Tujuan
1. Mahasiswa dapat menentukan jarak fokus lensa cembung dengan cara
meletakkan benda di jauh tak hingga
2. Melalui pengukuran jarak benda dan jarak bayangan, mahasiswa dapat
menentukan jarak focus lensa cembung
3. Dengan pengukuran jarak benda dan jarak bayangan mahasiswa dapat
menentukan jarak focus lensa cekung
B. Dasar Teori
Ada dua hal yang terjadi ketika seberkas cahaya melewati batas antara dua
bahan transparan, misalnya batas antara udara dengan suatu kaca. Pertama bagian
cahaya akan memantul dari batas, hal ini dituangkan dalam hukum pemantulan
(Serway:2014 dan Randall:2015). Pantulan itu dapat dilihat di sekitar kita, misalnya
kita dapat meliha pantulan cahaya dari sebuah cermin. Kedua, bagian dari cahaya
berlanjut ke medium selanjutnya, cahaya tersebut ditransmisikan tetapi arahnya
berubah yakni berbelok ketika melintasi batas. Hal ini disebut dengan refraksi atau
pembiasan. Pembiasan pada permukaan sferis yang memisahkan dua medium yang
indeks bias mutlaknya n1 dan n2 (gambar1).
yang merupakan rumus Descartes untuk pembiasan pada suatu permukaan sferis
(Tim Fisika:2018). Rumus ini juga sahih untuk permukaan pembias cembung
kecuali untuk permukaan cembung, r bilangan positif. Fokus benda Fo yang juga
disebut titik fokus pertama suatu permukaan pembias sferis adalah posisi suatu
benda titik pada sumbu utama sedemikian rupa sehingga sinar-sinar bias sejajar
sumbu utama; artinya q = ∞ dan p = fo (fo disebut panjang fokus benda). Dengan
𝑛₁
mensubstitusikan ke persamaan 2 diperoleh f₀=(𝑛₁−𝑛₂) 𝑟. Jika sinar-sinar datang
sejajar sumbu utama maka sinar-sinar bias melewati titik Fi pada sumbu utama
yang disebut titik fokus kedua; artinya p = ∞ dan q = fi (fi disebut panjang fokus
𝑛₂
bayangan). Dengan mensubstitusikan ke persamaan 2 diperoleh fᵢ = (𝑛₁ )r.
−𝑛₂
Lensa adalah suatu medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan
melengkung (biasanya sferis), meskipun satu dari permukaan lensa itu dapat
merupakan bidang datar. Karena itu suatu gelombang datang mengalami dua
pembiasan ketika melewati lensa tersebut. Untuk menyederhanakan anggaplah
medium dikedua sisi lensa sama dan mempunyai indeks bias satu dan indeks
bias lensa adalah n.
Sumbu utama lensa adalah garis yang ditentukan oleh dua pusat C1 dan C2
(gambar 2).
Perhatikan sinar datang PA. Di permukaan pertama sinar datang tersebut
dibiaskan sepanjang sinar AB. Jika diteruskan, sinar AB akan melewati Q' , dan
karena itu merupakan bayangan P yang dihasilkan oleh permukaan pembias
pertama. Jarak benda dan jarak bayangan dapat diukur dari O1 atau O2; tetapi
jika lensanya sangat tipis, ketebalan O1O2 dapat diabaikan dan semua jarak
diukur dari titik pusat yang sama, O. Jarak q ' titik Q' dari O didapat menerapkan
persamaan 2; yaitu
1 𝑛 1−𝑛
+ 𝑞′ = ……………………………………………………3
𝑝 𝑟₁
Di B sinar mengalami pembiasan kedua dan menjadi sinar BQ. Dikatakan bahwa
Q merupakan bayangan akhir P yang dihasilkan oleh sistem dua permukaan
pembias yang membentuk lensa. Perhatikan pembiasan di B, benda merupakan
bayangan pertama Q' dan karena itu merupakan benda maya pada jarak - q ' dari
lensa; dan bayangannya adalah Q, pada jarak q dari O. Karena itu dengan
kembali menerapkan persamaan 2 dengan p digantikan oleh - q ' diperoleh
𝑛 1 𝑛−1
+ = ……………………………………………………4
−𝑞′ 𝑞 𝑟₂
Perhatikan bahwa urutan indeks bias telah dibalik karena dalam pembiasan
kedua sinar adalah dari lensa ke udara. Dengan menggabungkan persamaan 3
dan 4 untuk mengeliminasi q ' , diperoleh
1 1 1 1
+ 𝑞 = (𝑛 − 1) (𝑟₂ − 𝑟₁)……………………………………………5
𝑝
D. Prosedur Praktikum
a) Memasang layar, lensa cembung serta benda pada meja optik seperti
gambar berikut sebelum disisipi lensa cekung
2 2
𝜕𝑍 2 𝜕𝑍 2
∆𝑧 = √|𝜕𝑥 3| + |𝜕𝑥 3 ∆𝑥2 | dengan ∆𝑥 adalah 0,5 nst alat ukur
1 2
b. Data pengamatan
1. Lensa Cembung benda jauh tak hingga
Percobaan
Jarak fokus (× 10−2 m)
ke-
1 11±(5 × 10−4 )
2 10,7±(5 × 10−4 )
3 10,5±(5 × 10−4 )
4 11,1±(5 × 10−4 )
5 10,7±(5 × 10−4 )
c. Hasil perhitungan
1. Lensa Cembung benda jauh tak hingga
Percobaan
Jarak fokus (× 10−2 m)
ke-
1 11±(5 × 10−4 )
2 10,7±(5 × 10−4 )
3 10,5±(5 × 10−4 )
4 11,1±(5 × 10−4 )
5 10,7±(5 × 10−4 )
𝑓 ̅ =10,8× 10−2 ± (5 × 10−4 )𝑚
̅̅̅
𝑆𝑓 = 0,357 × 10−2 ± (5 × 10−4 )m
RR = 3,31% (3AP)
2. Lensa Cembung, mengukur jarak benda dan jarak bayangan
Benda di ruang II
Percobaan f (× 𝑆𝑓 ̅ (×
p (× q (× 10−2m RR(%)
ke- 10−2m ) 10−2m )
10−2m ) )
15±(5 × 27,00±(5 ×
1 9,731 0,0146 0,15
10−4 ) 10−4 )
16±(5 × 26,60±(5 ×
2 9,991 0,0138 0,14
10−4 ) 10−4 )
17±(5 × 25,60±(5 ×
3 10,21 0,0132 0,13
10−4 ) 10−4 )
18±(5 × 23,40±(5 ×
4 10,17 0,0124 0,12
10−4 ) 10−4 )
19±(5 × 22,30±(5 ×
5 10,26 0,0120 0,11
10−4 ) 10−4 )
Benda di ruang III
Percobaan f (× 𝑆𝑓 ̅ (×
−2
p (× q (× 10 m RR(%)
ke- 10−2m ) 10−2m )
10−2m ) )
23±(5 × 18,40±(5 ×
1 10,22 0,0122 0,12
10−4 ) 10−4 )
24±(5 × 17,80±(5 ×
2 10,22 0,0125 0,12
10−4 ) 10−4 )
25±(5 × 16,70±(5 ×
3 10,01 0,0131 0,13
10−4 ) 10−4 )
26±(5 × 16,40±(5 ×
4 10,05 0,0134 0,13
10−4 ) 10−4 )
27±(5 × 16,00±(5 ×
5 10,04 0,0139 0,14
10−4 ) 10−4 )
F. Pembahasan
1 1 1
+𝑞 =𝑓
𝑝
Dengan
𝛴 (𝑓−𝑓̅ )²
Sf = √ 𝑛(𝑛−1)
2 2
𝜕𝑍 2 𝜕𝑍 2
Sf = √|𝜕𝑥 3| + |𝜕𝑥 3 ∆𝑥2 |
1 2
𝑆𝑓
∆f = 𝑥 100%
𝑓
1. Jarak fokus pada lensa cembung dengan benda jauh tak hingga
Jarak fokus lensa cembung pada benda jauh tak hingga adalah sebesar
(10,8± 0,4) × 10−2 𝑚 dengan ralat relative 3,31 % (3AP).
2. Jarak fokus lensa cembung pada ruang II
Jarak fokus pada percobaan 1 adalah sebesar (9,731±0,015) ×
10−2 𝑚 dengan ralat relative sebesar 0,15% (4AP).
Jarak fokus pada percobaan 2 adalah sebesar (9,991±0,013) ×
10−2 𝑚 dengan ralat relative sebesar 0,14% (4AP).
Jarak fokus pada percobaan 3 adalah sebesar ( 10,21± 0,01) × 10−2 𝑚
dengan ralat relative sebesar 0,13 % (4AP).
Jarak fokus pada percobaan 4 adalah sebesar (10,17±0,01) ×
10−2 𝑚 dengan ralat relative sebesar 0,12% (4AP).
Jarak fokus pada percobaan 5 adalah sebesar (10,26 ± 0,01) × 10−2 𝑚
dengan ralat relative sebesar 0,11% (4AP).
H. Rujukan
Pearson
Serway, R.A dan Jewett. 2014 .Fisika untuk sains dan teknik. Jakarta:
Salemba Teknika
Negeri Malang
I. Lampiran-lampiran
Lensa cembung
1) Benda di tak hingga
Jarak fokus (×
No
10−2 m)
1 11
2 10,7
3 10,5
4 11,1
5 10,7
∑𝑓
𝑓̅ = = 10,8 × 10−2 m
𝑛
2
∑(𝑓 − 𝑓 )̅ 2,552
𝑆𝑓 = √ =√ = 0.357
𝑛(𝑛 − 1) 20
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 3,307% (3AP) jadi f=(10,8 ± 0,4) × 10−2 m
𝑓
Benda di ruang 2
Benda diruang 2
No p (× q (×
10 m) 10−2m)
−2
1 15 27,7
2 16 26,6
3 17 25,6
4 18 23,4
5 19 22,3
o Percobaan 1
p × q 15 × 27,7
𝑓= = = 9,730 × 10−2 m
p + q 15 + 27,7
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2 2 2
15 2 27,7 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
15 + 27,7 3 15 + 27,7 3
= √0,000214
= 0,015 × 10−2 m
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 0,1502% (4AP) jadi nilai f=(9,730±0,015) × 10−2 m
𝑓
o Percobaan 2
p × q 16 × 26,6
𝑓= = = 9,990 × 10−2 m
p + q 16 + 26,6
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2 2 2
16 2 26,6 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
16 + 26,6 3 16 + 26,6 3
= √0,000191
= 0,014 × 10−2 m
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 0,1383% (4AP) jadi nilai f=(9,990±0,014) × 10−2 m
𝑓
o Percobaan 3
p × q 17 × 25,6
𝑓= = = 10,21 × 10−2 m
p + q 17 + 25,6
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2 2 2
17 2 25,6 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
17 + 25,6, 3 17 + 25,6 3
= √0,000173
= 0,01 × 10−2 m
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 0,1287% (4AP)
𝑓
o Percobaan 4
p × q 18 × 23,4
𝑓= = = 10,17 × 10−2 m
p + q 18 + 23,4
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2 2 2
18 2 23,4 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
18 + 23,4 3 18 + 23,4 3
= √0,000153
= 0,012 × 10−2 m
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 0,1216% (4AP) jadi nilai f=(10,17±0,01) × 10−2 m
𝑓
o Percobaan 5
p × q 19 × 22,3
𝑓= = = 10,26 × 10−2 m
p + q 19 + 22,3
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2 2 2
19 2 22,3 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
19 + 22,3 3 19 + 22,3 3
= √0,000144
= 0,01 × 10−2 m
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 0,11705% (4AP) jadi nilai f=(10,26±0,01) × 10−2 m
𝑓
2) Benda di ruang 3
Benda diruang 3
No p (× q (×
10 m) 10−2 m)
−2
1 23 18,4
2 24 17,8
3 25 16,7
4 26 16,4
5 27 16
o Percobaan 1
p × q 23 × 18,4
𝑓= = = 10,22 × 10−2 m
p + q 23 + 18,4
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2 2 2
23 2 18,4 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
23 + 18.4 3 23 + 18,4 3
= √0,000149
= 0,01 × 10−2 m
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 0,1194% (4AP) jadi nilai f=(10,22±0,01) × 10−2 m
𝑓
o Percobaan 2
p × q 24 × 17,8
𝑓= = = 10,22 × 10−2 m
p + q 24 + 17,8
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2 2 2
24 2 17,8 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
24 + 17,8 3 17,8 + 24 3
= √0,000157
= 0,01 × 10−2 m
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 0,1227% (4AP) jadi nilai f=(10,22±0,01) × 10−2 m
𝑓
o Percobaan 3
p × q 25 × 16,7
𝑓= = = 10,00 × 10−2 m
p + q 25 + 16,7
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2 2 2
25 2 25 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
25 + 16,7 3 25 + 16,7 3
= √0,000172
= 0,01 × 10−2 m
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 0,1310% (4AP) jadi nilai f=(10,00±0,01) × 10−2 m
𝑓
o Percobaan 4
p × q 26 × 16,4
𝑓= = = 10,05 × 10−2 m
p + q 26 + 16,4
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2 2 2
26 2 16,4 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
26 + 16,4 3 26 + 16,4 3
= √0,000182
= 0,01 × 10−2 m
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 0,1341% (4AP) jadi nilai f=(10,05±0,01) × 10−2 m
𝑓
o Percobaan 5
p × q 27 × 16
𝑓= = = 9,975 × 10−2 m
p + q 27 + 16
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2 2 2
27 2 16 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
27 + 16 3 27 + 16 3
= √0,000194
= 0,014 × 10−2 m
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 0,1386% (4AP) jadi nilai f=(9,975±0,014) × 10−2 m
𝑓
Lensa cekung
No p (× q (×
10−2 m) 10−2 m)
1 0,4 3
2 2,2 4,4
3 3,5 3,1
4 0,3 1,9
5 1,6 2
o Percobaan 1
p × q 0,4 × 3
𝑓= = = 0,353 cm
p + q 0,4 + 3
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2
0,4 2 2 3 2
2
𝑆𝑓 = √|( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
0,4 + 3 3 0,4 + 3 3
= √0,000674
= 0,026
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 7,354% (3AP) jadi nilai f=(0,353±0,026) × 10−2 m
𝑓
o Percobaan 2
p × q 2,2 × 4,4
𝑓= = = 1,47 × 10−2 m
p + q 2,2 + 4,4
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2 2 2
2,2 2 4,4 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
2,2 + 4,4 3 2,2 + 4,4 3
= √0,000233
= 0,02 × 10−2 m
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 1,04% (3AP) jadi nilai f=(1,47±0,02) × 10−2 m
𝑓
o Percobaan 3
p × q 3,5 × 3,1
𝑓= = = 1,643 × 10−2 m
p + q 3,5 + 3,1
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2 2 2
3,5 2 3,1 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
3,5 + 3,1 3 3,5 + 3,1 3
= √0,0001422
= 0,012
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 0,724% (4AP) jadi nilai f=(1,643±0,012) × 10−2 m
𝑓
o Percobaan 4
p × q 0,3 × 1,9
𝑓= = = 0,259 × 10−2 m
p + q 0,3 + 1,9
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2 2 2
0,3 2 1,9 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
0,3 + 1,9 3 0,3 + 1,9 3
= √0,000619
= 0,025 × 10−2 m
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 9,59% (3AP) jadi nilai f=(0,259±0,025) × 10−2 m
𝑓
o Percobaan 5
p × q 1,6 × 2
𝑓= = = 0,888 × 10−2 m
p + q 1,6 + 2
2 2
𝜕𝑓 2 2 𝜕𝑓 2 2
√
𝑆𝑓 = |( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝜕𝑆𝑖 3 𝜕𝑆0 3
2 2 2 2
𝑆0 2 𝑆𝑖 2
𝑆𝑓 = √|( ) × × ∆𝑆𝑖 | + |( ) × × ∆𝑆0 |
𝑆0 + 𝑆1 3 𝑆0 + 𝑆𝑖 3
2 2
1,6 2 2 2 2
2
𝑆𝑓 = √|( ) × × 0,05| + |( ) × × 0,05|
1,6 + 2 3 1,6 + 2 3
= √0,000149
= 0,012
𝑆𝑓
𝑅𝑓 = × 100% = 1,37% (3AP) jadi nilai f=(0,888±0,012) × 10−2 m
𝑓
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 3
PEMBIASAN
NIM : 180321614557
Kelas : AB/2018
Kelompok : 3
JURUSAN FISIKA
OKTOBER 2019