Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTO1RAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI

Yth.
1. Direktur Utama Perum Perhutani
2. Sdr. Pemegang IUPHHK-HA
3. Sdr. Pemegang IUPHHK-HT
4. Sdr. Pemegang IUPHHK-RE
5. Sdr. Pemegang IUPHHBK-HA
6. Sdr. Pemegang IUPHHBK-HT
7. Sdr. Pemegang IUPJL
Seluruh Indonesia
SURAT EDARAN
Nomor `r€ s (PRf t-/ tfef Cs /
TENTANG
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN MENGHADAPI MUSIM KEMARAU
DAN KEKERINGAN TAHUN 2019

A. Latar Belakang
1) Berdasarkan prakiraan yang disampaikan oleh BMKG bahwa saat ini umumnya
sebagian wilayah Indonesia pada Dasarian II Juli 2019 berada kriteria Rendah (0-50
mm/dasarian) dan masih dalam periode musim kemarau Tahun 2019
(www.bmkg.go.id/iklim/dinamika-atmosfir.bmkg).
2) Terjadi peningkatan titik panas di seluruh wilayah Indonesia terutama di seluruh
Provinsi di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Pulau Sulawesi dan Maluku Utara tahun 2019.
3) Perlu perhatian serius bagi wilayah kerja di Provinsi yang memiliki lahan gambut seperti
di Sumatera dan Kalimantan karena berpotensi menimbulkan bencana kabut asap.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud Surat Edaran ini adalah untuk memberikan arahan kepada pemegang IUPHHK,
IUPHHBK, IUPJL seluruh Indonesia dan Hak Pengelola (Perum Perhutani) dalam rangka
pencegahan kebakaran hutan dan lahan menghadapi musim kemarau 2019.
Tujuan Surat Edaran ini adalah pencegahan kejadian kebakaran hutan dan lahan
menghadapi musim kemarau 2019.
C. Ruang Lingkup
a. Pemegang Hak Pengelolaan;
b. Pemegang IUPHHK-HA;
c. Pemegang IUPHHK-HT;
d. Pemegang IUPHHK-RE;
e. Pemegang IUPHHBK-HA;
f. Pemegang IUPHHBK-HT;
g. Pemegang IUPJL.
/D. Dasar...
D. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Ekosistem Gambut sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2016;
4. Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang Peningkatan Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan;
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-II/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan;
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.77/MenLHK-Setjen/2015
tentang Tata Cara Penanganan Areal yang Terbakar dalam Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Pada Hutan Produksi.
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.32/MenLHK/Setjen/ Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan Dan
Lahan
8. Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SK.224/MENLHK/PPI/PPI.4/5/2018 tentang Penanganan Khusus Krisis Kebakaran
Lahan/Hutan dalam Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
E. Kepada pemegang Hak Pengelolaan, IUPHHK, IUPHHBK dan IUPJL diminta untuk:
1. Meningkatkan kewaspadaan dalam nnenghadapi musim kemarau tahun 2019
khususnya terhadap api yang bersumber baik di dalam areal kerja konsesi maupun
berada di sekitar areal kerja konsesi (lahan masyarakat).
2. Melakukan pemantauan Hotspot setiap hari baik melalui melalui website
sipongi.menlhk.gaid dan modis-catalog.lapan.gold yang kemudian ditindaklanjuti
dengan ground check hotspot.
3. Melaksanakan pemadaman kebakaran hutan dan lahan apabila terjadi kebakaran
hutan di areal kerja serta proaktif membantu pemadaman pada radius ±5 km di
sekitar areal kerjanya.
4. Meningkatkan pelaksanaan patroli terutanna pada daerah-daerah rawan kebakaran
hutan dan lahan seperti lahan gambut, areal kerja yang berdekatan dengan
masyarakat, sehingga dapat menekan kesempatan masyarakat untuk melakukan
pembakaran dalam pembukaan lahannya.
5. Pada daerah — daerah sebagaimana butir 4, untuk lahan gambut agar dibangun sekat
kanal sedangkan pada daerah tanah mineral agar dibangun sumur bor dan embung.
6. Melaksanakan sosialisasi terkait dengan pencegahan kebakaran hutan dan lahan
menghadapi musim kemarau 2019 kepada masyarakat yang berada di dalam maupun
disekitar areal konsesi.
7. Melakukan pemantauan cuaca harian serta informasi sistem peringkat bahaya
kebakaran (Fire Danger Rating System/FDRS) melalui stasiun pengamat cuaca
otomatis (Automatic Weather Station /AWS) maupun melalui website BMKG atau
bekerja sama dengan kantor BMKG setempat.
8. Menyediakan dan menyiapkan Sarana-Prasarana serta sumber daya manusia dan
anggaran yang memadai dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.32/MenLHK/Setjen/ Kum.1/3/2016
tentang Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan.
9. Melaksanakan pelatihan pengendalian kebakaran hutan, simulasi penggunaan sarana
prasarana pemadaman kebakaran hutan agar anggota Regu Pemadam Kebakaran
(RPK) semakin terampil dalam menggunakan peralatan.
F. Kepada para pemegang IUPHHK, IUPHHBK dan IUPJL diminta untuk :
1. Melanjutkan dan memelihara penutupan/penyekatan kanal yang berhubungan dengan
Gambut Dalam atau Areal Puncak Kubah Gambut dalam areal izin atau sekitarnya yang
telah direncanakan dan dilaksanakan selama ini, dengan berpedoman Surat Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor S.670/PHPL-UHP/2015 tanggal 31
Desember 2015 Hal Penutupan/Penyekatan Kanal pada Lahan Gambut.
2. Melaksanakan pemulihan terhadap kerusakan Ekosistem Gambut akibat terjadinya
kebakaran gambut dengan cara: rehabilitasi, restorasi, dan/atau cara lain yang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan mempedomani
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 tentang Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi
Ekosistem Gambut.

Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan.


Ditetapkan di: Jakarta
- Pada Tanggal: ç Agurrt us 1-019
,ce Pit. Direktur Jenderal,

kct,s, Dr.Ir. Bambang Hendroyono, MM


NIP. 19640930 198903 1 001

Tembusan:
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (sebagai laporan);
2. Gubernur seluruh Provinsi Indonesia;
3. Pejabat Eselon 1 Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
4. Kepala Dinas Provinsi yang Membidangi Kehutanan Seluruh Indonesia;
5. Kepala Balai Pengelolaan Hutan Produksi Seluruh Indonesia;
6. Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Seluruh Indonesia;
7. Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai