Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL

“PERAN PEREMPUAN DALAM ERA MILENIAL”


Ditulis dalam rangka untuk memenuhi tugas individu Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar

Dosen Pembimbing :
Heru Baskoro, S.Sos,.MM

Disusun Oleh :
ZAHROTUL UMAMI
201803006
Alamat email : rizazahrotulumami@gmail.com

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DELIMA PERSADA GRESIK
2019
Bangsa indonesia semakin berkembang pesat dengan segala macam tantangannya dari
mulai generasi baby boomers hingga generasi milenial atau kekinian, generasi milenial atau
biasa disebut gemerasi Y. Generasi Y adalah generasi yang membawa para perempuan saat
ini pada kecanggihan teknologi, tak bisa di hindari bahwa kecanggihan teknologi membawa
pengaruh besar pada setiap orang yang masuk ke dalam diri dan sudah menjadi kebiasaan.
Salah satu pengaruh-pengaruh yang besar adalah bagimana cara berpikir generasi saat
ini menjadi serba instan sehingga generasi milenial atau kekinian kecanduan oleh
kecanggihan teknologi seperti contoh gadget/ smartphone. Menurut generasi milenial bahwa
semua bisa di dapat dengan mudah hanya dengan mengklik satu item pada gadget misalnya
bisa langsung memesan menu makanan dan siap di antar ke rumah tanpa perlu datang ke
rumah makan, belum lagi banyaknya aplikasi gadget seperti facebook, twiter, instagram, dan
lain sebaginya semua itu menjadi dunia generasi era ini.
Dewasa kini, sosial media sudah menjadi kebutuhan setiap orang dalam
berkomunikasi, mencari informasi atau bahkan membuat peluang dengan bisnis online yang
biasa di geluti para perempuan-perempuan masa kini. Namun menjadi suatu kekhawatiran
jika para perempuan terbawa dalam era kekinian, tak menutup kemungkinan beberapa tahun
yang akan datang para perempuan ini akan mengabaikan segala urusan fitrahnya, kehilangan
peran mendidik anak-anaknya karena sibuk dengan gadget, kehilangan peran Menjadi
seorang istri, bahkan parahnya lagi karakter peduli yang seharusnya melekat dalam diri
perempuan semakin terkikis jika tak mampu menghadapi tantangan zaman.
Mari bercermin !
"Jika tak ingin hidup dalam ketertinggalan di era kekinian, maka pelajarilah karakter
dasar para perempuan terbaik di masa nya hingga mampu menjawab tantangan zaman".
Sosok Ibu R.A Kartini, seorang wanita bangsaawan dari keluarga Ningrat, Ibu kartini
di kenal sebagai pelopor dan pembela hak-hak perempuan pribumi.
Ibu kartini dulunya menjalin hubungan baik dengan para pejabat kolonial Belanda
dengan tujuan untuk mewujudkan emansipasi wanita. Dimana sosok perempuan harus
mempunyai kesempatann yang sama untuk berbuat lebih banyak
Perjuangan Ibu kartini membuahkan hasil hingga bisa membangun sekolah dasar
sendiri untuk anak-anak perempuan asli pribumi yang tidak membeda bedakan status sosial.
Ibu Kartini mengajarkan pada murid-muridnya untuk mencari ilmu sepanjang hayat.
Perjuangan seorang ibu kartini yang tertulis dalam buku ''Habis gelap terbitlah terang''.
Ibu kartini kerap dijuluki sebagai pendekar wanita, sosok yang pantas diteladani
kecerdasan nya, keberanian, perjuangan, dan pengorbanan tak kenal Lelah. Maka seharusnya
perempuan era milenial mencontoh ibu kartini.
Sudah waktunya perempuan harus memunculkan diri pada ranah publik, mengisi
kemerdekaan dengan cara yang lebih elegan, memerdekaan diri, membangun ruang publik
dan tantangan modernitas merupakan hal dasar bagi perempuan untuk mengisi kemerdekaan.
Apapun posisi perempuan jika beberapa hal ini bisa di pahami maka perempuan akan
menjadi Mutiara yang sangat indah untuk Indonesia.
Karena perempuan merupakan aset kekuatan bagi Negara, dimana perempuan bisa
berperan lebih dari satu ranah, perempuan bisa ikut serta dalam menyelamatkan bangsa
dengan tidak melupakan tugas seorang perempuan itu sendiri sebagai anak, istri ataupun
sebagai Ibu.
Maksimalkan peranmu
Seorang perempuan adalah seorang yang penuh kasih sayang, cerdas, penyabar,
berjiwa keibuan, berani dan mau bekerja keras. Itulah mengapa seorang perempuan
mempunyai peran yang besar dalam menghadapi era millennials (era kekinian).
Dalam mengisi era ini tidak cukup hanya mengandalkan peran seorang laki-laki,
memerdekaan diri, membangun ruang publik dan tantangan modernitas merupakan hal dasar
bagi perempuan untuk mengisi kemerdekaan, bagaimana seorang perempuan bisa berperan
di karir nya, menjadi istri ataupun seorang ibu yang kelak akan mendidik generasi emas masa
depan.
Oleh karena itu merupakan hal yang penting memahami bahwa setiap orang memiliki
karakter yang berbeda-beda dan mempunyai potensi masing-masing dalam orang tersebut
ada yang semenjak di bangku SMA sudah mengenal dirinya dan memahami potensi diri
pribadi. Namun bukan tidak mungkin seorang yang dulunya pendiam justru menjadi orang
terdepan di ranah publik, seorang yang tadinya tidak menyukai bisnis justru memiliki saham
terbanyak dimasa depan, orang yang pasif menjadi aktif dalam Lembaga keorganisasian
sosial dan orang yang tidak terlihat terlalu rajin jadi akademisi handal.
Hal serupa bisa terjadi dengan kekuatan-kekuatan yang di bangun di dalam diri, mulai
dari mengenali potensi diri, kemauan diri, melatih diri, membangun diri hingga
mengkaryakan diri menjadi seseorang yang ahli di bidangnya untuk kemudian menjawab
tantangan zaman yang hari ini tengah kita hadapi.
Perempuan adalah Mutiara indah untuk Indonesia. Maka, mari persiapkan diri,
bercerminlah pada diri dan maksimalkan peran diri untuk mengisi era millennials ini.
Dalam benak Bung Karno, perempuan sebenarnya indah sekali kalau bisa di pamerkan
kepada publik, pastilah perempuan menjadi berharga dan sangat berguna. Perempuan tidak
sama sekali dihargai dan dipandang, perempuan selalu diremehkan.
Ditengah keterpurukan kaum perempuan itu, kemudian kita mengenal para tokoh
perempuan yang berjuang merubah serta memperjuangkan derajat kaum hawa hingga
akhirnya Perempuan tak lagi dipandang sebelah mata. Sosok semisal Kartini, Cut Nyak Dien
dan tokoh-tokoh lainnya memberikan sebuah semangat baru, semangat berjuang serta
semangat menginspirasi.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, semakin berkembangnya zaman yang
begitu kerasnya membuat semangat perempuan kini semakin meredup sampai pada titik
dimana perempuan kehilangan eksistensi dan identitasnya.
Era kekinian merupakan alasan yang cukup agar perempuan-perempuan masa kini
tidak hanya sekedar menikmati kemerdekaan dengan kesenangan belaka lalai akan tugas dan
lupa bahwa masa merdeka nya hari ini karena perjuangan kemarin.

Anda mungkin juga menyukai