Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN RISIKO JATUH DENGAN KEJADIAN JATUH

PADA LANSIA DI DESA DUMINANGA KECAMATAN HELUMO

Agusto Maatiri, Jon W. Tangka(*), Ridwan A. Hamid(**)


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Graha Medika Kotamobagu

ABSTRAK

Lanjut usia adalah seorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Masalah yang sering
terjadi akibat peningkatan jumlah populasi lansia, seperti masalah fisik yang sering terjadi
salah satunya yaitu jatuh. Jatuh dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi seperti
perlukaan, dan kematian. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap sesuatu objek dari indera yang dimilikinya. Resiko jatuh merupakan
peningkatan kemungkinan terjadinya jatuh yang dapat menyebabkan cidera fisik. Untuk
mengetahui hubungan pengetahuan resiko jatuh dengan kejadian jatuh pada landia di Desa
Duminanga Kecamatan Helumo.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional yaitu penelitian yang diukur dan dilakukan pada satu waktu yang dilakukan pada
lansia. Variable bebas dalam penelitian ini yaitu pengetahuan resiko jatuh lansia sedangkan
variable terikat dalam penelitian ini adalah kejadian resiko jatuh pada lansia. Data primer
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 41 lansia. Data diolah dan dianalisis secara
univariat dan bivariate menggunakan uji chi square.
Hasil menunjukan hubungan pengetahuan risiko jatuh dengan kejadian jatuh pada
lansia dengan hasil P Value = 0,000 < 0,05 maka terdapat hubungan antara pengetahuan
risiko jatuh dengan kejadian katuh pada lansia.
Diharapkan pada masyarakat Desa Duminanga agar dapat melakukan pencegahan
jatuh dengan cara mengidentifikasi factor resiko yang tedapat pada individu lansia dan
lingkungan di sekitarnya, menilai kondisi keseimbangan, dari tubuh lansia (kejadian jatuh
terutama terjadi karena ketidakseimbangan dalam tubuh lansia), dan mengendalikan factor
situasional (mengubah kondisi lingkungan agar lebih aman).
Kata Kunci: Pengetahuan, Kejadian Jatuh, Lansia

ABSTRACT

Elderly is a person who reaches the age of 60 years and over. Problems that often
occur due to an increase in the number of the elderly population, such as physical problems
that often occur one of which is falling. Fall can cause various kinds of complications such as
injury, and death. Knowledge is the result of human sensing, or the result of knowing
someone about an object from their senses. The risk of a fall is an increase in the likelihood
of a fall that can cause physical injury. To find out the relationship between knowledge of the
risk of falls with the occurrence of falls in elderly in Duminanga Village, Helumo District.
This research uses descriptive analytic method with cross sectional approach, that is
research that is measured and carried out at one time conducted in the elderly. The
independent variable in this study is knowledge of the risk of falling in the elderly while the
dependent variable in this study is the risk of falling in the elderly. Primary data used in this
study were 41 elderly. Data were processed and analyzed univariately and bivariately using
the chi square test.
The results show the relationship between knowledge of the risk of falling with the
incidence of falls in the elderly with the results of P Value = 0,000 <0.05, then there is a

1
relationship between knowledge of the risk of falling with the incidence of adversity in the
elderly.
It is expected that the people of Duminanga Village will be able to prevent falling by
identifying risk factors for the elderly individual and the surrounding environment, assessing
the condition of balance, from the body of the elderly (falling events mainly occur due to
imbalances in the body of the elderly), and controlling for situational factors (changing
environmental conditions to be safer).
Keywords: Knowledge, Fall Events, Elderly

LARAT BELAKANG kejadian luka akibat jatuh meningkat


Lanjut usia adalah seorang yang terutama pada usia di atas 85 tahun.
mencapai usia 60 tahun ke atas. Masalah Berdasarkan data dari Dinas
yang sering terjadi akibat peningkatan kesehatan (Dinkes, 2013) persentase jatuh
jumlah populasi lansia, seperti masalah pada lansia di Indonesia adalah berjumlah
fisik yang sering terjadi salah satunya 49,4 persen lansia pada usia 55-64 tahun,
yaitu jatuh. Jatuh dapat mengakibatkan 67,1 persen pada usia 65-74 tahun, dan
berbagai macam komplikasi seperti 78,2 persen pada usia >75 tahun. Sekitar
perlukaan, dan kematian (Arie & Suratini, 30 persen dari komunitas lansia di negara
2015). berkembang jatuh tiap tahunnya dengan
Jatuhnya lansia adalah kejadian persentase 10 persen – 20 persen jatuh
yang tidak di sadari dimana lansia terjatuh lebih dari sekali. (Kementrian Kesehatan
dari tempat yang lebih tinggi ke tempat RI)
yang lebih rendah yang bisa di sebabkan Survei awal jumlah lansia yang ada
oleh hilangnya kesadaran atau stroke di desa duminanga kecamatan helumo di
(Sabatini dkk, 2015). Menurut World temukan yaitu sebanyak 70 lansia.
Health Organisation (WHO, 2016) akan Berdasarkan wawancara awal pada 6
terjadi jika permasalahan keseimbangan lansia yang ada di desa duminanga , 4
yang mengakibatkan kejatuhan jika tidak diantaranya mengatakan pernah jatuh saat
ditangani secara serius. Insiden jatuh melakukan aktifitas sehari-hari dan tidak
sendiri bervariasi antara Negara satu mengetahui munculnya risiko jatuh yang
dengan negara lainnya, misalnya studi terjadi pada lansia tersebut.
diwilayah Asia Tenggara ditemukan
bahwa di China, 6-31 persen, kemudian di METODE PENELITIAN
Jepang 20 persen angka kejadian jatuh. Rancangan penelitian ini
Salah satu permasalahan lansia adalah menggunakan metode deskriptif analitik
tingginya angka prevalensi kejadian jatuh. dengan menggunakan pendekatan cross
Prevalensi angka jatuh pada lansia sectional yaitu pendekatan yang diukur
mencapai 30-50 persen dan 40 persen dan dilakukan pada satu waktu (Jenita,
untuk angka kejadian jatuh berulang, dan 2016).
pada tahun 2050 akan meningkat menjadi Populasi pada penelitian ini adalah
20 persen. seluruh lansia yang ada di desa duminanga
Survei komunitas di Indonesia sebanyak 70 lansia. Pada penelitian ini
melaporkan, sekitar 30 persen lansia di teknik pengambilan sampel menggunakan
atas 65 tahun pernah mengalami jatuh metode random sampling yaitu teknik
setiap tahunnya dan separuhnya pernah pengambilan sampel dengan cara acak,
jatuh lebih dari sekali. Bahkan pada lanjut didapati besaran sampel pada penelitian ini
usia di atas 80 tahun, sekitar 50 persen 3 sebanyak 41 lansia.
pernah mengalami jatuh. Walaupun tidak Penelitian ini menggunakan
semua kejadian jatuh mengakibatkan luka instrument penelitian yaitu kuesioner.
atau memerlukan perawatan, tetapi Kuesioner adalah teknik pengumpulan

2
data yang dilakukan dengan cara memberi sebanyak 40 lansia (97.6%), sedangkan
sejumlah pertanyaan tertulis kepada usia terendah 45-59 tahun sebanyak 1
responden untuk dijawab (Sugiono, 2012). lansia (2.4%).
Sejumlah peneliti membuat lembar Distribusi frekuensi karakteristik
persetujuan terlebih dahulu kepada responden berdasarkan jenis kelamin
responden, bahwa responden bersedia akan responden terbanyak berjenis kelamin
dilakukan penelitian, setelah responden perempuan sebanyak 22 lansia (53.7%),
setuju kemudian peneliti membagikan sedangkan responden yang berjenis
kuesioner tersebut yang berisi daftar kelamin laki-laki sebanyak 19 lansia
pertanyaan yang akan diajukan secara (46.3%).
tertulis. Distribusi frekuensi karakteristik
responden berdasarkan pendidikan
HASIL PENELITAN menunjukan bahwa sebagian besar
1. Karakteristik Responden responden berpendidikan SD sebanyak 25
Tabel 1. Distribusi frekuensi karaktersitik lansia (61%), sedangkan sebagian kecil
responden lasnia di Desa Duminanga tidak sekolah sebanyak 4 lansia (9.8%).
Kecamatan Helumo Tahun 2019. Distribusi frekuensi karakteristik
Usia n % responden berdasarkan pekerjaan
Usia 45-59 menunjukan bahwa sebagian besar
1 2.4% responden berstatus sebagai IRT sebanyak
Tahu
Usia 60-74 22 lansia (53.3%), sedangkan responden
40 97.6% yang bekerja sebagai petani sebanyak 19
Tahun
Total 41 100% lansia (46.3%).
Jenis Distribusi frekuensi karakteristik
N % responden berdasarkan agama responden
Kelamin
Laki-laki 19 46.3% sebagian besar beragama islam sebanyak
Perempuan 22 53.7% 28 lansia (68.3).
Total 41 100%
Pendidikan N % 2. Analisa Univariat
Tidak 4 9.8% Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik
Sekolah responden berdasarkan pengetahuan risiko
SD 25 61% jatuh dan kejadian jatuh pada lansia di
SMP 6 14.6% Desa Dunimanga Kecamatan Helimo
SMA 6 14.6% Tahun 2019
Total 41 100% Pengetahuan n %
Pekerjaan N % Baik 35 85.4%
Petani 19 46.3% Kurang Baik 6 14.6%
IRT 22 53.7% Total 41 100%
Total 41 100% Kejadian
n %
Agama N % Jatuh
Islam 28 68.3% Kurang
Kristen 6 14.6% Beresiko 36 87.8%
Katolik 4 9.8% Jatuh
Hindu 2 4.9% Beresiko 5 12.2%
Budha 1 2.4% Jatuh
Total 41 100% Total 41 100%
Sumber Data: Data Demografi 2019 Sumber Data: Data Demografi 2019

Tabel menunjukan bahwa usia Berdasarkan table 2 menunjukan


responden terbanyak 60-74 tahun bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

3
responden yang memiliki pengetahuan paling tinggi yaitu sebanyak 35 orang
dengan kategori baik sebanyak sebesar 35 (87%). Dari hasil yang di ketahui bahwa
lansia (85.4%), sedangkan sebagian kecil resonden yang pengetahuanya kurang baik
memiliki pengetahuan dengan kategori lebih tinggi dari pada yang berpengetahuan
kurang baik sebanyak 6 lansia (14.6%). baik. Hal ini di dukung dengan sebagian
Distribusi frekuensi karakteristik besar responden berpendidikan SD
responden berdasarkan kejadian resiko dengan 25 orang (62.5%). Hal ini di
jatuh menunjukan bahwa sebagian besar dukung Pendidikan adalah proses
responden kurang beresiko jatuh sebanyak perubahan sikap dan perilaku seseorang
36 lansia (87.8%), sedangkan beresiko atau kelompok dan merupakan usaha
jatuh sebanyak 5 lansia (12.2%). mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan (Budiman &
3. Analisa Bivariat Riyanto, 2013). Semakin tinggi pendidikan
Tabel 3. Hubungan pengetahuan risiko seseorang maka semakin cepat menerima
jatuh dengan kejadian jatuh pada lansia di dan memahami suatu informasi sehingga
Desa Duminanga Kecamatan Helumo pengetahuan yang dimiliki juga semakin
Tahun 2019 tinggi.
Kejadian Jatuh Berdasarkan tabel 5.2 di ketahui
Kurang
Pengetahuan
Beresiko
Beresiko N
P bahwa tingkat kejadian jatuh paling tinggi
Jatuh Value yaitu sebanyak 35 orang (87.5%). Dari
Jatuh
n n hasil yang di ketahui bahwa responden
Baik 0 35 35 dengan tingkat berisiko jatuh lebih tinggi
Kurang Baik 5 1 6 0,000
Total 5 36 41 dari pada kurang berisiko kejadian jatuh.
Sumber Data: Data Demografi 2019 Hal ini karena sebagian besar pekerjaan
responden yaitu IRT sebanyak 22 orang
Berdasarkan table 3 diatas (55.0%). Dan di dukung faktor yang
menunjukan bahwa dari 35 (85.3%) berasal dari luar atau dalam lingkungan.
responden yang memiliki pengetahuan antara lain cahaya ruangan yang kurang
baik sebagian besar kurang beresiko jatuh terang , lantai yang licin, tersandung
berjumlah 35 lansia (85.3%), sebagian benda-benda, alas kaki kurang pas, tali
kecil beresiko jayuh 0 (0%) responden. sepatu, kursi roda yang tidak terkunci, dan
Sedangkan dari 6 (14.6%) responden yang turunya tangga.dan juga penyebabnya
memiliki pengetahuan dengan kategori jatuh pada lansia diantaranya gangguan
yang kurang sebagian besar beresiko jayuh gaya berjalan, gangguan keseimbanganya,
berjulah 5 (12.2%) lansia, sebagian kecil obat-obatan, penyakit tertentu seperti
kurang beresiko jatuh berjumlah 1 (2.4%) depresi, demesia, diabetes mellitus,
lansia. hipertensi dan lingkungan yang tidak aman
Analisis hubungan pengetahuan (Miller, dkk 2005).
resiko jatuh dengan kejadian jatuh pada Berdasarkan Hasil uji chi-Square di
lansia di Desa Duminanga Kecamatan peroleh nilai P value = 0,000 < 0.05
Helumo menggunakan uji chi square Sehingga H1 di terima ada hubungan
diketahui bahwa nilai P Value 0,000 < bermakna antara Pengetahuan Risiko Jatuh
0,05 maka terdapat hubungan bermakna Dengan Kejadian Jatuh Pada Lansia di
antara pengetahuan risiko jatuh dengan Desa Duminanga kecamatan Helumo. Hal
kejadian jatuh pada lansia di Desa in sejalan dengan penelitian yang telah
Duminanga Kecamatan Helumo. dilakukan sebelumnya oleh Novian
Hidayat pada tahun 2015 Lansia
PEMBAHASAN mengalami kemunduran di bidang
Berdasarkan tabel 5.1 di ketahui kemampuan fisik sehingga mudah jatuh
bahwa kurangnya pengetahuan risiko jatuh

4
mengalami jatuh. Pencegaham risiko jatuh rentan memilik Kejadian Jatuh yang
pada lansia di perlukan dukungan keluarga Tinggi.
untuk merawat, mencukupi kebutuhan
lansia di Desa Tebas Sungai, Kecamatan DAFTAR PUSTAKA
Tebas, Kabupaten Sambas, Provnsi
Kalimantan Barat. Arie Kurniawan Hutomo & Suratini, 2015.
Hubungan Penataan Lingkungan
KESIMPULAN Rumah Terhadap risiko Jatuh Pada
a. Umumnya pengetahuan risiko jatuh Lansia di Desa Karangwuni wates
pada lansia di Desa Duminanga Kulon Progo. Stikes Aisyiyah.
Kecamatan Helumo pada kategori Yogyakarta.
pengetahuan baik.
b. Umumnya kejadian jatuh pada lansia Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita
di Desa Duminanga Kecamatan Selekta Kuisioner Pengetahuan
Helumo pada kategori kurang beresiko Dan Sikap Dalam Penelitian
jatuh. Kesehatan. Jakarta: Salemba
c. Pengetahuan risiko jatuh berhubungan Medika pp 66-69.
secara bersamaan dengan kejadian
jatuh pada lansia di Desa Duminanga Dewi, Sofia Rhosma, 2014. Ajar
Kecamatan Helumo memiliki Keperawatan Gerontik.
hubungan bermakna. Deepublish. Yogyakarta.

SARAN Jenita Donsu, 2016, Metode Penelitian


a. Bagi Institusi Keperawatan.Pustaka Baru Press.
Sebagai bahan pengembangan kajian Yogyakarta.
pada masalah berbasis Pengtahuan
risiko jatuh dan kejadian jatuh pada Kamel, M. H., Abdulmajeed, A. A, &
lansia. Ismail, S. E. 2013. Risk Factors of
b. Bagi Masyarakat Falls Among Elderly Living in
Bagi masyarakat Desa Duminanga Urban Suez – Egypt. The Pan
pencegahan jatuh pada lansia dapat di Afrikan Medikal Journa.
atasi untuk dapat mengurangi angka
kejadian jatuh pada lansia dan Kemenkes RI, 2017, Laporan hasil riset
mencegah terjadinya komplikasi. kesehatan daerah. Jakarta
Pencegahan jatuh dapat di lakukan
dengan cara mengidentifikasi faktor Kemenkes RI, 2017, Analisis Lansia di
risiko yang terdapat pada individu indonesia.
lansia dan lingkungan di sekitarnya, http://www.depkes.go.id.
menilai kondisi keseimbangan dari resources/download/pusdatin/lain.
tubuh lansia (kejadan jatuh terutama di Diakses tanggal 25 februari 2019
akibatkan karena ketidakkesimbangan
dalam tubuh lansia), dan Leman Andreas, 2018, Cara Praktis
mengendalikan faktor situasional Melakukan Uji Validitas Alat Ukur
(mengubah kondisi lingkungan agar Penelitian. Gosyen Publishing.
lebih aman). Yogyakarta
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini di ketahui bahwa Sabitini S, Kusuma H, Tambunan L, 2015.
Hubungan Pengtahuan Risiko Jatuh Faktor Eksternal Risiko Jatuh
Dengan Kejadian Jatuh terdapat Lansia, Studi Empiris. Temu
kurangnya pengtahuan jatuh dan Ilmiah IPBLI. Manado.

5
Siti Nur Kholifah, 2018. Keperawatan
gerontic. Pusdik SDM Kesehatan.
Kebayoran, Jakarta Selatan.

Soekidjo Notoadmojo, 2010. Kesehatan


Masyarakat: Ilmu dan seni. Rineka
Cipta. Jakata.

Sugiyono, 2017. Statistika untuk


penelitian, Alfabeta. Bandung

Suprapto Hadi, 2017. Metode Penelitian


Untuk Karya Ilmiah, Gosyen
Publishing. Yogyakarta

Tim Penyusun Stikes Graha Medika


Kotamobagu, 2017, Pedoman
Penulisan Skripsi.

Tersiana Andra, 2018, Metode


Penelitian.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai