Anda di halaman 1dari 19

P3

VISKOSITAS

Disusun Oleh :

1. Kenny Jonathan (170119003)


2. Bintang Toru (170119031)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS TEKNOBIOLOGI

UNIVERSITAS SURABAYA

2019
I. Judul Percobaan
Viskositas

II. Tujuan Percobaan


 Memahami bahwa benda bergerak dalam fluida akan mengalami
gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida.
 Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan
hokum stokes.

III. Dasar Teori

Viskositas adalah pengukuran seberapa tahan Fluida terhadap upaya untuk


melewati Fluida tersebut. Benda akan lebih mudah untuk bergerak pada fluida
yang berviskositas rendah (seperti air) daripada fluida yang berviskositas
tinggi (seperti madu) Viskositas mengacu pada kekentalan pada fluida.
Viskositas timbul dari interaksi atau gesekan antara molekul pada fluida.
Viskositas menentukan energi yang dibutuhkan untuk membuat fluida
bergerak. Viskositas pada umumnya diekspresikan dengan rumus Isaac
Newton untuk fluida yang mirip dengan Hukum kedua Newton. Hukum ini
menyatakan bahwa ketika gaya bekerja pada suatu objek, akibatnya benda
tersebut akan mulai berakselerasi. Semakin Besar massa suatu objek,
dibutuhkan gaya yang semakin besar untuk benda agar berakselerasi.

Secara umum fluida disebut fluida newtonian karena memiliki viskositas yang
konstan. Ketika gaya ditingkatkan resistansi dari fluida juga akan meningkat.
Namun proporsi peningkatan ini bersifat konstan. Namun Hal ini berbeda
pada fluida Non-Newtonian yang berfluktuasi Ketika tekanan diberikan.
(Andrew,2019)

Dalam Percobaan ini Benda yang digunakan untuk melewati fluida adalah
kelereng yang berbentuk bola. Gaya hambat yang diberikan fluida karena
pengaruh viskositas kepada bola mengikuti hukum stokes. Hukum stokes
berbunyi ”Jika sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam maka bola
itu akan bekerja suatu gaya gesek dalam bentuk gaya gesekan dan arahnya
berlawanan dengan arah gerak bola itu sendiri”. Gaya gesek antara suatu
permukaan benda padat yang bergerak dengan fluida akan sebanding dengan
suatu kecepatan relatif gerak benda ini kepada fluida. Hambatan gerak di
dalam fluida disebabkan gaya gesek antara bagian fluida yang melekat ke
permukaan suatu benda dengan bagian fluida di sebelahnya. Gaya gesek
tersebut sebanding dengan koefisien viskositas (η) fluida. Hukum stokes dapat
ditulis sebagai berikut :

Fs = 6 π r η v

Fs adalah gaya hambatan (N),η adalah koefisien viskositas (kg m-1 s-1),r
adalah jari jari bola (m),π adalah 22/7, Dan v adalah laju relatif benda pada
fluida. (Fowler,2019)

Ketika benda mendapat gaya gesek dari hukum stokes ditambah dengan gaya
angkat dengan arah yang berkebalikan dengan gaya berat benda, Ada suatu
waktu dimana benda akan mengalami kecepatan terbesar yang dinamakan
kecepatan terminal. Dalam kecepatan terminal nilai gaya angkat dan gaya
gesek sama dengan gaya berat dari benda sehingga Bola tidak mengalami
percepatan/percepatan = 0 Sehingga Kecepatan terminal dapat dicapai ketika
keadaaan sebagai berikut :
Dengan v adalah kecepatan terminal (m/s),η adalah koefisien viskositas fluida
(Pa s),r adalah jari-jari bola (m),g adalah percepatan gravitasi (m/s2),ρb adalah
massa jenis bola (kg/m3), dan ρf adalah massa jenis fluida (kg/m3)
(Angga,2019)

Benda yang lebih berat akan memiliki nilai kecepatan terminal yang jauh lebih
tinggi daripada benda yang beratnya lebih ringan. Alasan ini terjadi karena
dibutuhkan kekuatan hambatan air yang lebih besar untuk menyamai berat
benda yang lebih berat. Kekuatan resistansi air yang lebih besar membutuhkan
lebih banyak kecepatan. Oleh karena itu, benda yang lebih berat akan jatuh
lebih cepat di air daripada benda ringan. (stanbrough,2007)

IV. Cara Kerja dan Alat

Cara Kerja :
1) Mengukur diameter bola-bola yang dipakai (dengan mikrometer
sekrup) dan diameter dalam tabung fluida (dengan jangka sorong).
Gunakan 3 bola yang berbeda ukuran diameternya.
2) Mengukur massa jenis cairan yang digunakan dengan
aerometer/densimeter.
3) Mentukan jarak S dengan memasang batas atas dan batas bawah pada
tabung fluida. Ukurlah jarak S dari dasar tabung. Jarak s yang
digunakan : 40cm sampai dengan 90cm, dengan interval 10cm sampai
20cm.
4) Bolah dijatuhkan ke dalam fluida tanpa kecepatan awal dan catat waktu
T yang diperlukan untuk menempuh jarak S (dilakukan berulang-ulang
sampai 3x).
5) Mengukur waktu tempuh untuk 3 variasi jarak S.
6) Mekakukan langkah-langkah diatas untuk 3 bola yang berbeda ukuran.

Alat :
1) Mikrometer sekrup
2) Jangka sorong
3) Tabung gelas berisi zat cair
4) Kelereng
5) Stopwatch
6) Densimeter
V. Data Hasil Pengukuran
Massa Bola 1: m1= 5,5 gram
Diameter dalam tabung fluida : D = 4,91 cm.
Nama cairan : oli SAE 40
ρ cairan : 0,877 g/cm3
Tabel hasil pengukuran.
Untuk bola 1 massa : 5,5g =5,5 x 10-3 Kg

Diameter [cm] d1 d2 d3
1,642 1,643 1,640

No Jarak (S) Waktu (t)[s]


[cm] T1 T2 T3
1 66 2,69 2,66 2,69
2 78 3,22 3,18 3,19
3 90 3,62 3,78 3,75

Untuk bola 2 massa: 20g =20 x 10-3 Kg

Diameter [cm] d1 d2 d3
2,505 2,57 2,510

No Jarak (S) Waktu (t)[s]


[cm] T1 T2 T3
1 66 2,50 2,57 2,53
2 78 3,00 3,12 3,00
3 90 3,47 3,44 3,52

Untuk bola 3 massa: 1,8g =1,8 x 10-3 Kg

Diameter [cm] d1 d2 d3
1,121 1,124 1,123
No Jarak (S) Waktu (t)[s]
[cm] T1 T2 T3
1 66 3,79 3,84 3,81
2 78 4,43 4,54 4,53
3 90 5,12 5,12 5,10
VI. Analisa Data dan Pembahasan
Perhitungan untuk bola I
massa: =5,5 x 10-3 Kg

Diameter d1 d2 d3 dd
[cm] 1,642 1,643 1,640 1,6417

Σdi
dd =
n
(1,642+1,643+1,640)
dd =
3
dd = 1,6417 cm = 1,64 x 10-2 meter

No Jarak (s) Waktu [s] TT [s] η δn


[m] T1 T2 T3 [Ns/m2]
1 0,66 2,69 2,66 2,69 2,68 0,894 -0,008
2 0,78 3,22 3,18 3,19 3,197 0,902 0
3 0,90 3,62 3,78 3,75 3,717 0,910 0,008
m m
ρ kelereng = = 3
v Π d́ /6

5,5 x 10−3
ρ kelereng = −6 = 2. 381 Kg/m3
π . 4,41 x 10 /6

2 r 2 g ( ρ́−ρo)
η= s
9( )
T

2
2 . ( 8,2 x 10−3 ) x 9,8 x (2.381−877)
η= s = 0,894 N s/m2
0,66
9( )
2,68

0,894+0,902+0,910
̅η = = 0,902 Ns/m2
3

s ̅η =
√ Σδn2
n (n−1)


2 2
s ̅η = (−0,008 ) +02 + ( 0,008 )
3 (3−1)

s ̅η = 0,00188
η = ̅η ± s ̅η

η = 0,902 ± 0,00188 Ns/m2

Perhitungan untuk bola II


massa: =20 x 10-3 Kg

Diameter d1 d2 d3 dd
[cm] 2,505 2,57 2,510 2,528
dd = 2,528 cm = 2,53 x 10 meter
-2

No Jarak (s) Waktu [s] TT [s] η δn


[m] T1 T2 T3 [Ns/m2]
1 0,66 2,5 2,57 2,53 2,534 1,980 -0,015
2 0,78 3,00 3,12 3,00 3,04 2,011 0,016
3 0,90 3,47 3,44 3,52 3,477 1,994 0,001

ρ kelereng = 2. 358 Kg/m3

̅η = 1,995 Ns/m2

s ̅η = 0,025

η = 1,995 ± 0,025 Ns/m2


Perhitungan untuk bola III
massa: =1,8 x 10-3 Kg

Diameter d1 d2 d3 dd
[cm] 1,121 1,124 1,123 1,123
dd = 1,123 cm = 1,123 x 10-2 meter

No Jarak (s) Waktu [s] TT [s] η δn


[m] T1 T2 T3 [Ns/m2]
1 0,66 3,79 3,84 3,81 3,813 0,613 0,004
2 0,78 4,43 4,54 4,53 4,5 0,612 0,003
3 0,90 5,12 5,12 5,10 5,113 0,602 -0,007

ρ kelereng = 2.427 Kg/m3

̅η = 0,609 Ns/m2

s ̅η = 0,00143

η = 0,609 ± 0,00143Ns/m2

Dalam percobaan Diameter bola diukur menggunakan Mikrometer Sekrup .


Pengukuran dilakukan 3 kali lalu dicari nilai rata-ratanya. Pengukuran diameter
dilakukan untuk 3 massa bola dengan ukuran yang berbeda. Massa Bola dihitung
dengan menggunakan timbang digital. Pengukuran massa juga dilakukan untuk 3
massa bola dengan ukuran yang berbeda. Pengukuran Diameter dalam tabung
fluida dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dan dilakukan hanya 1 kali.
Penentuan massa jenis olisae 40 dilakukan dengan menggunakan densimeter.
Penentuan jarak dilakukan dengan melihat pita meter yang tertera pada tabung
gelas. Pada Pita tersebut dapat diatur menggunakan batas atas dan batas bawah.
Nilai Jarak tersebut ditetapkan oleh Asisten Dosen dimulai dengan jarak 66cm dan
interval 12 cm. Pengukuran Waktu dimulai dengan menggunakan stopwatach
ketika kelereng mencapai batas atas pada tabung fluida dan stopwatch dihentikan
ketika kelereng mencapai batas bawah. Pengukuran dilakukan 3 kali lalu dicari
nilai rata-ratanya. Pengukuran waktu juga dilakukan dengan penggantian jarak
tembak dan juga diulangi 3 kali. Pengukuran juga diulangi dengan massa yang
berbeda.

Penghitungan Massa jenis kelereng dilakukan dengan membagi massa yang


didapat dalam percobaan dan membaginya dengan volume kelereng yang
berbentuk bola. Penghitungan nilai Viskositas fluida digunakan dengan rumus
kecepatan terminal. Nilai g (Percepatan gravitasi) ditentukan dengan melihat
literatur dan bernilai 9,8 m/s². Besaran lain didapat dari hasil percobaan sementara
massa jenis kelereng dihitung terlebih dahulu. Dalam penghitungan nilai harga
rata-rata viskositas ditentukan menggunakan rumus deviasi standar.

Nilai Viskositas Fluida dapat dipengaruhi kondisi luar yaitu


suhu,tekanan,kekuatan kohesi dan ukuran serta berat molekul. Ketika suhu
meningkat viskositas menurun karena pemanasan dapat membuat kohesi antar
molekul melemah. Ketika tekanan meningkat Viskositas juga akan meningkat. Hal
ini terjadi karena tekanan memengaruhi ikatan molekul zat cair. Semakin tinggi
tekanan maka semakin tinggi pula gaya kohesi yang terjadi pada molekul
penyusun zat cair. Ukuran dan berat molekul yang semakin tinggi juga akan
meningkatkan viskositas. Kekuatan Kohesi yang semakin kuat juga akan
meningkatkan viskosita

Dalam Percobaan ini waktu bola tidak dihitung dari permukaan fluida namun
dimulai ketika bola mencapai batas atas dari tabung gelas. Hal ini dilakukan agar
bola dapat mencapai kecepatan terminal ketika dimulai waktu penghitungan.
Penghitungan nilai Viskositas menurut rumus hanya dapat diaplikasikan jika
kecepatan terminal telah tercapai

Pengukuran Diameter dalam tabung fluida dilakukan meskipun variabel ini tidak
dimasukkan ke dalam penghitungan. Hal ini dilakukan agar kelereng dapat
menembus fluida tanpa tersentuh oleh dinding tabung fluida. Jika kelereng
tersentuh dinding tabung fluida maka ada gaya gesek antara kelereng dengan
dinding tabung fluida sehingga rumus kecepatan terminal tidak dapai dipakai.
Dalam percobaan ini, terdapat perbedaan viskositas untuk tiap massa dan ukuran
kelereng yang berbeda. Hal ini disebabkan karena perbedaan dalam massa dan
ukuran menyebabkan perbedaan lama benda dalam mencapai kecepatan
terminalnya. Semakin kecil massa dan ukuran benda, maka benda tersebut akan
lebih mudah mencapai kecepatan terminalnya. pada titik dimana kami mulai
melakukan perhitungan, tidak semua kelereng telah mencapai kecepatan
terminalnya. seharusnya nilai viskositas untuk suatu larutan adalah konstan dan
tidak berubah-ubah apabila pengukuran dilakukan saat benda telah mencapai
kecepatan terminalnya.

Dalam percobaan ini ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan error
sehingga viskositas cairan tidak akurat antara lain :

 Penghentian Stopwatch oleh pratikan yang tidak akurat karena kecepatan


kelereng cukup cepat
 Kesalahan Pembacaan yang kurang akurat dalam penetuan jarak dalam
tabung gelas
 Pengukuran Diameter Bola yang tidak akurat dengan menggunakan
mikrometer sekrup
 Pengukuran Diameter tabung fluida yang tidak akurat dengan
menggunakan Jangka Sorong
 Pengukuran Massa yang tidak akurat karena pengaruh angin sehingga
massa dapat bertambah lebih berat.
 Pengaruh Kondisi luar yang tidak dapat diatur seperti suhu yang lebih
dingin karena pengaruh Air Conditioner
 Tugas Laporan Pratikum

Koefisien kekentalan zat cair pada bola 1 Massa 5,5 gram yaitu 0,902 ± 0,00188
Ns/m2 , pada bola 2 Massa 20 gram yaitu 1,995 ± 0,025 Ns/m2, dan pada bola 3
Massa 1,8 gram yaitu 0,609 ± 0,00143Ns/m2

VII. Kesimpulan
 Benda yang bergerak di dalam fluida dalam percobaan ini yaitu kelereng
mengalami gesekan fluida yang dapat ditentukan dengan hukum stokes
dimana ketika gaya gesek ditambah dengan gaya angkat Archimedes sama
dengan gaya berat benda maka akan menyebabkan kecepatan terminal.
 Koefisien kekentalan zat cair pada bola 1 Massa 5,5 gram yaitu 0,902 ±
0,00188 Ns/m2 , pada bola 2 Massa 20 gram yaitu 1,995 ± 0,025 Ns/m2,
dan pada bola 3 Massa 1,8 gram yaitu 0,609 ± 0,00143Ns/m2
VIII. Daftar Pustaka

Andrew,Jones.(2019,Juli). What Is Viscosity in Physics?. Dikutip 12


November 2019 : https://www.thoughtco.com/viscosity-2699336

Angga,Fatih.(2019,Agustus). Hukum Stokes dan Viskositas : Rumus,


Pengertian dan Contoh. Dikutip 12 November 2019 :
https://rumus.co.id/hukum-stokes/

Fowler,Michael.(2019,Juli). Stokes’ Law. Dikutip 12 November 2019 :


https://phys.libretexts.org/Bookshelves/Classical_Mechanics/Supplemental_M
odules_(Classical_Mechanics)/Fluids/1.7%3A_Stokes%E2%80%99_Law

Stanbrough.(2007).Terminal Velocity. Dikutip 12 November 2019 :


http://www.batesville.k12.in.us/physics/PhyNet/Mechanics/Newton2/terminal
_velocity.htm
IX. Lampiran

Mengukur Mulut Tabung oli

Waktu mulai diukur saat bola mencapai batas atas.


Mengukur Diameter Bola dengan Mikrometer Sekrup

Mengangkat Bola Setelah dijatuhkan


Silinder berisi Oli

Oli SAE 40
Alat yang diperlukan untuk praktikum
Menghentikan Pengukuran Waktu setelah bola mencapai batas bawah

Anda mungkin juga menyukai