Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Ekonomi Regional”
Dosen Pengampu : Nora Ria Retnasih, M.E

Disusun oleh kelompok 1 kelas ES 3A :


1. Agustin Kristi Antri Rahayu (12402183005)
2. Diana Islam Mawati (12402183022)
3. Adinda Arza Purti (12402183027)
4. Niken Lorenza (12402183030)
5. Muhammad Habibil Karim (12402183448)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
September 2019

i
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................... 1-2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Teori Ekonomi Klasik ............................................................... 4
B. Teori Harrod-Domar dalam Sistem Regional ........................... 6
C. Teori Pertumbuhan Neoklasik ................................................... 9
D. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat yang Disinergikan ................. 11
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 13
B. Saran ......................................................................................... 13
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................ 14

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi
perekonomian suatu wilayah secara berkesinambungan menuju keadaan yang
lebih baik dari sebelumnya selama periode tertentu. Semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah biasanya semakin tinggi pula
kesejahteraan masyarakat sekitar meskipun ada indikator yang lain yaitu
distribusi pendapatan.
Pertumbuhan ekonomi harus didukung oleh peningkatan produktifitas
dan efisiensi serta sumber daya manusia yang berkualitas. Faktor domestik
juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang mencakup kapasitas
produksi, harga di pasar domestik, dan berbagai kebijakan domestik.
Dalam pandangan ilmu ekonomi, segala sesuatu harus dilakukan
secara benar dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu
tidak boleh dilakukan secara asal asalan. Hal ini merupakan prinsip utama
dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Dalam ilmu ekonomi kita dianjurkan
mempergunakan teori-teori atau prinsip dalam menjalankan ekonomi suatu
wilayah,tentunya yang sesuai dengan kondisi suatu wilayah.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perkembangan teori ekonomi klasik dalam masanya?
b. Bagaimana teori pertumbuhan ekonomi wilayah menurut Harrod- Domar?
c. Bagaimana perkembangan teori pertumbuhan ekonomi pada masa Neo-
klasik?
d. Bagaimana perkembangan teori Pertumbuhan Jalur Cepat Yang
Disinergikan?

1
3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui perkembangan ekonomi wilayah teori klasik
dimasanya.
b. Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi wilayah menurut teori Harrod-
Domar.
c. Untuk mengetahui pertumbuhan perekonomian wilayah menurut teori
Neo-klasik.
d. Untuk mengetahui teori pertumbuhan perekonomian wilayah melalui Jalur
Cepat Yang Disinergikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah kenaikan pendapatan masyarakat


secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut. Awalnya perhitungan
pendapatan nasional berdasarkan harga yang berlaku, namun untuk melihat
kenaikan dari waktu ke waktu dilihat berdasarkan dalam nilai rill maksudnya
didasarkan pada harga konstan. Pendapatan wilayah mengambarkan balas jasa
bagi faktor-faktor produksi yang ada di daerah tersebut seperti tanaga, modal,
tenaga kerja, dan tekonogi untuk menggambarkan kemakmuran di daerah
tersebut. Kemakmuran suatu wilayah selain ditentuan oleh nilai tambah juga
ditentukan besarnya transfer payment, yang artinya pendapatan yang mengalir
ke luar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar wilayah. Menurut para ahli
dan Boediono pertumbuhan harus berasal dari proses perekonomian di dalam
wilayah tersebut. Dikatakan demikikan karena bisa saja pertumbuhan ekonomi
yang terjadi di suatu wilayah disebabkan oleh banyaknya bantuan dana dari
pemerintah pusat dan apabila bantuan tersebut dihentikan pertumbuhan di
wilayah tersebut pertumbuhan juga akan berhenti. Sebenarnya wajar saja
wilayah yang terbelakang mendapatkan bantuan dana yang lebih besar dari
wilayah yang lainnya, akan tetapi setelah bantuan itu berhenti harusnya wilayah
tersebut tetap mengalami pertumbuhan.
Teori yang membicarakan pertumbuhan wilayah dimulai dari ekonomi
makro dan ekonomi pembangunan tentang mengubah batas wilayah dan
disesuaikan dengan lingkungan operasionalnya. 1Dalam ekonomi makro dan
ekonomi pembangunan istilah ekspor atau impor berarti perdagangan dengan
luar negeri maka dalam ekonomi wilayah perdagangan yang dilakukan diluar
wilayah termasuk dalam kategori perdagangan luar negeri. Tidak mungkin
mengabaikan teori tersebut, namun dalam penerapannya harus dikaitkan dengan
ruang lingkup wilayah operasinya, misalnya daerah yang tidak memiliki
wewenang untuk membuat kebijakan fisksal dan moneter harus bersifat terbuka

1
Robinson Tarigan, Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015), hlm.
47

3
dalam pergerakan orang dan barang. Dalam teori yang dikembangkan dalam
ekonomi wilayah akan membahas pengklasifikasian pendapatan dari satu daerah
dan faktor-faktor apa saja yang membuat daerah tersebut mengalami
peningkatan pendapatan. Selain itu juga akan membahas tentang hubungan
antara dua wilayah dan bagaimana pemerataan pendapatan dan kebijakan yang
menunjang pemerataan antar daerah.
Banyak para ekonom yang mengemukakan teori-teori tentang
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
penyelidikan yang telah lama dibahas oleh para ahli ekonomi. Terdapat banyak
tokoh beserta pemikiran atau teori mereka mengenai pembangunan atau
pertumbuhan ekonomi sejauh ini yang menyangkut kebijakan yang ditempuh
oleh pemerintah pusat, tetapi yang akan dibahas disini adalah teori ekonomi
klasik, teori Harrod-Domar dalam sistem regional, teori pertumbuhan neoklasik,
dan juga teori pertumbuhan ekonomi jalur cepat yang disinergikan.

A. Teori Ekonomi Klasik


Dalam sejarah pemikiran ekonomi para penulis ekonomi pada bagian
kedua abad ke-18 dan permulaan abad ke-20 lazim digolongkan sebagai
kaum Klasik. Kaum klasik itu sendiri di bedakan atas dua golongan yaitu
Klasik dan Neo-Klasik. Tokoh yang termasuk kedalam golongan Klasik
diantaranya adalah Adam Smith, David Ricardo, robert Malthus, dan John
Stuart Mill2. Ahli-ahli ekonomi klasik mempunyai pandangan yang agak
berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Orang pertama yang membahas tentang pertumbuhan ekonomi secara
sistematis adalah Adam Smith (1723-1790) yang menbahas masalah ekonomi
dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes Of The Wealth of
Nations (1776). Menurut Adam Smith masyarakat diberikan kebebasan
seluar-luasnya dalam menentukan kegiatan ekonomi dan pemerintah tidak
perlu terlalu ikut campur dalam perekonomian. Menurutnya sistem ekonomi
pasar bebas akan mencipyakan efisiensi dam membawa ekonomi dalam full
employment, dan menjamin pertumbuhan ekonomi sampai posisi stasioner.

2
Sukirno Sadono, Ekonomi Pembangunan Edisi Kedua,(Jakarta: Kencana, 2006),shlm.243

4
Posisi stasioner akan tejadi apabila seluruh sumber daya aam sudah
dimanfaatkan. Kalaupun ada pengangguran akan bersifat sementara. Peran
pemerintah hanyalah menjamin ketertiban dan keamanan dalam masyarakat
serta memberi atuaran hukum dan keadilan bagi para pelaku ekonomi.
Pemerintah juga harus menyiapkan fasilitas yang mendorong pihak swasta
berperan optimal dalam perekonomian.3 Pengusaha perlu mendapatkan
keuntungan maksimun agar dapat mengakumulasi modal dan membuat
investasi baru sehingga dapat membutuhkan tenaga kerja baru.
Ekonomi dunia mengalami kemerosotan pada tahun 1929-1932,
sehingga pendapat Adam Smith diperbaiki oleh John Maynard Keynes pada
tahun 1936 dengan mengatakan untuk menjamin pertumbuhan yang stabil
pemerintah harus menerapkan kebijakan fiskal yang didalamnya menetapkan
perpajakan dan perbelanjaan pemerintah, kebijakan moneter yang didalamnya
menetapkan tingkat suku bunga dan jumlah uang yang beredar serta
pengawasan secara langsung. Setelahnya ada yang mendukung pendapat
Smith dan ada juga yang mendukung pendapat Keynes, sebenarnya keduanya
mengandalkan mekanisme pasar dan menciptakan distribusi pendapatan yang
tidak terlalu berat sebelah sehingga pertumbuhan ekonomi akan terus
berlanjut. Sedangkan untuk perbedaan dari keduanya yakni peran pemerintah
dalam mengatur perekonomian, ada yang mengingingkan peran pemerintah
sekecil mungkin ( Smith) dan peran pemerintah yang cukup besar (Keynes).
Namun sekarang ini pemerintah turun tangan dalam menyediakan jasa untuk
melayani orang banyak ketika swasta tidak berminat menanganinya apabila
tidak diberikan hak khusus. Misalnya pembangkit tenaga listrik, telepon dan
air minum. Sebenarnya mungkin saja swasta berminat menyediakan fasilitas
ini jika diberi hak monopoli akan tetapi masyarakat tentunya tidak akan
setuju, sehingga penangananya di atur oleh pemerintah dan apabila swasta
ingin melakukannya harus dibawah pengawasan pemerintah. Dalam kerangka
ekonomi wilayah ada pendapat Smith yang tidak bisa diterapkan sepenuhnya,
misalnya penerapan lokasi dari kegiatan ekonomi karena tata ruang sudah

3
Robinson Tarigan, Ekonomi Regional..., hlm. 48

5
diatur dan kegiatan yang dilaksanakan harus memilih diantara lokasi yang
sudah disediakan.
Meskipun pendapat Smith memiliki banyak kekurangan tepai masih
banyak pendapatnya yang digunakan dalam perencanaan pertumbuhan
ekonomi wilayah. Untuk itu pemerintah daerah harus melakukan beberapa hal
seperti:
1. Memberi kebebasan pada setiap orang untuk berusaha pada lokasi
yang ditentukan.
2. Tidak mengekuarkan peraturan yang menghambat pergerakan orang
dan barang.
3. Tidak membuat tarif pajak yang kebih tinggi dari daerah lain
sehingga pengusaha tidak mau membuka usaha di daerah tersebut.
4. Menjaga keamanan dan ketertiban sehingga untuk membuka usaha
akan aman.
5. Menyediakan berbagai fasilitas dan prasarana sehingga pengusaha
dapat menjalankan usahanya secara lancar, misalnya dengan
memperbaiki akses jalan raja yang semula rusak.
6. Berusaha menciptakan iklim yang kondusif sehingga investor
tertarik menanamkan modalnya di wilayah tersebut.

B. Teori Ekonomi Harrod- Domar dalam Sistem Regional


Teori Harrod-Domar dikembangkan secara terpisah (sendiri-sendiri)
dalam periode bersamaan oleh E. S. Domar dan R. F. Harrod. Keduanya
melihat pentingnya investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, sebab investasi
akan meningkatkan stok barang modal, yang memungkinkan peningkatan
output. Sumber dana domestik untuk keperluan investasi berasal dari bagian
produksi (pendapatan nasional) yang ditabung.4
Teori Harrod-Domar adalah perkembangan langsung dari teori makro
Keynes jangka pendek menjadi suatu teori makro jangka panjang. Aspek
utama yang dikembangkan dari teori keynes adalah aspek yang menyangkut

4
Prathama Raharja, Teori Ekonomi Makro, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2005), hlm.151

6
peranan investasi (I) mempengaruhi permintaan agregat (Z) tetapi tidak
mempengaruhi penawaran agregat (s). Harrod- Domar melihat pengaruh
investasi dalam perspektif waktu yang lebih panjang. Melihat kedua ekonom
ini, pengeluaran investasi tidak hanya mempunyai pengaruh terhadap
permintaan agregat, tetapi juga dalam penawaran agregat melalui
pengaruhnya terhadap kapasitas produksi.5
Teori ini melihat pertumbuhan dari sisi permintaan. Pertumbuhan
ekonomi hanya akan berlaku ketika pengeluaran agregat, melalui kenaikan
investasi bertambah secara kontinu pada tingkat pertumbuhan yang telah
ditentukan. Harrod-Domar memberikan penjelasan bahwa terdapat beberapa
syarat sehingga pertumbuhan ekonomi dapat tercapai, yaitu:
a) Barang modal telah mencapai kapasitas penuh
b) Tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional
c) Rasio modal-produksi nilainya tetap
d) Perekonomian terdiri dari dua sektor
Analisis mereka menunjukkan bahwa meskipun pada suatu tahun tertentu
barang-barang modal telah mencapai kapasitas penuh, pengeluaran agregat
akan menyebabkan kapasitas barang modal menjadi semakin tinggi pada
tahun periode selanjutnya. Atau dengan kata lain, investasi yang ada pada
tahun tersebut akan menambah kapasitas barang modal pada tahun atau
periode berikutnya.6
Atas dasar asumsi-asumsi tersebut, Harrod-Domar membuat analis dan
meyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap (seluruh
kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa tercapai apabila
terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut.
g = k = n,
Di mana: g = Growth (tingkat pertumbuhan output)
k = Capital ( tingkat pertumbuhan modal )
n = Tingkat pertumbuhan angkatan kerja

5
Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE Yogyakarta (Yogyakarta:BPFE. 1981), hlm.59
6
Sukirno Sadono. Makroekonomi: Teori Pengantar, Edisi Ketiga (Jakarta: PT Raja Grasindo
Persada,2010), hlm. 7

7
Agar terdapat keseimbangan maka antara tabungan (S) dan investasi (I) harus
terdapat kaitan yang saling menyeimbangkan, padahal peran k untuk
menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh v (capital output ratio =
Rasio modal output ).
Apabila tabungan dan investasi adalah sama (I=S), maka
𝑆
𝑌
𝐼 𝑆 𝑆 𝑌 𝐾 𝑆
=𝐾=𝑌=𝐾= =𝑉
𝐾 𝑌
𝑠
Contoh: apabila syarat g= n= 𝑣 . perekonomian berada dalam kapasitas penuh

dengan total pedapatan (Y) = 1.000 triliun rupiah. Hasrat menabung (S)=
20%. Karena I=S maka tingkat investasi output adalah 5:1 (diperlukan modal
Rp5,00 agar terdapat kenaikan prosuksi sebesar Rp1,00 per tahun) atau
produkstivitas modal= 0,20. Besarnya kenaikan output adalah I/v= 200/5 = 40
triliun rupiah. Dengan demikian, laju pertumbuhan ekonomi adalah g=
40𝑡𝑟𝑖𝑙𝑖𝑢𝑛
= 4%. Akan tetapi hal ini hanya tercapai apabila laju pertumbuhan
1.000𝑡𝑟𝑖𝑙𝑖𝑢𝑛

tenaga kerja juga 4%. Contoh di atas dapat dilihat dari sisi lain. Misalnya, kita
menginginkan pertumbuhan ekonomi 5% atau ada kenaikan output sebesar
1.000 triliun rupiah x 0,05 = 50 triliun rupiah. Hal ini berarti investasi
haruslah sebesar 50 triliun rupiah x (v) = 50 triliun rupiah x 5 = 250 triliun
rupiah. Artinya, tingkat tabungan harus dinaikkan 0,20 menjadi 0,25 atau
kekurangannya harus dipinjam dari luar.
Karena s,v dan n bersifat independen maka dalam perekonomian tertutup,
sulit tercpai kondisi pertumbuhan mantap. Harrod-Donar mendasarkan
teorinya berdasarkan mekanisme pasar tanpa campur tangan pemerintah.
Akan tetapi, kesimpulannya menunjukkan pemerintah perlu merencanakan
besarnya investasi agar terdapat keseimbangan dalam sisi penawaran dan sisi
permintaan baang.
Teori Harrod-Donar sangat perlu diperhatikan bagi wilayah yang masih
terbelakang dan terpencil atau hubungan keluarnya sangat sulit. Dalam
kondisi seperti ini, biasanya barang modal sangat langka sehingga sulit
melakukan konversi antara barang modal dengan tenaga kerja.Jadi, lebih baik
mengatur pertumbuhan sektor di berbagai wilayah dengan seimbang supaya

8
pertumbuhan satu sektor dapat dengan di serap sektor lain yang tumbuh
secara seimbang.7

C. Teori Pertumbuhan Neoklasik


Teori pertumbuhan neoklasik di kembangkan oleh Robert M. Solow
pada tahun 1970 yang berasal dari Amerika Serikat, dan T. W. Swan dari
Australia. Teori ini menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi
kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang saling berinteraksi.
Pandangan ini didasarkan pada analisis klasik, bahwa perekonomian akan
tetap mengalami tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan kapasitas
peralatan modalakan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Solow
Swan ini juga menggunakan model fungsi produksi yang memungkinkan
adanya substusi antar Kapital (K) dan tenaga kerja (L). Teori ini melihat
bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar dapat menciptakan keseimbangan
sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak mencampuri atau
mempengaruhi pasar. Campur tangan pemerintah hanya sebatas kebijakan
fiskal dan kebijakan moneter. Tingkat pertumbuhan berasal dari tiga sumber,
yaitu akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja, dan
peningkatan teknologi. Teknologi ini terlihat dari peningkatan skill atau
kemajuan teknik shingga produktivitas perkapita meningkat.
Dalam model tersebut, masalah teknologi di anggap fungsi dari waktu.
Oleh sebab itu, fungsi produksinya berbenuk:
Y = a k + (1-a) n + T
Dimana: Y = Besarnya output
k = tingkat pertumbuhan modal
n = tingkat pertumbuhan tenaga kerja
T = kemajuan teknologi
a = bagian yang dihasilkan oleh faktor modal
(1-a) = bagian yang dihasilkan oleh faktor di luar modal

7
Robinson Tarigan, Ekonomi Regional ..., ,hlm. 49-52

9
Agar faktor produksi selalu berada pada kapasitas penuh perlu mekanisme
yang menyamakan investasi dengan tabungan. Dengan demikian
pertumbuhan membutuhkan syarat bahwa :
𝑌
MPK = a 𝐾 = p

MPK = Marginal Produktivity of Capital


Jika p sudah tertentu dan a tetap konstan maka Y dan K harus tumbuh dengan
tingkat yang sama. Syarat keseimbangan bagi keseluruhan sistem adalah :
∑𝐼 = ∑𝑆
Apabila tiap daerah dimisalkan menghasilkan output yang homogen da
fungsi produksi yang identik maka di daerah yang K/L-nya tinggi terdapat
upah yang riil yang tinggi dan MPK yang rendah. Adapun di daerah yang
K/L-nya rendah terdapat upah riil yang rendah tetapi MPK yang tinggi.
Akibatnya modal akan mengalir dari daerah yang upahnya tinggi ke daerah
yang upahnya rendah, karena akan memberikan balas jasa untuk modal yang
lebih tinggi. Sebaliknya, tenaga kerja akan mengalir dari daerah yang
upahnya rendah karena ke daerah upah tinggi. Mekanisme tersebut
menciptakan balas jasa faktor-faktor produksi di semua daerah sama. Dengan
demikian, perekonomian regional atau pendapatan perkapita regional akan
mengalami proses kovergasi (makin sama).
Teori neoklasik sangat memerhatikan faktor kemajuan teknik yang dapat
ditempuh melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Mutu
SDM menyangkut keahlian dan moral. Hal khusus yang perlu dicatat bahwa
model neoklasik mengasumsikan I=S. Hal ini berarti kebiasaan masyarakat
yang suka menyimpan uang kontan dalam jumlah besar dirumah (bukan di
Bank) tanpa tujuan khusus, dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Paham
neoklasik melihat peran kemajuan teknologi/inovasi sangat besardalam
memacu pertumbuhan wilayah. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mendorong
terciptanya kreativitas dalam kehidupan masyarakat, agar produktivitas per
tenaga kerja terus meningkat. Paham neoklasik menunjukkan bahwa untuk
terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap (steady growth), diperlukan
suatu tingkat s (saving) yang pas dan seluruh keuntungan pengusaha
diinvetasiakn kembali (di wilayah tersebut).

10
Banyak pemerintah negara berkembang, misalnya Macan Asia (Jepang,
Korea, dan Taiwan) mendorong konglomerat berperan dalam perekonomian
sehingga membuat pasar menjadi tidak sempurna. Hal ini dapat dilihat dari
dua sisi:
a. Sejalan dengan teori ekonomi klasik, pengusaha perlu mendapat
keuntungan yang memadai karena dengan keuntungan itulah mereka
bisa melakukan investasi baru dan menyerap tenaga kerja tambahan.
b. Kondisi pasar dunia umumnya dikuasai oleh konglomerat dunia yang
bertindak seperti mafia. Konglomerat dunia tidak berhubungan dengan
pengusaha kecil lokal, karena menurut mereka ini tidak efisien. Jadi
agar dapat menembus pasar dunia, harus ada konglomerat yang dapat
menembus pasar/menjalin hubungan dengan konglomerat luar negri.8

D. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat Yang Disinergikan


Teori pertumbuhan jalur cepat (turnpike) diperkenalkan oleh
Samuelson (1955). Setiap negara/wilayah perlu melihat sector/komoditi apa
yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat, baik
karena potensi alam maupun karena sektor itu memiliki competitive
advantage untuk dikembangkan.
Artinya dengan kebutuhan modal yang sama sector tersebut dapat
memberikan nilai tambah yang lebih besar, dapat berproduksi dalam waktu
yang relative singkat dan volume sumbangan untuk perekonomian juga cukup
besar. Agar pasarnya terjamin, produk tersebut harus dapat menembus dan
mampu bersaing pada pasar luar negeri. Perkembangan sector tersebut akan
mendorong sektor lain turut berkembang sehingga perekonomian secara
keseluruhan akan tumbuh.
Mensinergikan sektor-sektor adalah membuat sektor-sektor saling
terkait dan saling mendukung. Misalnya usaha perkebunan yang dibuat
bersinergi dengan usaha peternakan. Rumput/limbah perkebunan dapat
dijadikan makanan ternak, sedangkan teletong/kotoran ternak bisa dijadikan
pupuk untuk tanaman perkebunan. Contoh lain adalah usaha pengangkutan

8
Ibid.,hlm 52-54.

11
dan usaha perbengkelan. Dengan demikian, pertumbuhan sektor yang satu
mendorong pertumbuhan sektor yang lain, begitu juga sebaliknya.
Menggabungkan kebijakan jalur cepat (turnpike), dan mensinergikannya
dengan sektor lain yang terkait akan mampu membuat perekonomian tumbuh
cepat.
Selain itu, perlu diperhatikan pandangan beberapa ahli ekonomi
(Schumpeter dan lain-lain) yang mengatakan bahwa kemajuan ekonomi
sangat ditentukan oleh jiwa usaha (entrepreneurship) dalam masyarakat. Jiwa
usaha berarti pemilik modal mampu melihat peluang dan berani mengambil
resiko membuka usaha baru maupun memperluas usaha yang telah ada.
Dengan pembukaan usaha baru dan perluasan usaha tersedia lapangan
kerja tambahan untuk menyerap angkatan kerja yang bertambah setiap
tahunnya. Angkatan 26 kerja yang tidak tertampung dapat menciptakan
instabilitas keaman sehingga investor tidak berminat melakukan investasi dan
ekonomi menjadi mandek. Perekonomian yang mandek membuat makin
banyak pencari kerja tidak tertampung sehingga instabilitas bertambah parah.
Apabila jaminan keamanan berusaha sudah tidak ada, investor yang sudah
ada pun akan merelokasi usahanya. Apabila hal ini terjadi akan terjadi depresi
ekonomi dan kemakmuran menjadi menurun.9

9
https://text-id.123dok.com/document/6qmm335q8-teori-pertumbuhan-jalur-cepat-yang-
disinergikan.html diakses pada jum'at 30 Agustus 2019 pukul 06.25

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Orang pertama yang membahas tentang pertumbuhan ekonomi secara
sistematis adalah Adam Smith (1723-1790) yang menbahas masalah
ekonomi dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes Of The
Wealth of Nations (1776). Menurut Adam Smith masyarakat diberikan
kebebasan seluar-luasnya dalam menentukan kegiatan ekonomi dan
pemerintah tidak perlu terlalu ikut campur dalam perekonomian.
2. Teori Harrod-Domar dikembangkan secara terpisah (sendiri-sendiri) dalam
periode bersamaan oleh E. S. Domar dan R. F. Harrod. Keduanya melihat
pentingnya investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan
meningkatkan stok barang modal, yang memungkinkan peningkatan output.
Sumber dana domestik untuk keperluan investasi berasal dari bagian produksi
(pendapatan nasional) yang ditabung.
3. Teori pertumbuhan neoklasik di kembangkan oleh Robert M. Solow pada
tahun 1970 yang berasal dari Amerika Serikat, dan T. W. Swan dari
Australia. Teori ini menggunakan unsur pertumbuhan penduduk,
akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang saling
berinteraksi.
4. Teori pertumbuhan jalur cepat (turnpike) diperkenalkan oleh Samuelson
(1955). Setiap negara/wilayah perlu melihat sector/komoditi apa yang
memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat, baik
karena potensi alam maupun karena sektor itu memiliki competitive
advantage untuk dikembangkan.

B. Saran
Dari uraian makalah diatas, kita diharapkan mampu untuk mengetahui
tentang pertumbuhan perekonomian wilayah sehingga dapat dijadikan
pembelajaran dan menambah wawasan pengetahuan diri.

13
DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 1981. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.


Https://text-id.123dok.com/document/6qmm335q8-teori-pertumbuhan-jalur cepat

yang-disinergikan.html diakses pada jum'at 30 Agustus 2019 pukul 06.25

Raharja, Prathama. 2005. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Lembaga Penerbit


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sadono, Sukirno. 2006. Ekonomi Pembangunan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.
Sadono, Sukirno. 2010. Teori Pengantar,Edisi Ketiga. Jakrta: PT Raja Grasindo
Persada.
Tarigan, Robinson. 2015. Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT
Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai