Anda di halaman 1dari 3

1.

IRR atau Internal Rate of Return adalah tingkat balikan suatu investasi dimana pada saat
itu Net Present Value adalah 0. Suatu investasi dikatakan layak dan menguntungkan
untuk dijalankan apabila IRR lebih besar dari cost of capital yang diasumsikan.
2. NPV atau Net Present Value adalah selisih antara serangkaian penerimaan dimasa yang
akan datang setelah dinilai saat ini (memakai discount factor) dengan pengeluaran
(investasi) yang dilakukan pada saat ini. Suatu investasi dikatakan layak dan
menguntungkan untuk dijalankan apabila NPV menunjukkan angka positif.
3. Payback Period adalah untuk mengetahui berapa lama suatu investasi yang dilakukan
akan kembali dengan cara mengurangkan investasi dengan rangkaian proceed (laba bersih
+ penyusutan + bunga + nilai sisa yang akan diterima.
4. Benefit to Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan antara serangkaian penerimaan
dimasa yang akan datang yang dinilai saat ini (memakai discount rate) dengan
pengeluaran (investasi) yang dilakukan pada saat ini. Suatu investasi dikatakan layak dan
menguntungkan untuk dijalankan apabila BCR menunjukkan angka lebih besar dari 1
(satu).

Net Present Value (NPV) merupakan nilai sekarang dari selisih antara manfaat (benefit) dengan
biaya (cost) pada tingkat suku bunga tertentu.

5. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara jumlah net
present value (NPV) yang positif dengan jumlah net present value (NPV) yang
negative.
Nilai NPV yang diperoleh untuk proyek pendirian pabrik teh goreng adalah sebesar Rp
560.379.708. nilai tersebut lebih besar dari nol, yang berarti proyek memperoleh peningkatan
nilai uang, sehingga pendirian pabrik dianggap layak sesuai perhitungan NPV.
6. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) menunjukkan manfaat yang diberikan dari proyek
ini untuk kepentingan umum dan bukan keuntungan financial perusahaan. Nilai Net B/C
dihitung berdasarkan nilai arus kas yang telah diperhitungkan nilai perubahannya
terhadap waktu. Nilai Net B/C proyek ini diperoleh sebesar 1,43 yang menunjukkan
bahwa pendirian pabrik teh goreng ini layak untuk dilaksanakan karena nilai Net B/C
lebih besar dari satu.

Berdasarkan aliran kas perusahaan dapat dinilai kelayakan investasi melalui kriteria kelayakan
investasi. Tujuannya adalah menilai apakah investasi layak atau tidak dijalankan dlihat dari aspek
keuangan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat
dilakukan melalui pendekatan Payback period (PP), average rate of return (ARR), net present value
(NPV), internal rate of return (IRR), profitability index (PI) dan break even point (BEP).

Kelayakan investasi dapat dilihat dari layak tidaknya suatu investasi ditinjau dari aspek keuangan.
Suatu bisnis dapat dikatakan layak apabila jenis usaha tersebut mampu memberikan laba usaha yang
memadai kepada pihak investor atau pengusaha yang menjalankan usaha. Beberapa kriteria yang
biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi adalah
1. Net Present value : adalah analisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur
kelayakan suatu usaha. Analisis ini dapat dilihat dengan menghitung selisih antara nilai
sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan dating.
Untuk kepentingan perhitungan ini diperlukan data tentang:
a. Jumlah investasi yang dikeluarkan untuk usaha
b. Arus kas bersih per tahun sesuai dengan umur ekonomis dari peralatan yang digunakan
untuk memproduksi barang.

Suatu proyek dikatakan layak secara ekonomis jika nilai NPV positif (lebih besar dari nol) dan
jika sebaliknya maka proyek ditolak karena dinilai tidak menguntungkan. Adapun formula
untuk menghitung NPV adalah
𝐴
NPV = -A0 + ∑𝑛𝑟−1 (1+𝑟)
𝑡
𝑡

Dimana

A0 = pengeluaran investasi pada tahunke- 0

At = aliran kas masuk bersih pada tahun ke-t

R= tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh para pemilik modal dengan memerhatikan
risiko usaha

N= jumlah tahun/usia ekonomis proyek (atau periode studi)

2. Profitability index (PI) atau benefit cost ratio (B/C Ratio) adalah rasio aktivitas dari jumlah
sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur
investasi. Apabila BCR lebih besar dari 1 maka diterima dan sebaliknya. Rumus yang
digunakan sebagai berikut:
∑ 𝑃𝑉 𝑘𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
pi = ∑ 𝑃𝑉 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
x 100%

3. ROI (return on investment) : merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah
aktiva dalam perusahaan atau ukuran tentang efisiensi manajemen. Rasio ROI menunjukkan
hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan.
Rasio diukur dengan persentase. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana
perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio,
semakin tidak baik dan sebaliknya. Artinya, rasio digunakan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan. Rumus untuk mencari return on investment dapat
digunakan sebagai berikit :
𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥
ROI = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Purwana, E.S. Dedi., Hidayat, Nurdin. 2016. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Haming, MUrdifin., Basalamah, Salim. 2010. Studi Kelayakan Investasi : Proyek dan Bisnis.
Jakarta: Bumi Aksara.
Umar, Husein. 2001. Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Jumingan. 2011. Studi Kelayakan Bisnis Teori & Pembuatan Proposal Kelayakan. Jakarta:
Bumi Aksara.
1. NPV yaitu selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal)
di masa yang akan dating. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat
bunga yang relevan.
Contoh :
Jika suku bunga diasumsikan sama tiap tahun sebesar 12% dan arus kas masuk bersih
pun sama yaitu sebesar Rp. 5.700.000,- serta nilai investasi awal sebesar Rp.
18.000.000,- maka dengan perhitungan sederhana nilai NPV didapat sebesar Rp.
2.547.136,-.
Kriteria penilaian :
- Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima
- Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak
- Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima ataupun ditolak.
-

Anda mungkin juga menyukai