AP-Administrasi Pertanahan Sebelum Dan Sesudah UUPA Di BPN Dan Instansi Lainnya
AP-Administrasi Pertanahan Sebelum Dan Sesudah UUPA Di BPN Dan Instansi Lainnya
ADMINISTRASI PERTANAHAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
KELAS B
YOGYAKARTA
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kelembagaan adiministrasi pertanahan di
Indonesia?
oleh seluruh Aparatur Pemerintah dan suatu Negara dalam usaha mencapai tujuan
Negara.
colonial pada waktu itu. Dasar peraturan yang berlaku dengan berpedoman pada
masyarakat:
1. Golongan Indonesia
2. Golongan Eropa
beraneka ragam yang berlaku.Dari pasal 163 dan pasal 131 IS berlaku dua macam
hukum yaitu: Hukum tertulis atau hukum undang-undang. Sebagian besar
terdapatalam Burgerlijk Wetboek (BW) Hukum yang tidak tertulis atau hukum
Adapun hukum agararia yang berlaku pada zaman pemerintah Belanda adalah:
peraturan pelaksanaannya.
Agrarische Eigendom )
Ad. II DomeinVerklaring ( Pernyataan Domein ) Asas " semua tanah yang tidak
dapat dibuktikan adanya hak eligendom atas tanah tsb oleh orang lain adalah
Jadi Berdasar hukum adat: tidak mempunyai bukti otomatis menjadi tanah
Hak agrarische Eigendom Hak yang bertujuan memberi kpd pribumi suatu
Pada masa ini semula urusan agraria menjadi kewenangan Menteri Dalam
Kementerian Agraria.Perlu diketahui bahwa pada masa ini yang berlaku adalh
UUDS 1950 dengan sistem pemerintahan parlementer. Hal ini berlaku sampai
dikeluarkannya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, dan berlaku kembali UUD
1945 dan sejak saat itu berlaku ketentuan pasal 33 ayat 3 UUD 1945.
angkasa
pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh PPAT dan Pejabat lain
yang mengatur jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah adalah berdasarkan Peraturan
PPAT, PPAT Sementara dan PPAT Khusus. Adapun tuagas pokik PPAT adalah
sebagai bukti dilakukannya peerbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah
atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang dijadikan dasar bagi pendaftaran
a. Jual Beli
b. Tukar Menukar
c. Hibah
dua rangkap dalam bentuk asli, dimana lembar pertama asli sebagai arsip PPAT
dan lembar kedua asli untuk Kantor Pertanahan untuk keperluan pendaftaran.
Sedangkan kepada pihak yang melakuan perbuatan hukum diberikan salinan Akta.
Sesuai ketentuan yang berlaku, arsip Akta yang ada di PPAT harus dijilin sebulan
sekali, PPAT harus juga membuat Buku Daftar untuk semua akta yang dibuatnya
Kelemahan selama ini adalah banyak PPAT bila berhenti karena meninggal
dunia atau pindah, tidak pernah menyerahkan arsip ke PPAT lain dan
penggantinya atau kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat untuk kemudian
2. Surveyor Berlisensi
Pada saat ini untuk menuju adanya tertib administrasi pertanahan yang baik
harus didukung oleh tenaga kerja yang berkompeten dan berkemampuan tinggi di
sampai saat ini di lingkungan BPN masih merupakan kendala. Jumlah tenaga juru
ukur yang dimiliki BPN masih sangat terbatas dibanding dengan volume
pekerjaan yang ada. Untuk itulah BPN mengambil kebijakan dengan cara melalui
tanah.
tentang Surveyor Berlisensi diatur tentang pengukuran yang dilakuakan Juru Ukur
surveyor berlisensi yaitu berupa hasil gambar ukur yang disampaikan kepada
Kantor Pertanahan utnuk disahkan oleh Pejabat BPN yang berwenang beserta
BPN menjadi milik BPN yang kemudian dipergunakan untuk kegiatan pelayanan
3. Pemerintah Daerah
dan lain-lain.
adalah, yaitu;
potensial telah memiliki hak untuk pemindahan hak yang diminta menurut
untuk meyakinkan bahwa lahan itu sedang berkembang menuju nilai dan
yang cerdik untuk mendapatkan keuntungan dan lahan lebih. Beda dengan
tersebut bisa ditukar dengan cepat dalam skala besar dan pada harga yang
A. Kesimpulan
hak, pemisahan hak, pemecahan hak, pembebanan hak, izin lokasi, izin perubahan
B. Saran
pertanahan di bawah satu atap, termasuk untuk lahan milik pemerintah, lahan
hutan, pertambangan dan lahan bukan hutan, merupakan suatu rencana yang patut