Anda di halaman 1dari 11

MEMBANGUN KEMITRAAN DEMI KUALITAS

SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang Masalah

Lomba Rangking Satu Siswa hasil kerjasama SMP4 Cirebon dengan Indosat

Sekolah dianggap sebagai minatur masyarakat, karena di sana hadir orang-orang dari berbagai
latar belakang yang berbeda. Mulai berbeda dari latarbelakang keluarga dari status sosial, ekonomi,
budaya dan agama hingga perbedaan pemikiran dan kepribadian. Masalah yang ada di dalam keluarga
dan masyarakat biasanya dijumpai juga di lingkungan sekolah. Maka pendidikan di sekolah kerap
menjadi barometer dalam melihat masa depan bangsa. Jika kualitas pendidikan dan pengajarannya baik
maka masa depan negeri ini juga akan baik. Wajar saja jika Pemerintah rela menganggarkan 20%
keuangan negara dialokasikan untuk pendidikan demi masa depan bangsa yang mencerahkan.

Pentingnya peran dan fungsi sekolah semuanya kembali pada pola manajemen sekolah disusun
dan dilaksanakan. Peran kepala sekolah menjadi penting dan strategis dalam menciptakan sekolah
visioner untuk masa depan bangsa. Kepala sekolah yang profesional akan mampu meracik kebijakan
dalam bentuk program kerja dan aksi dilapangan. Program kerja sekolah merupakan bentuk nyata dalam
pejawantahan ide dan pemikiran kepala sekolah atas input dari lingkungan sekitarnya. Program tersebut
pada akhirnya untuk tujuan tercetaknya kualitas sumber daya manusia sebagai aset masa depan
bangsa.
Program kerja yang baik, tentu berangkat dari landasan dan perencaaan yang baik pula. Apakah
landasan ide, yuridis formal, filosofi maupun landasan sosiologis. Dengan landasan yang kokoh
diharapkan implementasi program kerja akan berjalan efektif, efesien dan berkesinambungan. Tidak
mudah diganggu, dihalangi apalagi dipatahkan oleh pihak-pihak yang tidak memahami sistem kerja
sekolah. Tentu saja agar program kerja berjalan dengan baik dan sukses perlu adanya dukungan dari
berbagai aspek dan pihak. Mulai dukungan finansial, sarana, maupun sumber daya manusia.
Dukungan dana dari sumber utama dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) tidak selalu bisa
mengcover berbagai kebutuhan sekolah. Bantuan pemerintah bagi sekolah itu memiliki pedoman khusus
dengan pos-pos anggaran untuk kebutuhan dan kegiatan. Program yang diluar ketentuan dana BOS,
maka pihak sekolah harus memikirkan alternatif sumber dana lainnya yang tdak mengikat dan melanggar
aturan hukum. Tidak kemudian pihak sekolah memilih menghentikan bahkan menghapus program
tersebut padahal penting bagi pengembangan diri siswa.
Pada waktu bersamaan, sekolah sebagai miniatur masyarakat tidak luput dari berbagai persoalan
warganya. Persoalan itu semakin serius segera diatasi manakala masalah itu berdampak secara massif
bagi lingkungan sekitarnya. Masalah itu melibatkan kepala sekolah, guru, kurikulum, siswa, sarana
prasarana termasuk hubungan sosial warga sekolah di dalamnya. Masalah profesionalisme kepala
sekolah, guru dan staf tata usaha, masalah kekerasan yang dilakukan dan atau menimpa kepala
sekolah, guru atau siswa. Keterbatasan dana sekolah, ketiadaan sarana, problem kenakalan dan belajar
siswa hingga masalah hukum akibat kebijakan atau tindakan yang dianggap melanggar oleh pihak lain.
Belum lagi persoalan lainnya datang dari pihak luar sekolah. Mereka para oknum dari unsur
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), wartawan, maupun politisi bahkan birokrat dan petinggi
pemerintahan. Berbagai intervensi tersebut secara langsung maupun tidak akan mempengaruhi
kebijakan dan program kerja berbasis kemajuan dan kualitas sekolah.
Lahirnya berbagai persoalan di sekolah terkait dengan pengembangan sekolah dan masalah
yang muncul sebagai konsekuensi hubungan sosial di sekolah. Keterbatasan sekolah dalam
menyelesaikan masalah tersebut diperlukan bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Pihak lain
tersebut diantaranya warga sekolah sendiri, orangtua siswa, masyarakat dan pemerintah. Membangun
kemitraan ini sangat penting karena pendidikan bukan melulu tugas kepala sekolah, guru dan tata usaha
tetapi semua stakeholder yang ingin masa depan bangsa ini semakin maju dan semakin lebih baik.

B. Maksud dan Tujuan Makalah


Makalah berjudul Membangun Kemitraan Demi Sekolah Berkualitas ini bertujuan untuk :
a. Memahami upaya membangun kemitraan demi kualitas sekolah.
b. Mengetahui Stakeholder yang menjadi mitra sekolah.
c. Mampu melaksanakan bentuk kemitraan sekolah

C. Permasalahan Makalah
Berangkat dari latarbelakang masalah di atas maka yang muncul berbagai pertanyaan sebagai berikut :
a. Apa itu yang dimaksud membangun kemitraan demi kualitas sekolah?
b. Siapa sajakah stakeholder yang menjadi mitra sekolah ?.
c. Bagaimana melaksanakan kemitraan sekolah dengan pihak lain?
d. Bagaimana cara mengatasi kendala masalah sekolah?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kemitraan Sekolah
Kemitraan itu diartikan sebagai suatu hubungan untuk menjalin kerjasama.
Secara etimologi menurut W idodo
(2002:441), kata kemitraan berasal dari kata mitra yang artinya pasangan kerja, atau partner usaha.
Mitra, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya teman, sahabat, kawan kerja. Visualsynonim,
kamus online memberikan definisi yang sangat bagus mengenai kemitraan. Kemitraan diartikan sebagai
hubungan kooperatif antara orang atau kelompok orang yang sepakat untuk berbagi tanggungjawab
untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan.
Dengan demikian k a t a
l a i n kemitraan diartikan sebagai suatu hubungan kerja sama. Sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang secara formal dan potensial memiliki peranan penting dan start
egis bagi pembinaan generasi muda, khususnya bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar. M
asyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup dalam suatu tempat dalam ikatan aturan tertentu (
Hoetomo, 2005:336). Kemitraan antara sekolah dan masyarakat merupakan hubungan kerja sama antar
a sekolah dan masyarakat dalam upaya pengembangan sekolah. Sekolah dan masyarakat tidak bisa
dipisahkan
karena keduanya memiliki kepentingan. Sekolah bertugas mendidik, melatih dan membimbing generasi
muda, sementara masyarakat pengguna jasa pendidikan.

Hubungan kemitraan sekolah dan masyarakat bertujuan antara lain (1) memajukan kualitas p
embelajaran dan pertumbuhan anak (2) memperkokoh tujuan serta meningkatklan kualitas hidup dan
penghidupan masyarakat (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan kerja sama dengan s
ekolah.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, pihak sekolah dapat melakukan banyak cara untuk me
narik simpati masyarakat terhadap sekolah dan menjalin hubungan kemitraan yang harmonis dengan
masyarakat.
Jika hubungan sekolah
dan masyarakat berjalan dengan baik rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajuka
n sekolah juga akan baik dan maksimal. Agar tercipta hubungan dan kerja sama yang baik antara se
kolah dan masyarakat, maka masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentan
g sekolah. Gambaran dan kondisi sekolah dapat diinformasikan
kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua siswa, open house, kunjungan sekolah, kunjunga
n ke rumah siswa, penjelasan oleh staf sekolah, siswa, melalui radio
dan televisi, serta laporan tahunan.
Hubungan kemitraan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat akan membentuk :
1) Saling pengertian antara sekolah, orang tua siswa, masyarakat, dan lembaga-
lembaga yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja.
2) Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena masing-
masing mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.
3) Kerja sama yang erat antara sekolah dan berbagai pihak yang ada di masyarakat serta tumbuhnya ra
sa tanggung jawab masyarakat atas suksesnya pendidikan di sekolah.
Sekolah menghendaki agar peserta didik kelak menjadi manusia pembangunan yang berkualit
as. Demikian halnya dengan masyarakat, mengharapkan agar sekolah dapat menciptakan sumber day
a manusia yang produktif dan berkualitas sehingga dapat mengembangkan berbagai potensi masyar
akat setelah kembali dan hidup bermasyarakat. Karena itu antara sekolah dan masyarakat mempunyai
kesamaan tujuan.

B. Stakeholder Kemitraan Sekolah


Siapakah yang menjadi mitra sekolah? Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), mitra sekolah meliputi warga negara, orang tua,
masyarakat dan pemerintah pusat daerah. Ini menegaskan bahwa tanggung jawab pendidikan tidak
hanya menjadi beban pemerintah tetapi juga masyarakat. Kewajiban pendidikan itu melekat kepada
stakeholder tersebut. Penjelasan itu tertuang dalam Bab IV Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang
Tua, Masyarakat dan Pemerintah terdapat dalam empat Pasal, yaitu Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2), Pasal
7 ayat (2), Pasal 9, Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2).
Masyarakat yang dimaksud dalam UU Sisdiknas disebutkan dalam bagian lainnya Bab XV Peran
Serta Masyarakat Dalam Pendidikan. Pasal 54 ayat (1), (2) dan ayat (3) menyebutkan :
(1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga,
organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu pelayanan pendidikan.
(2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.
(3) Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1992 BAB III pasal 4 peran serta / partisipasi masyarakat
dapat berbentuk :
1. Pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan
luar sekolah, pada semua jenis pendidikan kecuali pendidikan kedinasan, dan pada semua jenjang
pendidikan di jalur pendidikan sekolah;
2. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan untuk melaksanakan atau membantu
melaksanakan pengajaran, pembimbingan dan/atau pelatihan peserta didik;
3. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan kegiatan belajar-
mengajar dan/atau penelitian dan pengembangan;
4. Pengadaan dan/atau penyelenggaraan program pendidikan yang belum diadakan dan/atau
diselenggarakan oleh Pemerintah untuk menunjang pendidikan nasional;
5. Pengadaan dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa wakaf, hibah, sumbangan, pinjaman,
beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis;
6. Pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung, dan tanah untuk melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar;
7. Pengadaan dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan pendidikan untuk melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar;
8. Pemberian kesempatan untuk magang dan/atau latihan kerja;
9. Pemberian bantuan manajemen bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dan pengembangan
pendidikan nasional;
10. Pemberian pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan kebijaksanaan dan/atau
penyelenggaraan pengembangan pendidikan;
11. Pemberian bantuan dan kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan; dan
12. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan/atau penelitian yang diselenggarakan oleh Pemerintah di
dalam dan/atau di luar negeri.

Komponen masyarakat jika dipahami secara luas adalah perorangan, kelompok atau organisasi baik
langsung maupun tidak langsung memiliki kepedulian dan kepentingan yang sama dalam pendidikan.
Elemen masyarakat tersebut antara lain :
1. Instansi pemerintah terkait
2. Perguruan tinggi
3. Organisasi profesi guru
4. Ikatan Alumni
5. Konsultan pendidikan
6. Wartawan
7. Lembaga Swadaya Masyarakat
8. Pengacara
9. Kepolisian
10. Perusahaan produk segmentasi sekolah, seperti penerbit buku, LKS, seragam, alat tulis, perbankan,
bimbingan belajar dan lainnya.

Elemen masyarakat tersebut secara struktural diluar kedinasan. Lembaga kedinasan struktural
seperti Pemerintah, DPR/DPRD, Dinas Pendidikan, Pengawas, Dewan Pendidikan, komite sekolah dan
beberapa lainnya merupakan lembaga tidak terpisahkan dalam sistem pendidikan. Namun faktanya
masih jarang sekali---untuk tidak mengatakan tidak ada, sekolah yang menjalin kemitraan tersebut
apalagi dengan pihak luar dunia pendidikan. Padahal pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
semua elemen masyarakat, termasuk perusahaan-perusahaan komersial.
Partisipasi merupakan prasyarat penting bagi peningkatan mutu. Partisipasi merupakan proses
eksternalisasi individu.Bagi sekolah partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan adalah
kenyataan objektif yang dalam pemahamannya ditentukan oleh kondisi subjektif orang tua siswa. Tujuan
partisipasi juga memberi ruang dan peluang secara luas peran masyarakat dalam bidang pendidikan ini
sekaligus menunjukkan bahwa Negara bukan satu-satunya penyelenggara pendidikan.

C. Bentuk Kemitraan Sekolah


Melihat sekolah sebagai miniatur masyarakat, maka ragam kebutuhan sekolah dalam mendidik
siswa relatif sangat banyak. Dalam konteks ekonomi selama ini sekolah hanya sebagai pasar bagi
produk-produk komersial. Sering mereka promosi dan melakukan penjualan ke sekolah-sekolah tetapi
tidak memiliki keuntungan yang sepadan yang diperoleh sekolah. Padahal berapa produk yang
membanjiri sekolah, apakah dagangan bagi guru-guru di ruang kantor, maupu bagi siswa yang masuk ke
kelas-kelas hingga memadati kantin sekolah.
Begitu juga mereka yang mengaku dari kalangan politisi, wartawan dan LSM silih berganti datang
ke sekolah tidak memberikan keuntungan langsung bagi kemajuan sekolah. Sebaliknya banyak pihak di
dunia pendidikan, baik di sekolah maupun di dinas, keberadaan oknum cukup menimbulkan masalah
kenyamanan kerja pimpinan. Kondisi ini bisa saja karena kepala sekolah tidak mampu menyusun
program kemitraan terhadap elemen masyarakat yang berkepentingan dengan sekolah. Akibatnya
mereka sering keperluan dengan sekolah tanpa alasan program sebagai penawaran untuk kegiatan.
Hubungan kemitraan antara sekolah dan masyarakat meliputi :
1. Tujuan kemitraan antara sekolah dan masyarakat.

Tujuan kemitraan antara sekolah dan masyarakat dapat ditinjau dari dua dimensi, yaitu kepen
tingan sekolah dan kebutuhan masyarakat, menurut Mulyasa (2011:148) ditinjau dari dimensi kepentin
gan sekolah kemitraan antara sekolah dan masyarakat bertujuan; (a) memelihara kelangsungan hidup
sekolah (b) meningkatkan mutu pendidikan di sekolah (c) memperlancar kegiatan belajar mengajar (d)
memperoleh bantuan dan dukungan dari masyarakat dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan
program-
program sekolah. Sementara itu berdasarkan dimensi kebutuhan masyarakat, tujuan pengelolaan hubu
ngan antara sekolah dan masyarakat adalah untuk (a) memajukan dan meningkatkan kesejahteraan ma
syarakat (b) memperoleh kemajuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masy
arakat (c) menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat, (d
) memperoleh kembali anggota-
anggota masyarakat yang terampil dan makin meningkat kemampuannya.
Di samping itu hubungan kemitraan antara sekolah dan masyarakat bertujuan untuk saling me
mbantu serta saling mengisi dan menggalang bantuan keuangan, bangunan serta barang.
Hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan program bersama b
agi pembinaan peserta didik dapat mengurangi jurang pemisah antara sekolah dengan masyarakat
serta mencegah kemungkinan anak berbuat kenakalan.
Pada hakikatnya pendidikan yang baik membutuhkan biaya yang banyak, ruang belajar yang c
ukup dan alat bantu pendidikan yang memadai. Biaya yang ada di sekolah sangat terbatas. Dalam ke
rangka inilah masyarakat yang mampu diharapkan dapat menjadi penanggung jawab dan donator yan
g memberikan dukungan dana demi kelancaran kegiatan pendidikan di sekolah. Masyarakat dapat me
mbantu sekolah melalui dewan sekolah atau komite. Masyarakat, baik perorangan maupun lembaga
yang berminat dan bersimpati dapat memberikan bantuannya melalui berbagi cara, misalnya memban
tu pengadaan alat peraga, dan perpustakaan sekolah serta memberikan bea siswa kepada peserta didi
k yang kurang mampu atau bahkan menjadi orang tua asuh.

2. Bidang kemitraan antara sekolah dan masyarakat.

Banyak orang berpendapat bahwa hubungan sekolah dan masyarakat terbatas dalam hal kepe
ntingan belajar anak. Sehingga bila orang tua peserta didik dengan guru di sekolah telah bersama-
sama melakukan pendidikan maka hubungan sudah dianggap baik. Oleh karena itu banyak kepala
sekolah yang menganggap cukup adanya hubungan sekolah dengan masyarakat jika sudah terbentuk
Komite yang sewaktu-
waktu bisa dihubungi atau dijadikan perantara antara sekolah, orang tua dan masyarakat apabila ter
jadi sesuatu pada peserta didik. Pada hal hubungan antara sekolah dan masyarakat juga dapat dila
kukan melalui bidang pendidikan kesenian, olah raga dan keterampilan serta pendidikan bagi peserta di
dik berkelainan.
Hubungan kemitraan antara sekolah dan masyarakat dapat berbentuk dan terjalin melalui Ko
mite
Sekolah, rapat bersama, konsultasi, radio dan televisi, surat dan telepon, pameran sekolah, ceramah
dan penyerahan BLP.
Bentuk Partisipasi Masyarakat

Bentuk Aktivitas Masalah


1. Pihak
masyarakat bermusyawar
ah dengan sekolah.
2. Pemerintah menyediakan
sarana-prasarana sekolah.
3. Komite sekolah Berdasarkan tangga
berpartisipasi aktif. partisipasi belum semua
4. Pemanfaatan potensi yang sekolah mampu
ada menggerakkan partisipasi
Partisipasi dalam 5. Masyarakat memiliki masyarakat pada tangga
MBS gotong royong yang tertinggi
1. Kesiapan SDM secara
profesional.
2. Stakeholder mendukung
program sekolah.
3. Menghadiri pertemuan
sekolah untuk mengetahui Belum semua
perkembangan siswa. masyarakat, khususnya
4. Membantu murid belajar orang tua pada sekolah
5. Mencari sumber-sumber menyadari bahwa untuk
Partisipasi lain/pendukung untuk terlibat secara aktif
masyarakat dalam memecahkan masalah dalam pembangunan
pendidikan pendidikan pendidikan.
Sumber: Mulyasa, 2011

Pemetaan peran serta masyarakat dalam pendidikan diatas bisa dikembangkan dalam banyak bentuk
dan model kegiatan. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan kesiswaan, kebutuhan sarana dan prasarana,
peningkatan kompetensi dan perlindungan guru dan TU, dan membangun pencitraan sekolah dan
hubungan masyarakat (humas). Jika dibuatkan dalam bentuk tabel maka bisa dilihat sebagai berikut :
Contoh Peran Serta Masyarakat
Dalam Kontribusi Pendidikan di Sekolah

No Bidang Program Bentuk Kegiatan Peran Masyarakat


1 Kesiswaan1. Kegiatan - Pengadaan buku/LKS - Bimbel
Belajar - Seragam sepatu - Penerbit buku/LSK
- Pemetaan kemampuan - Toko buku dan alat
potensi siswa tulis
- Pemantapan materi - Konveksi
pelajaran. - Konsultan
- Penggandaan soal Pendidikan
ulangan harian/ Ujian - Perusahaan alat
sekolah. peraga dan bahan
- Pengadaan video pembelajaran.
pembelajaran. - Dinas terkait
- Buku bacaan
pengayaan materi
pelajaran.
- Dan sebagainya.
2. Ekstrakuriluler - Pentas seni - Sponsor produk
dan - Study tour - Sponsor kebutuhan
Intrakurikuler - Perkemahan acara (sistem barter
- Bakti sosial kompensasi).
- Lomba-lomba sekolah - Organisasi keahlian.
- Kegiatan ekskul - Perusahaan jasa
- Dan sebagainya
3. Kasus Anak - Problem lemahnya - Psikolog
motivasi belajar. - Rohanianwan
- Terlibat tawuran, geng - Kepolisian
motor, kejahatan. - Pengacara
- Minuman keras dan
narkoba.
- Korban kekerasan dan
pelecehan.
- Dan sebagainya.
2 Guru 1. Peningkatan - Peningkatan - Lembaga kursus
kompetensi ketrampilan berbahasa bahasa Inggris
guru Inggris. - Lembaga Komputer
- Penguasaan teknologi dan Internet
informasi komunikasi. - Lembaga training
- Menggali kompetensi motivasi dan
kepribadian. kepribadian
- Melatih kemampuan - Perguruan tinggi.
menulis karya ilmiah - Komunitas menulis
populer - Media massa
2. Perlindunga, - Korban tindak - Satgas Perlindungan
Keselamatan kekerasan. profesi guru
dan Keamanan - Penyuluhan UU Anak - Aparat penegak
profesi guru dan Aturan hukum
Perlindungan Guru dan - Pengacara
Tenaga Kependidikan. - Wartawan
- Melakukan MoU - Politisi
Perlindungan Guru - LSM
3 Humas 1. Membangun - Mengirimkan berita - Komite Sekolah
pecitraan rilis ke media massa. - Wartawan
sekolah. - Menyampaikan - Biro Jasa
informasi kegiatan - LSM
kepada orangtua siswa - Produk komersial
secara “CSR”
berkesinambungan. - Event Organizer
- Mengadakan event
karya siswa dan bakti
sosial
2. Menyebarkan - Membuat website - Iklan sponsor
informasi sekolah produk/lomba
kegiatan - Pengadaan majalah - Perusahaan jasa IT
dinding sekolah.
3. Rapat sekolah - Pengadaan spanduk - Komite Sekolah
kegiatan. - sponsor
- Menjalin kerjasama - Wartawan
kegiatan sekolah.
4 Sarana - Pengadaan - Pengecatan sarana - Perusahaan produk
Prasarana sarana olahraga (branding) komersil
ekstrakurikuler - Monitoring makanan - Dana CRS
- Pembangunan dan minuman sehat di perusahaan.
kantin sehat kantin. - Dinas Kesehatan
- Pengadaan - Kerjasama perusahaan - Perusahaan komersil
kebutuhan promosi ke sekolah (dana iklan)
guru, TU dan
siswa.

Bentuk keterlabatan peran serta elemen masyarakat di atas merupaksan contoh dari banyak bentuk
kegiatan yang bisa dikemas oleh pihak sekolah. Melihat tantangan ke depan dunia pendidikan semakin
berat, maka keberadaan Humas di sekolah akan semakin penting dalam menjalin kerjasama dengan
berbagai pihak luar sekolah. Tentu saja kerjasama itu berdasarkan program kerja yang dibuat oleh
sekolah untuk membantu kemajuan sekolah. Prinsip kerjasama yang dibangun berdasarkan
kepercayaan, kesetaraan, kemaslahatan, kepedulian dan saling menguntungkan. Disinilah perlunya
disusun proposal yang menjual dan menarik bagi perusahaan atau lembaga diluar sekolah. Perlunya
dibuatkan nota kesepahaman (MoU) sebagai ikatan dan bentuk profesionalisme lembaga.

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
1. Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik lagi. Dengan
pendidikan masyarakat mampu melakukan lompatan kehidupan dari kehidupan purbakala menjadi
kehidupan serba teknologi. Pentingnya pendidikan perlu membangun kerjasama dengan sejumlah pihak.

2. Pentingnya keberadaan pendidikan bukan melulu tanggung jawab Dinas Pendidikan, kepala sekolah dan
guru atau pemerintahan. Tetapi keterlibatan peran serta masyarakat satu keniscayaan dibutuhkan demi
pendidikan yang berkualitas dan bermartabat. Keterlibatan elemen masyarakat memberikan keringanan
kerja berat sekolah dalam mencetak sumber daya manusia masa depan.

3. Upaya pencapaian maksimal, efektif dan efisein keterlibatan peran serta masyarakat dalam mendukung
program kerja sekolah diperlukan program kerja yang sistematis, terarah dan terukur demi kualitas
pendidikan. Program kerja tersebut perlu disusun dalam proposal penawaran yang menjual dan menarik
agar peran serta masyarakat bisa optimal. Kerjasama tersebut bisa diikat dalam nota kesepahaman
(MoU) agar program berjalan berkesinambungan tanpa masalah hukum dikemudian hari.

4. Kerjasama sekolah dengan masyarakat harus dilandasi pada kepercayaan, kesetaraan, kemaslahatan,
kepedulian dan saling menguntungkan. Landasan ini menjadi penting untuk jangka panjang agar
hubungan kerjasama itu bisa berlangsung dalam jangka waktu lama.

B. PENUTUP
1. Pemerintah perlu membuat pola manajemen secara teknis bentuk kemitraan sekolah dengan
masyarakat. Ketentuan aturan yang ada hanya membuat poin-poin umum yang masih perlu dijabarkan
secara teknis. Wilayah penjabaran ini yang kerap menimbulkan multi tafsir di kalangan wartawan, LSM,
politisi atau bahkan orangtua siswa.

2. Orangtua siswa harus terlibat aktif terhadap peran serta dalam pendidikan. Hal ini karena menyangkut
nasib masa depan anaknya agar bisa memperoleh pendidikan yang tepat guna, tepat sasaran dan
memiliki kompetensi berdaya saing tinggi berkiprah di abad 21.

3. Peran kepala sekolah sangat penting dalam mengelolaan sekolah menjadi sekolah unggulan berkualitas.
Maka kemampuan entreprenuership kepala sekolah sebagai bagian dari tugas dan fungsi pimpinan harus
terus dikembangkan. Sehingga para tamu yang datang tidak lagi dianggap sebagai ancaman
ketidaknyamanan tetapi hal yang menyenangkan bagi dukungan kemajuan sekolah. Kemampuan
menyusun program kerja dan menjalin komunikasi dengan pihak luar sangat diperlukan agar
memudahkan terjalin network dengan pihak ketiga.

Anda mungkin juga menyukai