Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah

Teori Relativitas Umum merupakan karya besar Einstein yang memer- lukan
waktu yang lama untuk diuji, bahkan sampai sekarang pengujian teori ini masih
berlangsung. Teori ini dapat dikatakan sebagai teori gravitasi yang membongkar teori
gravitasi Newton. Teori ini mampu memprakirakan beberapa fenomena di jagad raya
seperti pembelokan cahaya bintang, presisi orbit planet, pergeseran merah gravitasi,
gema tunda radar dengan ketelitian tinggi [Krane, 1992].
Lubang hitam dan gelombang gravitasi adalah salah satu prakiraan yang paling
menarik dari teori gravitasi Einstein. Pembuktiannya tidak langsung karena semua
informasi lain tentang lubang hitam diperoleh tidak langsung, yakni berasal dari
pengaruhnya terhadap gas di lingkungan sekitar lubang hi- tam [Schutz, 2009]. Teori
Einstein mengatakan bahwa lubang hitam seharusnya memancarkan radiasi (gelombang)
gravitasi. Gelombang gravitasi merupakan riak dalam struktur ruang-waktu
disebabkan oleh peristiwa semisal bencana besar bintang-bintang neutron dan lubang
hitam yang bertabrakan. Peristiwa yang terbesar dan paling mudah untuk diamati dari
keduanya, adalah tabrakan antara lubang hitam supermasif di pusat galaksi. Jadi
pertanyaan penting ada- lah seberapa sering peristiwa ini terjadi, supaya gelombang
ini menjadi mudah diamati.
Gelombang gravitasi begitu penting, karena gelombang ini akan mem- bantu
fisikawan dan astronom untuk memahami beberapa hukum yang paling dasar dalam
fisika. Gelombang gravitasi juga akan memberitahu kita tentang dinamika peristiwa
berskala besar di alam semesta seperti kematian bintang, dan kelahiran lubang
hitam. Astrofisikawan sangat tertarik pada gelombang gravitasi, karena gelombang
ini menawarkan cara yang sama sekali baru untuk mempelajari alam semesta.
Memasuki abad ke-21, para astrofisikawan berada di ambang penggunaan gelombang
gravitasi untuk mendapatkan perspektif ba- ru tentang alam semesta yang teramati.
Gelombang gravitasi merupakan salah satu cara untuk melakukan pengamatan lubang
hitam secara langsung. Pada ta-
hun 1999, istilah "Gelombang Gravitasi Astronomi" telah dipilih Schutz sebagai salah
satu cabang dari pengamatan Astronomi.
Untuk menelaah gelombang gravitasi ini dengan model matematis, diper- lukan
penyelesaian persamaan medan gravitasi Einstein untuk keruntuhan lu- bang hitam
yang unik, misalnya solusi Kerr dan Schwarzschild [Stephani, 2003]. Koordinat Kerr-
Schild sebagai generalisasi dari koordinat Eddington- Finkelste- in untuk Schwarzschild
yang dikenal sebagai metrik Kerr-Schild [Kerr, 2008].

Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah :


Bagaimanakah persamaan gelombang gravitasi dengan latar Kerr-Schild
dan penyelesaiannya.

1.2 Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah, geometri ruang- waktu
yang digunakan adalah geometri ruang-waktu bermetrik Kerr-Schild dan diasumsikan
bahwa medan gravitasi bersifat lemah.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah


memahami perilaku gelombang gravitasi dengan latar Kerr-Schild.

1.4 Tinjauan Pustaka

Pada tahun 1916, Albert Einstein menerbitkan Teori Relativitas Umum. Teori
ini menjelaskan cara ruang-waktu dipengaruhi oleh massa. Ruang-waktu tersebut dapat
digambarkan sebagai kain yang dibentangkan yang kemudian akan melengkung saat
suatu obyek ditempatkan di atasnya. Situasi ini meng- gambarkan kelengkungan
ruang-waktu, dan cara hal itu dipengaruhi oleh massa. Gelombang gravitasi merupakan
riak dalam struktur ruang-waktu dise- babkan oleh peristiwa semisal bencana besar
bintang-bintang neutron dan lu- bang hitam yang bertabrakan. Pada tahun 2002,
Moreno dan Nunez telah me- nurunkan persamaan untuk dua bagian radiasi dari
tensor Weyl, yaitu Ψ(1) dan Ψ(1), pada ruang-waktu Kerr menggunakan koordinat
Kerr-Schild,
4 dengan
menyertakan sumber. Penurunan tersebut dikerjakan untuk kasus yang masuk (ingoing
) serta kasus yang keluar (outgoing ). Prosedur yang diambil dalam pe- kerjaan
tersebut sangat mudah, namun memperoleh persamaan ini merupakan langkah yang
diperlukan dalam kajian lubang hitam terganggu semianalitik, dan hal ini akan berguna
untuk komunitas riset. Deskripsi ini memungkinkan un- tuk dilakukannya studi
cakrawala (horison) sedekat mungkin yang dinginkan, dan bahkan di dalam cakrawala
peristiwa (event horizon), asalkan koordinatnya umum. Selain itu, ada beberapa hasil
yang menggambarkan data awal, yaitu da- lam deskripsi Kerr - Schild, sehingga
pekerjaan Moreno dan Nunez cocok dengan mereka. Persamaan yang diperoleh telah
diuji dalam kasus sederhana dan dipe- roleh hasil yang diharapkan, yaitu bahwa
gangguan radial tidak menghasilkan radiasi.
Analisis dan persamaan yang disajikan dalam karyanya melengkapi kar- ya
orang-orang yang bekerja murni numerik. Upaya bersama saat ini sedang
berlangsung. Ada beberapa fenomena yang sekarang dapat dipelajari dari per- spektif
ini, yang paling penting adalah dalam studi gelombang gravitasi dari bintang
kompak dalam orbit lingkaran, maupun orbit spiral di sekitar lubang hitam besar
yang berputar. Hal ini berlaku dengan baik dalam memperoleh prediksi yang dapat
diuji dan terdeteksi oleh observatorium gravitasi seperti LISA dan LIGO [Moreno,
2002]. Saat ini jaringan detektor gelombang gravitasi interferometri beroperasi di
seluruh dunia secara paralel dengan detektor tipe bar akustik yang ada. Pencarian
yang sedang dilakukan ditujukan pada deteksi langsung radiasi gravitasi dari sumber
astrofisika. Di masa depan ada rencana untuk menatar (up grade) detektor gelombang
gravitasi yang direncanakan ber- basis ruang, yakni Laser Interferometer Space
Antenna (LISA) [Rowan, 2006].
Detektor gelombang gravitasi yang beroperasi sekarang sedang menca- ri
beberapa macam sinyal gelombang gravitasi pada frekuensi puluhan Hertz
sampai kilohertz. Salah satunya adalah tabrakan pasangan lubang hitam yang
bermassa kira-kira 10 M Ⓢ. Terkadang antara sekarang dan sekitar 8 tahun dari
sekarang, ada kemungkinan bahwa sinyal semacam ini akan diamati. Ha-
silnya akan menjadi uji yang kuat bagi prakiraan dinamika relativitas umum dalam
medan kuat. Pengamatan pada frekuensi di bawah 1 Hz tampaknya ha- rus menunggu
sampai peluncuran LISA, mudah-mudahan hanya beberapa tahun kemudian. LISA akan
memiliki 3 tujuan utama, semuanya melibatkan lubang hitam - lubang hitam yang
besar. Hal pertama yang dilakukan adalah penga-
matan pada tabrakan pasangan lubang hitam yang bermassa menengah (100 sampai
105MⓈ) dan lubang hitam yang bermassa lebih tinggi pasa pergeser- an merah kira-
kira z = 10. Hal ini akan memberikan informasi baru mengenai
awal terbentuknya dan pertumbuhan lubang hitam seperti yang ditemukan pa- da
sebagian besar galaksi, dan hubungan antara pertumbuhan lubang hitam dan evolusi
struktur galaksi. Tujuan kedua adalah pengamatan pada lubang hi-
tam yang bermassa sekitar 10 MⓈ, bintang neutron, dan katai putih meningkat
sampai ke lubang hitam yang jauh lebih besar di inti galaksi. Kejadian-kejadian
tersebut akan memberikan informasi rinci tentang populasi benda kompak se- perti di
daerah di sekitar pusat galaksi. Tujuan ketiga adalah penggunaan dua jenis pertama
dalam pengamatan untuk menguji relativitas umum bahkan akan lebih kuat daripada
detektor berbasis tanah [Bender, 2009].

1.5 Metodologi Penelitian

Penelitian dalam skripsi ini dilakukan dengan metode kajian teoritis me- lalui
studi literatur dan perhitungan matematis. Persamaan gravitasi Einstein dirumuskan
dalam bentuk persamaan tensor, sehingga dalam menyelidiki dina- mika sistem yang
ada, langkah-langkah yang harus dilakukan :

1. Merumuskan metrik ruang-waktu (metrik Kerr-Schild) sehingga diperoleh nilai


tensor metrik.

2. Menentukan nilai komponen simbol Christoffel, tensor Ricci dan skalar


kelengkungan.

3. Merumuskan tensor energi-momentum sistem.

4. Menyelesaikan persamaan medan gravitasi Einstein metrik Kerr-Schild.

Anda mungkin juga menyukai