Anda di halaman 1dari 14

PEMBAKARAN SAMPAH SEBAGAI SUATU

KASUS KETIDAKPEDULIAN MASYARAKAT


TERHADAP LINGKUNGAN

Disusun Oleh : Kelompok IV Kelas KA 2017


Anggota :
Dewinta Intan Laily (17030234003)
Elma Alfianti Indri Lestari (17030234007)
Irene Cornelia Constanty (17030234033)
Trifena Meysia Yusuf (17030234062)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkah dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembakaran
Sampah Sebagai Suatu Kasus Ketidakpedulian Masyarakat Terhadap
Lingkungan ” dengan lancar tanpa suatu kesulitan.
Makalah disusun dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah Konservasi
Sumber Daya Alam semester genap Tahun 2017/2018. Dalam menyusun makalah
ini, sudah barang tentu banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada :
1. Dosen pembimbing penulisan makalah ini.
2. Kedua orangtua penulis, yang telah memberi dukungan moril maupun
materiil kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.
3. Tak lupa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang
belum tersebut namanya, yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Surabaya, 8 April 2018


Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. ii


Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II ISI ........................................................................................................ 3
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 8
3.2 Saran ........................................................................................................... 8
Daftar Pustaka
Lampiran

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini masalah ledakan penduduk terus meningkat.
Dampaknya berpengaruh pada penggunaan sumber daya alam dan
pembangunan yang meluas di dunia. Hal ini juga membawa perubahan pada
sumber daya alam tempat kita bergantung. Sumber daya alam baik laha,
tumbuhan, hewan, maupun organisme yang semula kita sedikit memakai
dalam memenuhi kebutuhan hidup, akibat ledakan penduduk kita
mengeksploitasi habis-habisan sumber daya alam tersebut. Tanpa kita sadari,
hal itu justru menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan. Kita hidup
dengan lingkungan yang tercemar, dunia berpolutan, dan masih banyak
lagi dampak yang kita akibatkan karena penggunaan sumber dyaa alam
tanpa memperhatikan etika lingkungan.
Etika lingkungan juga harus diterapkan pada lingkungan sekitar
sehingga terjadi keseimbangan antara lingkungan dengan pemnafaatannya.
Dewasa ini masalah limbah khususnya limbah plastic merupakan momok
yang sangat berpengaruh besar. Limbah plastic tidak dapat diuraikan dengan
mudah seperti limbah organic, butuh bertahun tahun untuk menguraikan
limbah plastic ini. Masyarakat biasanya membakar limbah plastic ini, padahal
pembakaran ini sangat berbahaya bagi lingkungan dan hal tersebut merupakan
salah satu etika lingkungan yang harus dihilangkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengapa pembakaran sampah tidak sesuai dengan dengan etika
lingkungan?
2. Bagaimana keterkaitan pembakaran sampah ini terhadap prinsip prinsip
etika lingkungan?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah ini?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tindakan tindakan yang tidak sesuai dengan etika lingkungan
2. Mengetahui keterkaitan antara prinsip prinsip etika lingkungan dengan
permasalahan yang ada
3. Mengetahui solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

2
BAB II
ISI

Kebiasaan membakar sampah sudah lama di lakukan manusia, baik saat


membuka lahan baru untuk pertanian, atau membersihkan sampah dari halaman
rumah. Kebiasaan ini dilakukan manusia sebagai cara tercepat dalam
menyelesaikan masalah. Bakar sampah sepertinya telah menjadi kegiatan orang
baik di kota maupun desa untuk memusnahkan sampah baik organik dan
anorganik. Data survei Badan Pusat Statistik tahun 2014 menyebutkan perilaku
bakar sampah dilakukan oleh 51,8 persen orang kota. Lalu 88,5 persen penduduk
desa juga melakukan aktivitas ini.
Membakar sampah memang menyelesaikan masalah penumpukan sampah
yang tidak terkontrol. Tapi solusi dengan membakar sampah menciptakan
masalah baru , yang pelan tapi pasti menjadi bencana yang besar di masa
mendatang. Selain riskan bahaya kebakaran, sejumlah efek buruk bagi kesehatan
juga mengintai dari kegiatan ini. Wajar jika pemerintah kemudian membuat
aturan yang jelas hukumnya agar tidak sembarang orang melakukan bakar
sampah. Misalnya, bakar sampah hanya boleh dilakukan di lokasi yang oleh
pemerintah ditetapkan sebagai tempat pembuangan dan pengolahan sampah. Bagi
yang melanggar, ganjaran hukuman penjara selama 3 tahun atau denda minimal
Rp100 juta siap-siap diterima seperti yang dimaksud dalam Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.
Dari sisi kesehatan, asap bakaran sampah plastik dapat membahayakan. Jika
dibakar sampah tersebut akan menghasilkan asap beracun berbahaya yang terurai
di udara sebagai dioksin. Dioxin merupakan senyawa yang sangat tahan lama.
Sebab senyawa ini tidak mudah terurai di alam maupun di dalam tubuh, senyawa
ini akan terakumulasi.
 Dampak dioxin terhadap kesehatan:
a. Dapat menyebabkan kematian meski pada konsentrasi yang sangat rendah
(1/1.000.000 gr).
b. Kerusakan sistem imun pada manusia, gangguan sistem syaraf, hepatitis.
c. Dapat menimbulkan penyakit chloracne.

3
d. Pada ibu hamil dapat menimbulkan efek terhadap reproduksi atau
perkembangan, seperti keguguran, kemandulan dan kelainan bawaan saat lahir.
 Dampak terhadap lingkungan perairan
Dioxin dapat menumpuk pada tanah sungai, sehingga menempuh perjalanan
lebih jauh ke hilir atau masuk ke tubuh ikan.
 Pengaruh terhadap lingkungan alam (tumbuh-tumbuhan)
Dioxin yang terlepas ke atmosfer, menumpuk pada tanaman yang kemudian
akan di makan oleh hewan.
Disamping dioxin, pembakaran sampah di dalam udara terbuka juga
menimbulkan kabut asap yang tebal yang mengandung bahan lainnya seperti
partikel debu yang kecil-kecil yang biasa disebut particulate matter (PM) 10
mikron yang biasa disebut PM10. Alat saring pernafasan kita tidak sanggup
menyaring PM10 ini sehingga bisa masuk ke paru-paru kita, dan bisa
menyebabkan sakit gangguan pernafasan asma dan radang paru-paru, infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA), radang selaput lender mata, alergi, iritasi mata
dan lain-lain.
Membakar sampah menambah emisi karbon ke tingkat yang lebih tinggi.
Berikut dampak jika menghirup karbon dioksida:
 Dapat menyebabkan rasa mengantuk dan cepat lelah, adanya rasa pusing,
gelisah, sakit kepala yang tiba-tiba, dan ketidaksadaran. Penglihatan redup,
mengurangnya pendengaran secara tiba-tiba, keringat yang lebih,
pendeknya pernafasan, meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah.
 Dampak pembakaran sampah ini akan menimbulkan polutan yang
dihasilkan akibat pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan
kesehatan dan pemicu kanker (karsinogenik).
Asap dari pembakaran plastik sangat berbahaya jika tercium, antara lain
dapat memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati hingga infeksi
saluran napas. Sementara bagi ibu hamil, terkena asap bakaran plastik dalam
jangka waktu tertentu bisa memengaruhi pertumbuhan janin. Fakta lain dari
dampak buruk bagi kesehatan misalnya, asap dari pembakaran sampah
mengandung benzopirena atau sejenis gas beracun yang berbahaya untuk jantung,

4
sekitar 350 kali lebih banyak dari asap rokok. Zat ini dicurigai sebagai biang
keladi penyebab kanker dan hidrokarbon berbahaya penyebab iritasi.
Pembakaran sampah di area terbuka juga menghasilkan partikel debu halus
atau Particulate Matter (PM) yang mencapai level PM 10 atau 10 mikron. Dengan
tingkatan tersebut, zat ini tidak dapat disaring oleh alat pernapasan manusia,
sehingga bisa masuk ke paru-paru dan mengakibatkan gangguan pernapasan.
Limbah organik misalnya daun dan ranting kering, kertas atau kayu bekas.
Karbon dioksida yang dihasilkan dari pembakaran bahan-bahan organik, menjadi
kontribusi peningkatan efek rumah kaca sebesar 5 persen. Hal ini merupakan
salah satu faktor yang turut memengaruhi kondisi pemanasan global.
A. Keterkaitan pembakaran sampah terhadap prinsip prinsip etika
lingkungan
Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan empat tahapan
pencemaran daiantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Pencemaran tingakat pertama, yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan
kerugian pada manusia, baik dilihat dari kadar zat pencemarannya maupun
waktu kontaknya dengan lingkungan.
2. Pencemaran tingkat kedua, yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan
iritasi ringan pada panca indera dan alat vegetatif lainnya serta telah
menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem lainnya.
3. Pencemaran tingkat ketiga, yaitu pencemaran yang telah menimbulkan
reaksi pada alat tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis.
4. Terakhir yaitu Pencemaran tingkat keempat, ialah pencemaran yang telah
menimbulkan sakit bahkan kematian dalam lingkungan karena kadar zat
pencemarannya terlalu tinggi.
Dalam hal ini membakar sampah termasuk dalam pencemaran keempat dimana
pencemaran udara sangat berdampak buruk bagi lingkungan. Oleh karena itu
pencemaran udara hendaknya dapat kurangi.
Adanya membakar sampah membuktikan bahwa kesadaran masyarakat akan
lingkungan masih kurang. Asap dari pembakaran sampah dapat mencemari
lingkungan biotik dan abiotik. Sehingga dari kegiatan membakar sampah ini
seluruh komponen dari lingkungan dirugikan. Kesadaran akan etika lingkungan

5
yang minim menyebabkan masyarakat melakukan tindakan instan untuk
mengatasi sampah plastik dengan cara membakarnya. Padahal cara tersebut dapat
menimbulkan bahaya tidak hanya bagi manusia tapi keseluruhan aspek
lingkungan.
Etika lingkungan untuk sadar akan menjaga seluruh ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa belum dapat diterapkan oleh masyarakat. Terbukti dengan adanya
kegiatan membakar sampah tersebut.
B. Solusi
Salah satu cara mengurangi dampak buruk dapat menggunakan alat
pemusnah limbah seperti ciptaan Haji Chaerudin yang tinggal di daerah sungai
Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Cara kerja pembakaran sampah yang disebut
ramah lingkungan ini sekilas memang hampir sama dengan menggunakan mesin
pengolah sampah. Namun menjadi ramah lingkungan karena tidak perlu bahan
bakar di awal pembakaran serta menghasilkan sisa pembakaran dengan jumlah
abu yang sedikit dan aman untuk dibuang di tanah. Alat ini dikatakan juga
menghasilkan sedikit asap, yang setelah diproses menjadi asap cair berwarna
putih tipis aman bagi udara. Cara lainnya adalah dengan memilah sampah menjadi
sampah organik dan anorganik serta tidak membakarnya di lingkungan terbuka.
Bisa juga seperti Zuhdi A. Kasim, seorang peneliti di Lembaga
Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan pada Institut Teknologi bandung
(ITB) yang menciptakan mesin pembakar sampah inovatif. Selain mampu
menghasilkan bahan bakar untuk mesin chopper, alat itu juga menghemat solar
hingga 80 persen. Mesin itu berupa reaktor pyrolisis. Gunanya mengubah sampah
benda padat menjadi gas sederhana. Bentuknya berupa tabung dengan penutup
dari besi. Kapasitas isi 200 liter atau bisa memuat sampah kering seberat 50
kilogram. Sampah yang dibakar di reaktor itu, misalnya plastik, dedaunan, dan
sabut kelapa. Gas dan hawa panas yang dihasilkan kemudian dialirkan lewat
selang kemudian dikondensasi. Hasilnya berupa minyak sampah yang berwarna
hitam seperti oli bekas, kemudian dicampur dengan sedikit solar di dalam mesin
chopper. Mesin chopper biasa dipakai untuk menggiling tepung, jagung, kelapa
parut, mesin kompos, atau oleh tukang tambal ban untuk mengisi angin.

6
Solusi lain adalah dengan cara menekan jumlah limbah sampah plastik
sehingga persentase membakar sampah dapat kurangi. Dapat juga dilakukan
dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar kesadaran akan etika
lingkungan dapat diterapkan. Selain solusi diatas, dapat juga diterapkan dengan
lebih giat lagi prinsip 3R, yaitu reuse, reduce, dan recycle. Sampah plastik dapat
di daur ulang untuk berbagai hal.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pembakaran sampah tidak sesuai dengan dengan etika lingkungan karena
dapat menciptakan masalah baru, yaitu masalah kesehatan, polusi, dan hal
itu sangat mengganggu baik untuk manusia maupun lingkungan sekitar.
2. Keterkaitan pembakaran sampah ini terhadap prinsip prinsip etika
lingkungan adalah bahwa dengan adanya membakar sampah membuktikan
bahwa kesadaran masyarakat akan lingkungan masih kurang. Asap dari
pembakaran sampah dapat mencemari lingkungan biotik dan abiotik.
Sehingga dari kegiatan membakar sampah ini seluruh komponen dari
lingkungan dirugikan.
3. Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan cara menggunakan alat
pemusnah sampah yang aman, menekan jumlah limbah sampah plastik
sehingga persentase membakar sampah dapat kurangi, memberikan
sosialisasi kepada masyarakat agar kesadaran akan etika lingkungan dapat
diterapkan, dan dapat juga diterapkan dengan lebih giat lagi prinsip 3R,
yaitu reuse, reduce, dan recycle. Sampah plastik dapat di daur ulang untuk
berbagai hal.

3.2 Saran
1. Sebaiknya jangan membakar sampah, karena hal itu dapat merugikan
banyak hal.
2. Sebaiknya masyarakat dapat diberikan sosialisasi mengenai etika
lingkungan agar dapat tetap mempertahankan fungsi dan kelestarian
lingkungan demi kenyamanan bersama.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanto, Dwi. 2015. Dampak Sampah terhadap Lingkungan dan Masyarakat.


Dalam http://www.perawatilmiah.com/2015/11/dampak-sampah-terhadap-
lingkungan-dan.html?m=1
Siregar, Mashuri. 2017. Dampak Membakar Sampah bagi Lingkungan. Dalam
http://siregarmashuri.blogspot.co.id/2017/10/tugas-amdal.html?m=1
Widya, Leonardo. 2016. Dampak Membakar Sampah bagi Lingkungan. Dalam
http://www.academia.edu/16951424/Dampak_Membakar_Sampah_bagi_L
ingkungan
Zulkifli, Arif. 2013. Bahaya Membakar Sampah. Dalam http://informasi-
lingkungan.blogspot.co.id/2013/06/bahaya-membakar-sampah.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai