Anda di halaman 1dari 2

Qada dan Qadar

Qada dan Qadar baru muncul pada abad ke IV hijriyah, saat banyak ulama menerjemahkan buku filsafat
yunani ke Bahasa arab. Hal tersebut menimbulkan suatu permasalahan yaitu segala yang terjadi apakah
kehendak Allah atau kehendak manusia?

Dampak dari permasalahan ini yaitu muncul 2 kelompok ekstrem yaitu kelompok mu’tazilah (semua
kehendak manusia) dan kelompok jabariyah (semuanya kehendak Allah). Namun, keduanya itu tidak
benar dan munculah kelompok ketiga yaitu ahlus sunah yang membantah kedua kelompok tersebut.
Karena dinilai belum dapat menjawab permasalahan tersebut dengan memuaskan. Ahlus sunah
menjawab munculnya perbuatan manusia merupakan penggabungan antara kehendak manusia dan
kehendak Allah.

Setelahnya diketahui bahwa permasalahan qodlo dan qodar tidak menyangkut 4 hal yaitu perbuatan
manusia, iradah Allah, ilmu Allah, dan kitab Lauhul Mahfuz. Keempatnya hanya perlu kita pahami
sebagai ke Maha Esa-an Allah, cukup kita yakini, yang merupakan wujud dari kekuasaan Allah.
Pembahasan qodlo dan qadar terkait perbuatan manusia bukan perbuatan Allah.

Fokus kepada perbuatan manusia.

Perbuatan manusia itu terbagi ada yang dikuasai oleh manusia dan ada yang menguasai manusia.
Sesuatu yang dikuasai oleh manusia akan dihisab oleh Allah, bila sesuai syariat akan mendapat pahala
dan bila melanggar syariat akan mendapat siksa. Sesuatu yang menguasai manusia tidak akan dihisab
oleh Allah dan inilah yang disebut Qodlo Allah (ketetapan Allah), dapat terikat nidzam wujud dan di luar
nidzam wujud.

Apa itu terikat nidzam wujud? Contoh nya adalah terlahir sebagai laki-laki sedangkan diluar nidzam
wujud misalnya ketika berjalan dan terjatuh atau ketika kita ingin menembak hewan buru namun
meleset dan mengenai manusia misalnya.

Qadar adalah segala khasiyat yang diciptakan oleh Allah baik yang terdapat pada benda atau manusia
(penetapan batasan atau kadar). Khasiyat ini bebas digunakan oleh manusia, jika digunakan sesuai
syariat mendapat pahala, melanggar mendapat siksa. Namun, Allah berhak untuk mencabut khasiyat
yang ada pada setiap benda.

Kehendak Allah dan kehendak manusia, seperti dua hal yang terpisah bukan? Namun sebenarnya
keduanya itu saling terkait. Karena sesungguhnya Allah itu berkehendak kepada manusia untuk memiliki
kehendak yang bebas. Sehingga ketika aqal manusia memiliki kemampuan untuk bebas memilih
perbuatannya, itu adalah kehendak Allah juga.

Penutup

- Semua perbuatan yang dikehendaki manusia, akan dihisab oleh Allah


- Semua perbuatan yang diluar kendali manusia tidak akan dihisab oleh Allah
- Allah menghendaki bahwa manusia bebas berkehendak, sehingga semua kejadian yang terjadi
adalah kehendak Allah.

Contoh:

Kasus manusia bunuh diri dengan minum racun karena putus cinta

1. Mengapa bunuh diri? Karena putus cinta


a. Diputus cinta  Qodlo’ Allah  tidak dihisab
b. Hati merasa pedih  Qodar Allah  tidak dihisab
2. Ketika hatinya pedih, dia bebas untuk memilih apakah sesuai syariat atau tidak.
a. Dia memilih untuk bunuh diri  Pilihan  dihisab
3. Dengan apa ia bunuh diri?
a. Dia memiliki kebebasan untuk bunuh diri dengan cara apa  Pilihan  dihisab
b. Racun  berhasiat membunuh/mematikan jaringan  Qodar Allah  tidak dihisab
4. Dia meninggal  Qodlo’ Allah

Kesimpulannya: ketika dia memilih untuk bunuh diri dengan menggunakan racun, maka hal ini
merupakan pilihan yang tidak sesuai syariat dan akan mendapat siksa di neraka.

Anda mungkin juga menyukai