422 696 1 SP
422 696 1 SP
Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk mempelajari proses penggilingan beras di usaha penggilingan rakyat dan Rice
Processing Centre (RPC) Kabupaten Mukomuko serta menganalisis mutu beras hasil penggilingan berdasarkan
SNI 6128-2015. Kajian ini juga akan memberikan masukan bagi RPC untuk mengoptimalkan kinerja dalam
menghasilkan beras bermutu. Rendemen beras kepala merupakan persyaratan utama dalam penetapan mutu
beras, karena akan menentukan jumlah berat beras yang dihasilkan dan nilai ekonomis beras. Komponen mutu
beras yang diukur adalah derajat sosoh, kadar air, beras kepala, butir patah, butir menir, butir merah, butir kuning,
butir mengapur, benda asing dan butir gabah dengan mengacu pada SNI beras. Analisis pengamatan dan
pengukuran dilakukan pada 100 gram sampel beras. Hasil pengukuran dan pengamatan kemudian dibandingkan
dengan kriteria mutu beras berdasarkan SNI 6128-2015. Rendemen beras yang dihasilkan penggilingan padi di
RPC Mukomuko bervariasi pada angka 59-65% dengan derajat sosoh 95,8%, beras kepala 73,5% dan butir
patah 20,1%. Sedangkan beras penggilingan rakyat derajat sosohnya 83,5%, beras kepala 61,7% dan butir
patah 26,9%. Kualitas beras hasil penggilingan RPC berdasarkan SNI 6128-2015 masuk kedalam kategori mutu
medium 2, lebih baik daripada penggilingan rakyat. Kategori mutu beras yang dihasilkan RPC masih dapat
ditingkatkan menjadi mutu 1 (premium) dengan melakukan penyetelan ulang setiap unit mesin dan sinkronisasi
antar-alat secara keseluruhan. Hal yang perlu mendapat perhatian untuk meningkatkan mutu beras hasil
penggilingan RPC adalah peningkatan derajat sosoh dan rendemen beras kepala.
Kata kunci: Beras, mutu, SNI, penggilingan, padi
Abstract
This paper aims to study the rice milling process on small enterprisse and Rice Processing Centre (RPC) of
Mukomuko District and analyze the quality of milled rice by ISO 6128-2015 standard. This study will also provide
input for RPC to optimize performance in producing good quality rice. The yield of head rice is a key requirement
in the determination of the quality of rice, because it will determine the amount of rice produced. Parameters of
rice quality measured were milling degree, moisture content, head rice, broken grains, brewers grains, grains of
red, yellow grain, grain whitewash, and foreign objects with reference to the standard. Analysis of observations
and measurements were performed on a 100 gram sample of rice then the results are compared with the rice
quality criteria based on ISO 6128-2015. The yield of the rice mill rice produced in RPC Mukomuko vary by 59-
65%, milling degree 95.8%, 73.5% head rice and broken grains 20.1%. While the milling degree of small
enterprises rice is 83.5%, 61.7% head rice and broken grains 26.9%. Based on ISO 6128-2015 the RPC's rice
milling quality is a medium-2, better than the small enterprises rice milling. Category quality rice of RPC can still
be increased to medium-1 or premium quality with each machine unit having to optimally reset and
synchronization inter-machine overall. Things that need attention to improve the quality of rice milling results RPC
is the increasing degree of milling and head rice yield.
Keywords: Rice, quality, standard, SNI, milling, paddy
1. PENDAHULUAN
Banyak faktor yang menentukan mutu beras kontinyu dengan kapasitas mencapai 60 ton per
hasil penggilingan, antara lain adalah mutu giling hari. Agar RPC ini tidak menjadi saingan bagi
dan mutu gabah. Mutu giling ditentukan oleh usaha penggilingan kecil maka RPC harus
rendemen beras kepala, rendemen beras giling, menghasilkan beras bermutu tinggi (premium)
persentase beras pecah, dan derajat sosoh agar bisa menyasar pangsa pasar yang berbeda.
beras. Sebagian besar beras yang beredar di di Kajian ini bertujuan untuk mempelajari
Indonesia memiliki derajat sosoh 80% atau lebih proses penggilingan beras di usaha penggilingan
dan persentase beras kepala lebih besar dari rakyat dan RPC Mukomuko serta menganalisis
75% dan mengandung butir patah kurang dari mutu beras hasil penggilingan berdasarkan SNI
30% (Thahir, 2010). Sedangkan mutu gabah 6128-2015. Kajian ini juga akan memberikan
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti keadaan masukan bagi RPC untuk mengoptimalkan
lingkungan tumbuh, budidaya, panen hingga kinerja RPC dalam menghasilkan beras bermutu.
penanganan pascapanen dan faktor genetik
tanaman (Kumar et al., 2016).
2. TINJAUAN PUSTAKA
Rendemen beras kepala merupakan
persyaratan utama dalam penetapan mutu
gabah, karena akan menentukan jumlah berat Beras merupakan bahan makanan pokok bagi
beras yang dihasilkan dan nilai ekonomis beras. penduduk Indonesia, beras juga memiliki
Rendemen beras kepala mempunyai keragaman kandungan protein dan vitamin yang dibutuhkan
yang besar yang tergantung pada berbagai tubuh manusia. Mutu beras berdasarkan SNI
faktor yaitu varietas, jenis biji, butir kapur, cara 6128-2015 ditentukan oleh beras utuh, butir
budidaya, faktor lingkungan, perlakuan lepas beras kepala, butir patah, warna beras, jumlah
panen yang dimulai sejak pemanenan, kotoran dan gabah yang belum terkupas, batu
perontokan, pengeringan, penyimpanan, hingga kecil/pasir kadar air rendah serta butiran yang
penggilingan. Rendemen total beras giling mengapur. Sedangkan persyaratan umum mutu
dipengaruhi juga oleh faktor diatas serta kualitatif beras terdiri dari empat hal berikut: a)
ditentukan oleh perbandingan sekam, kulit ari, bebas hama dan penyakit; b) bebas dari bau
dan bagian endosperm. Semua karakter mutu apek, asam atau bau asing lain; c) bebas dari
tersebut akan menentukan tingkat penerimaan campuran dedak dan bekatul bahan kimia dan d)
konsumen terhadap beras (Pattiwiri, 2006) . bebas dari bahan kimia yang membahayakan
dan merugikan konsumen (BSN, 2015).
Kabupaten Mukomuko adalah salah satu
kabupaten baru di Provinsi Bengkulu yang Teknologi penggilingan padi sangat
merupakan pemekaran dari Kabupaten Bengkulu berpengaruh besar dalam menentukan mutu
Utara. Secara astronomis Kabupaten Mukomuko beras yang dihasilkan. Selain faktor mekanis,
terletak pada 101o01’15,1” – 101o51’29,6” Bujur ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
Timur dan 02o16’32,0” - 03o07’46,0” Lintang mutu beras hasil penggilingan bermutu baik atau
Selatan. Suhu udara kota Mukomuko berkisar tidak, yaitu varietas padi yang digiling, bentuk
antara 21,10 C sampai dengan 34,60 C dengan geometris padi, tingkat kekerasan, kualitas
curah hujan rata-rata per tahun 151,2 mm. gabah yang diindikasikan dengan kandungan
Lahan pertanian khususnya sawah di Kabupaten kadar air, derajat kemurnian padi (adanya
Mukomuko sudah didukung oleh irigasi teknis kontaminasi fisik pada padi yang akan digiling),
yang mampu mengairi 16.000 ha sawah. Irigasi teknologi dan prosedur penggilingan yang
ini membuat sawah yang masuk areal pengairan digunakan (Budijanto dan Sitanggang, 2011).
dapat ditanami padi 2 kali dalam setahun. Musim Menurut Pattiwiri (2006), penggilingan
tanam pertama berlangsung dari akhir bulan padi yang mempunyai teknologi modern
Januari hingga April sedangkan musim tanam menerapkan beberapa rangkaian mesin menjadi
kedua dari bulan Juni hingga September. satu. Rangkaian mesin tersebut memiliki peran
Usaha penggilingan padi di Kabupaten dan fungsi yang berbeda-beda. Rangkaian
Mukomuko cukup berkembang. Berdasarkan mesin minimal yang harus ada dalam
data yang diperoleh, usaha penggilingan padi penggilingan padi berupa;
skala kecil yang terdapat di Kabupaten a. Precleaner yaitu mesin pembersihan awal
Mukomuko berjumlah 94 unit usaha. untuk membuang kotoran dan benda asing
Penggilingan kecik milik rakyat berkapasitas 4 dari gabah sehingga beras hasil penggilingan
ton per hari. Disamping usaha penggilingan padi terbebas dari benda asing.
skala kecil ada juga unit penggilingan berskala b. Husker yaitu mesin pemecah atau pengupas
menengah milik pemerintah kabupaten yang kulit yang bertujuan melepaskan kulit gabah
dinamai rice processing centre (RPC). RPC ini dengan kerusakan yang sekecil mungkin
telah dilengkapi dengan mesin pengering dan pada butiran beras.
unit penggilingan padi yang bekerja secara
c. Aspirator, yaitu mesin untuk memisahkan kualitas beras yang bermutu tinggi dengan harga
sekam yang bertujuan memisahkan sekam yang pantas sesuai kualitas, petani tidak lagi
dari beras pecah kulit dan gabah utuh yang takut akan jatuhnya harga beras di pasaran
belum terkelupas selama proses pemecahan (Warisno et al., 2014).
kulit.
d. Separator, yaitu mesin untuk memisahkan
3. METODE PENELITIAN
gabah dan beras pecah kulit agar tidak
tercampur.
e. Polisher, yaitu mesin penyosoh yang Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Mukomuko
bertujuan untuk membuang lapisan bekatul Bengkulu. Alat yang digunakan dalam penelitian
dari butiran beras agar penampakan lebih ini adalah: mesin penggilingan padi skala kecil
mengkilap. dan mesin penggilingan padi skala besar milik
f. Grader, yaitu mesin untuk memisahkan beras RPC, timbangan, neraca analitik, gelas ukur,
berdasarkan ukuran agar dihasilkan beras moisture tester, dan stop-watch. Bahan yang
menurut selera yang diinginkan. digunakan adalah: gabah kering giling (GKG)
Rangkaian beberapa unit mesin yang dan beras hasil penggilingan.
tersusun terpadu tersebut di atas dikenal dengan Menganalisis kapasitas giling, rendemen
sistem penggilingan padi. Sistem penggilingan dan mutu hasil penggilingan gabah dilakukan
padi yang lengkap dapat meminimalkan pengamatan antara lain: bobot gabah yang
kehilangan atau susut selama proses perubahan digiling, bobot beras hasil gilingan, waktu total
dari gabah menjadi beras. Susut yang sedikit penggilingan gabah menjadi beras dan konsumsi
selama proses perubahan dari gabah menjadi bahan bakar. Analisis mutu beras yang diukur
beras dapat meningkatkan rendemen adalah derajat sosoh, kadar air, butir kepala,
penggilingan. Penggilingan padi yang lengkap butir patah, butir menir, butir merah, butir kuning,
tidak hanya meningkatkan rendemen tetapi juga butir mengapur, benda asing dan butir gabah
kualitas dari beras yang dihasilkan (Hasbullah dengan mengacu pada SNI beras (BSN, 2015).
dan Dewi, 2009). Disamping itu dapat Analisis pengamatan dan pengukuran dilakukan
menghemat energi dan mengurangi emisi pada 100 gram sampel beras. Hasil dari
(Golmohammadia et al., 2015). Mutu beras yang pengukuran dan pengamatan yang dilakukan
berkualitas baik merupakan tuntutan utama kemudian dibandingkan dengan kriteria mutu
konsumen di masa sekarang dan akan datang. beras berdasarkan SNI 6128-2015 (Tabel 1).
Konsumen berani membayar lebih terhadap
Data tersebut terlihat bahwa persentase Hasil uji pengeringan dapat mengeringkan gabah
beras kepala cukup rendah dibandingkan (kadar air sekitar 22%) hingga kadar air giling
dengan persentase butir patah pada (sekitar 14%) selama 8-10 jam.
penggilingan dipengaruhi oleh usia mesin giling Mesin penggiling gabah yang ada di RPC
yang digunakan rata-rata sudah diatas 10 tahun Mukomuko merupakan tipe kontinyu yang terdiri
ditambah kadar air gabah yang digiling cukup dari unit pembersih dari benda asing, unit
tinggi. Di salah satu penggilingan padi milik pemisah batuan, unit pemecah kulit, unit
penduduk yang diamati, penggilingan padi pemisah sekam, mesin penyosoh (3 unit), unit
dilakukan pada kadar air 16% dengan kapasitas pemutuan, unit pemutih, unit penimbang beras
produksi 2.5 ton beras selama 9 jam kerja otomatis, dan unit penjahit karung (Gambar 3).
penggilingan dari pukul delapan pagi sampai Spesifikasi teknis dan kapasitas terpasang
pukul lima sore. Motor penggerak merek 'Kubota' masing-masing unit tersebut ditunjukkan pada
berkekuatan 18 HP, bahan bakar yang terpakai Tabel 3. Berdasarkan data spesifikasi teknis
untuk menggiling 2.5 ton beras adalah 10 liter diketahui bahwa kapasitas terpasang mesin
solar dengan penggantian oli sebanyak 5 liter penggiling secara keseluruhan adalah 3 ton.
untuk setiap 15 hari penggilingan. Motor
Penggilingan padi ditujukan untuk
penggerak mesin penyosoh memiliki kekuatan
menghasilkan beras sebanyak mungkin dengan
dan merek yang sama, bahan bakar yang
mutu sebaik mungkin maka pada setiap tahapan
terpakai 20 liter sedangkan pengganti oli sama.
proses perlu dilakukan langkah untuk mencegah
Rendemen hasil giling gabah penduduk pada
dan menghindari keretakan serta kerusakan butir
kadar air 16% adalah 54-60% beras.
beras. Cara penggilingan harus disesuaikan
dengan struktur, bentuk dan mutu gabah yang
4.2. Penggilingan Rice Processing Centre akan digiling (Yilmaz, 2016). Selain itu selera
target konsumen dan pertimbangan segmen
pasar perlu juga dipertimbangkan. Secara
Unit penggilingan beras di RPC Mukomuko telah
umum, proses penggilingan dibagi menjadi dua
dilengkapi dengan alat pengering mekanis.
tahapan utama yaitu pengupasan kulit dan
Gabah perlu dikeringkan hingga kadar air yang
penyosohan/pemutihan. Kedua proses tersebut
tepat untuk digiling untuk mendapatkan mutu
dilengkapi dengan tahapan lain, seperti tahap
beras hasil giling yang baik,. RPC Mukomuko
pembersihan, tahap pemisahan, dan tahap
memiliki dua unit mesin pengering tipe
pemutihan untuk menjamin mutu beras yang
recirculation dryer (Gambar 2) dengan kapasitas
dihasilkan sebagaimana ditunjukkan Gambar 4.
pengeringan 30 ton gabah basah per batch.
Gambar 2 Mesin pengering tipe resirkulasi di RPC Mukomuko
Perpindahan bahan sejak dari bak Jumlah produksi padi di Kabupaten Mukomuko
pengumpan gabah kering hingga ke pengisian berdasarkan data adalah 36,5 ribu ton dimana
beras putih ke dalam karung kemasan sebanyak 6100 ton dihasilkan di Kecamatan
berlangsung secara otomatis menggunakan Lubuk Pinang tempat RPC berada maka secara
elevator. Pemenuhan kebutuhan daya teoritis pasokan gabah untuk RPC dapat
penggerak mesin penggiling, penerangan dan terpenuhi, bahkan bila RPC bekerja satu hari
utilitas lain tersedia 2 unit generator yang penuh (24 jam). Hasil pengujian unit
masing-masing berkapasitas 55 kW dan 220 kW. penggilingan padi di RPC Mukomuko
Saat penggilingan, dua buah genset tersebut menunjukkan tingkat rendemen beras yang
digunakan secara serentak untuk menggerakkan dihasilkan mencapai 59-65% dengan kadar air
seluruh unit mesin penggiling. Sedangkan saat gabah sebelum digiling 12-14%
pengeringan hanya diperlukan genset kecil Rata-rata derajat sosoh, persentase beras
(kapasitas 56 kW) untuk menggerakkan mesin kepala, butir patah, butir menir, butir merah, butir
pengering. Akibat dari kekurangan daya kuning, butir kapur, benda asing dan butir gabah
penggerak, penggilingan hanya dapat dilakukan hasil penggilingan di RPC dapat dilihat pada
setelah proses pengeringan selesai. Keadaan Tabel 4. Tabel tersebut menunjukkan bahwa
tersebut membuat kegiatan penggilingan dan beras hasil penggilingan RPC secara
pengeringan tidak dapat dilakukan secara keseluruhan memenuhi kategori mutu medium 2,
bersamaan dan terus-menerus. Pihak RPC perlu walaupun secara individual komponen mutu ada
menambah satu buah genset kecil (56 kW) untuk yang masuk dalam kategori mutu premium dan
mengatasi kendala tersebut , medium 1. Mutu beras hasil penggilingan di RPC
Apabila diasumsikan RPC bekerja 8-10 ini lebih baik daripada penggilingan rakyat maka
jam sehari dan 240 hari dalam setahun maka keberadaan RPC dapat dikatakan tidak menjadi
kebutuhan pasokan gabah dalam setahun saingan bagi usaha penggilingan rakyat karena
adalah 30 ton/hari x 240 hari/thn = 7200 ton/thn.
masing-masing memiliki segmen pasar yang
berbeda.