Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bu Asma, berusia 40 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak nafas sejak
2 hari yang lalu. Sesak disertai batuk berdahak dan muncul suara ngikngik saat udara
dingin. Dari pemeriksaan fisik dan penunjang dokter mendiagnosis Bu Asma terserang
penyakit Asma. Dokter meresepkan obat untuk 10 hari. Dokter kemudian memberikan
oksigen pada pasien dan meresepkan obat :
Selain sulit bernapas, sesak dada, dan mengi yang memburuk secara
signifikan, tanda-tanda lain serangan asma parah dapat meliputi:
Pemeriksaan Penunjang
- Fungsi atau tata laksana paru dengan alat spirometri yaitu pemeriksaan
yang dilakukan bukan hanya untuk menentukan diagnosis penyakit
saluran pernapasan tapi juga untuk menilai berat nya obstruksi, restriksi
dan efek dari pengobatan. Ada beberapa penderita yang tidak
menunjukan keluhan tapi saat pemeriksaan spiromteri menunjukan
adanya obstruksi atau restriksi. Hala ini dapat dijadikan peringatan awal
terjadinya gangguan fungsi paru.
- Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat Peak Expiratory Flow
Rate, untuk menilai ada dan berat nya obstruksi jalan napas. Pada pasien
asma akan mengalami gangguan obstruksi jalan nafas sebagai akibat dari
bronchokontriksi saluran pernapasan. Pemeriksaan ini bersifat
monitoring dan evaluasi pengobatan.
- Uji reverbilitas
- Uji provokasi bronkus untuk menilau ada atau tidaknya hipersensitivitas
bronkus
- Uji alergi
- Foto bronkus
Px penunjang :
Azythromisin
Ambroxol
Salbutamol
Obat yang berfungsi untuk nelemaskan otot saluran pernafasan dan rahim.
Tablet salbutamol biasanya digunakan untuk mengobati asma, bronkitis kronis
dan emfisema.
Dextromethrophan
Obat yang berfungsi untuk mengobati batuk tidak berdahak karena infeksi
saluran udara tertentu (misal sinusitis, pilek biasa)
Methylprednisolon
Asma
Sediaan
Dosis
Farmakokinetik
Farmakodinamik
Indikasi
Kontraindikasi
dr. Jaya
SIP H2A018000
Kota Semarang
a. Memantau kepatuhan
b. Terapi individualisasi
selama terapi awal
selama perubahan dosis
c. Mendiagnosis pengobatan kurang optimal
d. Menghindari toksisitas
e. Memantau dan mendeteksi interaksi obat
f. Memutuskan dihentikannya terapi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Newman Dorland, Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 28. Jakarta ; EGC.
2012.
2. MIMS,JW.(2015).Asthma : Definitions and Pathophysiology.International
Forum of Allergy and Rhinology,DOI: 10.1002/alr.21609.
3. Rengganis. Iris. Diagnosis dan Tata Laksana Asma Bronkial. Jakarta.
Departemen Ilmu Penyakit dalam FK UI. 2008
4. Saputri R.N. dkk. Hubungan Antara Variasi Iklim dengan Kejadian Asma di
Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2015.
5. Khairun N.B. Faktor yang berpengaruh pada timbulnya kejadian sesak nafas
penderita asma Bronkhitis. Lampung. 2011.
7. Suyono S. Bulas ajar penerbit dalam jilid 2 edisi 3. Jakarta : galai penerbit FK
UI. 2001
8. Katzung 136, naster SB. Farmatologi dasar dan klinik. Mc.grow Hill : lange
redical publicetion. 2010
10. Tecnopark. MIMS buku petunjuk konsultasi. Edisi 18. Jakarta : Bhuana Ilmu
Populasi. 2018.
11. Hospital care for children. Asma : diagnosis dan tata laksana (bahasa
indonesia). Melboure. 2016.
12. Affeldt F. MIMS Petunjuk Penulisan Resep edisi 2019. Jakarta : Bhuana Ilmu.
2019.