Anda di halaman 1dari 4

Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan
seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini
oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk
menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman. Untuk konteks Indonesia, upaya untuk mengembangkan sistem pertahanan negara
harus memperhatikan faktor geostrategis negara baik ke dalam dan ke luar. Faktor geostrategis
ke dalam mengarahkan pembuat kebijakan pertahanan untuk menciptakan sistem pertahanan
yang kredibel yang didasarkan atas konsep unified approach dan suatu strategi komprehensif
yang mencakup seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Faktor geostrategis ke luar mengharuskan
pembuat kebijakan pertahanan untuk mengembangkan kemampuan penangkal yang kuat, paling
tidak melalui pengembangan kemampuan diplomasi, pengintaian dan sistem peringatan dini.

Pada penyelenggaraan pertahanan negara, bangsa Indonesia menganut prinsip bahwa setiap
warga negara berhak dan wajib terlibat-aktif dalam membela serta mempertahankan
kemerdekaan dan kedaulatan negara, juga keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa
dari segala ancaman. Pembelaan terhadap negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan-aktif
dalam upaya pertahanan negara merupakan sikap, perilaku, tanggung jawab, dan kehormatan
yang dijiwai oleh kesadaran dan kecintaan kepada NKRI. Hal tersebut tertuang secara eksplisit
dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 “segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya” dan ayat (3) “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”. Tidak seorang pun warga negara boleh dihindarkan dari kewajiban ikut serta
dalam pembelaan negara, kecuali ditentukan dengan undang-undang.

Upaya pertahanan negara harus didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai
warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri sebagaimana tertuang pada Pasal 30 ayat
PERTAHANAN NEGARA DAN KEAMANAN NEGARA

Pasal 30

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.

(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.

(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan laut dan Angkatan Udara
sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.

(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan dan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

Untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan
menjaga keselamatan segenap bangsa Indonesia, telah disusun sistem pertahanan negara yang
bersifat semesta yang tercantum dalam UU Nomor 3/2002 tentang Pertahanan Negara. Pasal 1
butir 2 UU Nomor 3/2002 mengatakan: “sistem pertahanan negara bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan segenap sumber daya nasional lainnya, serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan
berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala ancaman”. Pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak
asasi manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional dan kebiasaan
internasional, serta prinsip hidup berdampingan secara damai dengan memperhatikan kondisi
geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Pertahanan negara diselenggarakan oleh
pemerintah, dipersiapkan secara dini melalui usaha membangun dan membina kemampuan daya
tangkal negara dalam menanggulangi setiap ancaman.

Sistem pertahanan negara bertumpu pada komponen utama dengan didukung oleh komponen
cadangan dan komponen pendukung. Penataan ketiga komponen ini pada dasarnya merupakan
langkah nyata dari bangsa Indonesia untuk mengakomodasikan hukum nasional dan
internasional, yakni hukum humaniter internasional dalam sistem pertahanan negara dengan
mengelompokkan rakyat Indonesia yang termasuk klasifikasi kombatan dan non kombatan pada
situasi perang. Bila dikorelasikan dengan ketersediaan sumber daya nasional yang dimiliki,
khususnya jumlah penduduk Indonesia, maka komponen cadangan pertahanan negara
merupakan salah satu daya tangkal yang efektif dan efisien bagi bangsa Indonesia untuk
memperkecil bahkan meniadakan agresi negara lain yang mengancam atau mengganggu
kedaulatan NKRI.

Sistem pertahanan negara harus dapat secara optimal digelar dalam berbagai bentuk operasi
militer untuk memenangkan perang. Strategi pertahanan Indonesia mengenal tiga jenis perang:
perang umum, perang terbatas, dan perang revolusioner.

1. Perang umum dirumuskan sebagai agresi terbuka pihak musuh dengan menggunakan
kekuatan bersenjata untuk menduduki sebagian atau seluruh wilayah nasional Indonesia.
2. Perang terbatas adalah serangan terbatas negara asing terhadap suatu bagian tertentu dari
wilayah nasional dengan menggunakan kekuatan militer terbatas dan tujuan terbatas.
3. Perang revolusioner dianggap sebagai bentuk ancaman yang dikembagkan secara
konsepsional oleh pihak yang bermusuhan dengan tujuan untuk mengubah NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 45 menjadi negara yang berdasarkan konstelasi ideologi
lain dengan menggunakan subversi, teror dan pengacauan yang bisa menjadi
pemberontakan menggulingkan pemerintahan yang sah.

Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem
pertahanan negara. Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer)
diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari
orang dan/atau menjaga kepentingan-kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh
Kementerian Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan.
Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan
Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai “komponen utama” dengan didukung oleh “komponen
cadangan” dan “komponen pendukung”. Sistem Pertahanan Negara dalam menghadapi Ancaman
Non-militer menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama,
sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain
dari kekuatan bangsa. Terdapat beberapa komponen-komponen dalam pertahanan Negara,
diantaranya yaitu :
1. Komponen utama : “Komponen utama” adalah Tentara Nasional Indonesia , yang siap
digunakan untuk melaksanakan tugas pertahanan.
2. Komponen cadangan : “Komponen cadangan” adalah “sumber daya nasional” yang telah
disiapkan untuk dikerahkan melalui Mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat
kekuatan dan kemampuan komponen utama.
3. Komponen pendukung : “Komponen pendukung” adalah “sumber daya nasional” yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan
komponen cadangan. Komponen pendukung tidak membentuk kekuatan nyata untuk
perlawanan fisik. “Sumber daya nasional” terdiri dari sumber daya manusia, sumber
daya alam, dan sumber daya buatan. Sumber daya nasional yang dapat Dimobilisasi dan
didemobilisasi terdiri dariSumber Daya Alam ,Sumber Daya Buatan , serta sarana dan
prasarana nasional yang mencakup berbagai cadangan materiil strategis, faktor geografi
dan lingkungan, sarana dan prasarana di darat, di perairan maupun di udara dengan
segenap unsur perlengkapannya dengan atau tanpa modifikasi. Komponen pendukung
terdiri dari 5 segmen yaitu Para militer, Polisi (Brimob) – (lihat pula Polri), Satuan Polisi
Pamong Praja (Satpol PP), Perlindungan masyarakat(Linmas) lebih dikenal dengan
sebutan pertahanan sipil (Hansip), Satuan pengamanan (Satpam), Resimen
Mahasiswa (Menwa), Organisasi kepemudaan, Organisasi bela diri, dan Satuan tugas
(Satgas) partai
Indonesia masih memerlukan strategi nasional yang akan membimbing mewujudkan masyarakat
adil dan makmur. Adapun TNI sebagai komponen utama pertahanan, memerlukan acuan yang
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas pokoknya. Oleh karena itu,
pemerintah perlu didorong untuk segera menyusun suatu strategi nasional yang menjadi
kesepakatan semua komponen bangsa, yang oleh Departemen Pertahanan (bekerjasama dengan
TNI) akan diterjemahkan menjadi suatu strategi pertahanan yang disesuaikan dengan kondisi
geografis negara dengan melibatkan segenap instrumen kekuatan nasional. Sehingga pada
gilirannya nanti, masing-masing angkatan akan dapat menjadikan strategi pertahanan tersebut
sebagai pedoman dalam melaksanakan pembangunan kekuatan dan penyusunan doktrin
pelaksanaan tugas-tugas di lapangan. Tentunya dengan tetap mengingat bahwa semua ini hanya
akan dapat terwujud apabila aspek lainnya seperti politik, hubungan luar negeri maupun ekonomi
juga berjalan secara terpadu. Sistem Pertahanan Negara yang bersifat semesta bercirikan
kerakyatan, kesemestaan, dan kewilayahan. Ciri kerakyatan mengandung makna bahwa orientasi
pertahanan diabdikan oleh dan untuk kepentingan seluruh rakyat. Ciri kesemestaan mengandung
makna bahwa seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan negara.
Sedangkan ciri kewilayahan mengandung makna bahwa gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan
secara menyebar di seluruh wilayah NKRI, sesuai dengan kondisi geografi sebagai negara
kepulauan.
Kelebihan Sistem Pertahanan Indonesia yaitu memiliki Tentara Nasional yang berskill tinggi, dan
Memiliki Komponen Pendukung terutama sumber daya manusia yang banyak. Sedangkan
kekurangan dari system pertahanan Indonesia yaitu dukungan Alutsista masih kurang.

Anda mungkin juga menyukai