Volume 14 Nomor 1 82
ABSTRAK
Enhancer merupakan senyawa yang dapat meningkatkan penetrasi obat ke dalam kulit. Salah
satu jenis enhancer kimia yang termasuk ke dalam kelompok asam lemak adalah asam oleat.
Asam oleat bekerja dengan cara membentuk lapisan lipid baru bersama lapisan lipid stratum
korneum untuk menurunkan kapasitas fungsi sawar kulit. Selain digunakan sebagai enhancer
tunggal, asam oleat dapat digunakan bersama enhancer kimia lain sebagai kombinasi untuk
memperbaiki penetrasi obat. Penggunaan asam oleat secara tunggal maupun kombinasi dapat
meningkatkan penetrasi obat ke dalam kulit lebih baik dibandingkan enhancer kimia lainnya
seperti seperti DMSO, span 20, asam laurat, caprylic acid, capric acid dan sebagainya.
Kombinasi enhancer yang sering digunakan adalah asam oleat dengan propilen glikol karena
dapat meningkatkan penetrasi obat dengan optimal.
ABSTRACT
Enhancer is a compound that can improve drug penetration into the skin. Oleic acid is a
chemical enhancer belonging to the group of fatty acids. Oleic acid works by forming a new
lipid layers with stratum corneum lipid to reduce the capacity of the skin barrier function.
Oleic acid not only being used as a single enhancer but also can be used together with the
other chemical enhancers as combination to improve drug penetration. The use of oleic acid
singly or in combination can improve drug penetration into the skin better than other
chemical enhancers such as DMSO, span 20, lauric acid, caprylic acid, capric acid and so
on. Enhancer combination that often used is oleic acid with propylene glycol because it can
increase penetration well.
Senyawa peningkat penetrasi (Enhancer) 1987; Barry, 1991a; Ghosh dan Banga,
adalah zat yang dapat meningkatkan 1993). Mekanisme yang pertama adalah
penetrasi atau perembesan obat ke dalam pelarut dimana enhancer bekerja dengan
kulit (Barry, 1983; Pfister and Hsieh, 1990a; melarutkan komponen-komponen jaringan
Finnin and Morgan, 1999). Peningkat pada kulit. Mekanisme yang kedua melalui
penetrasi kulit dapat bekerja melalui satu interaksi antara enhancer dengan lipid
pada strutur kulit dan meningkatkan difusi 7. Dapat digunakan sebagai bahan
Mekanisme keempat yaitu meningkatkan Hingga saat ini belum ada peningkat
partisi obat seperti co-enhancer dan co- penetrasi yang memiliki semua sifat ideal
solvent ke dalam stratum korneum (Barry, seperti yang dikemukakan di atas, namun
1991a). Senyawa peningkat penetrasi yang beberapa senyawa sedang dikembangkan dan
1983; Pfister dan Hsieh, 1990a; Finnin dan menjanjikan (Songkro, 2009).
3. Memiliki onset yang cepat, durasi senyawa tersebut memiliki sifat fisikokimia
4. Kompatibel secara fisika dan kimia mekanisme yang sama pula terhadap kulit
sepenuhnya pulih.
Chemical Enhancer
Classification
Alkohol Short chain alcohols
Ethanol, Isopropyl alcohol
Long chain alcohols
Decanol, Hexanol, Octanol, Myristyl alcohol
Amides Azone
Esters Ethyl acetate, Oleyl acetate, Isopropyl myristate, propylene glycol
monocaprylate, Octyl salicylate.
Fatty Acids Lauric acid, Linoleic acid, oleic acid, Palmitic acid, isostearic acid
Glycols Propylene glycol, Dipropylene glycol, 1,2-butylene glycol
Pyrrolidone N-methyl-2-pyrrolidones, 2-pyrrolidone
Sulfoxides Dimethyl sulphoxide, Decylmethyl sulphoxide
Surfactants Anionic surfactants
Sodium lauryl sulphate
Cationic surfactants
Alkylpyridinium halide, Alkyl dimethylbenzyl ammonium halides.
Non-ionic surfactants
Span 80, Tween 80.
Terpenes Cineole, Eugenol, D-Limonene, Linalool, Menthol, Menthone.
Urea Carbamide
Miscellaneous Cyclodextrins, Water, Vitamin E, Phospholipids.
(Raut et al, 2014)
Asam Oleat merupakan enhancer tradisional paling
Asam oleat ((Z) asam -octadec-9- populer diantara berbagai asam lemak.
enoic) adalah asam lemak tak jenuh (Zhong et al, 2001). Pada beberapa
omega-9 dan komponen alami lemak yang literatur disebutkan bahwa penggunaan
berasal baik dari minyak nabati atau lemak asam oleat sebagai enhancer, baik secara
hewan (Rogers et al., 2001). Asam oleat tunggal maupun kombinasi , dapat
dapat melembutkan dan melembabkan meningkatkan jumlah zat aktif obat yang
kulit, dikarenakan sifatnya tersebut, telah berpenetrasi ke dalam kulit, bahkan ada
diproduksi minyak nabati khusus dan pula literatur yang menyebutkan bahwa
tersedia secara komersial seperti minyak asam oleat lebih baik daripada enhancer
bunga matahari. Pengobatan dengan asam lain seperti azone dan cineole untuk zat
oleat secara topikal memiliki keuntungan aktif tertentu (Zhong et al, 2001).
bahwa asam oleat bekerja dengan mengurangi proporsi lipid kristalin, dan
korneum untuk membentuk rantai panjang oleat. Pada literature lain juga disebutkan
asam lemak dengan konfigurasi cis. Asam bahwa asam oleat menurunkan suhu fase
oleat bekerja sebagai peningkat penetrasi transisi lapisan lemak kulit dengan
untuk menurunkan kapasitas fungsi sawar dan Eric, 1996; Ongipipattanakul et al,
kulit setelah pengobatan dengan asam oleat 1996; Aarti et al, 1995). Asam lemak tak
(Hanafi et al, 1997). Literatur lainnya jenuh meningkatkan koefisien difusi secara
menyatakan bahwa karena sifat asam oleat signifikan namun tidak memberikan efek
yang mirip dengan stratum korneum, maka nyata pada koefisien partisi stratum
asam oleat lebih mudah untuk penetrasi ke korneum (Puglia dan Bonina, 2008).
dalam sawar kulit. Setelah masuk ke dalam Dikarenakan berbagai macam mekanisme
kulit, struktur ‘tertekuk’ (berasal dari cis asam oleat tersebut, penetrasi obat baik
ganda) dari asam oleat akan menganggu yang bersifat hidrofilik maupun lipofilik
dan meningkatkan fluiditas lipid. Hal ini dapat ditingkatkan (Songkro, 2009).
kerja lain yang telah dipos ulatkan bahwa sebagai enhancer telah banyak dilakukan.
asam oleat menurunkan jalur difusi Pada beberapa zat aktif, pemakaian asam
al, 2002). Selain itu, diungkapkan pula kulit secara signifika, namun untuk zat
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 86
aktif tertentu, pemakaian asam oleat meningkatkan difusivitas serta partisi pada
menurunkan penetrasi obat ke dalam kulit mekanisme melalui rute polar adalah
dibandingkan kontrol. Hal ini dapat terjadi dengan meningkatkan hidrasi stratum
asam oleat dengan zat aktif tersebut. Simvastatin bersama dengan asam oleat,
aspirin dengan asam oleat sebagai span 20 dan dimetil sulfoksida konsentrasi
antiplatelet sediaan gel. Asam oleat 1%, 5%, dan 10% . Pada konsentrasi asam
seperti metil myristat, limonene, DMSO, maksimal terjadi pada konsentrasi asam
memberikan peningkatan yang lebih baik al., 2014). Selain itu, penggunaan asam
dibandingkan konsentrasi 20% (Ammar et oleat pada zat aktif asam salisilat dan ß-
al, 2007), hal ini dapat terjadi karena estradiol dapat meningkatkan fluks obat
(Ammar et al, 2006), Walaupun asam (Marepally et al., 2013; Goodman, 1989).
penyebaran obat hidrofilik dan lipofilik, ketoprofen bersama dengan enhancer asam
namun mekanisme kerja utama asam oleat oleat 5% menunjukkann waktu pelepasan
bahwa asam oleat menurunkan suhu fasa dengan zat aktif. Hasil kombinasi enhancer
transisi lapisan lipid stratum korneum dan tersebut, dapat meningkatkan penetrasi
meningkatkan fluiditas lipid kulit (Golden obat secara signifikan, bahkan beberapa
dan penyebaran yang lebih rendah dua enhancer yaitu etanol 20%, 50% dan
daripada kontrol (tanpa enhancer) (Alsaqr asam oleat 10% memberikan hasil
et al., 2015). Ini disebabkan karena penetrasi dan penyebaran yang paling baik
Vitamin D3 dengan asam oleat (Funke et enhancer saja seperti asam oleat maupun
al., 2002; Gao S et al., 1998), penurunan etanol. Etanol dan asam oleat biasa
yang sama juga terjadi pada penggunaan digunakan sebagai enhaner kimia obat
asam oleat sebagai enhancer pada gel transdermal, etanol dapat berfungsi ganda
penyebaran vitamin B12 meningkat secara et al., 1990; B, Bendas et al., 1995).
enhancer selanjutnya digunakan pada obat enhancer lain seperti asam lemak dapat
terapi keloid, Tranilast dalam sediaan meningkatkan efek yang sinergis (Cooper
topikal. Kombinasi antara asam oleat 10%, et al., 1985; Ruland and Kreuter, 1992).
20% dengan propilen glikol 10% Propilen glikol yang digunakan bersama
meningkatkan penetrasi dan penyebaran asam oleat akan berinteraksi dengan gugus
tranilast hingga berpuluh kali lipat polar sehingga asam oleat akan bergabung
macam enhancer saja baik asam oleat atau korneum (Oh et al., 1998). Penggunaan
propilen glikol (Murakami et al., 1998). lain kombinasi asam oleat dan propilen
Kombinasi propilen glikol yang digunakan glikol sebagai enhancer yang ampuh
diperkirakan bahwa kombinasi tersebut nitrogliserin, dll (Barry & Bennett 1987;
meningkatkan mobilitas intraseluler obat Goodman & Barry 1988; Loftsson et al,
tersebut baik sebagai akselerator efektif glikol, asam oleat juga bisa
kombinasi asam oleat dan propilen glikol enhancer lain seperti asam laurat, 2-
Propilen glikol tidak hanya dapat asam oleat 5% pada sediaan transdermal
merubah struktur kulit sehingga dapat dan penetrasi yang paling baik bersama
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 89
bersama dengan asam laurat 5% juga penetrasi obat ke dalam kulit dengan
enhancer tersebut bahkan memberikan Aarti, N.; Louk, A.; Pechtoid, R.M.;
Russell, O.; Richard, H.G. 1995.
hasil yang lebih baik dibandingkan Mechanism of oleic acid induced
skin penetration enhancement in
menggunakan satu enhancer saja. vivo in humans. J. Control Release.
Vol 37: 299-306.
Kombinasi enhancer dapat memberikan
Akhter, S.A.; Barry, B.W. 1984.
hasil yang lebih baik dibandingkan Penetration enhancers in human
skin effect of oleic & azone on
penggunaan enhancer tunggal disebabkan flurbiprofen permeation. J. Pharm.
Pharmacol. 36 (suppl.): 7.
mekanisme kerja yang berbeda di antara
Alsaqr, Ahmed; Rasoully,
dua enhancer sehingga menimbulkan efek Mohammed; Musteata, Florin
Marcel. 2015. Investigating
sinergis untuk meningkatkan penetrasi dan Transdermal Delivery of Vitamin
D3. AAPS PharmSciTech. DOI:
penyebaran obat (Wongpayapkul et al., 10.1208/s12249-015-0291-3.
yang termasuk dalam kelompok asam Ammar H.O.; Ghorab, S. M.; El-
Nahhas, et al. 2007. Evaluation of
lemak. Penggunaan asam oleat sebagai chemical penetration enhancers for
transdermal delivery of Aspirin.
enhancer tunggal maupun dalam Asian Journal of Pharmaceutical
Sciences, 2 (3): 96-105.
kombinasi dapat meningkatkan penetrasi
Barry, B. W. 1983. Dermatological
dan penyebaran obat yang lebih baik Formulations: Percuta- neous
Absorption. Marcel Dekker, New
dibandingkan enhancer kimia lain seperti York, U. S.
DMSO, span 20, asam laurat, caprylic Barry, B. W. 1987. Mode of action
of penetration enhancers in human
acid, capric acid dan sebagainya. skin. Journal of Controlled
Release. Vol 6: 85-97.
Kombinasi enhancer yang sering
Barry, B. W., Bennett, S. L. 1987.
digunakan adalah asam oleat dengan
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 90
Funke AP, Schiller R, Motzkus HW, Hanafi, T.; Anita, Bos, V. G., Joke,
Günther C, Müller RH, Lipp R. A.B.; Hans, E. J.; Harry, E.B. 1997.
2002.Transdermal delivery of In vitro human skin perturbation by
highly lipophilic drugs: in vitro Oleic acid: Thermal analysis and
fluxes of antiestrogens, permeation freeze fracture electron microscopy
enhancers, and solvents from liquid studies. Thermochimica Acta. 293:
formulations. Pharm. Res.19(5): 77-85.
661–8.
Larrucea, E.; Arellano, A.; Santoyo,
Gao S, Singh J. 1998. In vitro S.; Ygartua, P. 2001. Combined
percutaneous absorption Effect of Oleic Acid and Propylene
enhancement of a lipophilic drug Glycol on the Percutaneous
tamoxifen by terpenes. J Control Penetration of Tenoxicam and its
Release. Elsevier. 51(2): 193–9. Retention in the Skin. European
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 91