tiap Darah

lebah pekerja, sebuah sumber makanan baru


Data Kondisi
dihasilkan melalui rumus (2). Fisik Pasien
(2)
Terapi Terapi Diet Terapi
Dengan Insulin Asupan Kalori Obat
Vij = kandidat posisi sumber makanan baru
xij = area sumber makanan Carbohydrate
k {1,2,…,SN}, indeks yang dipilih secara acak Counting

j {1,2,…..,D}, indeks yang dipilih secara acak


= nilai acak antara [-1,1] Kecerdasan Kecerdasan
Komputasional Manual
4. Gerakkan lebah onlooker menuju sumber-sumber
makanan dan tentukan jumlah nektarnya. Pada
Probabilistic Evolutionary Neural Fuzzy Pakar
langkah ini, lebah onlooker memilih sebuah sumber Reasoning Computing Network System (Ahli Gizi)
makanan dengan menggunakan perhitungan
probabilitas (1) dan mendapatkan sebuah sumber
Artificial Swarm Evolutionary Harmony
makanan baru dalam area sumber makanan yang telah Immune System Intelligence Algorithm Search
dipilih melalui rumus (3).
(3) Particle Artificial Bee Ant
Swarm Colony Colony
Dengan
Pi =sumber makanan baru terpilih Optimasi
fiti=nilai fitness dari solusi I dengan jumlah nectar Nutrisi Makro

yang proporsional pada sumber makanan


Ukuran Saji Asupan Makanan
SN=jumlah sumber makanan (sama dengan jumlah Harian Optimal Untuk Pasien
employed bees ataupun onlooker bees). DM dengan Terapi Insulin

5. Catat sumber makanan terbaik yang telah ditemukan


sejauh ini. Gambar 2. Kerangka Solusi Masalah dengan Algoritma ABC
6. Ulangi langkah 2 sampai langkah 5 hingga kriteria
yang diinginkan terpenuhi. IV. METODOLOGI PENELITIAN
Tahapan-tahapan penelitian sebagai berlkut :
III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN
1. Penelitian pendahuluan, konsultasi pada ahli gizi
Diabetes mellitus banyak diderita masyarakat mengenai standar kecukupan serving karbohidrat
Indonesia. Salah satu tindakan terapi untuk penyakit dan energi pada asupan makanan harian penderita
DM adalah terapi insulin dikombinasi dengan diet DM dengan terapi insulin. Data awal dari pakar,
ukuran saji asupan makanan harian. Metode paling diolah secara manual untuk mengetahui kondisi
efektif untuk mencapai kestabilan kendali glukosa darah standar penderita DM.
yang direkomendasikan ahli gizi adalah carbohydrate 2. Identifikasi masalah dengan batasan yang jelas
counting. Penerapan terapi cara ini, masih secara tentang parameter penentu kecukupan energi dalam
manual oleh ahli gizi, terkadang menghasilkan ukuran asupan makanan harian penderita DM dengan terapi
saji asupan makanan yang belum optimal sehingga insulin dan observasi terhadap objek untuk
kadar glukosa darah penderita pun tidak selalu mengetahui kondisi nyata objek yang diteliti.
mencapai titik stabilnya. Kecerdasan komputasional 3. Analisis. Akuisisi data dan informasi hasil
dianggap dapat membantu permasalahan ini dengan konsultasi dengan ahli, desain basis data dan
mencari nilai optimal ukuran saji asupan makanan
menerapkan algoritma koloni lebah buatan untuk
harian menggunakan suatu algoritma optimasi, dalam
optimasi dari data yang ada berdasarkan variabel
hal ini algoritma koloni lebah buatan yang dapat
menyediakan solusi tepat dengan kualitas pakar. yang ditentukan.
Dengan mendapatkan nilai optimal untuk takaran 4. Desain sistem, meliputi desain antarmuka,
makanan penderita DM, diharapkan akan didapat kadar pengolahan input, basis data dan output berupa
glukosa darah yang normal dengan tingkat kestabilan solusi kebutuhan serving karbohidrat, energi dan
terkendali. nutrisi makro dalam asupan makanan penderita DM.
Juga verifikasi awal terhadap basis data dan
algoritma koloni lebah buatan.

Jurnal EECCIS Vol. 6, No. 1, Juni 2012


32
Mulai
5. Pengujian awal untuk melihat apakah algoritma ini
dapat memberikan hasil ukuran saji makanan harian Entry data Penderita DM (TB,
BB, JK, U, Aktivitas), Menu
optimal dengan kecukupan energi dan nutrisi makro. Entry Unit Insulin DataBase
Hitung Energi - Bahan Makanan
6. Pengujian sistem secara keseluruhan, verifikasi Basal - Menu Makanan

pengujian sistem dengan ahli gizi. Pengujian sistem Hitung Serving HA


(Carbing) dengan ABCA
juga dilakukan kepada beberapa objek. Gambar 5
+
memperlihatkan diagram alir tahapan penelitian.
Acuan Optimasi ABC
Kebutuhan Energi, Karbohidrat, Protein, Lemak

V. PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Parameter Optimasi


Makanan Pokok, Sayur, Lauk Hewani/penukar, Lauk Nabati/penukar, Buah
A. Perancangan Aliran Data Sistem
Entry Parameter ABC
Perlu dianalisis sebelum membuat perancangan ∑ populasi, ∑ sumber makanan, ∑ siklus, ∑ iterasi, laju perubahan
sistem, yaitu ruang lingkup sistem, tujuan sistem, dan
For i = 1 to iterasi
siapa saja yang terlibat dalam sistem tersebut. Gambar 4
adalah gambaran sistem yang dirancang dalam bentuk Bangkitkan populasi baru dan distribusi ke area sumber makanan secara acak

Diagram Aliran Data mengenai proses yang perlu


Seleksi solusi terbaik dari sumber makanan
dilakukan secara rinci untuk mencapai pelaporan sistem.

Parameter masukan untuk Temukan sumber makanan baru


1
Masukkan optimasi kebutuhan energi
Penderita Kebutuhan pasien diolah dengan ABCO Hitung fitness berdasarkan parameter optimasi carbing
data pasien
DM Energi
Pasien Seleksi solusi terbaik sumber makanan terbaru

3 Evaluasi informasi nektar dari sumber makanan dan


2 posisinya dengan kalkulasi probabilistik
Masukkan menu yang Carbing dan
ingin dikonsumsi Menu yang optimasi Tidak
diinginkan Cycle = max cycle?
dengan
Ya
ABCO
Mendapatkan nilai terbaik dari setiap iterasi
Tambah/edit/hapus
4
menu makanan Tambah/ Database Selesai
edit/hapus Menu
menu
Total asupan energi per hari Gambar 5. Kerangka Solusi Masalah dengan Algoritma ABC
Komposisi menu sesuai energi yang dibutuhkan
Gambar 4. Diagram Aliran Data C. Implementasi Algoritma Koloni Lebah Buatan
untuk Proses Optimasi
B. Perancangan Sistem dengan Algoritma Koloni Pencarian nilai optimal kadar asupan energi harian
Lebah Buatan berdasarkan kadar insulin penderita DM menggunakan
Parameter-parameter yang diperlukan pada proses algoritma koloni lebah buatan ini dilakukan pada setiap
tahapan makan.
optimasi carbohydrate counting ini direpresentasikan
menjadi parameter-parameter algoritma koloni lebah Proses Kerja Sistem
buatan. Representasi tersebut terlihat dalam Tabel I. Proses bekerjanya sistem ini secara keseluruhan
TABEL I
dijelaskan dalam langkah-langkah berikut ini :
REPRESENTASI ALGORITMA KOLONI LEBAH BUATAN 1. Pengguna meng-entry: data fisik (tinggi badan, berat
UNTUK OPTIMASI CARBOHYDRATE COUNTING badan, umur, jenis kelamin, faktor aktifitas), kadar
insulin dan menu makanan yang ingin dimakan
Algoritma Koloni Optimasi carbing untuk mendapatkan serving dalam 1 hari
Lebah Buatan HA dan energi harian penderita DM 2. Program melakukan tahap sebagai berikut:
a. Melakukan perhitungan berat badan ideal
Posisi sumber Jumlah tiap menu makanan yang diasup dalam b. Koreksi Body Mass Ratio (BMR) berdasar faktor
makanan satu kali makan
aktifitas
Jumlah energi dan nutrisi makro yang
Dimensi dibutuhkan sesuai kriteria masukan penderita
Total energi harian = BMR + (f.aktifitasxBMR)
DM c. Perhitungan kebutuhan karbohidrat berdasar
Fitness Kandidat nilai serving HA terpilih insulin.
d. Perhitungan kebutuhan nutrisi makro
e. Menjalankan program koloni lebah buatan untuk
Langkah-langkah penyelesaian masalah optimasi
melakukan optimasi jumlah makanan yang
kadar asupan energi harian berdasarkan kadar insulin
dikonsumsi dengan mengikuti parameter di atas
penderita DM menggunakan algoritma koloni lebah (a s/d d).
buatan ini terlihat dalam diagram alir seperti Gambar 5.
D. Proses Optimasi Algoritma ABC
Berikut akan dijabarkan proses penerapan Algoritma

Jurnal EECCIS Vol.6, No. 1, Juni 2012


33

Koloni Lebah Buatan dalam mengoptimasi nilai acak oleh scout bee sesuai dengan periode
Carbohydrate Counting untuk mendapatkan nilai produksinya.
optimal kadar asupan kalori harian berdasarkan kadar  Mencatat nilai terbaik yang dihasilkan oleh
insulin dan kadar energi basal penderita DM. Berikut sumber makanan dalam siklus yang dilakukan.
proses yang terjadi : 4. Menentukan nilai terbaik dari tiap-tiap siklus yang
 Prosedur 1 : Setting Parameter telah dilakukan dan menjadikannya sebagai nilai
Pengaturan parameter-parameter yang diperlukan terbaik pada iterasi tersebut.
untuk berlangsungnya proses ini : Proses langkah 1 sampai 4 diulangi sejumlah iterasi
a. Parameter ABC. Parameter yang ditentukan untuk yang ditetapkan, kemudian dicari nilai terbaik dari
melakukan optimasi. Terdiri atas parameter optimasi semua iterasi yang telah dilakukan. Nilai yang didapat
dan parameter acuan ABC. adalah solusi terbaik dalam proses optimasi
Parameter masalah yang akan dioptimasi (d). menggunakan algoritma koloni lebah buatan dalam
Disediakan maksimal 6 jenis menu makanan menentukan serving karbohidrat dan jumlah energi.
yang dapat diasup dalam 1 (satu) kali makan. Realisasi Antarmuka Pengguna
Parameter acuan terdiri atas : Antarmuka sistem dengan pengguna dibuat dengan
 Jumlah populasi. program visual Borland Delphi 7 dan telah diusahakan
 Siklus maksimum. agar semudah mungkin untuk diaplikasikan oleh
 Jumlah iterasi.
pengguna. Tampilan menu terdiri atas tiga bagian yaitu :
 Laju perubahan.
(1) menu utama
 Scout Production Period (SPP).
(2) sub menu bahan makanan
b. Pengaturan batas atas dan batas bawah (range) dari
(3) sub menu “menu makanan”.
parameter yang dioptimasi.
 Prosedur 2 : Iterasi
Dalam satu putaran iterasi terdiri beberapa proses VI. PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM
berikut : Pengujian dan analisis dilakukan untuk mengetahui
1. Inisialisasi kinerja algoritma koloni lebah buatan pada sistem dalam
Membuat matriks x(i,j) secara acak dengan matriks menghasilkan nilai optimal serving karbohidrat dan
d (parameter optimasi) dan Np (jumlah sumber takaran asupan energi.
makanan). Performansi Sistem
2. Best, melakukan perhitungan solusi terbaik pertama Uji coba sistem bertujuan untuk mengetahui apakah
dari matriks [d,Np] terhadap fungsi utama terbaik, semua bagian menu dapat ditampilkan dan beroperasi
fitness terbaik, dan gangguan terbaik. kemudian dengan baik, dan apakah sistem yang dibuat telah
mencatatnya. memenuhi kebutuhan pengguna. Sistem dikatakan
3. Melakukan pengulangan program di bawah ini beroperasi dengan baik jika kriteria berikut :
sejumlah siklus yang ditentukan untuk medapatkan
A. Menu Utama
hasil terbaik dari seluruh siklus tersebut.
 Lebah pekerja, menghasilkan modifikasi posisi Ketika di-klik tombol “hitung” setelah pengguna
sumber makanan baru di lingkungan tetangga, entry data fisik, sistem menampilkan kebutuhan total
mengevaluasi jumlah nektar (fitness value dan energi dan nutrisi makro pengguna. Ketika di-klik
quality) dari sumber makanan baru tersebut dan tombol “ABC”, sistem menampilkan takaran menu
memilih satu solusi terbaik dari yang dihasilkan makanan yang dipilih serta takaran energi dan nutrisi
semua lebah pekerja. Langkah-langkah lebah makro yang sesuai.
pekerja dalam mendapatkan solusi baru sebagai
berikut: B. Sub Menu “Bahan Makanan”
 Onlooker bee, Setelah semua lebah bekerja Menampilkan daftar bahan makanan beserta kadar
menyelesaikan proses pencarian, mereka berbagi energi dan nutrisi makro yang terkandung didalamnya
informasi nektar dari sumber makanan dan per 100 gram.
informasi posisi mereka dengan lebah onlooker
C. Sub Menu “Menu makanan”
pada daerah tari dengan menghitung nilai
probabilitas Menampilkan daftar menu makanan yang tersedia
serta bahan makanan dan jumlah yang diperlukan untuk
membuatnya dengan hasil kadar (5-2)
energi dan nutrisi
makro yang diperlukan.
 Best, melakukan perhitungan solusi terbaik dari
sumber makanan baru dari matriks [d,Np] Pengujian dan Analisis Algoritma Koloni Lebah
kemudian mencatatnya untuk fungsi utama Buatan dalam Sistem
Untuk melihat kinerja algoritma koloni lebah buatan
terbaik, fitness terbaik, dan gangguan terbaik.
 Scout bee, setelah semua onlooker bee pada sistem dalam menghasilkan nilai optimal kadar
didistribusikan maka sumber makanan yang asupan energi harian dengan carbing untuk penderita
tidak layak disingkirkan dan diganti dengan DM, dilakukan pengujian dengan perubahan terhadap
sumber makanan baru yang dihasilkan secara (1) populasi, (2) iterasi, (3) siklus, (4) scout production
period [SPP], (5) laju perubahan [LP]. Data uji (objek)

Jurnal EECCIS Vol. 6, No. 1, Juni 2012


34

yang digunakan adalah tinggi Badan (TB) 169 cm, berat proses 2 detik hingga 5 detik.
badan (BB) 62 kg, usia 67 tahun, jenis kelamin pria, 2. Koloni Lebah dengan Perubahan Iterasi
aktifitas ringan dan konsumsi insulin 18 unit per hari. Data uji parameter acuan algoritma koloni lebah
Menu makanan yang ingin diasup oleh penderita DM buatan terlihat pada Tabel V.
di-entry kedalam sistem seperti terlihat dalam Tabel II. Hasil yang didapatkan untuk pengujian dengan

TABEL II TABEL V
DATA DAFTAR MENU UNTUK PENGUJIAN DATA PARAMETER UNTUK UJI UBAH ITERASI

Makan Pagi Makan Siang Makan Malam Percobaan


Nasi Putih Nasi putih Nasi putih
Populasi Iterasi Siklus SPP LP
ke-
Sayur bayam bening Rawon Sop daging 1 50 3 1000 400 0.9
Tempe goreng Telur asin rebus Tahu goreng 2 50 10 1000 400 0.9
Arbei Tahu goreng Terong goreng 3 50 20 1000 400 0.9
Belimbing Duku 4 50 40 1000 400 0.9
Proses hitung total energi dan kadar nutrisi makro parameter diatas terlihat pada Gambar 8.
yang dibutuhkan berdasarkan data tersebut
menghasilkan data dalam Tabel III.
TABEL III
KEBUTUHAN ENERGI DAN NUTRISI MAKRO

Rincian Kebutuhan Nutrisi Per Hari Per Makan


Energi (kal) + 10% 1702.6 567.53
Karbohidrat (45% s/d 65%) min 191.7 63.9 No vertical lines in table. Statements that serve as captions for the
entire table do not need footnote letters.
Karbohidrat (45% s/d 65%) max 276.9 92.3 a
Gaussian units are the same as cgs emu for magnetostatics; Mx =
Protein (20%) 85.2 28.4 maxwell, G = gauss, Oe = oersted; Wb = weber, V = volt, s = second,
Lemak (25%) 47 15.67 T = tesla, m = meter, A = ampere, J = joule, kg = kilogram, H = henry.
Gambar 8. Grafik ABCO terhadap perubahan Iterasi
Serving HA 18 6
Semakin banyak nilai iterasi yang dilakukan
1. Koloni Lebah dengan Perubahan Populasi
menghasilkan nilai optimasi yang semakin baik. Nilai
Diberikan data untuk parameter acuan algoritma akhir didapat dari nilai optimasi terbaik dari iterasi yang
koloni lebahlines
No vertical buatan seperti
in table. pada Tabel
Statements IV.as captions for
that serve
the entire table do not need footnote letters.
dilakukan. Kisaran energi mendekati hasil perhitungan
a
Gaussian units are the same as Icgs dengan iterasi 20 dan 40. Namun besarnya jumlah
TABEL V emu for magnetostatics; Mx
= maxwell, G = gauss, Oe = oersted; Wb = weber, V = volt, s = iterasi yang diberikan membuat proses untuk
DATA PARAMETER UNTUK UJI UBAH POPULASI
second, T = tesla, m = meter, A = ampere, J = joule, kg = kilogram,
H = henry.
menghasilkan nilai optimasi jadi agak lambat, bisa
Percobaan mencapai 40 detik hingga 25 detik.
Populasi Iterasi Siklus SPP LP
ke-
1 5 3 1000 400 0.9 3. Koloni Lebah dengan Perubahan Siklus
2 10 3 1000 400 0.9 Data uji parameter acuan algoritma koloni lebah
3 30 3 1000 400 0.9 buatan terlihat pada Tabel VI.
4 50 3 1000 400 0.9 TABEL VI
DATA PARAMETER UNTUK UJI UBAH SIKLUS
Hasil yang didapatkan untuk pengujian dengan
parameter diatas terlihat dalam Gambar 7. Percobaan
Populasi Iterasi Siklus SPP LP
ke-
1 50 20 1000 400 0.9
2 50 20 500 400 0.9
3 50 20 250 400 0.9
4 50 20 100 400 0.9

No vertical lines in table. Statements that serve as captions for Hasil yang didapatkan untuk pengujian dengan
the entire table do not need footnote letters. parameter diatas terlihat pada Gambar 9.
a
Gaussian units are the same as cgs emu for magnetostatics; Mx
= maxwell, G = gauss, Oe = oersted; Wb = weber, V = volt, s =
second, T = tesla, m = meter, A = ampere, J = joule, kg =
kilogram, H = henry.
Gambar 7. Grafik ABCO terhadap perubahan Populasi

Semakin tinggi nilai populasi maka tingkat capaian


No vertical lines in table. Statements that serve as captions for the
terhadap optimasi semakin baik, tetapi hal ini tidak entire table do not need footnote letters.
terlalu signifikan karena adanya variabel acak pada a
Gaussian units are the same as cgs emu for magnetostatics; Mx =
proses algoritma koloni lebah yang mempunyai dampak maxwell, G = gauss, Oe = oersted; Wb = weber, V = volt, s = second,
yang lebih besar. Jumlah populasi yang besar juga T = tesla, m = meter, A = ampere, J = joule, kg = kilogram, H = henry.

menyebabkan proses untuk menghasilkan nilai-nilai


optimal butuh waktu cukup lama sekitar 50 detik. Gambar 9. Grafik ABCO terhadap perubahan Siklus
Sedangkan nilai populasi kecil hanya butuh waktu
Jurnal EECCIS Vol.6, No. 1, Juni 2012
35

4. Koloni Lebah dengan Perubahan Scout Production untuk membatasi besarnya perubahan nilai acak pada
Period (SPP) algoritma ini yang nilainya berkisar dari 0 hingga 1.
Data parameter acuan algoritma koloni lebah buatan Semakin besar laju perubahan maka semakin baik nilai
seperti terlihat dalam Tabel VII. optimasi yang didapat.
Dari data-data pengujian dapat diketahui bahwa
TABEL VII
DATA PARAMETER UNTUK UJI UBAH SPP semakin besar nilai populasi, siklus dan iterasi, waktu
yang dibutuhkan dalam mencari optimasi semakin lama.
Percobaan Populasi Iterasi Siklus SPP LP Karena semakin besar populasi maka matriks optimasi
ke-
1 50 20 1000 400 0.9 semakin besar sedangkan semakin besar nilai siklus dan
2 50 20 1000 200 0.9 iterasi maka pengulangan untuk mendapatkan nilai
3 50 20 1000 100 0.9 terbaik semakin banyak. Terjadinya error proses
4 50 20 1000 50 0.9 optimasi pada serving karbohidrat, energi, protein dan
Hasil pengujian terlihat pada Gambar 10. lemak karena ketidaktepatan kombinasi pemilihan menu
dalam satu kali makan, hal ini dapat dilihat dalam tabel
pengujian dengan merubah menu makanan yang
diinginkan (pada makan pagi, siang, malam). Sebagai
contoh: Pada uji makan siang didapat nilai serving
karbohidrat yang paling bagus tetapi kebutuhan protein
dan lemak kurang dari ketentuan, sedang pada uji
No vertical lines in table. Statements that serve as captions for the makan malam didapat nilai protein dan lemak yang
entire table do not need footnote letters. sesuai toleransi tetapi terjadi error pada serving
a
Gaussian units are the same as cgs emu for magnetostatics; Mx =
maxwell, G = gauss, Oe = oersted; Wb = weber, V = volt, s = second,
karbohidrat dengan error rata-rata 3% (dalam batas
T = tesla, m = meter, A = ampere, J = joule, kg = kilogram, H = henry. toleransi)
Dari semua percobaan yang dilakukan untuk masing-
Gambar 10. Grafik ABCO terhadap Perubahan SPP
masing data uji, bisa mendapatkan nilai serving
Semakin kecil nilai Scout Production Period (SPP) karbohidrat dan takaran energi yang optimal (dalam
maka semakin sering scout diproduksi, sehingga area perhitungan). Ketahanan sistem untuk
semakin sering pula terjadi pencarian terhadap sumber mendapatkan nilai optimal adalah baik. Proses optimasi
makanan baru, data menjadi lebih labil dan akibatnya serving karbohidrat terbaik didapat saat setting
nilai optimasi semakin buruk. Jika nilai SPP yang parameter algoritma koloni lebah, pada populasi 50,
diberikan terlalu besar maka periode perubahan untuk iterasi 40, siklus 1000, SPP 100, LP 0,6.
mencari sumber makanan baru terlalu lama karena
produksi scout yang lambat sehingga proses pencarian 6. Verifikasi Sistem
sumber makanan baru tidak lagi optimal. Perubahan Verifikasi bertujuan mengetahui kesesuaian
nilai SPP tidak banyak mempengaruhi waktu proses penerjemahan algoritma koloni lebah buatan untuk
optimasi, rerata waktu proses 15 detik. menemukan nilai optimal serving karbohidrat dan
5. Koloni Lebah dengan Perubahan Laju Perubahan energi dengan standar yang diberlakukan ahli gizi,
Data parameter acuan algoritma koloni lebah buatan dengan membandingkan hasil yang diperoleh sistem
terlihat dalam Tabel VIII. dengan hasil perhitungan ahli gizi. Berikut salah satu
kasus untuk uji verifikasi ini :
TABEL VIII
DATA PARAMETER UNTUK UJI UBAH LP Penderita DM anak N, usia 12 tahun, tinggi badan
137 cm, berat badan 25 kg adalah penderita DM tipe 1.
Percobaan Populasi Iterasi Siklus SPP LP Kegiatan harian anak N adalah sekolah one day school
ke-
1 50 20 1000 100 0.9 dan berolahraga basket seminggu 3 kali. Anak N
2 50 20 1000 100 0.6 menyukai makanan apa saja dan mengkonsumsi susu
3 50 20 1000 100 0.3
satu kali dalam sehari. Anjuran/resep injeksi insulin dari
Hasil pengujian dengan parameter diatas terlihat dokter setiap hari @ 5 unit insulin 3x sehari sebelum
pada Gambar 11. makan. Dengan data tersebut, didapat perhitungan
kebutuhan individu Anak N berupa Berat Badan Ideal
33 kg. Dengan BBI 33 kg, Anak N membutuhkan
energi, serving karbohidrat dan nutrisi makro seperti
terlihat dalam Tabel IX.

No vertical lines in table. Statements that serve as captions for the TABELI X
entire table do not need footnote letters. KEBUTUHAN NUTRISI PENDERITA DM KASUS 1
a
Gaussian units are the same as cgs emu for magnetostatics; Mx =
maxwell, G = gauss, Oe = oersted; Wb = weber, V = volt, s = second, Rincian Kebutuhan Nutrisi Per Hari Per Makan
T = tesla, m = meter, A = ampere, J = joule, kg = kilogram, H = henry.
Energi (kal) + 10% 1751.6 583.87
Karbohidrat (45% s/d 65%) min 197 65.67
Gambar 11. Grafik ABCO terhadap Laju Perubahan Karbohidrat (45% s/d 65%) max 284.6 94.87
Laju perubahan merupakan suatu nilai yang berfungsi Protein (20%) 87.5 29.17

Jurnal EECCIS Vol. 6, No. 1, Juni 2012


36

Lemak (25%) 48.3 16.1 perhitungan nilai serving karbohidrat dan energi.
Serving HA 15 5 Penelitian ini juga membuktikan bahwa algoritma
Dengan data perhitungan total energi diatas, contoh koloni lebah buatan bekerja efektif dengan proses yang
perbandingan perencanaan makan yang dapat diasup tidak memakan waktu lama untuk mencari nilai optimal.
oleh Anak N dengan ketentuan harus memenuhi Nilai optimal dapat ditemukan baik dengan merubah
kebutuhan serving karbohidrat, energi dan nutrisi makro jumlah populasi lebah ataupun dengan merubah nilai
yang dihasilkan ahli dan sistem terlihat dalam Tabel X. siklus atau iterasinya. Untuk kasus ini nilai optimal
TABEL X didapatkan dengan setting parameter algoritma koloni
PERBANDINGAN RENCANA MENU PAKAR DAN SISTEM lebah, pada populasi 50, iterasi 40, siklus 1000, SPP
Pakar Sistem 100, laju perubahan 0,6.
Perencanaan Menu Makan
Jmlh (gr) Jmlh (gr) Perencanaan menu makan dengan menggunakan
Total Makan Pagi 560.0 482.1 algoritma koloni lebah buatan dapat menemukan nilai
- Nasi beras putih 60.0 66.3 optimal jumlah serving karbohidrat, jumlah energi serta
- Sop daging 100.0 109.6
takaran nutrisi makro yang dibutuhkan dalam batas
- Omelet 150.0 156.1
- Semangka 250.0 150.1
toleransi, dan jumlah takaran masing-masing menu yang
Total Energi 573.1 kal 585.2 kal boleh diasup dalam hitungan detik. Hal ini menjadi
Total Serving Karbohidrat 5.1 5.0 kelebihan dari sistem ini dibandingkan cara manual
Total Karbohidrat 76.5 75.1 yang membutuhkan waktu lebih lama untuk proses
Total Protein 29.9 31.4 perencanaan menu dengan komposisi optimal.
Total Lemak 16.8 17.7 Sebagai saran, perlu dilakukan penelitian untuk kasus
Total Makan Siang 565.0 501.5
ini (mencari nilai optimal serving karbohidrat untuk diet
- McD Chicken Sandwich (*) 75.0 86.5
- Rolade tahu 50.0 30.0
penderita DM dengan terapi insulin metode carbing)
- Wortel rebus 100.0 66.9 menggunakan algoritma atau metode optimasi jenis
- Buncis rebus 100.0 89.6 lainnya. Sehingga dapat dilakukan perbandingan unjuk
- Sari jeruk 240.0 228.4 kerja masing-masing algoritma atau metode mana yang
Total Energi 584.5 kal 583.8 kal dapat menghasilkan tingkat paling optimal.
Total Serving Karbohidrat 5.0 5.0 Sistem ini juga dapat dikembangkan dengan
Total Karbohidrat 75.6 75.0
ditambahkan sistem penunjang keputusan untuk
Total Protein 27.1 27.7
Total Lemak 18.1 16.9 menentukan kombinasi dan komposisi menu sehingga
Total Makan Malam 500.0 510.8 bisa menghasilkan perencanaan menu makanan dengan
- Mie goreng jawa 200.0 143.1 serving karbohidrat, jumlah energi dan kandungan
- Ikan teri goring 60.0 87.8 nutrisi makro yang optimal dalam komposisi menu yang
- Susu 30.0 30.0 optimal. Dengan pengembangan menjadi sebuah sistem
- Sirsak 210.0 249.9
penunjang keputusan, juga dapat menangani pengaturan
Total Energi 578.0 kal 566.1 kal
Total Serving Karbohidrat 5.0 5.0
atau perencanaan makan untuk penderita DM yang
Total Karbohidrat 75.6 75.1 mengalami komplikasi dengan penyakit lain.
Total Protein 25.8 26.9
Total Lemak 20.71 19.42 DAFTAR PUSTAKA
[1] Soeatmaji, DW. Dkk., (2007), Menghitung Karbohidrat dan
Dengan injeksi 3 x 5 unit insulin sebelum makan Terapi Insulin., Universitas Negeri Malang, Malang.
untuk klien, serving karbohidrat yang dibutuhkan adalah [2] K. Dervis. (2011, December 15), An Idea Based On Honey Bee
Swarm for Numerical Optimization, Technical Report-TR06,
15 unit dalam satu hari atau 5 unit dalam satu kali Erciyes University, Engineering Faculty, Computer Engineering
makan. Maka hal utama yang harus diperhatikan dalam Department, Turkey: Springer-link, 2005.
perencanaan menu makan penderita DM ini yaitu [3] Teodorovic, D., Dell, M. O. (December 15, 2011). Bee colony
optimization – a cooperative learning approach to complex
menemukan komposisi menu makanan yang dapat transportation problems, In Proceedings of 10th EWGT Meeting
memberikan takaran serving karbohidrat sebanyak 5 and 16th Mini EURO Conference, 2005.
unit secara tepat dalam satu kali makan. Ketepatan [4] A. Malik., S. Abdullah. (2011, December 29), Comparison on
the Selection Strategies in the Artificial Bee Colony Algorithm
pemberian serving karbohudrat ini yang sangat berperan for Examination Timetabling Problem., International Journal of
bersama asupan unit insulin untuk mendapatkan kadar Soft Computing and Engineering (IJSCE) ISSN: 2231-2307,
gula darah penderita DM berada pada kondisi normal Volume-1, Issue-5, November 2011.
[5] K. Dervis. (2011, December 15), Artificial bee colony (ABC)
atau stabil. Setelah memenuhi serving karrbohidrat optimization algorithm for solving constrained optimization
secara tepat, perlu dipenuhi kebutuhan energi, protein problems, Advances in Soft Computing: Foundations of Fuzzy
dan lemak, sehingga nutrisi yang dikonsumsi sesuai Logic and Soft Computing, Volume 4529 of LNCS: 789-798,
Springer, Berlin, 2007.
kebutuhan.
[6] Karaboga, D., Basturk, B. (2011, December 29), “On The
Performance of Artificial Bee Colony (ABC) Algorithm”,
VII. KESIMPULAN DAN SARAN Applied Soft Computing, 8(1):687–697, 2008.
[7] Nurhan Karaboga. (2011, December 29), “A New Design
Serangkaian percobaan yang telah dilakukan Method Based on Artificial Bee Colony Algorithm for Digital IIR
menghasilkan kesimpulan bahwa algoritma koloni lebah Filters”, Journal of the Franklin Institute November 2008.
buatan dapat bekerja dengan baik untuk mengoptimasi [8] Suyanto, Algoritma Optimasi. Jogjakarta, Graha Ilmu, 2010,
pp. 190–215.

Jurnal EECCIS Vol.6, No. 1, Juni 2012

Anda mungkin juga menyukai