PERNIKAHAN DINI
Disusun Oleh :
TAHUN 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Tempat :-
Waktu : 20 menit
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran dapat mengerti dan
memahami tentang kesehatan reproduksi
2. Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan tentang pernikahan dini, peserta diharapkan mampu :
a. Menyebutkan pengertian kespro
b. Menyebutkan usia reproduksi sehat
c. Menyebutkan pengertian pernikahan dini
d. Menyebutkan penyebab pernikahan dini
e. Menyebutkan dampak pernikahan dini
II. Sasaran
Remaja putra/putri
III. Materi (terlampir)
IV. Metode
a) Ceramah
b) Tanya jawab
V. Media
a) Leaflet
VII. Evaluasi
Mengajukan pertanyaan kepada sasaran
a) Apakah pengertian kesehatan reproduksi?
(BKKBN, 2001) Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia yang menghasilkan
keturunan. Untuk itu sudah menjadi kodrat manusia untuk hamil dan menghasilkan
keturunan. Kehamilan yang baik adalah kehamilan yang tidak akan menimbulkan
gangguan kesehatan jasmani yang tidak akan menimbulkan gangguan jasmani dan rohani,
(BKKBN,2001) Salah satu faktor yang penting dalam kehamilan adalah umur ibu waktu
a) Umur 10-15 tahun dianggap seperti berbahaya untuk kehamilan sebab secara fisik,
ibu masih dalam tahap pertumbuhan organ-organ reproduksi, masih sangat muda
b) Umur 15-20 tahun masih sangat berbahaya meskipun lebih kurang resiko relatif
lebih secara psikologi dianggap masih belum cukup matang dan dewasa untuk
c) Umur 20-30 adalah kelompok umur paling baik untuk menghadapi secara fisik dan
cukup juga dari segi mental wanita nasehat sudah cukup dewasa. Dari penelitian-
penelitian yang ada menunjukkan bahwa resiko kehamilan baik ibu maupun bayi
d) Umur 30-35 tahun ini dianggap sudah mulai berbahaya secara fisik dan sudah mulai
menurun apalagi jumlah keturunan sebelumnya lebih dari 3 kali ibu hamil pada usia
muda perkembangan fisiknya yang belum masih tidak dapat mencapai yang
optimal sering didapati bahwa terkadang panggul ibu belum berbentuk sempurna
Pernikahan dini adalah pernikahan yang langsung pada usia kurang dari 20 tahun
pernikahan sebaiknya dilakukan pada usia 20 tahun untuk wanita dan pria 25 tahun karena
pada saat itu baik secara fisik maupun mental sudah siap menjalani bahtera rumah tangga.
(Nukman, 2009)
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum
stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu
Risiko kehamilan pada ibu yang terlalu muda biasanya timbul karena mereka belum siap
secara psikis maupun fisik. Secara psikis, umumnya remaja belum siap menjadi ibu. Bisa
saja kehamilan terjadi karena "kecelakaan". Akibatnya, selain tidak ada persiapan,
kehamilannya pun tidak dipelihara dengan baik. Kondisi psikis yang tidak sehat ini dapat
membuat kontraksi selama proses persalinan tidak berjalan lancar sehingga kemungkinan
operasi sesar lebih besar. Risiko fisiknya pun tak kalah besar karena beberapa organ
reproduksi remaja putri seperti rahim belum cukup matang untuk menanggung beban
kehamilan. Bagian panggul juga belum cukup berkembang sehingga bisa mengakibatkan
Pasal 7 (1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun
Pasal 6 (2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21
Patut ditengarai adanya penjualan/pemindah tanganan antara kyai dan orang tua anak
Amanat Undang-undang tersebut di atas bertujuan melindungi anak, agar anak tetap
memperoleh haknya untuk hidup, tumbuh dan berkembang serta terlindungi dari
anak dari perbuatan salah oleh orang dewasa dan orang tua.
Dampak biologis
Menurut Devi, 2012. Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses
menuju kematangan sehingga belum siap untuk melakukan hubungan seks dengan
lawan jenisnya, apalagi jika sampai hamil kemudian melahirkan. Jika dipaksakan justru
akan terjadi trauma, perobekan yang luas dan infeksi yang akan membahayakan organ
hubungan seks yang demikian atas dasar kesetaraan dalam hak reproduksi antara isteri
dan suami atau adanya kekerasan seksual dan pemaksaan (penggagahan) terhadap
seorang anak .
yang berpraktek di klinik spesialis Tribrata Polri mengatakan pernikahan pada anak
perempuan berusia 9-12 tahun sangat tak lazim dan tidak pada tempatnya. ”Apa alasan
ia menikah? Sebaiknya jangan dulu berhubungan seks hingga anak itu matang fisik
maupun psikologis”. Kematangan fisik seorang anak tidak sama dengan kematangan
psikologisnya sehingga meskipun anak tersebut memiliki badan bongsor dan sudah
Ia memanbahkan, kehamilan bisa saja terjadi pada anak usia 12 tahun. Namun
psikologisnya belum siap untuk mengandung dan melahirkan. Jika dilihat dari tinggi
badan, wanita yang memiliki tinggi dibawah 150 cm kemungkinan akan berpengaruh
pada bayi yang dikandungnya. Posisi bayi tidak akan lurus di dalam perut ibunya. Sel
telur yang dimiliki anak juga diperkirakan belum matang dan belum berkualitas
Dampak psikologis
(Devi, 2012) Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seks,
sehingga akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit
disembuhkan. Anak akan murung dan menyesali hidupnya yang berakhir pada
perkawinan yang dia sendiri tidak mengerti atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan
tahun), hak bermain dan menikmati waktu luangnya serta hak-hak lainnya yang
mengatakan ”sebenarnya banyak efek negatif dari pernikahan dini. Pada saat itu
seperti orang dewasa. Padahal kalau menikah itu kedua belah pihak harus sudah cukup
maupun anak. Sementara itu mereka yang menikah dini umumnya belum cukup
batasan usia, karena ada juga yang sudah berumur tapi masih seperti anak kecil. Atau
ada juga yang masih muda tapi pikirannya sudah dewasa”. Kondisi kematangan
psikologis ibu menjadi hal utama karena sangat berpengaruh terhadap pola asuh anak
di kemudian hari. ” yang namanya mendidik anak itu perlu pendewasaan diri untuk
dapat memahami anak. Karena kalau masik kenak-kanakan, maka mana bisa sang ibu
mengayomi anaknya. Yang ada hanya akan merasa terbebani karena satu sisi masih
ingin menikmati masa muda dan di sisi lain dia harus mengurusi keluarganya”.
Dampak sosial
Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam masyarakat patriarki
yang bias gender, yang menempatkan perempuan pada posisi yang rendah dan hanya
dianggap pelengkap seks laki-laki saja. Kondisi ini sangat bertentangan dengan ajaran
agama apapun termasuk agama Islam yang sangat menghormati perempuan (Rahmatan
lil Alamin). Kondisi ini hanya akan melestarikan budaya patriarki yang bias gender
Yulianti, R. (2010) ada beberapa dampak beresiko tinggi hamil di usia muda :
a. Keguguran.
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena
terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga
non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti
tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang
belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga
dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun.
keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum
sendiri.
Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang,
sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas
seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan
plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi
anemis..
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi.
Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang
Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain:
1. Mengalami perdarahan.
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang
terlalu lemah dalam proses involusi. selain itu juga disebabkan selaput ketuban
pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada
jalan lahir.
Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik
persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul,
Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). hal ini
terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram.
kebanyakan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat hamil
kurang dari 20 tahun. dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita
c) Cacat bawaan.
genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan kelainan
hormon.
atau kematian perinatal.yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram,
kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir
dengan asfiksia.(Manuaba,1998).
e) Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional
ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa
muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara