MAKALAH
Disusun Oleh :
1. Dini Apriliani
2. Moh Randi Juanda
A. Definisi
Bronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau pun benda asing yang ditandai
dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dyspnea, napas cepat dan
dangkal, muntah, diare, serta batuk kering dan produktif (Hidayat, 2013).
Bronkopneumonia adalah infiltrat yang tersebar pada kedua paru.
infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing. Karena
peradangan paru yang terjadi pada jaringan paru atau alveoli yang biasanya
didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari.
Faktor penyebab utama adalah : bakteri, virus, jamur dan benda asing
(Ridha, 2014).
paru.
6. Factor lain yang mempengaruhi timbulnya bronkopneumonia adalah
sempurna.
Sedangkan penyebab umum pneumonia pada anak adalah virus,
bakteri yang tergolong gram negatif Suharjono et al, (2009 dalam Marni,
2014).
C. Manifestasi Klinis
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus
respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik
demam yang sangat tinggi. Anak sangat gelisah, dyspnea, pernapasan cepat
terkena; pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada auskultasi
mungkin hanya terdengar ronkhi basah nyaring halus dan sedang. Bila
sekitarnya. Kemudian proses radang ini selalu dimulai pada hilus paru yang
proses perdangan ini dapat dibagi dalam emapt 4 tahap, antara lain:
1. Stadium Kongesti (4 – 12 jam)
Lobus yang meradang tampak warna kemerahan, membengkak, pada
yang berdilatasi)
2. Stadium Hepatisasi (48 jam berikutnya)
Lobus paru tampak lebih padat dan bergranuler karena sel darah merah
fibrinosa di dalam alveolus yang terserang serta eksudat yang ada pada
mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan napas. Pada kondisi akut
maupun kronik seperti AIDS, cystic fibrosis, aspirasi benda asing dan
batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah
cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan.
acisosis respiratori, pada klien terjadi sianosis, dyspnea dan kelelahan yang
pada satu atau beberapa lobus. Jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya
penyebab dapat dibiak dari usapan tenggorok, dan mungkin juga dari darah.
karena suhu yang naik dan sedikit torak hialin. Analisis gas darah arteri
(Ngastiyah, 2005).
Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan untuk menegakan
kasus, akan terjadi peningkatan laju endap darah. Pemeriksaan foto thoraks
(White Blood Cell) biasanya akan didapatkan kurang dari 20.000 cells mm3
(Marni, 2014).
Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan pada
mencari etiologinya, tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar.
2. Secara laboratorik ditemukan leukositosis biasa 15.000 – 40.00/m
kompres.
b. Latihan batuk efektif
c. fisioterapi paru/dada
d. Pemberian oksigenasi yang adekuat
e. Pertahankan kebutuhan cairan
f. Pemberian nutrisi yang adekuat
H. Komplikasi
Menurut Arfiana & Lusiana (2016) komplikasi dari bronkopneumonia adalah :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau
rongga pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang
meradang.
4. Endokarditis adalah peradangan pada setiap katup endokardial.
5. Meningitis adalah infeksi yang menyerang selaput otak.
6. Infeksi Sistemik.
I. Konsep dasar asuhan keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas.
b. Riwayat Keperawatan.
1) Keluhan utama.
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal,
imun menurun.
4) Riwayat kesehatan keluarga.
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran
lainnya.
5) Riwayat kesehatan lingkungan.
Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi
= MEP).
c. Pemeriksaan persistem.
1) Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, iritability.
2) Sistem pernapasan.
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas,
Proses peradangan
Akumulasi secret di
bronkus
Peradangan
Hipertermi
Proses peradangan
Akumulasi secret di
bronkus
Anoreksia
Intake menurun
Hipoksia
Fatique
Intoleransi aktivitas
Malabsorpsi
Frekuensi BB > 3x/hari
Gangguan keseimbangan
cairan tubuh
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
ketidakefektifan batuk.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi
teraba panas.
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
DAFTAR PUSTAKA
Hidayatin Titin. (2019). Pengaruh Pemberian Fisioterapi Dada Dan Pursed Lips
Belajar.