Anda di halaman 1dari 3

45

DAFTAR PUSTAKA

Agustina L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Cetakan ke-2. Jakarta (ID): PT Rineka
Cipta.
Atmoko BD. 2010 Peningkatan viabilitas benih melalui skarifikasi benih dan
media tabur terhadap hasil semai jati putih (Gmelina arborea Roxb.). Di
dalam: Priyanto E, Budiarso W, editor. Makalah pada Diskusi Ilmiah Teknisi
Litkayasa. Prosiding Diskusi Ilmiah Teknisi Litkayasa; Surakarta, 8 Okt
2010. Surakarta: Balai Penelitian Kehutanan Solo. hlm 51-61.
BPK Kupang. 1992. Perkembangan Penelitian dan Pengembangan Cendana di
Nusa Tenggara. Kupang (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan.
Bramasto Y, Cahyadi, Siregar UJ. 2002. Pengaruh pengusangan dipercepat
terhadap viabilitas benih Akasia mangium. Bul Tek Perbenihan (Seed Tech.
Bull). 8(2):3-4.
Cambell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2000. Biologi. Ed ke-5 Jilid 2. Jakarta (ID):
Erlangga.
Damyanti RU, Kurniaty R. 2008 Pengaruh usia sapih terhadap pertumbuhan bibit
cendana (Santalum album Linn). Info Benih 12(1):41-49.
[Dephut] Departemen Kehutanan dan Perkebunan Direktorat Jenderal Rehabilitasi
Lahan dan Perhutanan Sosial Direktorat Perbenihan Semai Hutan. 2002.
Risalah Sifat Benih Pohon Hutan di Indonesia. Jakarta (ID): Departemen
Kehutanan dan Perkebunan.
[Dephut] Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan
Perhutanan Sosial Direktorat Perbenihan Semai Hutan. 2002. Petunjuk Teknis
Pengujian Mutu Fisik-Fisiologis Benih. Jakarta (ID): Departemen Kehutanan.
[Dephut] Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Hutan.
2003. Teknik Persemaian dan Informasi Benih Cendana. Yogyakarta (ID):
Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman
Hutan.
[Dephut] Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan Direktorat Jenderal Rehabilitasi
Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan Republik Indonesia.
2009. Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemanfaatan Lingkungan
Hidup Kegiatan Pembangunan Persemaian Modern Plot dan Demplot
Beserta Fasilitas Pendukungnya dan Peningkatan Fasilitas Kantor Rumpin
Seed Source and Nursery Center (RSSNC). Bogor (ID): Departemen
Kehutanan.
Fageria NK. 2009. The Use of Nutrients in Corp Plant. New York: CRC press,
Taylor dan Francis Group.
Gardner FP, Pearce RB, Mitchell RL. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. Susilo
H, penerjemah. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari:
Physiology of Crop Plants.
Hamzah Z. 1976. Sifat Silvika dan Silvikultur Cendana (Santalum album L.) di
Pulau Timor. Bogor (ID): Lembaga Penelitian Hutan.
Hanafiah. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Ed ke-1. Jakarta (ID): Rajawali Press.
Hardjowigeno S. 1995. Ilmu Tanah. Edisi Revisi. Jakarta (ID): Akademika
Pressindo.
46

Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. Cetakan ke-5. Jakarta (ID): Akademika


Pressindo.
Heriyanto NM, Siregar CA. 2004. Pengaruh pemberian serbuk arang terhadap
pertumbuhan bibit Akasia mangium Willd. di Persemaian. J Penelitian Hutan
dan Konservasi Alam 1(1):78-87.
Hunt J, DuPonte M, Sato D, Kawabata A. 2010. The basics of biochar : a natural
soil amendment. Di dalam: Soil and Crop Managemen. Proceedings of
Cooperative Extension work with the US Department of Agriculture; Hawai‟i,
8 Mei dan 30 Jun 1914. Hawai‟i: College of Tropical Agriculture and Human
Resources University of Hawai„i at Manoa. hlm 1-6.
Indriyanto. 2008. Pengantar Budi Daya Hutan. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
Junaedi A, Hidayat A, Frianto D. 2010. Kualitas fisik bibit meranti tembaga
(Shorea leprosula Miq.) asal stek pucuk pada tiga tingkat umur. J Penelitian
Hutan dan Konservasi Alam 7(3):282-283.
Kuswanto. 2005. Kecocokan jenis inang dan pemberian pupuk kandang
terhadap pertumbuhan semai cendana (Santalum album L.) [abstrak].
Biota (jurnal ilmiah ilmu-ilmu hayati) 10(1): 43-48.
Lehmann J, Gaunt J, Rondon M. 2006. Bio-char sequestration in terrestrial
ecosystems-a review. J Mitigation and Adaptation Strategies for Global
Change. 11:403-404.
Marschner H. 1986. Mineral Nutrition of Higher Plants. Germany: Institute of
Plant Nutrition University of Hohenheim Germany.
Marschner H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants. Second Edition.
Germany: Institute of Plant Nutrition University of Hohenheim Germany.
Maspary. 2011. Fungsi dan cara membuat arang sekam [internet]. [diacu 2012 jan
25]. Tersedia dari: http://www.gerbangpertanian.com/2011/03/fungsi-dan-
cara-membuat-arang-sekam.html.
Mattjik AA, Sumertajaya M. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS
dan Minitab Jilid 1. Bogor (ID): IPB Press.
Munir M. 2000. Pengaruh cendawan endomikoriza, boron dan klon terhadap
pertumbuhan dan perkembangan bibit Paraserianthes falcataria L. Nielsen
[skripsi]. Bogor (ID): Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.
Nurul. 2010. Pengertian osmosis [internet]. [diacu 2012 Jan 10]. Tersedia dari:
http://kimia.upi.edu/staf/nurul/web2010/0800012/pengertian.html.
Omon RM. 2006. Pertumbuhan kayu kamper dan hopea pada lahan alang-alang
dengan teknik penyiapan lahan tanam. J Penelitian Hutan Tanaman 3(1):11-
23.
Pandey M, Prasad R. 2012. Rice husk ash as a renewable source for the
production of value added silica gel and its application: an overview. Bul of
Chemical Reaction Engineering dan Catalysis 7(1):1-25.
Rahayu S, Wawo AH, Noordwijk MV, Hairiah K. 2002. Cendana, Deregulasi
dan Pengembangannya. Bogor (ID): World Agroforestry Centre-ICRAF.
Ross E dan Koning. 1994. Seeds and Seed Germination. Plant Physiology
Information Website [internet]. [diacu 2013 jan 1]. Tersedia dari: http://plant
phys.info/plant_biology /seedgerm.shtml.
Sadjad S, Murniati E, Ilyas S. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih. Jakarta
(ID): PT Grasindo bekerja sama dengan PT Sang Hyang Seri.
47

SEAMEO BIOTROP. 2012. Analisis boron tersedia di dalam tanah. Bogor (ID):
Laboratorium Services SEAMEO BIOTROP.
Sembiring MT, Sinaga TS. 2003. Arang Aktif (Pengenalan dan Proses
Pembuatannya). USU: Digitalized by USU digital library.
Setiawan B. 2010. Pengaruh unsur esensial terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman [internet]. [diacu 2011 mei 20]. Tersedia dari: http://Badrussetiawan
1.Blogspot.Com/2010/03/Pengaruh-Unsur-Esensial-Terhadap-Pertumbuhan-
dan-Produksi-Tanaman.html.
Siregar S. 2004. Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta (ID): PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Sitompul SM, Guritno B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta
(ID): Gadjah Mada University Press.
Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sugandi E, Sugiarto. 1994. Rancangan Percobaan. Yogyakarta (ID): Andi Offset.
Suhaendi H. 2007. Kajian aspek-aspek silvikultur cendana (Santalum album) di
Indonesia. Di dalam: Cendana untuk Rakyat, Pengembangan Tanaman di
Lahan Masyarakat. Prosiding Gelar Teknologi Cendana; Denpasar, 19 Des
2006. Denpasar (ID): Departemen Kehutanan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan
Konservasi Alam. hlm 127-141.
Sukmadjaja D. 2005. Embriogenesis somatik langsung pada semai cendana. J
Bioteknologi Pertanian 10(1):1-6.
Supriyanto, Fiona F. 2010. Pemanfaatan arang sekam untuk memperbaiki
pertumbuhan semai jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) pada media
subsoil. J Silvikultur Tropika 01(01):24-28.
Surata IK. 2006. Teknik Budidaya Cendana. Aisuli No.21 ISNN: 1410-1009
[internet]. [diacu 2011 des 10]. Tersedia dari: http://www.foristkupang.org/
downlot.php?file=juknis% 20-cendana.pdf.
Surata IK. 2007. Teknik pengembangan budidaya cendana (Santalum album L.) di
lahan masyarakat. Di dalam: Cendana untuk Rakyat, Pengembangan
Tanaman di Lahan Masyarakat. Prosiding Gelar Teknologi Cendana;
Denpasar, 19 Des 2006. Denpasar (ID): Departemen Kehutanan, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. hlm 1-17.
Sutopo L. 2010. Teknologi Benih. Cetakan ke-7. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo
Persada.
Suyitno AL, Ratnawati, Surachman, Sukarna M. 2002. Struktur akar, kandungan
hara Ca, Mn, N, dan klorofil semai cendana (Santalum album Linn.) dengan
dan tanpa host plant. Makalah Seminar Nasional Hasil Penelitian MIPA dan
Pend. Yogyakarta (ID): FMIPA UNY.
Wawo AH. 2008. Studi perkecambahan biji dan pola pertumbuhan semai cendana
(Santalum album L.) dari beberapa pohon induk di Kabupaten Belu, NTT. J
Biodiversitas 9(2):117-122.
Wijaya Y. 2009. Unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman [internet]. [diacu
2012 jun 16]. Tersedia dari: http://yudhiwijaya.wordpress.com/2009/02/08/
unsur-hara-esensial-yang-dibutuhkan-tanaman.html.

Anda mungkin juga menyukai