Anda di halaman 1dari 58

MODUL

MATERI PERKULIAHAN ANALISIS STRUKTUR LANJUTAN


(kode TB344)

16 X Pertemuan

Penyusun

Budi Kudwadi, Drs., MT.


NIP. 19630622 199001 1 001

Siti Nurasiyah, MT.


NIP. 19770208 200812 2 001

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan


Departemen Pendidikan Teknik Sipil
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia

1
KULIAH PERTEMUAN 1 DAN 2
Analisa struktur statis tak tentu dengan metode consistent deformations pada
balok dan portal

A. Lembar Informasi

1. Kompetensi
Mahasiswa dapat menghitung reaksi perletakan dan menggambarkan bidang
momen dan gaya lintang dari balok dan portal statis tak tentu dengan metode
consistent deformations

2. Materi Belajar

METODE KONSISTEN DEFORMASI


Portal

P
q
B
C B C

(a) (b)

D R1 d3 D
A R3 A d2
R2 D'
d1

Melihat struktur pada Gambar a. maka


Σ Reaksi perletakan = 6 , persamaan statis = 3 Tingkat kestatis taktentuannya , D e =
3 , maka terdapat 3 redundant untuk menjadikan struktur statis tertentu.
Akibat masing-masing R1, R2 & R3 dapat menimbulkan deformasi di D yaitu d 1, d2 &
d3 , bila R1, R2 dan R3 diberi gaya 1 satuan maka :
R1 = 1 satuan  d11, d12 & d13
R2 = 1 satuan  d21, d22 & d23
R3 = 1 satuan  d31, d32 & d33
Syarat (kondisi batas)
Titik D = jepit  defleksi horisontal, vertikal dan putaran sudut = 0
R1.d11 + R2 .d12 + R3 + d13 + d1 = 0
R1.d21 + R2 .d22 + R3 + d23 + d2 = 0
R1.d31 + R2 .d32 + R3 + d33 + d3 = 0

2
Dari persamaan diatas dapat di hitung R 1, R2 & R3 (ada 3 persamaan dengan 3
variabel yang belum diketahui)
Hukum Maxwell  dij = dji, maka dapat ditulis:
R1.d11 + R2 .d12 + R3 + d13 + d1 = 0
R1.d21 + R2 .d22 + R3 + d23 + d2 = 0 Penyelesaiannya dengan operasi matrix
R1.d31 + R2 .d32 + R3 + d33 + d3 = 0

Contoh 1. Hitung reaksi perletakan dan gambar bidang momen dari struktur di bawah
ini :
MA w
B
A a)
VB
VA L

w
A B b)
B

A VBB1 c)
B

VB

Balok memiliki tiga reaksi perletakan yaitu : V A, MA dan VB


Persamaan statis untuk penyelesaiannya ada dua , Σ V = 0 dan ΣM = 0 , maka De
(Degree externally) = 3-2 = 1
Solusi :
Untuk menjadi struktur statis tertentu maka V B dibuat sebagai redundant , sehingga
struktur menjadi gambar b. serta gambar c.
1). Hilangkan VB, timbul lendutan di B  B , lihat Gambar b.
2). Struktur hanya diberi redundant V B = 1 satuan, lihat Gambar c. , sehingga timbul
lendutan VB. B1
Jadi lendutan B akibat beban w harus sama dengan lendutan V B B1 akibat beban VB
, (kondisi batas). Dimana: B1 adalah lendutan di B akibat gaya VB = 1 satuan
wL4 1.L3
B  dan  B1  (dapat dicari dengan metode conjugate beam)
8 EI 3 EI

3
Pada titik B   v  0
 B wL4 1.L3 3wL
 B  VB . B 1  VB   / 
 B 1 8 EI 3 EI 8
Untuk reaksi lainnya:
L 1
 M A  0  M A  V B .L  wL.  0  M A  wL 2
2 8
5
 V  0  V A  wL  VB  wL
8

Contoh 2 :
P P
Ma
B
A B A
E I konstan

L/2 L/2 B

L/2 L/2
PL/2 diagram M/EI
Va Vb

(a) (b)
Σ reaksi perletakan = 3 yaitu Va , Vb, Ma, sedang Σ keseimbangan statis = 2 (ΣV = 0
dan ΣM = 0)
Maka ada 1 redundant disini yaitu Vb , Lihat gambar (b) akibat beban luar timbul ΔB
3
 P.L  L  1  5  5 P.L
dengan Moment area method :  B    .  L   ,
 2 EI  2  2  6  48 EI
 1  3 
B    L  (1 / 2) L 
 EI  2 
Lihat gambar (c), akibat beban 1 satuan di titik B

A
B
Vb = 1 sat
L/2 L/2

1.L diagram M/EI

(c)

L3  B 5 PL3 L3
VB  1 satuan  
, jadi: B  V . B , V B   /  VB  5 / 16 P
3 EI
B
B 48EI 3EI
Dengan statika ΣV = 0  VA = P – VB = 11/16 P
P.L 11
ΣMB = 0  MA =  P.L
2 16
MA - P. ½ L + VA. L = 0

4
MA = P. ½ L – VA. L
MA = - 3/16 P. L = 3/16 PL (Kekiri)

Contoh 3 : Penerapan pada balok menerus :


Analisa struktur berikut dan gambarkan bidang Momen (M) dan Lintang (D)

10 t

4m 3 t/m

A B C
EI konstan

10 m 10 m

Solusi: Derajat ketidak statistentuannya 2, maka momen di A dan B dibuat sebagai


redundant
Tahap 1.
10 t

4m 3 t/m
Struktur dasar
C
EI konstan
 BA B

10 m 10 m

24 tm 37.5 tm

C Bidang M/EI sebagai beban pada


 BA B
EI konstan conjugate beam

10 m 10 m

Menggunakan Conjugate Beam Method

 AB 1  24  6 2 24  4 4  63,48
 BA     6  (6  )  
L AB 10 EI  2 3 2 3  EI
24  10 63,98 56,02
 AB   
2 EI EI EI
12  125
 BC   .10  37,5  / EI 
23  EI

5
Tahap II , Pasang MB = 1 satuan di B pada struktur dasar

Mb 1 sat

EI konstan
 BA B

10 m 10 m

Mb 1 sat Bidang M/EI sebagai beban pada


conjugate beam
EI konstan
 BA B

2 M .10
 BA
I
 1 / 2.M B (10) 10 / 10 EI  B
3 3EI
2 1 M .10
 BC
I
 1 / 2.M B (10) 10 / 10  B
3 EI 3EI
1 / 2.M B (10) M B .10 1 / 6 M B. 10
 AB
I
  
EI 3EI EI

Tahap III , Pasang MA = 1 satuan di A pada struktur dasar

Ma 1 sat

A C
EI konstan
 BA B

10 m 10 m

Ma 1 sat
Mb 1 sat Bidang M/EI sebagai beban pada
EI konstan conjugate beam
B

 AB
"
 "AB / L AB

M
 AB
"
 1 / 2.M A .10.2 / 3.10 / 10.EI 
3
M A .10
 BA
"
 1 / 2.M A .10 
3 EI
Persamaan kompaktibilitas :
i) putraran sudut (slope) pada perletakan A (jepit) harus nol
 BA   AB
'
  AB
''
0

6
10M B 10 M A
56,02    0 .........................................................(1)
6 3
ii) pada perletakan B total putaran sudut (slope) yang balok menerus harus nol.
 BA   BA
'
  BA
''
  BC   BC
'
0

10 M B 10 M A 10 M B
63,98    125   0 ...................................(2)
3 6 3
Dari persamaan (1) dan (2) didapat MA = -3,10 t.m dan MB = -27,6 t.m

Hasil diagram momen lentur (Bending momen diagram) :

37.5 tm
-27.6 tm
24 tm
13.7 tm

3.1 tm
A C
10 m B 10 m

Hasil diagram gaya geser / lintang (Shear forced diagram) :

12.24 t
8.45 t

A C
1.55 t B

10 m 10 m

17.76 t

7
Contoh 3. Lihat struktur balok menerus di bawah ini :

10 t 2m
gambar (a)

B C
A D

4m 4m 4m

Ra Rb Rc Rd

Σ Reaksi perletakan = 4 , Σ persamaan statis = 2 (ΣV = 0 , ΣM = 0)


Jadi derajat ketidak statistentuan (degree of indeterminancy) = 4 – 2 = 2
Maka RA & RD  REDUNDANT
Tahap (i) , Akibat beban timbul (gambar b), bidang momen sebagai beban M/EI pada
Conjugate beam (gambar c)
10 t

gambar (b)

B C
A D

4m 4m 4m
MA1 = dA , Lendutan di A akibat
10/EI beban luar
gambar (c)
10 10
MD1 = dD , Lendutan di D akibat
A1 D1 beban luar
B1 C1
1  10  2  10
4m 4m 4m V B1 V C1  
2  EI  EI
MA1=40 MD1
10  4 40
M D1  
EI EI
A1 B1 D1
10 10
gambar (d)

Tahap (ii), Pasang beban 1 satuan di D diagram M/EI di buat beban conjugate beam
gambar (e)

B C
D
A

4m 4m 4m

8
gambar (f)

B2 C2 D2
A2

4m 2.67

MA2=10.68 5.34 MD2=42.69

B2 C2
A2 D2

2.67

M A 2  d 'A , lendutan di A akibat beban 1 satuan di D, M D 2  d D'


1  4  4  2,67 2  4  4  5,34
VB 2    , VD 2   
3  2 EI  EI 3  2 EI  EI
2,67  4 10,68
M A2   (searah jarum jam)
EI EI
 4 4 2  1 42,69
M D2   (5,34  4)  (  .4  (kebalikan arah jarum jam)
 2 3  EI ei
Jika unit load di D merupakan RD maka momen :
42,69
M D2   RD
EI
10,68
M A2  RD
EI

Tahap (iii) , Pasang beban 1 satuan di A sepeti cara pada tahap (ii) didapat :
10,68
M D3   RA
EI
42,69
M A3  RA
EI
Persamaan kompakbilitas:
dmana RA & RB merupakan reaksi sebenarnya pada balok.
Dititik A
1 
( 40  10,68 R D  42,69 R A )  0
EI
Dititik D RA = 0,75
1
(40  42,69 R D  10,68 R A )  0 RD = 0,75
EI

MBA = - MCD = 0,75 x 4 = 3 t.m

Superposisi akibat beban luar dan redundant.

9
10 Bidang M

3 3

A D

B C

4m 4m 4m

5.0 Bidang D

0.75
0.75

5.0

4m 4m 4m

10
Contoh 4. Penerapan pada portal
Analisa portal dibawah ini dan gambarkan bidang momen M dan bidang lintang D.

Persamaan kompaktibilitas
HB dan VB pada perletakan B  sebagai redundant
d Bh  H Bh1 .d Bh1  VB d Bh 2 = 0.........................(i)

d BV  H B1.d Bv1  VB d Bv 2 = 0.........................(ii)


Dimana :
d Bh  defleksi/lendutan Horizontal di B akibat beban yang ada

d BV  defleksi/lendutan vertikal di B akibat beban yang ada

d Bh1  defleksi/lendutan Horizontal di B akibat beban 1 unit load horisontal (gambar


c)
d BV1  defleksi/lendutan vertikal di B akibat beban 1 unit load horisontal (gambar c)

d Bh 2  defleksi/lendutan Horizontal di B akibat beban 1 unit load vertikal (gambar d)

d BV 2  defleksi/lendutan vertikal di B akibat beban 1 unit load vertikal (gambar d)


Bila :
MX = Momen pada setiap penampang x (gambar b)
MX1 = Momen di X akibat H = 1 unit beban. (gambar c)
MX2 = Momen di X akibat V = 1 unit beban. (gambar d)

11
4 4
M M 6 4 24(4  x )dy
d H
B   X X 1 dx =  dx  
EI 0
2 EI 0
EI

( m x1 ) 2  4 x 2 dx 8 4 2 dx 4 (4  x) 2 
(1.4)  H B   
2 EI 0 EI
H B .d h
B1  HB  dx  (1. x ) 2 2
 dx 
EI  0 EI 0 

m x1 m x 2  8 4 xdx 4 8(4  x) 
V B .d Bh 2  VB  dx  V B    dx 
EI 0 2 EI 0
EI 

m x1 m x 2  4 6 x( x  4)dx 4 24(8) 
d BV   dx     dx 
EI 0 EI 0
EI 

m x1 m x 2  8 4 xdx 4 8( 4  x ) 
H B .d h
B1  HB  dx = B  
H  dx 
EI 0 2 EI 0
EI 

m x1  8 4 xdx 4 8 2 dx 
V B .d Bv 2  VB  dx  VB    
EI  0 2 EI 0
EI 

Setelah di intergalkan maka hasil persamaan kompabilitas :


288 + 106,6 HB + 128,0 VB = 0 ..................(i)
928 + 128,0 HB + 341,3 VB = 0 ..................(ii)
Dengan penyelesaian persamaan simultan :
VB = -3,00 t (tanda negatif  arah ke atas)
HB = 0,90 t (tanda positif  arah sesuai pemisalan)

Hasil bidang momen dapat dilihat pada Gambar e. , sedang hasil bidang lintang
dapat dilihat pada Gambar f. (halaman sebelumnya).

12
KULIAH PERTEMUAN 3 DAN 4
Analisa struktur statis tak tentu dengan metode Slope deflection Equation
pada balok menerus

A. Lembar Informasi

1. Kompetensi
Mahasiswa mampu menghitung momen ujung batang dari balok menerus statis tak
tentu dengan metode slope deflection equations

2. Materi Belajar

SLOPE DEFLECTION EQUATION


Suatu balok nf dibebani sistim beban p & q (lihat Gambar a)

Dari gambar b , momen akibat θn diujung batang n dimana θ f = Δnf = FEMnf = 0


Dari gambar c , momen diujung batang n akibat θ f di ujung batang f
Dari gambar d , momen diujung batang n akibat penurunan Δ nf ujung batang f
sebesar Δnf
Dari gambar e , momen diujung batang n berupa momen primer akibat beban luar
Maka :

13
4 EI 2 EI 6 EI
M nf  n   f  2  nf  FEM nf
L L L
atau pada batang AB
 ab I
M AB  2 EK ab (2 a   b  3 )  FEM ab , K 
L L
Dimana FEMab= momen primer akibat beban luar untuk beberapa type pembebanan
lihat Tabel berikut :

Penerapan Pada Balok

14
Dari struktur diatas :
a). Balok statis tak tentu tingkat satu
b). Boundary Conditions perletakan a, b & c tidak terjadi penurunan jadi Δ ab = Δbc = 0
pada ketiga perletakan terjadi putaran sudut θa, θb & θc
Maka persamaan slope deflection pada tiap batang :
Mab = 2 EKab (2 θa + θb) + FEMab ; Δab = 0
Mba = 2 EKab (2 θb + θa) + FEMba ; Δba = 0
Mbc = 2 EKbc (2 θb + θc) ; Δbc = 0 & FEMbc = 0
Mcb = 2 EKbc (2 θc + θb) ; Δcb = 0 & FEMcb = 0
Persamaan keseimbangan momen pada tiap titik joint
ΣMa = Mab = 0 (nol = perletakan sendi)
ΣMb = Mba + Mbc = 0 (nol = perletakan rol)
ΣMc = Mbc = 0 (nol = perletakan rol)
Maka persamaan menjadi :
4 EKab θa + 2 EKab θb = - FEMab
2 EKab θa + (4 EKab + 4 EKbc) θb + 2 EKbc θc = - FEMba
2 EKbc θb + 4 EKbc θc = 0
Dalam bentuk matrix :
4 EKab 2 EKab 0  a   FEMab
2 EKab    
 ( 4 EKab  EKbc ) 2 EKbc  b    FEMba
 0 2 EKbc 4 EKbc   
c 

 0 

Sehingga dapat dicari nilai θa, θb & θc dan kemudian momen batang Mab, Mba, Mbc &
Mcb. dimana nilai θa, θb & θc yang telah didapat.

15
Contoh 1 : Tentukan momen-momen ujung dan gambar bidang momen & gaya geser
dari struktur dibawah ini.

Kompatibilitas dan kondisi batas

 nf
Persamaan momen: M nf  2 EK nf (2   f )  3 )  FEM nf
l
Untuk : Kab = Kbc = I/10 m = K
 120  4  6 2
FEM ab   172.8 KN .m
10 2
120  42  6
FEM ba   115.2 KN .m
102
 50  102
FEM bc   416.7 KN .m  FEMcb = 416.7 KN.m
12
Maka :
ab
Mab = 2 EKab (2 θa + θb - 3 ) + FEMab = 2 EK (θb) – 172.8
l
ba
Mba = 2 EKab (2 θb + θa – 3 ) + FEMba = 2 EK (2 θb) + 115.2
l
bc
Mbc = 2 EKbc (2 θb + θc 3 ) +FEMbc = 2 EK ((2 θb + θc) – 416.7
l
cb
Mcb = 2 EKbc (2 θc + θb 3 )+ FEMcb = 2 EK (2 θc + θb) +416.7
l
Persamaan kesetimbangan:
Pada joint b  Mba + Mbc = 0
Pada joint C  Mcb = 0
Subtitusi besar momen ke persamaan kesetimbangan didapat :

16
8 EK θb + 2 EK θc = 301.5  Mba + Mbc = 0
2 EK θb + 4 EK θc = - 416.7  Mcb = 0
8 2  EK b   301.5 
Dalam bentuk Matrix : 2 4  EK    416.7
  c  

 EK b   72.8 
Solusi untuk displacement didapat :    KN .m
 EK c   140.6
Momen akhir :
Mab = 2 EK (θb) – 172.8 = 2 (72.8) -172.8 = - 27.2 KN.m
Mba = 2 EK (2 θb ) + 115.2 = 4 (72.8) + 115.2 = 406.6 KN.m
Mbc = 2 EK (2 θb + θc) - 416.7 = 4 (72.8) + 2 (-140.6) – 416.7 = - 406.5 KN.m
Mcb = 2 EK (2 θc + θb) + 416.7 = 4 (- 140.6) + 2 (72.8) _ 416.7 = 0 KN.m

Diagram bidang momen dan geser :

Catatan:

17
120  6
Rab   72.0
10
 27.2  406.5
Rba   37.93
10
Reaksi akibat beban 72.0 48.0 250 250
Reaksi akibat momen -37.9 +37.9 40.7 -40.7
Total R 34.1 85.9 290.7 209.3
V (gaya lintang) 34.1 - 85.9 290.7 -209.3

Contoh 2 : Tentukan momen ujung batang dan tegangan lentur maksimum struktur di
bawah ini, bila perletakan B turun BI dengan Δ = 0.03 m

B C
A

I
B
10m 10m

EI Kontan

0a = 0 B
Kompatibilitas dan
A kondisi batas
0.03

E = 300 x 109 Pa = 200 G N/m2


I = 2000 x 10-6 M4
D = 0.3 m (tinggi balok)

Solusi:
Lihat gambar Kompatibilitas dan kondisi batas

18
ab 0..03
  0.003  ab
l 10
bc  0.03
  0.003  bc
l 10
Persamaan momen: Mnf  2 EKnf (2  f )  3Ynf )  FEMnf
Semua FEM pada tiap titik joint = 0 (Karena tidak ada beban)
2.000.10 6
Kab  Kbc  K   2000.10  7 m3
10m
6N
EK  200 2
 2000.10 7 m3  40 MN .m
m
bisa ditulis Mnf  2 EKnf (2 n   f  3Ynf )  6 EK nf nf
6 EK Ψab = 6 x 40 MN.m x 0.003 = 720 kN.m
6 EK Ψbc= -720 kN.m
Maka:
Mab = 2 EK (θb) – 720
Mba = 2 EK (2 θb) – 720
Mbc = 2 EK (2 θb + θc) + 720
Mcb = 2 EK (2 θc + θb) + 720
Persamaan kesetimbangan:
Pada joint b  Mba + Mbc = 0
Pada joint C  Mcb = 0
Subtitusi  8 EK θb + 2 EK θc = 0
2 EK θb + 4 EK θc = -720
Hasilnya : EK θb = 51.4 kN.m ; EK θc = -205.7 kN.m
Maka Momen akhir:
Mab = 2 (51.4) – 720 = - 617.2 KN.m
Mba = 4 (51.4) – 720 = - 514.4 KN.m
Mbc = 4 (51.4) + (-205.7) + 720 = 514.2 KN.m
Mcb = 4 (-205.7) + 2 (51.4) + 720 = 0 KN.m
Maksimum tegangan lentur:
M .c 617.2 KN .m  0.15m
f   6
 46.29 MN / m 2
I 2000  10 m 4

B. Lembar Latihan
Hitung momen ujung batang dari struktur dibawah ini dengan metode Slope
Deflection Equation

19
3.6 kN/ft 50 kN
B a b
C
A
EI EI
30' 15' 15'

solusi

Kompaktibilitas dan
0a = 0 0c = 0 kondisi batas
A
0.03

Kab = Kbc = I/30 = k


1 1
FEMab =  q.l 2 =  .3,6.30 2  270
12 12
FEMab = 270
 p.a.b 2  50.15.15 2
FEMbc = = = - 187.5
l2 30 2
FEMbc =187.5

Pers. Slope Deflection


Mab = 2 EK (2θa + θb) + FEMab = 2 EK (θb) – 270
Mba = 2 EK (2θb) + 270
Mbc = 2 EK (2θb) – 187.5
Mcb = 2 EK (θb) + 187.5
Kesetimbangan:
Mba + Mbc = 0
2 EK (2 θb) + 270 + 2 EK (2 θb) – 187.5 = 0
82.5
8 EK.θb + 82.5 = 0  EK θb =   10.3125
8

20
Momen akhir
Mab = 2 (-10.31) – 270 = - 290.625 , Mba = 4 (-10.3125) + 270 = 228.750
Mbc = 4 (-10.3125)-187.5 = -228.750 , Mcb = 2 (-10.3125) + 187.5 = 166.875
50
B a b
Mab Mba C
A Mcb
EI EI
30' Mbc 15' 15'

RA

3.6  30 '  15'


Reaksi akibat beban luar Ra.30'  3.6.30' .15'  0 maka : Ra   54
30'
Reaksi akibat momen 0: a = 0 0c = 0
A
M ab  M ba
ΣMb = 0 , 0.03
Ra . 30I – (Mab + Mba) = 0 , maka : Ra   2.0625
30 '
Total Rab = 54+2.0625 = 56.0625 , maka Rba = 51.9375 , gaya geser Va = 56.0625 ,
Vba = -51.9375
Dengan cara yang sama pada bagian balok BC , maka didapat : akibat beban luar
Rbc = 25 , akibat momen Rbc = 2.0625 , total Rbc = 27.0625 , maka Rcb = 22.9375 ,
gaya geser Vbc = 27.0625 , Vcb = -22.9375 .

Bidang Lintang sbr :

56.06 27.06

-22.94
-51.94
30-x x
51.9375 56.0625 1558.125
 , x  14.427
x (30  x) 108

Bidang momen sbr :


177.18
15.57
145.90

-166.87
-290.625
-228.75

Mab max = 56.0625 (15.573) – 3.6 (15.573)2 × ½ - 290.625 = 145.903


Dari CB, pada x = 15  Mcb = + (22.9375 (15) – 166.875) = + 177.1875

21
KULIAH PERTEMUAN 5, 6, DAN 7
Analisa struktur statis tak tentu dengan metode Slope deflection Equation
pada portal
A. Lembar Informasi

1. Kompetensi
Mahasiswa dapat menghitung reaksi perletakan dan menggambarkan bidang
Momen dan gaya lintang dari portal statis tak tentu dengan metode Slope deflection
Equation

2. Materi Belajar

a) Penerapan Pada Portal (Tanpa pergoyangan)

Gambar a. Merupakan portal statis tak tentu tingkat satu dan ketidaktentuan
kinematis tingkat tiga
(Deformasi yang belum diketahui) θa, θb, θc
Δab = Δbc = 0
Solusi penyelesaiannya (sama seperti pada balok)
Persamaan Slope Deflection :
Mab = 2 EKab (2 θa + θb ) + FEMab , Δab = 0
Mba = 2 EKab (2 θb + θa) + FEMba , Δba = 0
Mbc = 2 Ekbc (2 θb + θc) , Δbc = 0 & FEMbc = 0
Mcb = 2 Ekbc (2 θc + θb) , Δcb = 0 & FEMcb = 0

22
Kesetimbangan persamaan:
ΣMa = Mab = 0
ΣMb = Mba + Mbc = 0
ΣMc = Mbc =0
Penyelesaian untuk displacement
4 EKab 2 EKab 0  a   FEMab
2 EKab    
 ( 4 EKab  4 EKbc) 2 EKbc  b    FEMba
 0 2 EKbc 4 EKbc   
c 

 0 

b) Penerapan Pada Portal (Dengan pergoyangan)

Akibat beban P terjadi displacement Horisontal di titik b & c maka Δ ab = Δ , sedang


Δbc = 0 , Karena perletakan tidak turun.
Pers. Slope Deflection:

23

Mab = 2 EKab (θb - 3 ) + FEMab  θa = 0
l

Mba = 2 EKab (2 θb - 3 ) + FEMba  θa = 0
l
Mbc = 2 EKbc (2 θb + θc)  FEMbc = 0 , Δbc = 0
Mcb = 2 EKbc (2 θc + θb)  FEMcb = 0 , Δcb = 0

Persamaan kesetimbangan :
ΣMb = Mba + Mbc = 0 . .....1)
ΣMc = Mcb = 0 . .....2)

Berdasarkan free-body batang ab ;


ΣMb = 0  Mab + Mba +Vab.l – P.b = 0
Dimana Vab = gaya geser kolom pada perletakan a dengan V ab = P
P.b  Mab  Mba
Maka : Vab = =P
l
Mab + Mba = P.b – P.l

Hasil subtitusi Mnf ke persamaan kesetimbangan:



Pers. 1 : (4 EKab + 4 Ekbc) θb + (2 EKbc)θc – 6 EKab = -FEMba
l
Pers. 2 : 2 EKbc θb + 4 EKbc θc =0

Pers. 3 : 6 EKab θb -12 EKab = - FEMab – FEMba + P.b – P.l
l
Dalam Matrix:
  6 EKab    Pa 2 b 
( 4 EKab  4 EKbc ) 2 EKbc l   b   l2 
     
2 EKbc 4 EKbc 0 c    0 
  6 EKab 12 EKab     Pa 2 ( l  2b ) 
 0   
 l l 2   l3 
 

persamaan matrix diselesaikan sehingga didapat displacement θ b, θc, Δ,


kemudian nilai θb, θc, Δ dimasukan ke momen ujung batang (M nf) masing masing ,
maka didapat nilai momennya : Mab =......, Mba =..... , Mbc =..... , Mcb =.....

24
Contoh : Lihat Struktur portal di bawah ini

Kompabilitas dan kondisi batas

Δab = Δcd = Δ
Ψab = Ψba = Δ/15I = Ψ
Ψbc = 0 = Δ/20I
Persamaan momen: : Mnf  2 EKnf (2  f )  3Ynf )  FEMnf
 20  10  52
FEM ab   22.2 I  K
152
20  102  5
FEM ba   44.4 I  K
152
100  8 2  12
FEM cb  2
 192 I  K
20
 100  8  12 2
FEM bc   288 I  K
20 2
FEMcd = FEMdc = 0

25
Persamaan kesetimbangan
Mce = -(50 x 5) = -250I-K (dari statika)
Mab = 2 EK (θb - 3Ψ) -22.2
Mba = 2 EK (2θb - 3Ψ) + 44.4
Mbc = 2 E. 3K (2θb + θc) – 288
Mcb = 2 E. 3K (2θc + θb) + 192
Mcd = 2 E. K (2θc - 3Ψ)
Mdc = 2 E. K (θc - 3Ψ)
Persamaan kesetimbangan

1. Joint b  Mba + Mbc = 0


2. Joint c  Mcb + Mcd – 250 = 0
Pada kolom ab dan cd
 M  M ab  100 
M b  0  Ha   ba 
 15 
 M  M dc 
M c  0  Ha   cd 
 15 
Tetapi secara keseluruhan dalam struktur
ΣH = 0  Ha + Hd = 20k  Mab + Mba + Mcd + Mdc = - 200
- Masukan persamaan momen ke persamaan kesetimbangan, hasilnya
16 EK θb + 6 EK θc – 6 EK Ψ = 243.6

26
6 EK θb + 16 EK θc – 6 EK Ψ = 58.0
6 EK θb + 6 EK θc – 24 EK Ψ = - 222.2
 16 6  6  EK b  243.6
    
Dalam matrix:  6 16  6  EK c    58.0 
 6 6 24    
 EK  222.2

 EK b  20.14
   
- Hasilnya :  EK c    1.58  ft  k
 EK  14.69 
   
20.14
EK θb = 20.14  θb =
EK
1.58
EK θc = 1.58  θc =  Ingat K = II/15I dan E = 30 x 103 ksi
EK
Final momen : Masukan hasil displacement ke dalam momen ujung batang
Mab = 2 (20.14) - 6 (14.69) – 22.2 = -70.06I-K
Mba = 4 (20.14) - 6 (14.69) + 44.4 = 36.82I-K
Mbc = 12 (20.14) + 6 (1.58) – 288 = - 36.84I-K
Mcb = 12 (1.58) + 6 (20.14) + 192 = 331.80I-K
Mcd = 4 (1.58) - 6 (14.69) = -81.82I-K
Mdc = 2 (1.58)- 6 (14.69) = -84.48I-K
Mce = - 250 I-K (dari Statika)

Secara umum. Diagram momen

Cat: Tinjauan kolom dari arah kanan


KULIAH PERTEMUAN 8 DAN 9

27
Analisa struktur statis tak tentu dengan metode distribusi momen (Cross) pada
balok
A. Lembar Informasi

1. Kompetensi

Mahasiswa dapat menghitung momen ujung batang untuk balok statis taktentu
dengan metode distribusi momen (Cross)

2. Materi Belajar

METODA CROSS
Metoda Cross atau sering disebut pula metoda iterasi momen, merupakan cara
paling populer digunakan untuk menghitung Bangunan STATIS TAK TENTU secara
manual.
Cara ini prinsipnya adalah pendistribusian momen-momen ketidak seimbangan yang
terjadi pada setiap titik kumpul kepada batang-batangnya sesuai dengan
kekakuannya. Momen ketidak seimbangan ini terbentuk sebagai akibat dari adanya
momen-momen primer dari batangnya yang bertemu di titik kumpul tersebut. Momen
primer adalah momen-momen pada setiap ujung batang tersebut yang berupa jepit
sempurna (tidak ada rotasi), pada kenyataannya ujung-ujung batang tersebut
tidaklah bersifat jepit sempurna karena titik kumpul dapat berotasi , akibat adanya
rotasi inilah maka terjadi pendistribusian dari jumlah momen-momen primernya
(momen ketidak seimbangan).
Lihat balok yang dibebani dibawah ini :

Sistim beban Sistim beban

Momen primer Momen primer

Pada tumpuan jepit akibat beban luar menimbulkan momen primer, sedangkan pada
tumpuan sendi tidak menimbulkan momen primer (karakteristik perletakan sendi).

28
Balok AB dibebani seperti gambar dibawah ini :

Akibatnya batang AB melentur, timbul  A &  B (gambar a.)


Jika ujung-ujung A dan B dicegah terhadap rotasi, berarti di A dan B kita berikan
momen perlawanan (Restraint Moment) M AB dan MBA sehingga putaran sudut di A dan

B menjadi lebih kecil dari semula  A   B dan  B   B


' '

Bila harga MAB dan MBA sedemikian sehingga  A = 0 dan  B = 0 maka disebut
sebagai momen primer atau Fixed End Momen.
Tinjau portal dibawah ini, pada titik 5 terjadi momen ketidak seimbangan dengan
keseimbangan M = 0

8
Δ Mab

5
b b
4 6
a a

29
M ab  M 52  M 58  M 54  M 56  0

Maka
M 52  M 58  M 54  M 56   M ab

Bahwa jumlah dari distribusi momen sama dengan harga negatif dari momen-momen
ketidak seimbangan.
Besarnya momen ketidak seimbangan pada titik kumpul akan disebar kesetiap
batang yang bertemu pada titik tersebut sesuai dengan kekakuan batang-batang
tersebut.

KEKAKUAN DAN FAKTOR INDUKSI


a) Batang dengan ujung jepit
Batang AB diberi beban MAB sehingga timbul  A .

AB (gambar a) = gambar b + gambar c


Syarat batas :
 A1  A 2  A
 B1  B 2  B
M AB .L AB M .L
Dari gambar b.  A1    B1  AB AB
3EI 6 EI
M BA .L AB M .L
Dari gambar c.  A1    B1  BA AB
3EI 6 EI
Berdasarkan syarat batas :
M AB .L AB M BA .L AB
 A
3EI 6 EI
M BA .L AB M AB .L AB
  0  MBA = ½ MAB disebut faktor induksi (carry over factor)
3EI 6 EI

30
Dimana MBA = ½ MAB
Maka :
1
M AB .L AB ( 2 M AB ).L AB M AB .L AB 4 EI
   A   A  4 EI  M AB  L AB  A
3EI 6 EI
Jika  A dalam 1 (satu) radian, maka :
4 EI
M AB  .1 (disebut stifness atau kekakuan batang AB)
L AB

4 EI
K AB 
L AB

b) Batang dengan ujung sendi

Bila batang AB diberi beban MAB maka timbul  A dan  B di sendi, bila
M AB .L AB 3EI
A =  M AB  A
3EI L AB

Jika  A dalam 1 (satu) radian


3EI 3EI
Maka M AB  L .1 atau K AB  L
AB AB

Catatan : ujung sendi tidak menerima induksi atau induksi = 0

31
FAKTOR DISTRIBUSI
Lihat gambar dibawah ini :

1
4 2
M14’ M12’

0 0
Akibat beban yang ada maka ada momen primer M 14 dan M 12 dititik 1

 M1 = M 12
0 0
+ M 14
 M1 disebar ke batang batang 1-4, 1-2, dan 1-3
Dimana :
M 12  M 13  M 14  M 1

4 EI 12
M 12  .12
L12

4 EI 13
M 13  .13
L13

4 EI 14
M 14  .14
L14

Dimana  ij dititik 1 sama semua, maka


4I12 4I13 3I14
ΔM 12 : ΔM 13 : ΔM 14 = : :
L12 L13 L14

= k12 : k13 :k14


 k1 = k12 : k13 :k14
maka :
k12
ΔM 12  ( M 1 )   12 .M 1
 k1

k13
ΔM 13  ( M 1 )  13 .M 1
k 1

32
k14
ΔM 14  ( M 1 )  14 .M 1
k 1
 ij .EI ij
Ingat : k ij  ,  ij = 3 untuk ujung sendi
Lij

 ij = 4 untuk ujung jepit

FAKTOR INDUKSI

A B

Ujung jepit
MAB
Di A diberi momen MAB maka B menerima
induksi sebesar MBA = ½ MAB, jadi faktor induksi
= ½.

A B

MAB Ujung sendi/rol


Jika di A diberi momen MAB maka di B tidak ada
induksi atau MBA = 0 jadi faktor induksi = 0.

MOMEN PRIMER AKIBAT PERLETAKAN TURUN


a) Balok jepit – jepit

33
Balok AB dijepit di A dan B , B turun sebesar  dibandingkan dari A, timbul momen
di A yaitu MAB dan di B yaitu MBA
Dimana MAB = MBA
Lendutan di B akibat putaran sudut di A
M AB .l  2 1  M .l 1
   l  l   BA .l
4 EI  3 6  4 EI 6
Dengan MAB = MBA maka :
1  M AB .l  2 M .l 2
    .l  AB
EI  4  3 6 EI

6 EI . , MAB = MBA
 M AB 
l2
b) Balok jepit – sendi

Perletakan A jepit, B sendi


A turun sebesar  , timbul momen di A yaitu MAB
 M .l  2 M .l 2
   AB  .l  AB
 2 EI  3 3EI

3EI .
 M AB 
l2
catatan : momen primer nilainya positif apabila penurunan batang disebelah kanan
batang, sebaliknya momen primer nilainya negatif apabila penurunan batang di
sebelah kiri batang

34
Contoh 1 . Perhatikan Struktur balok menerus di bawah ini , dimana semua batang
memiliki EI konstan
4t 4t
10 t
4 t/m
1 t/m

A D
B C
3m 3m 3m

6m 12 m 9m

I. Kekakuan ( semua titik kumpul yang ditengah struktur dianggap jepit, dan
ujung batang CD yaitu titik D juga dianggap jepit)
4 EI
K AB   0,667.EI
6
4 EI
K BC   0,333.EI
12
4 EI
K CD   0,444.EI (balok CD dianggap jepit-jepit)
9
Koefisien Distribusi :
0,667
D BA   0,667
0,667  0,333
 =1
0,337
D BC   0,333
0,667  0,333

catatan : kontrol setiap titik kumpul jumlahnya harus 1 (satu)


0,333
DCB   0,428
0,777  =1
DCD  1  0,428  0,572

II. Momen Primer (fixed end momen)


Diasumsikan sekuruh titik gabung (joint) dikunci  jepit
4.6 2
F
M BA   M AB
F
  12,00 tm
12

1 .12 2  4.3 92   4.3 2.9  21 tm


2 2
1
F
M CB   M BC
F

12 12 12
10.3.6 2
F
M DC   13,33 tm
92

35
 10.6.3 2
F
M CD   6,67 tm
92

DISTRIBUSI MOMEN
Untuk perhitungan distribusi momen dibuat dalam bentuk tabel seperti dibawah ini,
untuk menghitung distribusi momen atau balanced (BAL) dilakukan dengan jumlah
momen primer pada satu titik kumpul dengan koefisien distribusi masing-masing
batang yang ada pada titik kumpul tersebut, contoh :
BAL batang BA = (FEMba + FEMbc) * (- Dba)
BAL batang BC = (FEMba + FEMbc) * (- Dbc),
Kemudian perhitungan induksi momen ujung batang atau Carry Over (CO), dari ujung kiri
batang yang ditengah ke ujung batang kanan dari batang yang sebelah kirinya dan dari ujung
kanan batang yang ditengah ke ujung batang kiri dari batang yang sebelah kanannya. Pada
perletakan ujung jepit (sebenarnya) hanya menerima induksi saja tanpa harus menginduksi ke
ujung batang seberangnya lagi.
Titik Kumpul A B C D
Batang AB BA BC CB CD DC
 Dij 0 0,667 0,333 0,428 0,572 1
FEM - 12,00 12,00 - 21,00 21,00 - 6,67 13,33
BAL 6,00 3,00 -6,15 - 8,18 -13,33
CO 3,00 - 3,08 1,50 - 6,67 - 4,09
BAL 2,06 1,02 2,21 2,96 4,09
CO 1,03 1,10 0,52 2,04 1,48
BAL - 0,73 - 0,37 -1,09 -1,47 -1,48
CO - 0,36 - 0,54 - 0,18 - 0,74 - 0,74
BAL 0,36 0,18 0,39 0,53 0,74
CO 0,18 0,20 0,09 0,37 0,27
BAL -0,13 -0,07 - 0,20 - 0,26 - 0,27
CO - 0,06
Final - 8,21 19,58 -19,56 18,09 -18,09 0,00

Hasil distribusi momen (final) merupakan nilai momen ujung batang dari balok
menerus.
Mab = - 8,21 , Mba = 19,58 , Mbc = - 19,56 , Mcb = 18,09 , Mcd = - 18,09 , Mdc = 0,00

Menghitung reaksi perletakan ( dibuat Freebody batang) :


Batang AB :

36
4 t/m
A B
Mab Mba

Rab 6m

4.6 8,21  (19,56)


M B  0  R AB    12  1,89 = 10,11 ( ton )
2 6
4.6 8,21    19,56 
R BA    13,89
2 6
Dengan cara yang sama maka pada batang BC
1.12 4.9 4.3 19,56    18,09
R BC      10,12
2 12 12 12
1.12 4.3 4.9 19,56    18,09 
RCB      9,88
2 12 12 12
Dengan cara yang sama maka pada batang CD
10.3 18,09
RCD    5,34
9 9
10.6 18,09 
R DC    4,66
9 9
Untuk menggambarkan bidang momen , dapat dicari persamaan bidang momen
akibat beban luar dan momen ujung batang (hasil croos) , sebagai contoh :

4 t/m
A B
Mab Mba

Rab 6m

Mx = RAB.x – ½ . q. x2 + MAB ,
pada x = 0  MA = 10,11. (0) – ½. q. (0)2 + 8,21 = 8,21
pada x = 3  MA = 10,11. (3) – ½. 4. (3)2 + 8,21 = 38,54 – 18 = 20,54 tm
dengan cara yang sama dapat dilakukan pada batang BC , CD. Maka hasilnya dapat
dilihat dibawah ini :
4t 4t
10 t
4 t/m
1 t/m

A D
B C
37
3m 3m 3m

6m 12 m 9m
30 Bidang Momen
19,31 20
18 18,09
-8,21

13.89
9.88
6.88

2.68 4.66
3.12
6.88 5.34
7.12
10.11 10.12

Bidang geser

38
Contoh 2 : Perhatikan Struktur balok menerus di bawah ini , pada batang AB dan CD
(propertisnya) = 2EI , batang BC = 3EI .

6t
5t
1 t/m 2 t/m

A D
B C
1m 3m

4m 3m 3m 3m
mm

Kekakuan batang :
4 E. 2 I
K AB   2 EI
4
4 E.3I
K AB   2 EI
6
Koefisien distribusi :
2 EI
D BA  .  0,5
(2  2) EI Kontrol
2 EI  =1
DBC  .  0,5
( 2  2) EI

D AB  0 , karena jepit
DCB  1 , karena C sendi

Momen Primer
0
M CD   P2 .l  5.3  15 tm

0 6.1.3 2 1
M AB  ( 2
 .1.4 2 )   4,708 tm
4 12

0 6.3.12 1
M BA  2
 .1.4 2  2,458 tm
4 12

5. .l 5.2.( 1 .2.3).6


0
M BC   2  3,75 tm
48 48
0 0
M CB   M BC  3,75 tm (simetris)

DISTRIBUSI MOMEN

39
Titik
A B C
Kumpul
Batang AB BA BC CB CD
- Dij 0 0,5 0,5 1 0
Mijo - 4,708 2,458 - 3,75 3,75 - 15
D1 0,646 0,646 11,25 0
I1 0,323 5,625 0,323
D2 -2,813 -2,813 - 0,323 0
I2 1,406 0,162 1,406
D3 - 0,081 - 0,081 -1,406 0
I3 - 0,041 - 0,703 -0,041
D4 0,352 0,352 0,041 0
I4 0,176 0,176
Final - 5,75 0,02 - 0,02 15 -15

Menghitung Reaksi Perletakan


Freebody AB
6t
P.3 M AB  M BA 1.4
Mab 1 t/m Mba RAB =  
4 4 2
6.3  5,75  0,02
A B =   2  7,9325
4 4
1m
P.1 M AB  M BA 1.4
RBA =   = 2,0675
4m 4 4 2

Mbc 2 t/m Mcb


RBC =
 12 .2.3.2   0,02  15 = 0,5033
2 6
 1 .2.3.2
B C

RBC = 2  0,02  15 = 5,4967


3m 3m 
mm 2 6

5t

15
RCD =  5  V  0
C D 3

3m

Perhitungan Momen dan Gaya Lintang


Freebody AB (lihat gambar kanan) 6t

Pada daerah AE , 0  x  1 Mab 1 t/m Mba

Mx = 7,9325 x – ½. 1.x2 – 5,75


A E B
x=0  MA = -5,75
1m 4m
x
Ra 40
x=1  ME = 1,6825
M = 0  x = 0,76 m
Dx = 7,9325 – 1. x
x=0  DA = 7,9325
x = 1  DE = 6,9325
Pada daerah EB, 1  x  4
Mx = 7,9325. x – ½. 1. x2 – 6.(x-1)-5,75
x=1  ME = -1,6825
x = 4  MB = -0,02
M = 0  x = 3,99 mm
dMx
Mmax  = 7,9325 – x – 6 = 0
dx
x = 7,9325 – 6 = 1,9325 m
Mmax = 2,1173 tm
Dx = – 1. x + 7,9325 - 6
x=1  DE = 0,9325
x = 4  DB = -2,0675
Dengan Cara yang sama , untuk freebody BC,
qx : 2 = x : 3  3qx = 2x

qx = 2 x
3
Daerah BF, 0  x  3  Mx = 0,503. x – (1/2. qx. x) 1/3.x – 0,02
= 0,503. x – (1/2. 2/3x. x) 1/3.x – 0,02
x=0  MB = -0,02
x = 3  MF = -1,511
dMx
Mmax  = 0,503 – 1/3.x2 = 0  x1 = -0,614 (tidak mungkin), x2 = 1,228 m
dx
Mmax = 0,503. (1,228) – 1/9. (1,228)2 – 0,02 = 0,392 tm
Dx = 0,503 – ½. 2/3. x. x = 0,503 – 1.3 x2
x=0  DB = 0,503 t
x = 4  DE = -2,417 t
Daerah CF, 0  x  3  Mx = 5,497. x – (1/2. 2/3. x. x) 1/3.x – 15
= 5,497. x – 1/9. x3 - 15
x=0  MC = -15
x = 3  MF = -1,509

41
dMx
Mmax  = 5,497 – 1/3.x2 = 0  x = 4,06 m (tidak mungkin)
dx
Dx = - 5,497 + 1.3 x2
x=0  DC = -5,497 t
x = 3  DF = -2,497 t
Daerah CD, 0  x  3  Mx = 5. x – 15
x=0  MC = -15
x = 3  MD = -1,509
Dx = 5, x = 0  DC = 5 , x = 3  DD = 5

6t
5t
1 t/m 2 t/m

A D
B C
1m 3m

4m 3m 3m 3m
mm

6.75
15
0.02. 1.511 (+)
A 9 D
(-) B C

2.117

6.9
7.9 0.5 (+) 5
0.932
-2.067 (-)
-2.49
-5.4

42
B. Lembar Latihan
Contoh : Hitung Distribusi momen-momen ujung batang dan reaksi perletakan dari
struktur dibawah ini :

8t 6t

4m 4m
4 t/m

A
D
2I I I
B C

12 m 8m 6m

Kekakuan
3E.2 I
K AB   0,5 EI
12
4 EI
K BC   0,5 EI
8
3EI
K CD   0,5 EI
6

Koefisien distribusi :
0,5
DBA = 0,5  0,5  0,5 ,
DBC = 1 – 0,5 = 0,5
0,5
DCB = DCD = 0,5  0,5  0,5

Momen Primer :
8.4.(8) 2 8.8.(4) 2
0
M AB   14,22 0
M BA   7,11
12 2 12 2
6.4.( 4) 2
0
M BC  6
0
M CB  6
82
1
0
M CD  .4.6 2  12 0
M DC  12
12

43
Distribusi Momen (Cross)

Titik
A B C D
Kumpul
Batang AB BA BC CB CD
- Dij 1 0,5 0,5 0,5 0,5 1
Mij 14,22 -7,11 6 -6 12 -12
D1 -14,22 0,555 0,555 -3,000 -3,000 12
I1 -7,11 -1,500 0,277 6,000
D2 4,305 4,305 -3,138 3,138
I2 -1,569 2,152
D3 0,785 0,784 -1,076 -1,076
I3 -0,538 0,392
0,269 0,269 -0,196 -0,196
D4
I4 -0,098 0,134
D5 0,049 0,049 -0,067 -0,067
Final 0 -8,257 8,257 -10,522 10,522 0

Menghitung Reaksi Perletakan

8t 8.8  8,257
4m RAB =   4,645
-8,257 tm 12 12

A B RBA = 8  4,645  3,355 V=0


2I

12 m

6t
6.4 8,257  (10,522)
4m
-10,522 tm RBC =   2,717
8 8
8,257 tm
RCB = 6  2,717  3,283 V=0
I
B C

8m

4 t/m
4.6 10,522
C D RCD =   13,754
I 2 6
10,522 tm RDC = 4.6  13,754  10,246
6m

44
Persamaan momen dan gaya lintang disertai gambar bidang M dan D
Batang AB :
0  x  4
12 m
Mx = 4,645. x DX = 4,645
9.5 m MA = 0 DA = 4,645
-8,26 tm ME = 18,58 DE = 4,645
A B
+ 4  x  12
Mx = 4,645. x – 8.(x – 4),
18,58 tm DX = 4,645 - 8
ME = 18,58 DA = -3,355
4m MB = -8,26 DB = -3,355
-3,355 Mx = 0  4,645. x – 8. (x – 4) = 0
- x = 9,538
A B
+
4,645

Batang BC :
0  x  4
3.04
Mx = 2,717. x – 8,257
MB = -8,257 MF = 2,611
Mx = 0  2,717. x – 8,257 = 0
-8,257 tm -10,522 tm
B C
x = 3,04 m
2.611 DX = 2,717
DB = 2,717
4.79
DF = 2,717
8m +

-
4  x  8
-3,283 Mx = 2,717. x – 8,257 – 6.(x – 4)
MF = 2,611
2.717 +
MC = -10,521
Mx = 0  x = 4,795 m
DX = 2,717 - 6
DB = -3,283
DF = -3,283

Batang CD : 0  x  6
Mx = 13,754. x – ½. 4. x2 – 10,522
3.438 m MC = -10,522
-10,522 MD = 0
dMx
C D Mmax   0  13,754 – 4. x = 0
dx
x = 3,04 m
-13,125
Mmax = 13,125
6m Mx = 0  x1 = 0,876 m
x2 = 6 m
DX = 13,754 – 4. x
- -10,246 DC = 13, 754  x = 0 m
+
DD = -10,246  x = 6 m
DX = 0  x = 3,438 m
13,754

45
KULIAH PERTEMUAN 11 DAN 12
Analisa struktur statis tak tentu dengan metode distribusi momen (Cross) pada
Portal tak bergoyang
A. Lembar Informasi
1. Kompetensi

Mahasiswa dapat menghitung momen ujung-ujung batang dari portal statis tak tentu
dengan metode distribusi momen (Cross)

2. Materi Belajar

ANALISA PORTAL DENGAN METODE CROSS


Portal dapat berbentuk struktur yang simetris atau tidak simetris berpatokan pada
sumbu tengah vertikal yang membelah dua bagian di tengah portal.
Pola simetri, apabila seluruh batang-batang pada satu sisi dari sumbu tengah
vertikalnya sama dengan bagian sisi yang lain dalam hal panjang batang, momen
inertianya, dan keadaan ujung-ujung batangnya.

Contoh : Portal simetri

L' , I L' , I L' , I L' , I


L' , I L' , I

L,I L, I L,I L, I L,I L1 , I1 L, I

(a) (b) (c)

EI konstan
E I, konstan
L L

(d)

46
Apabila salah satu sisi dari panjang batang atau momen inersia dan keadaan ujung
batang berbeda antara kedua sisi sumbu vertikalnya, maka struktur portal tidak
simetri
Contoh : Portal tidak simetri

L' , I L' , I L' , I L' , I


L' , I L' , I L' , I

L, I L, I L, I L' , I L , I' L, I L, I L1 , I1 L, I

(a) (b) (c) (d)

EI konstan

(d) (f)

Beban yang bekerja terhadap sumbu portal


Simetri  Jika beban sisi yang satu dengan yang lainnya sama dalam hal besarnya
beban (Intensity) arah beban dan penyebarannya (Distribution)
Tidak simetri  Jika salah satu faktor Intensity, Direction atau Distribution ada yang
berbeda.
Akibat beban yang ada, portal dapat dianalisa sebagai portal bergoyang dan portal
tak bergoyang.
Portal tanpa pergoyangan
Pada portal ini, setiap titik kumpul dapat melakukan perputaran sudut akibat beban
yang ada tetapi tidak ada perpindahan dari posisi sebenarnya.
Portal dengan pergoyangan

47
Pada portal ini, setiap titik kumpul dapat melakukan putaran sudut akibat beban yang
ada di sertai terjadinya perpindahan lateral secara keseluruhanterjadi
pergoyangan.

Contoh:

L' , I L' , I L' , I L' , I


L' , I L' , I

L,I L,I L,I L,I L,I L1 , I1 L,I

(a) (b) (c)

L' , I'

(e) (f)

Secara umum
Portal dengan pergoyangan
Agar tidak bergoyang memerlukan penguncian dengan perletakan tambahan.

(a) (a)

Portal dengan pergoyangan

48
PORTAL TAK BERGOYANG
Contoh: Analisis struktur dibawah ini dengan cara Cross

KEKAKUAN: 12 t
3 tm
4.E.1,5 I 2m
K AB   0,75 EI
8 B E
2I C I
4.E.2 I
K BC   0,80 EI 6m
10 I
8m
3.E.I 1.5 I
K CD   0,50 EI
6
4.E.I D
K CE   0,667 EI
6 6m
A
10 m
KBC+KCD+KCE =1,967

KOEF DISTRIBUSI:
K BA 0,75
DBA =   0,484
K ba  K BC 0,75  0,80
DBC = 0,516
Kontrol : ΣDBA + DBC = 1

0,5
DCD = 1,967  0,254
0,667
DCE = 1,967  0,339
0,8
DCB = 1,967  0,407
Kontrol : DCD + DCE + DCB = 1

MOMEN PRIMER (Batang yang ada beban)


O 1
M BC  .3.10 2  25 t.m
12
O O
M CB   M BC  25 t .m
O 12.4.2 2
M CE   5,333 tm
62
O 12.2.4 2
M EC   10,667 tm
62

49
DISTRIBUSI MOMEN
Titik A B C E D
Batang AB BA BC CB CD CE EC DC
-Dij 0 0,484 0,516 0,407 0,254 0,339 0 0
Mij - - 25 -25 - 5,333 10,667 -
D.1 - -12,10 -12,90 8,004 4,995 6,668 - -
I.1 -6,05 - 4,002 -6,45 - - 3,334 -
D.2 - -1,937 -2,65 2,65 1,638 2,187 - -
1.2 -0,968 - 1,312 -1,032 - - 1,093 -
D.3 - -6,35 -0,677 0,420 0,262 0,350 - -
I.3 -0,317 - -0,338 - - 0,175 -
0,210
D.4 - -0,102 -0,108 0,138 0,086 0,44 - -
I.4 -0,051 - 0,069 -0,054 - - 0,057 -
D.5 - -0,033 -0,036 0,022 0,014 0,018 - -
I.5 -0,016 0,009 -
FINAL -7,402 -14,807 1 -21,665 6,995 14,670 -5,999 0
4,807

REAKSI PERLETAKAN
3 t/m

B C
3.10 14,807  (21,665)
R BC    14,314
2 10 14,807 tm -21.665 tm

3.10 14,807  (21,665) 10 m


RCB    15,686
2 10

2m
12.2 14,67  5,999 12 t
RCE    5,445 C E
6 6
REC = 12 – 5,445 = 6,555 14,67 tm -5.999 tm

RCD = RCB + RCE 6m

Rbc Rcb
RAB = RBC = 14,314 -14.807
RDC = RCD = 15,686 + 5,445 = 21,121 Hba Hcd
B C
 (7,402)  (14,807)
HAB =  2,776 6.995
8 6m
HAB = 2,776 () 8m
HBA = 2,776 () Hdc
D
6,445
HDC =  1166 ()
6 A
Rdc
HCD = 1,166 () Hab
-7.402
Rab

Hcb
B C C E Hec
Hce

Hba =2.776 Hcd =1.166

50
-HCB + HAB - HCD = 0
5.999
HCB = + 2,776 – 1,166 = +1,610 B E 1.61
C
HCE = + 1,610
HEC = + 1,610 6.555

7.402 1.166
D

A 2.776 21.131

14.314

PERSAMAAN MOMEN DAN GAYA LINTANG


Batang AB
0≤x≤8
Mx = - 2,776 x + 7,402
MA = 7,402
MB = - 14,806
7,402
Mx = x = 2,776  2,66m
Dx = - 2,776 DA = -2,776 dan DB = -2,776

Batang BC
0 ≤ x ≤ 10
MX = 14,314 x – ½ 3 . x2 – 14,807
MB = -14,807
MC = -12,667
MX = 0  x1 = 1,18 m dan x2 = 8,36 m
Mmax  dmax/dx = 0  14,314 – 3x = 0  x = 4,77
Mmax = 19,34
Dx = 14,314 – 3.x  DB = 14,314 dan DC = - 15,868
Dx = 0  x = 4,77

Batang DC
0≤x≤6
Mx = 1,166. x
MD = 0
MC = 6,996
DX = 1,166  DD = 1,166 dan DC = 1,166

Batang CE
0 ≤ x ≤ 4 (dari kiri)
Mx = 5,445. x – 14,67
MC = - 14,67
MF = 7,11
MX = 0  XD = -2,694 m
DX = 5,445  DD = 5,445 dan DC = 5,445

51
Batang CE
0 ≤ x ≤ 4 (dari kanan)
Mx = 6,555. x –
MC = - 14,67
MF = 7,11
MX = 0  X = 0,911m

21.131

14..67
9.999

14.314 - 6.995 -
B + C + E
- +

19.34 7.11

+
A Bidang Momen
7.402

14.317

+ 5.445 + E

B C
- 6.555

+
-
15.636

Bidang lintang 1.166


A
7.402

52
KULIAH PERTEMUAN 13 DAN 14
Analisa struktur statis tak tentu dengan metode distribusi momen (Cross) pada
Portal bergoyang
A. Lembar Informasi

1. Kompetensi
Mahasiswa dapat menghitung momen ujung-ujung batang dari portal statis tak tentu
dengan metode distribusi momen (Cross)

2. Materi Belajar

PORTAL BERGOYANG
Contoh : Perhatikan struktur Portal dibawah ini :

4t

C
B
2I

3m I
1 tm
I 5m

D
2m 2m

Penyelesaian struktur portal bergoyang ini dilakukan 2 tahapan :


1. Analisa portal tak bergoyang (beri pendel horizontal di C atau di B)
2. Analisa portal dengan bergoyangan

Kekakuan:
3EI
K AB   EI DAB = 0
3
4 E (2 I )
K BC   2 EI DBA = 0,333 Dan DBC = 0,667
4
4 EI
K CD   0,8 EI DCD = 0,286 Dan DCB = 0,714
5

53
1. Portal tak bergoyang (dipasang pendel di C) (hanya di pengaruhi beban luar)
4t

C
B
2I

3m I
1 tm
I 5m

D
2m 2m

Momen Primer
4.2.2 2
O
M BC   M CB
O
  2t.m
42
1
O
M CD   M DC
O
 .1.5 2  2,083t.m
12

Distribusi momen:

Titik ujung A B C D
AB BA BC CB CD DC
batang
-Dij 0 0,333 0,667 0,714 0,286 0
Mij - - 2 -2 2,083 -2083
D.1 - -0,666 -1,334 -0,024 -0,024 0
I.1 - - -0,03 -0,667 - -0,012
D.2 - 0,07 0,02 0,476 0,191 0
I.2 - - 0,283 0,01 - 0,95
D.3 - -0,079 -0,159 -0,0071 -0,002 0
I.3 - - - - - - 0,001
FINAL 0 -0,735 0,735 -2,248 2,248 -2,00

54
2. Portal dengan pergoyangan (dalam keadaan pendel dilepas)
catatan : akibat pergoyangan tanpa beban , kekakuan dan koef distribusinya sama
dengan perhitungan tanpa pergoyangan.

 d d
B' B C' C

2I

3m I
1 tm
I 5m

3EI
O
M BA   0,333EI
32
6 EI
O
M CD   0,24 EI
52
O
M DC  0,24 EI

Distribusi momen (misal, EI  = 1000 x)


Titik ujung A B C D
AB BA BC CB CD DC
batang
-Dij 0 0,333 0,667 0,714 0,286 0
Mij.x - -333 x 0 0 -240 x -240 x
D.1 - 111 222 171,4 68,6 0
I.1 - - 85,7 111 - 34,3
D.2 - -28,5 -57,2 -79,3 -31,7 -
I.2 - - -39,6 -38,6 - -15,87
D.3 - 13,2 26,41 20,4 8,2 -
I.3 - - - - - 4,1
FINAL 0 -237,3 x 237,3 x 194,9 x -194,9 x -217,47 x

55
Faktor koreksi x

B' Hb C Hc

2.248-194.9X

-0.735-237.3X
3m 1 tm
5m

-2.000-217.47X

MBA = Jumlah hasil pergoyangan + hasil tidak bergoyang


MCD = Jumlah hasil pergoyangan + hasil tidak bergoyang
MDC = Jumlah hasil pergoyangan + hasil tidak bergoyang

Batang AB:
 0,735  237,3 x 1
M A  0  H B    (0,735  237,3 x)
3 3
Batang CD:
2,248  194,9 x  200  217,47 x 1.5
M D  0  H C     2,5494  82,474 x
5 2
 reaksi pendel = 0  HB + HC = 0  x = 0,01426

Hasil momen ujung batang

Tanpa pergoyangan Dengan pergoyangan Total


AB 0 0 0
BA -0,735 -237,3 x -4,119
BC 0,735 237,3 x 4,119
CB -2,248 149,9 x 0,531
CD 2,248 -194,9 x -0,531
DC -2,00 -217,47 x -5,102
Keterangan : X = 0.01426

56
Reaksi perletakan
4
4.119 0.531
B' C Hcd

Hba

Rbc Rcd

B' Hab C Hcd

-4.119 -0.531
3m 1 tm

A Hba
-5.102

Rab
Hdc
D

Rdc

4 4,119  0,531
R BC    3,1625
2 4
RCB = 4 – 3,1625 = 0,8375
RAB = RBC = 0,8375
5 (0,531  5,102)
H DC     3,627 = +3,627 () sebenarnya
2 5
HCD = 5 – 3,627 = 1,373. ()
HCD =HBA (Balok BC) .
Jadi HBA (Pada kolom AB) = 1,373 ()

3.162
4.115 C + C
-
+ 0.5312
B B - +
- 0.837
2.206

1 tm -

+ Bid. G LINTANG
1.47
A
A 1.373

Bid. MOMEN

-
D D
5.107 3.626

57
QUIZ
ANALISIS STRUKTUR LANJUTAN

Selesaikan soal-soal di bawah ini dengan benar !

1. Selesaikan struktur berikut dengan menggunakan Metode Slope Deflection.


Hitung reaksi perletakan dari struktur di bawah ini dan gambarkan bidang gaya
dalamnya.
4t

B q = 2 t/m C

2 EI

4m
EI EI

A D
2m 2m
2. 2t

2 t/m
1 t/m
C
A 2 EI B EI

4m 2m 3m

a). Hitung distribusi momen-momen ujung batang dengan menggunakan Metode Cross
b). Hitung hasil akhir momen dan reaksi perletakannya serta gambarkan bidang gaya
dalamnya.

Rumus-rumus yang dapat digunakan :

1. q 3. q qL2
3 A B
M F AB 
A AB BA
B 1 qL 12
 AB   BA  F MFBA
24 EI M AB qL2
L M F BA  
L 12
2. P Pab 4.
 AB   L  b P
B Pab 2
a b 6 EIL a b M F AB 
Pab L2
A AB BA B
 BA   L  a A B
Pa 2 b
6 EIL MFAB MFBA M F BA   2
L
L L

# SELAMAT BEKERJA #

58

Anda mungkin juga menyukai