Genesa Mineral Dan Jenis Mineral
Genesa Mineral Dan Jenis Mineral
PENGERTIAN MINERAL
Setiap hari kita menggunakan produk yang terbuat dari mineral. Garam yang
kita tambahkan ke makanan terbentuk dari mineral halit. Tablet antasida (obat asam
lambung) terbuat dari mineral kalsit. Dibutuhkan banyak mineral untuk membuat
sesuatu yang sederhana seperti pensil kayu, terbuat dari mineral grafit dan tanah liat
(lempung); kuningan terbuat dari tembaga dan seng, dan cat yang berwarna
mengandung pigmen dan bahan pengisi yang terbuat dari berbagai mineral. Sebuah
ponsel dibuat dengan menggunakan puluhan mineral yang berbeda yang bersumber dari
pertambangan di seluruh dunia.
Mobil-mobil yang kita kendarai, bangunan yang kita tinggali, dan pupuk yang
digunakan untuk memproduksi makanan kita, semua dibuat menggunakan mineral.
Sekitar tiga triliun ton komoditas mineral yang dikonsumsi setiap tahun untuk
mendukung hidup 300 juta warga. Itu berarti ada sekitar sepuluh ton bahan mineral
yang dikonsumsi tiap orang, setiap tahun.
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, anorganik, yang memiliki sistem
kristal tertentu dan terbentuk secara alami. Untuk memenuhi definisi "mineral", maka
sebuah zat yang disebut sebagai mineral harus memenuhi lima syarat, yaitu :
Alami
Anorganik
Padat
Memiliki Komposisi kimia tertentu
Memiliki struktur internal
"Alami" berarti bahwa manusia tidak membuatnya. Baja bukan mineral karena
merupakan paduan hasil produksi yang dibuat manusia. "Anorganik" berarti bahwa zat
tersebut tidak dibuat oleh organisme. Kayu dan mutiara yang dibuat oleh organisme
tidak bisa disebut sebagai mineral. "Padat" berarti bahwa tidak berbentuk cairan atau
gas pada suhu dan tekanan standar.
"Memiliki komposisi kimia" berarti bahwa semua mineral memiliki komposisi kimia
yang bervariasi dalam kisaran tertentu. Sebagai contoh mineral halit (dikenal sebagai
"batu garam") memiliki komposisi kimia NaCl. Hal ini berarti terdiri dari jumlah yang
sama atom natrium dan klorit. "Memiliki struktur internal" berarti bahwa atom
dalam mineral berada dalam pola yang sistematis dan berulang. Sebagai contoh,
struktur mineral halit diatur dalam pola kubik
GENESA MINERAL
Genesa/Genesis mineral merupakan tempat atau lingkungan dimana suatu mineral
terbentuk. Ada 3 macam genesa mineral, yaitu:
- Lingkungan magmatic
- Lingkungan sedimen
- Lingkungan metamorfik
-
A. Lingkungan Magmatik
Lingkungan ini mempunyai karakter yang sangat khas, yaitu memiliki tekanan
dan temperatur yang sangat tinggi, dan tentunya sangat berhubungan dengan aktivitas
magma. Berdasarkan keterjadiannya, lingkungan magmatik ini dibagi menjadi empat
tipe, yaitu Batuan beku, Pegmatit, Urat hidrotermal, dan Deposit mata air panas.
1. Batuan Beku
Tersusun atas mineral-mineral yang sederhana. Terdapat 7 kelompok mineral yang
terdapat pada batuan beku, yaitu : kelompok kuarsa, feldspar, feldspatoid, piroksen,
hornblende, biotit, dan olivin. Kisaran jumlah dari mineral-mineral penting yang
terdapat dalam batuan beku sangat lebar. Ada juga batuan beku yang mengandung
hampir 100% mineral yang sama, contohnya seperti Dunityang hampir seluruhnya
tersusun atas mineral olivine.
Berdasarkan warnanya, mineral batuan beku dibagi menjadi 3 kelompok,
yaitu Leucocratic (terang),Mesocratic (sedang), dan Melanocratic (gelap).Pengelompok
kan ini didasarkan pada kandungan dari mineral fero-magnesium. Semakin banyak
kandungan mineral tersebut, maka warna nya akan semakin gelap.
Pembekuan kristal yang cepat akan menghasilkan kristal yang kecil. Hal ini
disebabkan karena tidak tersedia waktu yang cukup untuk membentuk kristal yang
sempurna. Biasanya terjadi di permukaan saat kontak langsung dengan air ataupun
udara saat magma keluar. Tekstur yang dihasilkan adalah afanitik (halus). Sedangkan,
pembekuan yang lambat akan menghasilkan membentuk kristal yang besar, karena
masih memiliki waktu yang cukup untuk membentuk itu. Pembekuan yang lambat ini
terjadi di dalam perut bumi, dan menghasilkan batuan beku dengan
tekstur faneritik(kasar).
peridotit
gabbro
3. Deposit Hidrotermal
Merupakan pengembangan dari pegmatit. Ciri-cirinya adalah urat-urat yang
mengandung sulfida, yang mengisi rekahan pada batuan semula. Namun juga dapat
berupa suatu massa tak teratur, yang mengganti seluruh atau sebagian batuan. Proses
hidrotermal ini merupakan suatu proses yang penting dalam pembentukan mineral-
mineral bijih. Berdasarkan tingkat kedalaman dan suhunya, deposit hidrotermal dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu :
Deposit hidrotermal : suhu antara 300-500 derajat C, dan terbentuk di
kedalaman yang sangat dalam. Dicirikan oleh mineral Molibdenit[MoS2],
Kasiterit [SnO2], Skhelit [CaWO4].
Deposit mesotermal : suhu antara 200-300 derajat C, dengan kedalaman yang
menengah. Mineral yang mecirikannya adalah mineral-mineral sulfida
seperti Pirit [FeS2], Galena[PbS]. Urat kuarsa mengandung emas yang
merupakan suatu deposit penting, mungkin adalah deposit mesotermal.
Deposit epitemal : terbentuk pada temperatur rendah, antara 50-200 derajat C.
Mineral pencirinya adalah Perak native [Ag], Emas
native [Au], Silvanit [(Au,Ag)Te2].
2. Hidrolisat
Terbentuk dari mineral-mineral silikat yang mengalami proses dekomposisi kimia.
Mineral yang paling umum terdapat di endapan ini adalah mineral lempung, berupa
aluminosilikat hidrat yang bertekstur filosilikat dengan ukuran butir yang sangat halus.
Di daerah tropis, tempat dimana perbedaan basah dan kering sangat kontras, proses
pelapukan akan terjadi lebih baik, dan dapat menghasilkan endapan aluminosilikat yang
sangat bagus. Yaitu, dengan hilangnya kandungan silika, dan meninggalkan residu
berupa oksida alumunium hidrat, seperti Gibsit [Al(OH)3]. Residu ini dikenal dengan
“endapan bauksit”, merupakan endapan komersial yang menghasilkan bijih alumunium.
3. Oksidat
Merupakan endapan hidroksida feri, yang merupakan hasil oksidasi senyawa besi
dalam suatu larutan, dan mengendap. Contohnya adalah Gutit [HFeO2] yang
memberikan warna coklat, dan Hematit [Fe2O3] yang memberikan warna merah. Bila
kedua mineral ini terdapat dalam jumlah yang besar, maka dapat menjadi sangat bernilai
karena bijih besinya.
Mineral lainnya yang terdapat pada endapan oksidat adalah mangan. Contohnya
adalah Manganit [MnO(OH)], dan Psilomelane [(Ba,H2O)2Mn5O10], yang sebagian
besar tersusun atas MnO2.
4. Reduzat
Terbentuk karena proses reduksi, dikarenakan tempat terbentuknya yang terisolir
dari atmosfer, sehingga kekurangan oksigen. Endapan jenis ini jarang sekali dijumpai.
Di laut, biasanya endapan ini terdapat pada daerah palung. Dengan kondisi yang
tenang, pengendapan material-material organik, akan menyebabkan berkurangnya
oksigen, dan terbentuk H2S. Contoh mineral yang terbentuk adalah Pirit (pada keadaan
asam), dan Markasit (pada keadaan yang lebih asam).
Mineral lain yang terbentuk dalam suasana reduksi adalah Sulfur [Cu], yang
biasanya dijumpai berasosiasi dengan kubah garam dan minyak bumi.
5. Presipitat
Endapan ini berhubungan dengan berbagai aktivitas organisme yang mensekresi
gamping, maka dari itu tempat yang paling baik bagi pengendapan jenis ini
(karbonatan) adalah di bawah laut.
Bentuk kalsium karbonat yang paling stabil adalahKalsit, namun dapat juga
terbentuk Aragonit. Araganit dapat berubah menjadi kalsit, ataupun tetap menjadi
aragonit, hal itu dapat terjadi apabila strukturnya berubah menjadi lebih stabil, karena
kandungan ion-ion asing. Selain itu, kalsit dan aragonit dapat diendapkan di lingkungan
terestrial, seperti di dalam gua batugamping, yang di sekelilingnya terdapat mata air
yang jenuh akan kandungan CaCO3.
Salah satu presipitat laut yang jarang ditemukan, namun sangat bernilai dari segi
ekonomi adalah Fosforit yang digunakan sebagai sumber pupuk fosfat.Seperti yang kita
ketahui, air laut di bagian dasar samudera sangat jenuh oleh fosfat kalsium, dan karena
terjadi perubahan pada kondisi fisik-kimianya, walaupun hanya sedikit akan
menyebabkan fosforit terpresipitasi. Bila sedimentasi dari bahan-bahan lainnya lebih
sedikit, maka akan terbentuk lapisan fosforit yang lebih murni.
6. Evaporit
Proses penting dalam pembentukan sedimen evaporit adalah penguapan. Endapan
ini mempunyai fungsi khusus, yaitu untuk menginterpretasi sejarah geologi daerah itu,
sebagai indikator untuk keadaan yang kering. Berdasarkan asal mula pengendapannya,
sedimen evaporit dibagi menjadi 2, yaitu:
- Endapan evaporit marin terbentuk di laut yang disebabkan oleh air laut yang
menguap. Apabila air laut menguap pada keadaan yang alami, maka yang
pertama kali akan mengendap adalah kalsium karbonat, diikuti oleh dolomit.
Dengan berlanjutnya evaporasi, terendapkanlah kalsium sulfat, yang dapat
berupa gipsum, yang bergantung kepada temperatur dan salinitas air laut, dan
pada giliran berikutnya akan terbentuk halit. Kebanyakan endapan evaporit
terdiri atas kalsium karbonat, namun pada keadaan tertentu dapat juga
terendapkan garam kalsium dan magnesium.
- Endapan evaporit non marin relatif jarang ditemui, atau sangat terbatas, baik
dalam penyebarannya maupun besarnya, tetapi sangat penting dalam arti
ekonomi, karena endapan ini menghasilkan senyawa Boron [B] dan Yodium[I].
Endapan ini terbentuk di darat karena menguapnya suatu danau garam.
Disamping kedua senyawa tadi, terkandung pula nitrat-nitrat, sejumlah garam
kalsium, bromida, dan gipsum.
C. Lingkungan Metamorfik
Lingkungan ini berada jauh di bawah permukaan bumi dengan suhu dan tekanan
ekstrem yang menyebabkan re-kristalisasi pada material batuan, namun tetap terjadi
pada fase padat. Faktor lain yang sangat penting dalam metamorfisme adalah aksi dari
cairan kemikalia aktif, karena cairan tersebut dapat merangsang terjadinya reaksi
melalui larutan dan pengendapan kembali. Jika terjadi perubahan material batuan yang
disebabkan oleh cairan ini, maka prosesnya disebut dengan metasomatisme.
Dalam batuan metamorf berderajat rendah, mineral plagioklas muncul sebagai albit,
yang akan bertambah kandungan kalsiumnya seiring dengan meningkatnya derajat
metamorfisme. Mineral lain seperi kuarsa dapat ditemukan hampir di semua derajat
metamorfisme, sehingga tidak bisa dijadikan indikator dari derajat metamorfisme.
Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah sebagai
pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru, mengungkapkan
sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu dalam penentuan
(penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan, serta membantu dalam penentuan
metoda penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut.
1. Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh masa
batuan. Contoh intan dan platina.
2. Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang
terkonsentrasi di dalam batuan.
Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku), tetapi
telah terdorong keluar dari magma.
Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras tekanan
dan temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya, sehingga pembekuan
berjalan dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit antara lain : logam-logam ringan (Li-
silikat, Be-silikat (BeAl-silikat), Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan
Mo), unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti),
batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky quartz,
rock crystal).
c. Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)
Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam
lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontak-
metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan
magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan
temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang reaktif. Mineral-
mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa,
epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.
Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan
beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan)
dan hardening (pengerasan).
Proses pneomatolitis ini lebih menekankan peranan temperatur dari aktivitas uap
air. Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperatur sedangkan
pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement), dan metamorfisme kontak
pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya di kedalaman bumi, pada
lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.
Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit
(Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS),
galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit
(SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan
mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-
silikat, karbonat-karbonat
Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite
(Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida,
stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan
kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa,
dan pirit. Paragenesis endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper
(Cu), argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2),
cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan mineral-
mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3),
barit (BaSO4), zeolit (Al-silikat).
1. Lava flow
2. Ekshalasi
3. Mata air panas
Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol (terutama terdiri dari uap air H2O), solfatar
(berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), saffroni (berbentuk baron). Bentuk
(komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air karbonat, air
silikat, air nitrat, dan air fosfat.
Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase vulkanik
adalah : belerang (kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi (misalnya hematit,
Fe2O3). Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah laut,
sebagai contoh endapan tembaga-timbal-seng Kuroko di Jepang, dan sebagian besar
endapan logam dasar di Kanada.
1. Mineral Bijih Dibentuk oleh Hasil Rombakan dan Proses Kimia Sebagai
Hasil Pelapukan Permukaan dan Transportasi
Secara normal material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan akan
mengalami transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan bercampur dengan
material lain. Proses dimana unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan
geokimia yang baru dinamakan dispersi geokimia. Berbeda dengan dispersi mekanis,
dispersi kimia mencoba mengenal secara kimia penyebab suatu dispersi.
Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia sekunder.
Dispersi geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di dalam kerak bumi,
meliputi proses penempatan unsur-unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa
memperhatikan bagaimana tubuh bijih terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah
dispersi kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali pola-
pola dispersi primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan, antara lain proses
pelapukan, transportasi, dan pengendapan. Bahan terangkut pada proses sedimentasi
dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu tempat. Mobilitas
unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas yang rendah cenderung
berada dekat dengan tubuh bijihnya, sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas tinggi
cenderung relatif jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya
Eh dan Ph suatu lingkungan seperti Cu dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas
tinggi sedangkan dalam kondisi basa akan mempunyai mobilitas rendah.
Sebagai contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada endapan
lateritik. Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber oksigen dari udara
atau air permukaan. Oksidasi berjalan ke arah bawah sampai batas air tanah. Akibat
proses oksidasi ini, beberapa mineral tertentu akan larut dan terbawa meresap ke bawah
permukaan tanah, kemudian terendapkan (pada zona reduksi). Bagian permukaan yang
tidak larut, akan jadi berongga, berwarna kuning kemerahan, dan sering disebut dengan
gossan. Contoh endapan ini adalah endapan nikel laterit.
Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat dibagi
menjadi :
1. Endapan plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih
primer. Mereka terbentuk dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan),
material mengalami pelapukan setelah pencucian. Sebagai contoh endapan
platina di Urals.
2. Plaser aluvium, ini merupakan endapan plaser terpenting. Terbentuk di sungai
bergerak kontinu oleh air, pemisahan tempat karena berat jenis, mineral bijih
yang berat akan bergerak ke bawah sungai. Intensitas pengayaan akan didapat
kalau kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah dalam meander, di kuala
sungai dsb. Contoh endapan tipe ini adalah Sn di Bangka dan Belitung. Au-
plaser di California.
3. Plaser laut/pantai, endapan ini terbentuk oleh karen aktivitas gelombang
memukul pantai dan mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Mineral yang umum
di sini adalah ilmenit, magnetit, monasit, rutil, zirkon, dan intan, tergantung dari
batuan terabrasi.
4. Fossil plaser, merupakan endapan primer purba yang telah mengalami
pembatuan dan kadang-kadang termetamorfkan. Sebagai contoh endapan ini
adalah Proterozoikum Witwatersand, Afrika Selatan, merupakan daerah emas
terbesar di dunia, produksinya lebih 1/3 dunia. Emas dan uranium terjadi dalam
beberapa lapisan konglomerat. Mineralisasi menyebar sepanjang 250 km.
Tambang terdalam di dunia sampai 3000 meter, ini dimungkinkan karena
gradien geotermis disana sekitar 10 per 130 meter.
Jenis dan klasifikasi mineral yang paling sering dipakai adalah berdasarkan pada
kemiripan dan komposisi kimia dan struktur kristalnya. Klasifikasi ini dicetuskan oleh
James D. Dana (dalam Kraus, Hunt, dan Ramsdell, 1951). Secara singkat jenis dan
klasifikasi mineral dibedakan atas beberapa kelompok, yaitu:
- Kelompok Native Element; dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau
komposisi kimia saja. Contohnya emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt), bismuth
(Bi), arsenic (As), intan, graphite dan sulfur. Kelompok Sulfida; dicirikan oleh
kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Contohnya pirit
(FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit
(CuFeS2).
- Kelompok Oksida dan Hidroksida; dicirikan oleh kombinasi antara unsur
tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-).
Mineral Oksida contohnya korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit
(SnO2). Mineral Hidroksida contontohnya Manganite MnO(OH), Bauksit
[FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O). Kelompok Halida; dicirikan oleh
adanya dominasi dari ion halogen elektro negatif, seperti: F-, Cl-, Br-, I-.
Contohnya Halit (NaCl), Fluorit (CaF2), Silvit (KCl), dan Kriolit
(Na3AlF6). Kelompok Karbonat; dicirikan oleh persenyawaan dengan ion
(CO3)2-. Contohnya dolomit (CaMg(CO3)2, Kalsit (CaCO3), dan magnesit
(MgCO3).
- Kelompok Sulfat; dicirikan oleh kombinasi logam dengan anion sufat.
contohnya barit, celestite, anhydrite, angelsit, dan gypsum. Kelompok
Phosphat; dicirikan oleh adanya gugus PO43-. Contohnya Apatit (Ca,Sr,
Pb,Na,K)5 (PO4)3(F,Cl,OH), Vanadine Pb5Cl(PO4)3, dan Turquoise
CuAl6(PO4)4(OH)8.5H2O. Kelompok Silikat; dicirikan oleh persenyawaan
antara silikon, oksigen dengan beberapa unsur metal. Contohnya Quartz (SiO2),
Feldspar Alkali, Feldspar Plagioklas, Muscovit, Biotit, Horblende, Piroksin, dan
Olivin.
DAFTAR PUSTAKA
http://myblogmariageologi.blogspot.co.id/2015/03/genesa-mineral.html
http://geology.com/rocks/granite.shtml
http://www.geologinesia.com/2016/02/pengertian-sifat-dan-jenis-jenis-mineral.html