Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KANKER SERVIKS

Makalah ini ditujukan untuk mata kuliah penulisan ilmiah.

Disusun oleh:

TRISNAWATI

NIM : 0101014039

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA

Jl. RE. Martadinata (By Pass) Cikarang – Bekasi 17530. Telp. (021) 8902577, (021)
8900531,Fax. (021) 8900570

2014
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah yang berjudul Kanker
Serviks ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rosulullah SAW
beserta para sahabat dan keluarga serta umatnya.

Penulisan ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu ucapan terimakasih diberikan kepada:

1. Ibu Sofie Handajany, SKp.M.Kes, selaku dosen mata ajar Penulisan Ilmiah dan
pembimbing.
2. Bapak H. Fathkurozi S.Pd.I, selaku kepala perpustakaan Akper Bhakti Husada.
3. Orang tua tercinta yang selalu memberikan suport dan do’a.

Penulisan ilmiah ini di buat untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian
Akhir Semester (UAS). Penulisan ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga
diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan penulisan ilmiah
ini. Semoga penulisan ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya.

Bekasi,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan

a. Latar belakang ........................................................................................................ 1

b. Tujuan .................................................................................................................... 3

c. Sistematika penulisan ............................................................................................. 3

BAB II Kajian Pustaka

a. Definisi Kanker Serviks ......................................................................................... 4

b. Etiologi Kanker Serviks .......................................................................................... 4

c. Tanda dan gejala Kanker Serviks ........................................................................... 5

d. Patofisiologi Kanker Serviks .................................................................................. 6

e. Pencegahan Kanker Serviks .................................................................................... 7

f. Pengobatan Kanker Serviks .................................................................................... 9

BAB III Pembahasan

a. Pengkajian masalah ................................................................................................ 10

b. Pembahasan ............................................................................................................ 11

ii
BAB IV Penutup

a. Kesimpulan ............................................................................................................ 13

b. Saran ....................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Saat ini

kanker serviks menduduki urutan ke dua dari penyakit kanker yang menyerang

perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang berkembang. Dari

data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diketahui terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita

kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini sebanyak 273.505

jiwa per tahun (Emilia, 2010).

Di negara maju, angka kejadian kanker serviks sekitar 4% dari seluruh kejadian

kanker pada wanita, sedangkan di negara berkembang mencapai diatas 15% (Emilia,

2010). Di Indonesia, diperkirakan 15.000 kasus baru kanker serviks terjadi setiap

tahunnya, sedang angka kematiannya di perkirakan 7500 kasus per tahun (Emilia, 2010).

Pada tahun 2004 jumlah pasien kanker yang berkunjung ke Rumah Sakit di Indonesia

mencapai 6.511 dengan proporsi pasien kanker serviks yang rawat jalan adalah 16,47%

dan rawat inap adalah 10,9%, selain itu lebih dari 70% kasus kanker serviks datang ke

rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut (Depkes RI, 2005).

Melihat perkembangan jumlah penderita dan kematian akibat kanker serviks,

diperkirakan bahwa sekitar 10 persen wanita di dunia telah terinfeksi Human Papiloma

Virus (HPV), muncul fakta bahwa semua perempuan mempunyai resiko untuk terkena

infeksi HPV. Perjalanan dari infeksi HPV, tahap pra kanker hingga menjadi kanker

1
2

serviks memakan waktu 10 sampai 20 tahun. Disinilah tujuan dari deteksi dini yaitu

memutuskan perjalanan penyakit pada tahap pra kanker dan mendapatkan pengobatan

sesegera mungkin sehingga kanker serviks diharapkan dapat sembuh sempurna

(Widyastuti, 2009).

Permasalahan yang muncul adalah banyak wanita yang tidak mau menjalani

pemeriksaan, dan kanker serviks ini biasanya justru timbul pada wanita-wanita yang tidak

pernah memeriksakan diri atau tidak mau melakukan pemeriksaan ini. 50% kasus baru

kanker serviks terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak pernah melakukan pemeriksaan

pap smear. Padahal jika para wanita mau melakukan pemeriksaan ini, maka penyakit

kanker serviks suatu hari bisa saja musnah, seperti halnya polio ( Depkes RI, 2005).

Budaya dan adat ketimuran di Indonesia telah membentuk sikap dan persepsi yang jadi

penghalang bagi perempuan untuk membuka diri kepada profesional medis dan mampu

melindungi kesehatan reproduksinya. Akibatnya, kebanyakan pasien datang sudah pada

stadium lanjut, hingga sulit diobati.

Senjata terbaik untuk mencegah kanker serviks adalah bentuk skrining yang

dinamakan Pap Smear, dan skrining ini sangat efektif. Pap smear adalah suatu

pemeriksaan sitologi yang diperkenalkan oleh Papanicolaou pada tahun 1943 untuk

mengetahui adanya keganasan (kanker) dengan mikroskop. Pemeriksaan ini mudah

dikerjakan, cepat dan tidak sakit (Bustan, 2007).

Menurut Wilopo (2010) saat ini diperkirakan baru sekitar 5% wanita yang mau

melakukan deteksi dini terhadap kanker serviks, mengakibatkan banyak kasus ini

ditemukan sudah pada stadium lanjut yang sering kali mengakibatkan kematian. Data
3

awal diketahui jumlah kunjungan rawat jalan di Poli Kebidanan Rumah Sakit Umum

Daerah dr. Pirngadi Medan dari bulan Januari sampai Juni tahun 2011 ada sebanyak 263

orang, dan hanya 24 orang (9,13%) yang melakukan pemeriksaan pap smear. Hal ini

menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat masih sangat rendah terhadap pemeriksaan

pap smear. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas tentang

“Kanker Serviks” menjadi sebuah makalah.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu memahami konsep dasar kanker serviks.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu mengetahui definisi kanker serviks.

b. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari kanker serviks.

c. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala kanker serviks.

d. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi kanker serviks.

e. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pencegahan kanker serviks.

f. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pengobatan kanker serviks.

C. Sistematika penulisan

Penulisan ilmiah ini terdiri dari 4 BAB, yaitu: BAB I pendahuluan yang terdiri

dari latar belakang, tujuan dan sistematika penulisan. BAB II tinjauan pustaka yang

terdiri dari definisi kanker serviks, etiologi kanker serviks, tanda dan gejala kanker

serviks, patofisiologi, pegobatan dan pencegahan kanker serviks. BAB III pembahasan

dan BAB IV penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kanker Serviks

Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel kanker di leher rahim atau serviks

yang abnormal(Supriyanto, 2014). Di sana sel-sel kanker tersebut mengalami perubahan

kearah displasia atau keganasan. Biasanya kanker rahim menyerang perempuan yang

berumur 35-55 tahun yaitu dimana kedaan seorang wanita dalam masa sexually active.

Tetapi bukan berarti bahwa perempuan yang masih muda tidak bisa mengalaminya.

Perempuan yang muda pun dapat menderita kanker rahim asalkan memiliki faktor

resikonya.

Sedangkan menurut Tilong (2014) kanker serviks atau kanker leher rahim adalah

salah satu jenis keganasan atau neoplasma yang lokasinya terletak di daerah serviks.

Serangan kanker ini pada tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun. Tetapi ketika

kanker sudah masuk stadium lanjut atau saat sel kanker serviks sudah menginvasi

jaringan di sekitarnya, kanker ini baru bisa terlihat. Itulah sebabnya mengapa kanker jenis

ini masuk dalam kategori killer silent.

B. Etiologi Kanker Serviks

Belum diketahui pasti penyebab terjadinya kanker serviks, tetapi ada beberapa

faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kanker serviks (Reefani, Supriyanto & Tilong,

2014), yaitu:

1. Human Papilloma Virus (HPV)

4
5

HPV adalah suatu virus yang dapat menyebakan terjadinya kutil di daerah genital

(kondiloma akltminata), yang ditularkan melalui hubungan seksual. HPV sering

diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel rahim.

2. Merokok

Tembakau yang terkandung dalam rokok dapat menurunkan system kekebalan tubuh

dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan HPV pada serviks.

3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.

4. Berganti-ganti pasangan seksual.

5. Gangguan system kekebalan tubuh.

6. Penggunaan pil KB dalam jangka waktu lama.

7. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia yang menahun.

8. Usia

Usia diatas 40 tahun sangat rentan terhadap serangan kanker ini. Namun ini bukan

berarti tidak mungkin menyerang usia muda.

9. Mengalami keputihan terus-menerus.

10. Mempunyai anak banyak.

11. Memakai pembalut yang tidak aman seperti pembalut yang mengandung dioksin.

12. Mencuci kemaluan dengan air yang tidak bersih.

13. Masalah genetik.

C. Tanda dan Gejala Kanker Serviks

Tanda dan gejala yang timbul pada kanker serviks (Tilong, 2014), yaitu:
6

1. Serangan kanker serviks ditandai dengan keluarnya darah yang cukup banyak sehabis

berhubungan seksual (pendarahan post coitus). Darah tersebut kadang keluar bersama

urin yang diikuti rasa sakit. Jika hubungan seksual ini dilakukan pertama kali, ini

adalah hal yang wajar. Namun jika tidak, perlu dicurigai adanya serangan kanker

tersebut.

2. Penderita juga mungkin akan mengalami pendarahan. Pendarahan biasanya sering

dan berlangsung rutin.

3. Timbulnya keputihan yang abnormal. Jelas ini berbeda dengan keputihan biasa,

keputihan yang abnormal ini biasanya dapat dibedakan dengan beberapa ciri seperti

tekstur cairan yang kental dengan warna putih susu, kuning, kehijauan atau keabu-

abuan. Bahkan beberapa ahli mengatakan, warna keputihan yang berhubungan

dengan kanker serviks ini, mempunyai warna merah dan cokelat. Cairan ini juga

bersifat lengket, bebau tidak sedap, menimbulkan gatal, bisa meninggalkan bercak

pada pakaiam dalam dan biasanya cairan tersebut lebih banyak dari cairan keputihan

biasa.

4. Timbulnya rasa sakit pada daerah pinggul. Kondisi ini juga diikuti oleh timbulnya

rasa sakit pada paha, perut bagian bawah dan begitu juga pada saat buang air kecil

atau besar.

D. Patofisiologi Kanker Serviks

Berikut ini adalah patofisiologi dari kanker serviks yang terdiri dari prainvasif dan invasif

( William & Wilkins, 2011), yaitu:

1. Kanker prainvasif
7

a. Kanker prainvasif berkisar dari displasia serviks minimal, yaitu lapisan ketiga

terbawah epitelium yang mengandung sel abnormal, hingga karsinoma in situ,

yaitu seluruh lapisan epitelium mengandung sel yang berproliferasi abnormal.

2. Kanker invasif

a. Sel kanker menembus membrane dasar dan dapat menyebar secara langsung ke

struktur panggul dengan mudah atau menyebar ke lokasi yang jauh melalui rute

limfatik.

b. Kebanyakan kasus (95%) adalah karsinoma sel skuamosa; 5% kasus adalah

adenokarsinoma.

E. Pencegahan Kanker Serviks

Kanker serviks dapat dicegah dengan beberapa cara (Supritanto & Tilong, 2014), yaitu:

1. Tes Pap Smear

Pap Smear adalah pemeriksaan medis yang dilakukan untuk mendeteksi gejala

kanker serviks secara dini. Melakukan tes Spap Smear bertujuan agar wanita yang

mungkin terdeteksi kanker pada tahap awal, akan lebih mudah penanganannya. Tes

Pap Smear ini harus dilakukan secara rutin dan teratur, setidaknya setiap dua tahun

sekali. Tes Pap Smear ini dianjurkan khusus pada wanita yang sudah melakukan

hubungan seksual dari segala umur hingga 70 tahun, tidak terkecuali yang sudah mati

haid.

2. Berikan vaksin HPV

Vaksin HPV biasanya diberikan pada wanita pada umur 10-55 tahun. Vaksin ini

deberikan melalui suntikan sebanyak tiga kali pada otot, biasanya pada lengan atas.

Suntikan pertama dilakukan pada bulan ke nol, suntikan kedua diberikan pada bulan
8

ke satu dan sntikan yang ketiga dilakukan pada bulan ke enam. Hal ini dapat

memberikan proteksi terhadap infeksi HPV tipe 16 dan 18 selama 5 tahun.

3. Konsumsi makanan pencegah kanker serviks.

a. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin A, E dan kalsium. Karena vitamin

A dan E mengandung antioksidan yang melindungi sel-sel dari kerusakan akibat

radikal bebas. Secara tidak langsung juga mencegah kanker serviks.

b. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin C. Hal ini disebabkan karena

vitamin C dapat memperbaiki dan memeperkuat mukosa, material dalam serviks.

c. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin B dan folat. Fungsi dari folat ini

dapat menurunkan kadar homosistein yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel

abnormal pada leher rahim.

d. Konsumsi makanan yang mengandung polifenol dan flavonoid.

4. Melakukan edukasi dan sosialisasi tentang kanker serviks pada masyarakat awam

terutama wanita.

5. Menghindari rokok.

6. Jangan mencuci vagina dengan antiseptik terlalu sering karena dapat memicu

terjadinya kanker serviks.

7. Jangan menaburi bedak pada vagina.

8. Diet rendah lemak.

9. Jangan berhubungan seks dalam usia dini.

10. Jangan berganti-ganti pasangan.

11. Hindari hubungan seks pada masa haid.

12. Melakukan pembersiahan organ intim.


9

F. Pengobatan Kanker Serviks

Berikut adalah beberapa cara dalam mengobati kanker serviks (Supriyanto, 2014), yaitu:

1. Operasi dengan cara mengambil daerah yang terserang kanker . Biasanya yang

diambil adalah uterus beserta leher rahimnya.

2. Radoiterapi dengan mengguanakan sinar-X berkekuatan tinggi, yang dapat dilakukan

secara internal maupun eksternal.

3. Kemoterapi.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Masalah

Secara garis besar kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel kanker yang abnormal

pada daerah serviks atau leher rahim. Sel-sel kanker tersebut mengalami keganasan yang

dapat berbahaya bagi si penderita. Penyebab utama penyakit kanker serviks adalah

Human Papilloma Virus (HPV). Perkembangan dari infeksi HPV (Human Pappiloma

Virus) tahap pra kanker hingga menjadi kanker serviks memakan waktu 10 sampai 20

tahun.

Di Indonesia sendiri terdapat 15.000 kasus wanita yang terkena kanker serviks

setiap tahunnya dengan angka kematian mencapai 7.500 kasus per tahun (Depkes RI,

2005). Banyaknya korban yang meninggal karena penyakit ini dikarenakan masih banyak

wanita yang tidak mau memerikasakan kesehatan mereka secara berkala terutama bagian

genitalia. Wanita di Indonesia masih merasa tidak biasa bahkan risih jika mereka harus

memeriksakan kesehatan genitalia pada dokter atau tenaga kesehatan, terutama pada

dokter atau tenaga kesehatan laki-laki. Sikap yang mereka pegang selama ini berdampak

negatif pada kesehatan mereka, sehingga kemungkinan wanita yang terkena kanker

serviks lebih tinggi.

Pada tahun 2004 jumlah pasien kanker yang berkunjung ke Rumah Sakit di

Indonesia mencapai 6.511 dengan proporsi pasien kanker serviks yang rawat jalan adalah

10
11

16,47% dan rawat inap adalah 10,9%, selain itu lebih dari 70% kasus kanker serviks

datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut(Depkes RI, 2005). Mereka yang

memeriksakan kesehatan secara berkala dan keseluruhan tentunya dapat mendeteksi

penyakit sejak dini terutama penyakit mematikan seperti kanker serviks. Oleh karena itu

perlu adanya himbauan yang berarti tentang kanker serviks dari pemerintah khususnya

Departemen Kesehatan Indonesia agar wanita yang meninggal karena kanker serviks

dapat diminimalisir.

B. Pembahasan

Penyebab utama kanker serviks sebagaimana yang telah kita ketahui adalah HPV

(Human Papilloma Virus) tetapi walaupun HPV memang sangat berbahaya bahkan

mematikan bagi si penderita kanker serviks ada hal yang sangant sederhana yang dapat

juga menimbulkan kematian yang diesebabkan oleh kanker serviks yaitu, adanya

kebiasaan wanita Indonesia yang tidak memeriksakan kesehatan mereka secara berkala.

Sikap tidak nyaman jika mereka harus memeriksakan area genitalia mereka pada petugas

kesehatan terutama laki-laki.

Melihat banyaknya korban yang jatuh akibat kanker serviks setiap tahunnya,

tidak berarti kanker serviks tidak dapat dicegah atau diobati. Memang kanker serviks

dapat diobati dengan cara melakukan operasi pengangkatan daerah yang terserang

kanker, radioterapi dengan menggunakan sinar-X dan juga kemoterapi. Tetapi tentu saja

pengobatan itu tidak akan dapat mengembalikan kesehatan tubuh secara maksimal seperti

sedia kala. Oleh karena itu, ada pepatah yang mengatakan bahwa “mencegah itu lebih

baik daripada mengobati”.


12

Cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker serviks adalah

dengan melakukan tes Pap Smear. Tes Pap Smear adalah pemeriksaan yang dilakukan

secara berkala untuk mendeteksi adanya kanker serviks sejak dini, tes ini dapat dilakukan

minimal dua tahun sekali. Tes Pap Smear ini ditujukan kepada wanita yang telah

melakukan hubungan seksual dari segala umur hingga usia 70 tahun. Tes Pap Smear ini

bertujuan agar apabila terdekteksi virus kanker serviks yang berkembang di leher rahim

maka dapat diobati secara menyeluruh sejak dini karena jika sudah mencapai stadium

lanjut pengobatan terhadap penyakit ini akan lebih sulit. Sehingga jika tes Pap Smear ini

dilakukan oleh sebagian besar wanita di Indonesia maka akan banyak juga nyawa yang

dapat diselamatkan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kanker serviks adalah penyakit berbahaya yang timbul tanpa gejala yang

terlihat, disebabkan oleh Human Papilloma Virus yang dapat membuat pertumbuhan sel-

sel dalam serviks menjadi abnormal. Selain dari HPV kanker serviks juga dapat

disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat seperti merokok, seks bebas, dll. Kanker

serviks ditandai dengan keluarnya darah disertai dengan rasa sakit setelah melakukan

hubungan seksual, keputihan yang abnormal dan timbulnya rasa sakit di daerah pinggul.

Di Indonesia masih banyak kasus kematian yang disebabkan oleh kanker serviks

karena masih banyak pula wanita yang belum sadar akan bahayanya kanker serviks.

Kanker serviks sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan

secara rutin atau yang biasa disebut tes Pap Smear.

B. Saran

1. Bagi perawat

Memotivasi wanita untuk melakukan deteksi dini kanker serviks berupa Pap Smear.

Hal ini bertujuan untuk mencegah angka kematian yang disebabkan oleh kanker

serviks lebih banyak lagi.

2. Bagi mahasiswa

Menambah pengetahuan dan keterampilan mencegah dan meningkatkan asuhan

keperawatan kepada klien dengan kanker serviks.

13
14

3. Bagi masyarakat

Memberi pengetahuan dan informasi pada masyarakat awam tentang kanker serviks.
DAFTAR PUSTAKA

Reefani, NK., 2014, Herbal Ajaib Tumpas Penyakit Wanita, Yogyakarta: Imperium.

Supriyanto, W., 2014, Kanker: Deteksi Dini, Pengobatan & Penyembuhannya, Yogyakarta:

Parama Ilmu.

Tilong, AD., 2014, Waspada Penyakit-penyakit Mematikan tanpa Gejala Menyolok, Yogyakarta:

Buku Biru.

Williams, L. & Wilkins, 2011, Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan, edk,

trans. Dwi Widiarti, Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai