Anda di halaman 1dari 9

MUTU BERAS PENGGILINGAN PADI RICE PROCESSING CENTRE KABUPATEN

MUKOMUKO MENGACU SNI 6128-2015

QUALITY OF RICE FROM RICE PROCESSING CENTRE OF MUKOMUKO DISTRICT


BASED ON RICE NATIONAL STANDARD (SNI 6128-2015)

Lamhot P. Manalu dan Himawan Adinegoro

Pusat Teknologi Agroindustri - BPPT


Laptiab Gd. 610 Kawasan Puspiptek Serpong-Banten 15314
BPPT Gd. 2 Lt. 10 Jl. M.H. Thamrin No. 8 Jakarta 10340
e-mail: lamhot.parulian@bppt.go.id; himawan.adinegoro@bppt.go.id

Diterima: --, Direvisi: --, Disetujui: --

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk mempelajari proses penggilingan beras di usaha penggilingan rakyat dan Rice
Processing Centre (RPC) Kabupaten Mukomuko serta menganalisis mutu beras hasil penggilingan berdasarkan
SNI 6128-2015. Kajian ini juga akan memberikan masukan bagi RPC untuk mengoptimalkan kinerja dalam
menghasilkan beras bermutu. Rendemen beras kepala merupakan persyaratan utama dalam penetapan mutu
beras, karena akan menentukan jumlah berat beras yang dihasilkan dan nilai ekonomis beras. Komponen mutu
beras yang diukur adalah derajat sosoh, kadar air, beras kepala, butir patah, butir menir, butir merah, butir kuning,
butir mengapur, benda asing dan butir gabah dengan mengacu pada SNI beras. Analisis pengamatan dan
pengukuran dilakukan pada 100 gram sampel beras. Hasil pengukuran dan pengamatan kemudian dibandingkan
dengan kriteria mutu beras berdasarkan SNI 6128-2015. Rendemen beras yang dihasilkan penggilingan padi di
RPC Mukomuko bervariasi pada angka 59-65% dengan derajat sosoh 95,8%, beras kepala 73,5% dan butir
patah 20,1%. Sedangkan beras penggilingan rakyat derajat sosohnya 83,5%, beras kepala 61,7% dan butir
patah 26,9%. Kualitas beras hasil penggilingan RPC berdasarkan SNI 6128-2015 masuk kedalam kategori mutu
medium 2, lebih baik daripada penggilingan rakyat. Kategori mutu beras yang dihasilkan RPC masih dapat
ditingkatkan menjadi mutu 1 (premium) dengan melakukan penyetelan ulang setiap unit mesin dan sinkronisasi
antar-alat secara keseluruhan. Hal yang perlu mendapat perhatian untuk meningkatkan mutu beras hasil
penggilingan RPC adalah peningkatan derajat sosoh dan rendemen beras kepala.
Kata kunci: Beras, mutu, SNI, penggilingan, padi

Abstract

This paper aims to study the rice milling process on small enterprisse and Rice Processing Centre (RPC) of
Mukomuko District and analyze the quality of milled rice by ISO 6128-2015 standard. This study will also provide
input for RPC to optimize performance in producing good quality rice. The yield of head rice is a key requirement
in the determination of the quality of rice, because it will determine the amount of rice produced. Parameters of
rice quality measured were milling degree, moisture content, head rice, broken grains, brewers grains, grains of
red, yellow grain, grain whitewash, and foreign objects with reference to the standard. Analysis of observations
and measurements were performed on a 100 gram sample of rice then the results are compared with the rice
quality criteria based on ISO 6128-2015. The yield of the rice mill rice produced in RPC Mukomuko vary by 59-
65%, milling degree 95.8%, 73.5% head rice and broken grains 20.1%. While the milling degree of small
enterprises rice is 83.5%, 61.7% head rice and broken grains 26.9%. Based on ISO 6128-2015 the RPC's rice
milling quality is a medium-2, better than the small enterprises rice milling. Category quality rice of RPC can still
be increased to medium-1 or premium quality with each machine unit having to optimally reset and
synchronization inter-machine overall. Things that need attention to improve the quality of rice milling results RPC
is the increasing degree of milling and head rice yield.
Keywords: Rice, quality, standard, SNI, milling, paddy

1. PENDAHULUAN
Banyak faktor yang menentukan mutu beras kontinyu dengan kapasitas mencapai 60 ton per
hasil penggilingan, antara lain adalah mutu giling hari. Agar RPC ini tidak menjadi saingan bagi
dan mutu gabah. Mutu giling ditentukan oleh usaha penggilingan kecil maka RPC harus
rendemen beras kepala, rendemen beras giling, menghasilkan beras bermutu tinggi (premium)
persentase beras pecah, dan derajat sosoh agar bisa menyasar pangsa pasar yang berbeda.
beras. Sebagian besar beras yang beredar di di Kajian ini bertujuan untuk mempelajari
Indonesia memiliki derajat sosoh 80% atau lebih proses penggilingan beras di usaha penggilingan
dan persentase beras kepala lebih besar dari rakyat dan RPC Mukomuko serta menganalisis
75% dan mengandung butir patah kurang dari mutu beras hasil penggilingan berdasarkan SNI
30% (Thahir, 2010). Sedangkan mutu gabah 6128-2015. Kajian ini juga akan memberikan
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti keadaan masukan bagi RPC untuk mengoptimalkan
lingkungan tumbuh, budidaya, panen hingga kinerja RPC dalam menghasilkan beras bermutu.
penanganan pascapanen dan faktor genetik
tanaman (Kumar et al., 2016).
2. TINJAUAN PUSTAKA
Rendemen beras kepala merupakan
persyaratan utama dalam penetapan mutu
gabah, karena akan menentukan jumlah berat Beras merupakan bahan makanan pokok bagi
beras yang dihasilkan dan nilai ekonomis beras. penduduk Indonesia, beras juga memiliki
Rendemen beras kepala mempunyai keragaman kandungan protein dan vitamin yang dibutuhkan
yang besar yang tergantung pada berbagai tubuh manusia. Mutu beras berdasarkan SNI
faktor yaitu varietas, jenis biji, butir kapur, cara 6128-2015 ditentukan oleh beras utuh, butir
budidaya, faktor lingkungan, perlakuan lepas beras kepala, butir patah, warna beras, jumlah
panen yang dimulai sejak pemanenan, kotoran dan gabah yang belum terkupas, batu
perontokan, pengeringan, penyimpanan, hingga kecil/pasir kadar air rendah serta butiran yang
penggilingan. Rendemen total beras giling mengapur. Sedangkan persyaratan umum mutu
dipengaruhi juga oleh faktor diatas serta kualitatif beras terdiri dari empat hal berikut: a)
ditentukan oleh perbandingan sekam, kulit ari, bebas hama dan penyakit; b) bebas dari bau
dan bagian endosperm. Semua karakter mutu apek, asam atau bau asing lain; c) bebas dari
tersebut akan menentukan tingkat penerimaan campuran dedak dan bekatul bahan kimia dan d)
konsumen terhadap beras (Pattiwiri, 2006) . bebas dari bahan kimia yang membahayakan
dan merugikan konsumen (BSN, 2015).
Kabupaten Mukomuko adalah salah satu
kabupaten baru di Provinsi Bengkulu yang Teknologi penggilingan padi sangat
merupakan pemekaran dari Kabupaten Bengkulu berpengaruh besar dalam menentukan mutu
Utara. Secara astronomis Kabupaten Mukomuko beras yang dihasilkan. Selain faktor mekanis,
terletak pada 101o01’15,1” – 101o51’29,6” Bujur ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
Timur dan 02o16’32,0” - 03o07’46,0” Lintang mutu beras hasil penggilingan bermutu baik atau
Selatan. Suhu udara kota Mukomuko berkisar tidak, yaitu varietas padi yang digiling, bentuk
antara 21,10 C sampai dengan 34,60 C dengan geometris padi, tingkat kekerasan, kualitas
curah hujan rata-rata per tahun 151,2 mm. gabah yang diindikasikan dengan kandungan
Lahan pertanian khususnya sawah di Kabupaten kadar air, derajat kemurnian padi (adanya
Mukomuko sudah didukung oleh irigasi teknis kontaminasi fisik pada padi yang akan digiling),
yang mampu mengairi 16.000 ha sawah. Irigasi teknologi dan prosedur penggilingan yang
ini membuat sawah yang masuk areal pengairan digunakan (Budijanto dan Sitanggang, 2011).
dapat ditanami padi 2 kali dalam setahun. Musim Menurut Pattiwiri (2006), penggilingan
tanam pertama berlangsung dari akhir bulan padi yang mempunyai teknologi modern
Januari hingga April sedangkan musim tanam menerapkan beberapa rangkaian mesin menjadi
kedua dari bulan Juni hingga September. satu. Rangkaian mesin tersebut memiliki peran
Usaha penggilingan padi di Kabupaten dan fungsi yang berbeda-beda. Rangkaian
Mukomuko cukup berkembang. Berdasarkan mesin minimal yang harus ada dalam
data yang diperoleh, usaha penggilingan padi penggilingan padi berupa;
skala kecil yang terdapat di Kabupaten a. Precleaner yaitu mesin pembersihan awal
Mukomuko berjumlah 94 unit usaha. untuk membuang kotoran dan benda asing
Penggilingan kecik milik rakyat berkapasitas 4 dari gabah sehingga beras hasil penggilingan
ton per hari. Disamping usaha penggilingan padi terbebas dari benda asing.
skala kecil ada juga unit penggilingan berskala b. Husker yaitu mesin pemecah atau pengupas
menengah milik pemerintah kabupaten yang kulit yang bertujuan melepaskan kulit gabah
dinamai rice processing centre (RPC). RPC ini dengan kerusakan yang sekecil mungkin
telah dilengkapi dengan mesin pengering dan pada butiran beras.
unit penggilingan padi yang bekerja secara
c. Aspirator, yaitu mesin untuk memisahkan kualitas beras yang bermutu tinggi dengan harga
sekam yang bertujuan memisahkan sekam yang pantas sesuai kualitas, petani tidak lagi
dari beras pecah kulit dan gabah utuh yang takut akan jatuhnya harga beras di pasaran
belum terkelupas selama proses pemecahan (Warisno et al., 2014).
kulit.
d. Separator, yaitu mesin untuk memisahkan
3. METODE PENELITIAN
gabah dan beras pecah kulit agar tidak
tercampur.
e. Polisher, yaitu mesin penyosoh yang Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Mukomuko
bertujuan untuk membuang lapisan bekatul Bengkulu. Alat yang digunakan dalam penelitian
dari butiran beras agar penampakan lebih ini adalah: mesin penggilingan padi skala kecil
mengkilap. dan mesin penggilingan padi skala besar milik
f. Grader, yaitu mesin untuk memisahkan beras RPC, timbangan, neraca analitik, gelas ukur,
berdasarkan ukuran agar dihasilkan beras moisture tester, dan stop-watch. Bahan yang
menurut selera yang diinginkan. digunakan adalah: gabah kering giling (GKG)
Rangkaian beberapa unit mesin yang dan beras hasil penggilingan.
tersusun terpadu tersebut di atas dikenal dengan Menganalisis kapasitas giling, rendemen
sistem penggilingan padi. Sistem penggilingan dan mutu hasil penggilingan gabah dilakukan
padi yang lengkap dapat meminimalkan pengamatan antara lain: bobot gabah yang
kehilangan atau susut selama proses perubahan digiling, bobot beras hasil gilingan, waktu total
dari gabah menjadi beras. Susut yang sedikit penggilingan gabah menjadi beras dan konsumsi
selama proses perubahan dari gabah menjadi bahan bakar. Analisis mutu beras yang diukur
beras dapat meningkatkan rendemen adalah derajat sosoh, kadar air, butir kepala,
penggilingan. Penggilingan padi yang lengkap butir patah, butir menir, butir merah, butir kuning,
tidak hanya meningkatkan rendemen tetapi juga butir mengapur, benda asing dan butir gabah
kualitas dari beras yang dihasilkan (Hasbullah dengan mengacu pada SNI beras (BSN, 2015).
dan Dewi, 2009). Disamping itu dapat Analisis pengamatan dan pengukuran dilakukan
menghemat energi dan mengurangi emisi pada 100 gram sampel beras. Hasil dari
(Golmohammadia et al., 2015). Mutu beras yang pengukuran dan pengamatan yang dilakukan
berkualitas baik merupakan tuntutan utama kemudian dibandingkan dengan kriteria mutu
konsumen di masa sekarang dan akan datang. beras berdasarkan SNI 6128-2015 (Tabel 1).
Konsumen berani membayar lebih terhadap

Tabel 1 Mutu beras: SNI 6128-2015


Kelas mutu
No. Komponen mutu Satuan Medium
Premium
1 2 3
1 Derajat sosoh (min) (%) 100 95 90 80
2 Kadar air (maks) (%) 14 14 14 15
3 Beras kepala (min) (%) 95 78 73 60
4 Butir patah (maks) (%) 5 20 25 35
5 Butir menir (maks) (%) 0 2 2 5
6 Butir merah (maks) (%) 0 2 3 3
7 Butir kuning/rusak (maks) (%) 0 2 3 5
8 Butir kapur (maks) (%) 0 2 3 5
9 Benda asing (maks) (%) 0 0.02 0.05 0.2
10 Butir gabah (maks) (butir/100g) 0 1 2 3
Sumber: BSN (2015)
Derajat sosoh adalah tingkat pelepasan kategori mutu medium 2 dan derajat sosoh 80%
lapisan perikarp, testa dan aleuron yang masih masuk kategori mutu medium 3.
menempel pada endosperm. Derajat sosoh Pengukuran kadar air dilakukan dengan
memiliki 4 tingkatan kategori mutu SNI beras moisture tester. Cara pemakaian moisture tester
yaitu derajat sosoh 100% masuk kategori mutu yaitu sampel beras/gabah dimasukan ke dalam
premium, derajat sosoh 95% masuk kategori sendok pada alat, kemudian beras akan dijepit
mutu medium 1, derajat sosoh 90% masuk dengan cara memutar penjepit dan secara
otomatis angka kadar air akan muncul pada langsung pada pelaku usaha/pedagang beras
layar moisture tester. (Somantri et al., 2015) . Rata-rata beras kepala
Jenis pengujian mutu beras meliputi beras yang dihasilkan hanya 61,7% sehingga masuk
kepala, beras patah, butir menir, butir kapur, kategori mutu medium 3.
serta butir kuning dan rusak (Soerjandoko, 2010) Proses penggilingan dimulai dari
dengan penjelasan sebagai berikut: pembersihan gabah, pemecahan kulit sampai
• Beras kepala, yaitu butir beras sehat maupun proses penyosohan yang menghasilkan beras
cacat yang mempunyai ukuran lebih besar putih. Penggilingan dapat dikatakan sebagai
atau sama dengan 75% bagian dari butir beras proses puncak dari mata rantai penanganan
utuh. pascapanen padi, walaupun demikian hasil akhir
• Beras patah, yaitu butir beras sehat maupun tetap dipengaruhi oleh proses pengeringan. Di
cacat yang mempunyai ukuran lebih besar dari Mukomuko, penggilingan padi sudah dilakukan
25% sampai dengan lebih kecil 75% bagian dengan cara mekanis. Mesin penggiling milik
dari butir beras utuh. penduduk rata-rata mempunyai jenis dan
• Butir menir, yaitu butir beras sehat maupun kapasitas yang sama.
cacat yang mempunyai ukuran lebih kecil dari
Satu unit penggilingan terdiri dari mesin
25% bagian butir beras utuh.
pengupas kulit dan mesin penyosoh ditambah
• Butir kapur, yaitu butir beras yang separuh
dengan ayakan dan pembersih yang masing-
bagian atau lebih berwarna putih seperti kapur
masing terpisah. Mesin penggiling yang dipakai
dan bertekstur lunak yang disebabkan faktor
adalah tipe rol karet yang biasa disebut mollen
fisiologis.
buatan RRC, terdiri dari dua buah roll atau
• Butir kuning, yaitu butir beras utuh, beras
silinder yang digerakkan dari satu sumber
kepala, beras patah, dan menir yang berwarna
putaran yang berasal dari motor penggerak.
kuning atau kuning kecoklatan.
Motor penggerak yang biasa dipakai adalah
merek “Kubota” atau “Yanmar” buatan Jepang
4. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan bahan bakar solar. Ada unit usaha yang
memakai satu motor penggerak untuk sekaligus
memutar mesin penggiling dan mesin penyosoh,
4.1. Usaha Penggilingan Rakyat
tetapi ada juga yang memakai satu mesin
penggerak untuk setiap mesin penggiling dan
Kadar air gabah pada usaha penggilingan padi penyosoh.
rakyat berkisar antara 14.1% hingga 16,3% Derajat sosoh beras yang dihasilkan
dengan rata-rata 15,2% belum masuk pada penggilingan padi rakyat berkisar antara 76-91%
kategori mutu beras medium 3. Hal ini sehingga tidak masuk dalam kategori mutu
disebabkan padi rakyat dikeringkan dengan cara derajat sosoh dibawah 80% dan masuk kategori
dijemur dengan menggunakan lantai jemur mutu medium 3 sampai 2 untuk derajat sosoh
(Gambar 1), bahkan ada yang hanya dijemur di diatas 80%. Tinggi rendah derajat sosoh
jalan. Bila musim penghujan kadar air disebabkan oleh kurang bersih bagian mesin
pengeringan tidak jarang hanya mencapai rata- penyosoh untuk menghilangkan lapisan bekatul
rata 16%. Tingginya kadar air gabah giling dan lembaga. Semakin tinggi persentase derajat
menyebabkan butir patah pada beras hasil sosoh maka bobot beras akan semakin
usaha penggilingan rakyat semakin tinggi berkurang dan kemungkinan terbentuk butir
(Manalu, 2009). patah akan semakin besar (Hasbullah dan Dewi.
2009).
Rata-rata beras kepala, butir patah, butir
menir, butir merah, butir kuning, butir kapur,
benda asing dan butir gabah hasil penggilingan
rakyat dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan
tabel tersebut terlihat bahwa beras hasil
penggilingan rakyat rata-rata secara keseluruhan
tidak memenuhi kategori mutu SNI terendah
walaupun secara individual komponen mutu ada
yang masuk dalam kategori mutu medium 3, 2
Gambar 1 Kegiatan penjemuran padi di salah dan 1. Peningkatkan mutu beras ke kategori
satu usaha penggilingan rakyat medium 3, penggilingan rakyat harus
memperhatikan proses pengeringan karena
satu-satunya komponen mutu yang tidak
Persentase beras patah yang cukup tinggi
memenuhi syarat mutu hanyalah kadar air.
akan mengakibatkan kerugian ekonomi secara
Tabel 2 Mutu beras penggilingan rakyat
Kategori mutu SNI Penggilingan rakyat
Komponen mutu
Satuan Premium Med-1 Med-2 Med-3 Kisaran Rata-rata Mutu
Derajat sosoh (%) 100 95 90 80 76 - 91 83,5 Med-3
Kadar air (maks) (%) 14 14 14 15 14.1 - 16,3 15,2 -
Beras kepala (%) 95 78 73 60 58,4 - 66,5 61,7 Med-3
Butir patah (%) 5 20 25 35 23,8 - 28,6 26,9 Med-3
Butir menir (%) 0 2 2 5 2,3 - 5,2 3,9 Med-3
Butir merah (%) 0 2 3 3 2,7 - 3,3 3,0 Med-2
Butir kuning/ rusak (%) 0 2 3 5 2,0 - 5,1 2,6 Med-2
Butir kapur (%) 0 2 3 5 1,5 - 3,4 1,8 Med-1
Benda asing (%) 0 0.02 0.05 0.2 0,01 - 0,2 0,1 Med-3
Butir gabah butir 0 1 2 3 1,6 - 2,7 2,0 Med-2

Data tersebut terlihat bahwa persentase Hasil uji pengeringan dapat mengeringkan gabah
beras kepala cukup rendah dibandingkan (kadar air sekitar 22%) hingga kadar air giling
dengan persentase butir patah pada (sekitar 14%) selama 8-10 jam.
penggilingan dipengaruhi oleh usia mesin giling Mesin penggiling gabah yang ada di RPC
yang digunakan rata-rata sudah diatas 10 tahun Mukomuko merupakan tipe kontinyu yang terdiri
ditambah kadar air gabah yang digiling cukup dari unit pembersih dari benda asing, unit
tinggi. Di salah satu penggilingan padi milik pemisah batuan, unit pemecah kulit, unit
penduduk yang diamati, penggilingan padi pemisah sekam, mesin penyosoh (3 unit), unit
dilakukan pada kadar air 16% dengan kapasitas pemutuan, unit pemutih, unit penimbang beras
produksi 2.5 ton beras selama 9 jam kerja otomatis, dan unit penjahit karung (Gambar 3).
penggilingan dari pukul delapan pagi sampai Spesifikasi teknis dan kapasitas terpasang
pukul lima sore. Motor penggerak merek 'Kubota' masing-masing unit tersebut ditunjukkan pada
berkekuatan 18 HP, bahan bakar yang terpakai Tabel 3. Berdasarkan data spesifikasi teknis
untuk menggiling 2.5 ton beras adalah 10 liter diketahui bahwa kapasitas terpasang mesin
solar dengan penggantian oli sebanyak 5 liter penggiling secara keseluruhan adalah 3 ton.
untuk setiap 15 hari penggilingan. Motor
Penggilingan padi ditujukan untuk
penggerak mesin penyosoh memiliki kekuatan
menghasilkan beras sebanyak mungkin dengan
dan merek yang sama, bahan bakar yang
mutu sebaik mungkin maka pada setiap tahapan
terpakai 20 liter sedangkan pengganti oli sama.
proses perlu dilakukan langkah untuk mencegah
Rendemen hasil giling gabah penduduk pada
dan menghindari keretakan serta kerusakan butir
kadar air 16% adalah 54-60% beras.
beras. Cara penggilingan harus disesuaikan
dengan struktur, bentuk dan mutu gabah yang
4.2. Penggilingan Rice Processing Centre akan digiling (Yilmaz, 2016). Selain itu selera
target konsumen dan pertimbangan segmen
pasar perlu juga dipertimbangkan. Secara
Unit penggilingan beras di RPC Mukomuko telah
umum, proses penggilingan dibagi menjadi dua
dilengkapi dengan alat pengering mekanis.
tahapan utama yaitu pengupasan kulit dan
Gabah perlu dikeringkan hingga kadar air yang
penyosohan/pemutihan. Kedua proses tersebut
tepat untuk digiling untuk mendapatkan mutu
dilengkapi dengan tahapan lain, seperti tahap
beras hasil giling yang baik,. RPC Mukomuko
pembersihan, tahap pemisahan, dan tahap
memiliki dua unit mesin pengering tipe
pemutihan untuk menjamin mutu beras yang
recirculation dryer (Gambar 2) dengan kapasitas
dihasilkan sebagaimana ditunjukkan Gambar 4.
pengeringan 30 ton gabah basah per batch.
Gambar 2 Mesin pengering tipe resirkulasi di RPC Mukomuko

Gambar 3 Mesin penggiling beras di RPC Mukomuko

Tabel 3 Spesifikasi mesin penggiling gabah di RPC Mukomuko


Vibrating Rubber Specific Gravity
Suction Type White Rice
Keterangan Cleaning Roll Paddy Whitener
Stoner Grader
Separator Husker Separator
MMJP
Model TQLZ 180 TQSX 125 MLGT 51 MGCZ40x20x2B CM 21
120x4A
Req. Power (kW) 2 x 0,75 1,1 11 2,2 1,5 11
Capacity (ton/jam) 15-22 6-8 5,5-6,0 4,5-6,0 3,5-4,5 3,5-4,5
Mainshaft (rpm) 450-480 2,73-3,20 295-305 150±15
Date mfd 2006 2006 2006 2006 2006 2006

Gambar 4 Tahapan penggilingan gabah standar

Perpindahan bahan sejak dari bak Jumlah produksi padi di Kabupaten Mukomuko
pengumpan gabah kering hingga ke pengisian berdasarkan data adalah 36,5 ribu ton dimana
beras putih ke dalam karung kemasan sebanyak 6100 ton dihasilkan di Kecamatan
berlangsung secara otomatis menggunakan Lubuk Pinang tempat RPC berada maka secara
elevator. Pemenuhan kebutuhan daya teoritis pasokan gabah untuk RPC dapat
penggerak mesin penggiling, penerangan dan terpenuhi, bahkan bila RPC bekerja satu hari
utilitas lain tersedia 2 unit generator yang penuh (24 jam). Hasil pengujian unit
masing-masing berkapasitas 55 kW dan 220 kW. penggilingan padi di RPC Mukomuko
Saat penggilingan, dua buah genset tersebut menunjukkan tingkat rendemen beras yang
digunakan secara serentak untuk menggerakkan dihasilkan mencapai 59-65% dengan kadar air
seluruh unit mesin penggiling. Sedangkan saat gabah sebelum digiling 12-14%
pengeringan hanya diperlukan genset kecil Rata-rata derajat sosoh, persentase beras
(kapasitas 56 kW) untuk menggerakkan mesin kepala, butir patah, butir menir, butir merah, butir
pengering. Akibat dari kekurangan daya kuning, butir kapur, benda asing dan butir gabah
penggerak, penggilingan hanya dapat dilakukan hasil penggilingan di RPC dapat dilihat pada
setelah proses pengeringan selesai. Keadaan Tabel 4. Tabel tersebut menunjukkan bahwa
tersebut membuat kegiatan penggilingan dan beras hasil penggilingan RPC secara
pengeringan tidak dapat dilakukan secara keseluruhan memenuhi kategori mutu medium 2,
bersamaan dan terus-menerus. Pihak RPC perlu walaupun secara individual komponen mutu ada
menambah satu buah genset kecil (56 kW) untuk yang masuk dalam kategori mutu premium dan
mengatasi kendala tersebut , medium 1. Mutu beras hasil penggilingan di RPC
Apabila diasumsikan RPC bekerja 8-10 ini lebih baik daripada penggilingan rakyat maka
jam sehari dan 240 hari dalam setahun maka keberadaan RPC dapat dikatakan tidak menjadi
kebutuhan pasokan gabah dalam setahun saingan bagi usaha penggilingan rakyat karena
adalah 30 ton/hari x 240 hari/thn = 7200 ton/thn.
masing-masing memiliki segmen pasar yang
berbeda.

Tabel 4 Perbandingan mutu beras hasil penggilingan di RPC

Kategori mutu SNI Penggilingan RPC


Komponen mutu
Satuan Premium Med-1 Med-2 Med-3 Rata-rata Mutu
Derajat sosoh (%) 100 95 90 80 95,8 Med-1
Kadar air (maks) (%) 14 14 14 15 14 Premium
Beras kepala (%) 95 78 73 60 73,5 Med-2
Butir patah (%) 5 20 25 35 20,1 Med-2
Butir menir (%) 0 2 2 5 2,3 Med-2
Butir merah (%) 0 2 3 3 1,2 Med-1
Butir kuning/ rusak (%) 0 2 3 5 1,1 Med-1
Butir kapur (%) 0 2 3 5 1,7 Med-2
Benda asing (%) 0 0.02 0.05 0.2 - Med-1
Butir gabah butir 0 1 2 3 2,0 Med-2

Berdasarkan data penggilingan tersebut untuk meningkatkan mutu beras hasil


terlihat bahwa mutu beras yang dihasilkan RPC penggilingan adalah peningkatan derajat sosoh
masih dapat ditingkatkan menjadi mutu 1 atau dan peningkatan beras kepala.
premium. Hal ini memungkinkan karena pada
saat percobaan dilakukan mesin penggiling UCAPAN TERIMAKASIH
sudah lama tidak digunakan sehingga perlu
penyetelan ulang setiap unit alat dan sinkronisasi
mesin secara keseluruhan. Optimalisasi proses Penulis menyampaikan terimakasih kepada Prof.
serta penggunaan operator yang terlatih akan Dr. Armansyah H. Tambunan dan Tim survey
dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas beras BPPT-IPB serta Pemerintah Kabupaten
yang dihasilkan. Hal yang perlu mendapat Mukumuko Bengkulu atas dukungan dan
perhatian untuk meningkatkan mutu beras hasil kerjasamanya dalam pelaksanaan studi ini.
penggilingan adalah peningkatan derajat sosoh
dan peningkatan beras kepala. DAFTAR PUSTAKA

5. KESIMPULAN BSN [Badan Standardisasi Nasional]. (2015).


SNI 6128:2015 Beras. Badan
Rendemen beras yang dihasilkan penggilingan Standardisasi Nasional - Indonesia
padi di RPC Mukomuko bervariasi pada angka Budijanto, S., & Sitanggang, A.B. (2011).
59-65% dengan derajat sosoh 95,8%, beras Produktivitas Dan Proses Penggilingan
kepala 73,5% dan butir patah 20,1%. Padi Terkait Dengan Pengendalian Faktor
Sedangkan beras penggilingan rakyat derajat Mutu Berasnya. Jurnal Pangan, 20(2),141-
sosohnya 83,5%, beras kepala 61,7% dan butir 152.
patah 26,9%. Golmohammadia, M., Assara, M., Rajabi-
Kualitas beras hasil penggilingan RPC Hamaneha, M., & Hashemi, S.J. (2015).
berdasarkan SNI 6128-2015 masuk kedalam Energy efficiency investigation of
kategori mutu medium 2, walaupun secara intermittentpaddy rice dryer: Modeling and
komponen mutu individual ada yang masuk experimental study. Food and Bioproducts
dalam kategori mutu premium dan medium 1. Processing 94, 275–283.
Mutu beras hasil penggilingan di RPC ini lebih Hasbullah, R., & Dewi, A.R. (2009). Kajian
baik daripada penggilingan rakyat. Pengaruh Konfigurasi Mesin Penggilingan
Kategori mutu beras yang dihasilkan RPC masih terhadap Rendemen dan Susut Giling
dapat ditingkatkan menjadi mutu 1 (premium) beberapa Varietas Padi. Jurnal Teknik
dengan melakukan penyetelan ulang setiap unit Pertanian. Vol. 23 No. 2.
mesin dan sinkronisasi antar-alat secara
keseluruhan. Hal yang perlu mendapat perhatian
Kumar, A., Priyadarshinee, R., Roy, A., Somantri, A.S., Miskiyah, & Nugraha, S.. (2015).
Dasgupta, D., & Mandal, T. (2016). Current Penentuan kualitas giling beras
techniques in rice mill effluent treatment: menggunakan analisis citra. Jurnal
Emerging opportunities for waste reuse Standardisasi, 17(1), 47 - 58.
and waste-to-energy conversion. Thahir, R. (2010). Revitalisasi penggilingan padi
Chemosphere, 164, 404-412. melalui Inovasi penyosohan mendukung
Manalu, L. P. (2009). Menghitung kebutuhan Swasembada beras dan Persaingan
pengering gabah di kecamatan Ciomas global. Pengembangan Inovasi Pertanian,
Bogor dengan Metode Monte Carlo. 3(3), 171-183.
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Warisno, W., Tamrin, & Lanya, B.. (2014).
BPPT, 11(3), 47-54. Analisis mutu beras pada mesin
Pattiwiri, A.W. (2006). Teknologi Penggilingan penggilingan padi berjalan di Kabupaten
Padi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Pringsewu. Artikel Ilmiah Teknik Pertanian
Soerjandoko, R.N.E. (2010). Teknik pengujian Lampung, 7- 12.
mutu beras skala laboratorium. Buletin Yilmaz, N. (2016). Middle infrared stabilization of
Teknik Pertanian, 15(2), 44-47. individual rice bran milling fractions. Food
Chemistry 190, 179–185.

Anda mungkin juga menyukai