VISKOSITAS
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
UNIVERSITAS SURABAYA
2019
I. Judul Percobaan
Viskositas
Secara umum fluida disebut fluida newtonian karena memiliki viskositas yang
konstan. Ketika gaya ditingkatkan resistansi dari fluida juga akan meningkat.
Namun proporsi peningkatan ini bersifat konstan. Namun Hal ini berbeda
pada fluida Non-Newtonian yang berfluktuasi Ketika tekanan diberikan.
(Andrew,2019)
Dalam Percobaan ini Benda yang digunakan untuk melewati fluida adalah
kelereng yang berbentuk bola. Gaya hambat yang diberikan fluida karena
pengaruh viskositas kepada bola mengikuti hukum stokes. Hukum stokes
berbunyi ”Jika sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam maka bola
itu akan bekerja suatu gaya gesek dalam bentuk gaya gesekan dan arahnya
berlawanan dengan arah gerak bola itu sendiri”. Gaya gesek antara suatu
permukaan benda padat yang bergerak dengan fluida akan sebanding dengan
suatu kecepatan relatif gerak benda ini kepada fluida. Hambatan gerak di
dalam fluida disebabkan gaya gesek antara bagian fluida yang melekat ke
permukaan suatu benda dengan bagian fluida di sebelahnya. Gaya gesek
tersebut sebanding dengan koefisien viskositas (η) fluida. Hukum stokes dapat
ditulis sebagai berikut :
Fs = 6 π r η v
Fs adalah gaya hambatan (N),η adalah koefisien viskositas (kg m-1 s-1),r
adalah jari jari bola (m),π adalah 22/7, Dan v adalah laju relatif benda pada
fluida. (Fowler,2019)
Ketika benda mendapat gaya gesek dari hukum stokes ditambah dengan gaya
angkat dengan arah yang berkebalikan dengan gaya berat benda, Ada suatu
waktu dimana benda akan mengalami kecepatan terbesar yang dinamakan
kecepatan terminal. Dalam kecepatan terminal nilai gaya angkat dan gaya
gesek sama dengan gaya berat dari benda sehingga Bola tidak mengalami
percepatan/percepatan = 0 Sehingga Kecepatan terminal dapat dicapai ketika
keadaaan sebagai berikut :
Dengan v adalah kecepatan terminal (m/s),η adalah koefisien viskositas fluida
(Pa s),r adalah jari-jari bola (m),g adalah percepatan gravitasi (m/s2),ρb adalah
massa jenis bola (kg/m3), dan ρf adalah massa jenis fluida (kg/m3)
(Angga,2019)
Benda yang lebih berat akan memiliki nilai kecepatan terminal yang jauh lebih
tinggi daripada benda yang beratnya lebih ringan. Alasan ini terjadi karena
dibutuhkan kekuatan hambatan air yang lebih besar untuk menyamai berat
benda yang lebih berat. Kekuatan resistansi air yang lebih besar membutuhkan
lebih banyak kecepatan. Oleh karena itu, benda yang lebih berat akan jatuh
lebih cepat di air daripada benda ringan. (stanbrough,2007)
Cara Kerja :
1) Mengukur diameter bola-bola yang dipakai (dengan mikrometer
sekrup) dan diameter dalam tabung fluida (dengan jangka sorong).
Gunakan 3 bola yang berbeda ukuran diameternya.
2) Mengukur massa jenis cairan yang digunakan dengan
aerometer/densimeter.
3) Mentukan jarak S dengan memasang batas atas dan batas bawah pada
tabung fluida. Ukurlah jarak S dari dasar tabung. Jarak s yang
digunakan : 40cm sampai dengan 90cm, dengan interval 10cm sampai
20cm.
4) Bolah dijatuhkan ke dalam fluida tanpa kecepatan awal dan catat waktu
T yang diperlukan untuk menempuh jarak S (dilakukan berulang-ulang
sampai 3x).
5) Mengukur waktu tempuh untuk 3 variasi jarak S.
6) Mekakukan langkah-langkah diatas untuk 3 bola yang berbeda ukuran.
Alat :
1) Mikrometer sekrup
2) Jangka sorong
3) Tabung gelas berisi zat cair
4) Kelereng
5) Stopwatch
6) Densimeter
V. Data Hasil Pengukuran
Massa Bola 1: m1= 5,5 gram
Diameter dalam tabung fluida : D = 4,91 cm.
Nama cairan : oli SAE 40
ρ cairan : 0,877 g/cm3
Tabel hasil pengukuran.
Untuk bola 1 massa : 5,5g =5,5 x 10-3 Kg
Diameter [cm] d1 d2 d3
1,642 1,643 1,640
Diameter [cm] d1 d2 d3
2,505 2,57 2,510
Diameter [cm] d1 d2 d3
1,121 1,124 1,123
No Jarak (S) Waktu (t)[s]
[cm] T1 T2 T3
1 66 3,79 3,84 3,81
2 78 4,43 4,54 4,53
3 90 5,12 5,12 5,10
VI. Analisa Data dan Pembahasan
Perhitungan untuk bola I
massa: =5,5 x 10-3 Kg
Diameter d1 d2 d3 dd
[cm] 1,642 1,643 1,640 1,6417
Σdi
dd =
n
(1,642+1,643+1,640)
dd =
3
dd = 1,6417 cm = 1,64 x 10-2 meter
5,5 x 10−3
ρ kelereng = −6 = 2. 381 Kg/m3
π . 4,41 x 10 /6
2 r 2 g ( ρ́−ρo)
η= s
9( )
T
2
2 . ( 8,2 x 10−3 ) x 9,8 x (2.381−877)
η= s = 0,894 N s/m2
0,66
9( )
2,68
0,894+0,902+0,910
̅η = = 0,902 Ns/m2
3
s ̅η =
√ Σδn2
n (n−1)
√
2 2
s ̅η = (−0,008 ) +02 + ( 0,008 )
3 (3−1)
s ̅η = 0,00188
η = ̅η ± s ̅η
Diameter d1 d2 d3 dd
[cm] 2,505 2,57 2,510 2,528
dd = 2,528 cm = 2,53 x 10 meter
-2
̅η = 1,995 Ns/m2
s ̅η = 0,025
Diameter d1 d2 d3 dd
[cm] 1,121 1,124 1,123 1,123
dd = 1,123 cm = 1,123 x 10-2 meter
̅η = 0,609 Ns/m2
s ̅η = 0,00143
η = 0,609 ± 0,00143Ns/m2
Dalam Percobaan ini waktu bola tidak dihitung dari permukaan fluida namun
dimulai ketika bola mencapai batas atas dari tabung gelas. Hal ini dilakukan agar
bola dapat mencapai kecepatan terminal ketika dimulai waktu penghitungan.
Penghitungan nilai Viskositas menurut rumus hanya dapat diaplikasikan jika
kecepatan terminal telah tercapai
Pengukuran Diameter dalam tabung fluida dilakukan meskipun variabel ini tidak
dimasukkan ke dalam penghitungan. Hal ini dilakukan agar kelereng dapat
menembus fluida tanpa tersentuh oleh dinding tabung fluida. Jika kelereng
tersentuh dinding tabung fluida maka ada gaya gesek antara kelereng dengan
dinding tabung fluida sehingga rumus kecepatan terminal tidak dapai dipakai.
Dalam percobaan ini, terdapat perbedaan viskositas untuk tiap massa dan ukuran
kelereng yang berbeda. Hal ini disebabkan karena perbedaan dalam massa dan
ukuran menyebabkan perbedaan lama benda dalam mencapai kecepatan
terminalnya. Semakin kecil massa dan ukuran benda, maka benda tersebut akan
lebih mudah mencapai kecepatan terminalnya. pada titik dimana kami mulai
melakukan perhitungan, tidak semua kelereng telah mencapai kecepatan
terminalnya. seharusnya nilai viskositas untuk suatu larutan adalah konstan dan
tidak berubah-ubah apabila pengukuran dilakukan saat benda telah mencapai
kecepatan terminalnya.
Dalam percobaan ini ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan error
sehingga viskositas cairan tidak akurat antara lain :
Koefisien kekentalan zat cair pada bola 1 Massa 5,5 gram yaitu 0,902 ± 0,00188
Ns/m2 , pada bola 2 Massa 20 gram yaitu 1,995 ± 0,025 Ns/m2, dan pada bola 3
Massa 1,8 gram yaitu 0,609 ± 0,00143Ns/m2
VII. Kesimpulan
Benda yang bergerak di dalam fluida dalam percobaan ini yaitu kelereng
mengalami gesekan fluida yang dapat ditentukan dengan hukum stokes
dimana ketika gaya gesek ditambah dengan gaya angkat Archimedes sama
dengan gaya berat benda maka akan menyebabkan kecepatan terminal.
Koefisien kekentalan zat cair pada bola 1 Massa 5,5 gram yaitu 0,902 ±
0,00188 Ns/m2 , pada bola 2 Massa 20 gram yaitu 1,995 ± 0,025 Ns/m2,
dan pada bola 3 Massa 1,8 gram yaitu 0,609 ± 0,00143Ns/m2
VIII. Daftar Pustaka
Oli SAE 40
Alat yang diperlukan untuk praktikum
Menghentikan Pengukuran Waktu setelah bola mencapai batas bawah