Anda di halaman 1dari 12

PENUNTUN PRAKTIKUM

BIOFARMASETIKA

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(STIKES) BINA MANDIRI GORONTALO

2019
PENUNTUN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

TIM PENYUSUN

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES BINA MANDIRI GORONTALO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunia yang diberikan kepada kita semua, sehingga Penuntun Praktikum ini dapat
tersusun sesuai dengan harapan.

Penuntun ini disusun dengan menyesuaikan kondisi dan kemampuan peralatan


dan bahan praktek yang tersedia di laboratorium, sehingga judul-judul yang dipilih untuk
menjadi panduan praktek kemungkinan tidak maksimal akibat keterbatasan tersebut di
atas.Namun pun demikian kita tetap bertekad untuk melaksanakan praktek sebagai
wujud dari penguasaan iptek.

Dengan adanya Penuntun Praktikum ini diharapkan pula mahasiswa dapat


melakukan dan mempraktekan percobaan-percobaan secara tepat dan benar untuk
menghasilkan kesimpulan dalam menunjang perkembangan ilmunya masing-masing.

Gorontalo, Agusutus 2019


DAFTAR ISI

HARD COVER 1

SOFT COVER 2

KATA PENGANTAR 3

DAFTAR ISI 4

TATA TERTIB PRAKTIKUM 5

IDENTITAS MAHASISWA 8

PERCOBAAN 1 9

PERCOBAAN 2 18

PERCOBAAN 3 20

PERCOBAAN 4 23

PERCOBAAN 5 27

PERCOBAAN 6 30

KARTU KONTROL PRAKTIKUM 40


TATA TERTIB LABORATORIUM

Mahasiswa yang diperkenankan melakukan praktikum adalah mereka yang


terdaftar secara akademik, yang selanjutnya disebut sebagai praktikan.

Berikut tata tertib praktikum :

1. Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, keterlambatan 10 menit


sejak praktikum dimulai, praktikan dianggap tidah hadir
2. Jika berhalangan hadir, praktikan harus dapat memberikan keterangan tertulis dan
resmi terkait dengan alasan ketidakhadirannya
3. Praktikan yang tidak hadir (poin no. 2), jika akan mengganti praktikum di hari lain,
wajib meminta rekomendasi tertulis lebih dahulu dari koordinator pengampu
praktikum
4. Praktikan memasuki ruang laboratorium dengan telah mengenakan jas praktikum
dan wajib mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan selama praktikum seperti
buku penuntun, kartu kontrol, korek api, lap kasar, lap halus, sikat tabung, sabun
cuci dan lain-lain.
5. Praktikan mengisi daftar absensi
6. Praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, merokok membunyikan handphone di
dalam laboratorium selama praktikum berlangsung
7. Praktikan tidak diperbolehkan meminjam alat teman maupun bersenda gurau yang
mengakibatkan terganggunya kelancaran praktikum
8. Praktikan membuat laoran sementara berisi laporan hasil percobaan
9. Sanksi terhadap pelanggaran tata tertib no 6-7 diatas adalah dikeluarkan dari
laboratorium atau tidak diperkenankan melanjutkan praktikum
10. Praktikan bertanggung jawab atas peralatan yang dipinjamnya, kebersihan meja
masing-masing, serta lantai di sekitarnya
11. Setelah menggunakan reagen, ptraktikan wajib meletakkan kembali pada tempatnya
semula
12. Praktikan dilarang mengahambur-hamburkan reagen praktikum dan membuang sisa
praktimum dengan tidak memperhatikan kebersihan dan keamanan
13. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan wajib meminta izin kepada
dosen atau asisten
14. Alat-alat yang dipecahkan atau dirusakkan oleh praktikan wajib diganti paling lambat
1 minggu kemudian
15. Format laporan sebagai berikut
1. Cover
2. Lembar pengesahan laporan asisten (laporan akhir)
3. Kata pengantar
4. Daftar isi
5. Daftar tabel
6. Daftar gambar
7. Bab I : Pendahuluan
1.1 LatarBelakang
1.2 Maksud dan Tujuan
8. Bab II : Tinjauan Pustaka
1.1 Teori
1.2 Uraian Bahan
9. Bab III : Metode Praktikum
3.1 Alat
3.2 Bahan
3.3 Prosedur Kerja
10. Bab IV : Hasil dan Pembahasan
1.1 Hasil (hasil dalam bentuk tabel dan gambar)
1.2 Pembahasan (pembahasan dilengkapi dengan toeri pendukung).
11. Bab V : Penutup
2.1 Simpulan
2.2 Saran
12. Daftar Pustaka
Ditulis alfabetis dari nama pengarang dengan urutan
1. Nama pengarang
2. Tahun terbitan
3. Judul buku, dicetak miring atau digaris bawahi
4. Cetakan, edisi, volume
5. Nama penerbit dan kota penerbit
13. Lampiran (Skema Kerja dan Foto Kegiatan)
16. Teknik Penulisan Laporan
1. Laporan di buat di kertas A4
2. Model tulisan : times new roman, size: 12, spasi: 1,5
3. Margin : kiri=4, atas=4, kanan=3, bawah=3
4. Nomor halaman
A. Bagian pembukaan (lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar): bawah tengah (angka romawi kecil)
B. Bagian Bab (Bab I s.d daftar pustaka): bagian kanan bawah (angka)
5. Cover: menggunakan huruf kapital, huruf tebal, spasi=1, size=14, logo stikes
(ukuran 4x4), identitas perguruan tinggi (laboratorium .........., program studi,
stikes bina mandiri gorontalo, bulan dan tahun)
6. Lembar pengesahan : spasi=1,5, huruf kapital
7. Kata pengantar : size 12, kalimat judul= tebal, isi pengantar spasi 1,5
8. Daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar pustaka: size=12, spasi 1
9. Penulisan bab (bold dan spasi 1)
IDENTITAS MAHASISWA

Kelompok :

Nama Lengkap :

No. Pokok Mahasiswa :

Tempat/Tanggal Lahir :

Jenis Kelamin :

Agama :

No. Tlp/Hp :

Catatan Kesehatan :

Gorontalo, …………………………………………..

Peserta Praktikum (Praktikan)


PHAS FOTO

WARNA
PERCOBAAN I
PENGARUH FORMULASI TERHADAP LAJU DISOLUSI
(Penentuan Panjang Gelombang maksimum parasetamol dalam HCl 0.1 N)

I. TUJUAN
1. Agar mahasiswa dapat memahami profil disolusi obat dalam berbagai kondisi pH
2. Untuk melihat pengaruh formulasi sediaan obat terhadap laju disolusi

II. DASAR TEORI


Untuk mencapai absorbs sistemik, suatu obat padatan akan mengikuti beberapa proses
seperti disintegrasi, disolusi dan absorbs melalui membrane sel. Pada proses tersebut, laju
obat mencapai sirkulasi sistemik ditentukan oleh tahapan yang paling penting, laju obat
mencapai sirkulasi sitemik ditentukan oleh tahapan yang paling lambat “rate limiting step”.
Obat yang memiliki kelarutan yang buruk dalam air, maka disolusi merupakan tahap
penentu dalam proses tersebut.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi disolusi obat, diantaranya fisikokimia obat,
faktor formulasi, anatomi dan fisiologi saluran cerna, dll. Salah satu faktor yang diamati
adalah pengaruh formulasi sediaan obat.

III. ALAT DAN BAHAN


ALAT:
1. Labu ukur 5. Gelas ukur
2. Pipet ukur 6. Timbangan
3. Beaker Glass 7. Dissolution Tester
4. Batang pengaduk 8. Spektrofotometer UV-Vis

BAHAN:
1. Tablet parasetamol paten 3. HCl 0.1 N
2. Tablet parasetamol generik 4. Aquadest

IV. PROSEDUR KERJA


a) Penentuan Panjang Gelombang maksimum parasetamol dalam HCl 0.1 N.
1. Buat larutan standar parasetamol dalam HCL 0.1 N dengan konsentrasi 14 μg/ml
2. Ukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 220-350 nm.
3. buat spectrum serapan (Aborbansi vs Panjang Gelombang)
b) Pembuatan Kurva baku larutan standar Parasetamol dalam HCl 0,1 N.
1. Buat larutan standar parasetamol dengan konsentrasi 4; 6; 8;10;12; 14 14 μg/ml
2. Ukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang maksimum
3. Buat kurva baku parasetamol (Absorbandi vs Konsentrasi)
PERCOBAAN II
PENGARUH FORMULASI TERHADAP LAJU DISOLUSI
(Penentuan profil disolusi parasetamol)

I. TUJUAN
1. Agar mahasiswa dapat memahami profil disolusi obat dalam berbagai kondisi pH
2. Untuk melihat pengaruh formulasi sediaan obat terhadap laju disolusi

II. DASAR TEORI


Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesic dan antipiretik yang digunakan
untuk meredakan rasa nyeri dari ringan hingga sedang. Disolusi adalah proses pelepasan
senyawa obat dari sediaan dan melarut dalam media pelarut, sedangkan laju disolusi adalah
jumlah zat aktif yang dapat larut dalam waktu tertentu pada kondisi antar permukaan cair-
padat, suhu dan komposisi.

III.PROSEDUR KERJA
Penentuan profil Disolusi parasetamol:
1. Wadah diisi dengan air, atur suhu 37OC
2. Labu disolusi diisi dengan medium disolusi yang telah ditentukan (HCl 0,1 N) sebanyak
900 Ml
3. Tablet parasetamol dicelupkan ke dalam medium disolusi, kemudian di putar dengan
kecepatan 50 rpm.
4. Larutan dalam labu disolusi dipipet sebanyak 5 mL pada menit ke 5, 10, 15, 20 dan 30
(Setiap pemipetan medium diganti medium dengan jenis dan jumlah yang sama),
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL.
5. Masing-masing larutan yang dipipet, ditambahkan HCl 0,1 N hingga tanda batas labu
ukur.
6. Masing-masing larutan yang dipipet, diukur serapannya dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum.
7. Hitumg kadar parasetamol yang terdisolusi per satuan waktu, dihitung menggunakan
kurva baku.
PERCOBAAN III
DISTRIBUSI DAN EKSKRESI TETES MATA KLORAMFENIKOLI

I. TUJUAN
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami distribusi dan ekskresi obat yangdiberikan
atau dipakai secara topikal (tetes mata).

II. DASAR TEORI


Obat di dalam tubuh mengalami proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
Obat setelah diserap akan di eliminasikan melalui urin, saliva, kulit, dan lain sebagainya.
Obat yang diberikan secara topikal pada mata, misalnya tetes mata, tidak
hanya bekerja pada mata, tetapi sebagiannya diabsorbsi melalui pembuluh darah dan di
distribusikan secara sistemik. Senyawa obat akan dikurangi dalam tubuh melalui proses
ekskresi.

III. ALAT DAN BAHAN


ALAT:
1. Pot Salep
2. Tabung Reaksi
3. Pipet Tetes

BAHAN
1. OTM Kloramfenikol 5% 6. Serbuk Zn
2. Saliva dan Urin Probandus 7. Benzo
3. Etanol 95% 8. FeCl3
4. Larutan CaCl2 9. HCL encer
5. Na Asetat Anhidrat 10. Aquadest

IV. PROSEDUR KERJA


1. Tiap kelompok memilih 2 probandus untuk percobaan (puasa).
2. Pada hari praktikum, probandus diberi 2 tetes OTM kloramfenikol pada bagian
konjungtiva mata.
3. Sebelum ditetesi OTM, kandung kemih dikosongkan dan urin serta saliva diambiluntuk
perlakuan kontrol.
4. Sampel dikumpulkan untuk:
-Saliva: setiap 2 menit selama 20 menit.
- Urin: pada menit ke-5; 30; 60; 90; 120.
5. Dilakukan analisa urin dan saliva yang diduga mengandung kloramfenikol
sebagai berikut (Farmakope Indonesia Edisi III Hal. 143):
Larutkan saliva dan urin dalam 1 ml etanol 95%, tambahkan 3 ml campuran dari 1 bagian
volume larutan CaCl2 dan 9 bagian volume air. Tambahkan 50 mg serbuk Zn, panaskan di atas
water bath selama 10 menit. Endap tuangkan kedalam tabung kimia, tambahkan 100 mg natrium
asetat anhidrat dan 2 tetes benzoil klorida. Kocok selama 1 menit, tambahkan 0.5
ml larutan FeCl3,jika perlu tambahkan HCl encer secukupnya hingga larutan jernih: terjadi wrna
violet merah sampai ungu.

Anda mungkin juga menyukai