Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS

Pada pengamatan sel sperma katak dapat diamati bagian kepala berbentuk lonjong, leher,
dan ekor. Pada pengamatan ovarium katak perbesaran 10x10 dapat diamati folikel muda, folikel
tumbuh, dan folikel matang. Pada folikel muda terdapat nukleus, sel folikel, teka interna, dan teka
externa. Pada folikel tumbuh terdapat nukleus, teka interna, sel folikel, membran vitelline, teka
externa, pembuluh darah, point of folikular cupture, dan kutub vegetal. Pada folikel matang
terdapat maturation spindle, membran vitelline, pigmen, teka interna, teka externa, pembuluh
darah, garis tensi, sel folikel, dan kutub vegetal.

Pada pengamatan sel sperma burung merpati dapat diamati bagian kepala bentuk silindris,
akrosom di ujung kepala, leher, dan ekor. Pada pengmatan telur ayam kampung dapat diamati dari
diagram penampang sagital. Terlihat blastodisc, yolk, membran vittelin, chalaza, thick albumen,
thin albumen, ruang udara, dan shell membran. Pada pengamatan ovarium burung merpati
perbesaran 40x10 dapat diamati folikel muda, folikel primer unilaminar, dan folikel primer
multilaminar. Pada folikel muda terdapat oosit primer serta sel epitel pipih. Pada folikel primer
unilaminar terdapat oosit primer serta sel granulosa yang memiliki dinding kubus selapis. Pada
folikel primer multiaminar terdapat oosit primer, zona pelusida, sel epitel folikel kubus berlapis
atau lapisan granulosa dan teka interna.

Pada pengamatan sel sperma mencit dapat diamati bagian kepala yang berbentuk kait di
ujungnya, leher, dan ekor. Pada pengamatan ovarium mencit pada perbesaran 10x10 dapat diamati
folikel primordial, folikel primer unilaminar, dan folikel de Graff. Pada folikel primordial terdpat
oosit primer dan sel epital pipih. Pada folikel unilaminar terdapat oosit primer dan sel epitel kubus
selapis pada folikel de Graff terdapat oosit sekunder, teka interna, teka externa, dan kunikulus
ooforus.
PEMBAHASAN

Perbedaan antara sperma katak, burung merpati, dan mencit ialah terletak pada bagian
ekornya atau flagel. Menurut Prawihartono (2000) menyatakan bahwa, sperma katak memiliki
flagel yang lebih panjang dibandingkan sperma pada aves dan mamalia. Pada saat fertilisasi, katak
mengeluarkan sperma ke dalam air, sehingga flagel tersebut membuat sperma dapat bergerak
leluasa dalam air untuk menemukan sel telur yang juga dilepaskan ke dalam air. Selain itu bagian
kepala juga menunjukkan perbedaan yaitu pada bentuknya. Spermatozoa katak memiliki kepala
berbentuk lonjong (Yulistio, 2013). Spermatozoa aves memiliki kepala silindris memanjang
dengan titik akrosom pada bagian ujungnya (Ardhani,2018). Spermatozoa mencit pada ujung
kepalanya berbentuk kait (Yulistio, 2013). Selain itu letak sperma mencit paling banyak ditemukan
pada epididimis sesuai dengan pendapat Yulistio (2013) pada mamalia sperma yang dihasilkan
pada laju yang tetap dalam tubulus seminiferus selanjutnya disimpan dalam epididimis untuk
diaktivasi, sementra pada selain mamalia sperma langsung diaktivasi dalam tubulus seminiferus.
Pada pengamatan ovarium katak folikel muda terdapat nukleus, sel folikel dan sudah
memiliki teka interna, dan teka externa. Pada folikel tumbuh terdapat nukleus, teka interna, sel
folikel, membran vitelline, teka externa, pembuluh darah, point of folikular cupture, dan kutub
vegetal. Pada folikel matang terdapat maturation spindle, membran vitelline, pigmen, teka interna,
teka externa, pembuluh darah, garis tensi, sel folikel, dan kutub vegetal (Nuryadi, 2013).

Pada pengmatan telur aves sesuai dengan literatur yaitu pada diagram skematis sayatan
memanjang dari telur aves terdapat germinal disc, Blastodisc, chalaza, albumen tebal, albumen
tipis, membran vitellin, yolk, shell, membran shell, rongga udara, dan nucleus ponder (Nuryadi,
2013). Cangkang disusun oleh tiga struktur yaitu membran, mineral, dan kutikula. Pada salah satu
ujungnya membentuk ruang udara untuk membantu proses mineralisasi; serabut-serabut darinya
menembus keluar menghasilkan bahan organik dari cangkang, juga bertindak sebagai kelenjar
endokrin yang menghasilkan hormon-hormon steroid (Nuryadi, 2013). Pada pengamatan ovarium
aves kali ini, baru dapat ditemukan folikel muda, folikel primer unilaminar dan folikel primer
multilaminar, karena individu yang dibedsah masih muda dan ovariumnya belum berkembang.
Folikel muda ditandai dengan oosit primer yang dikelilingi oleh pregranular yang memiliki
dinding selapis tipis serta berbentuk pipih (Senger, 1999). Sel-sel folikel muda membelah melalui
mitosis dan membentuk selapis sel kuboid di sekitar oosit yang tumbuh menjadi folikel primer
unilaminar (Mescher, 2009). Folikel primer multilaminar ditandai dengan sel granulosa kuboid
berlapis serta terbentuknya zona pelusida yang berada diantara oosit primer dan lapisan granulosa
yang terdiri dari glikoprotein yang disekresi oleh oosit tersebut (Mescher, 2009).

Folikel-folikel yang ditemukan adalah folikel primordial, folikel primer unilaminar, dan
folikel de Graff. Ciri-ciri folikel primordial dan folikel primer unilaminar ini sama dengan yang
terdapat pada aves menurut Senger (1999) dan Mescher (2009). Pada folikel de graff oosit sudah
berkembang menjadi oosit sekunder, sel folikuler di sekitar oosit tetap utuh dan membentuk
kumulus ooforus. Selain sel-sel folikuler, folikel ini dikelilingi oleh dua lapis jaringan ikat, yaitu
lapis teka interna dan lapis teka eksterna. Lapisan teka interna merupakan lapisan bagian dalam
yang menghasilkan estrogen dan kaya pembuluh darah (Nuraida, 2015)

Tipe telur katak termasuk kedalam tipe telolesital, karena banyak penyebaran yolk tidak
merata terutama terhimpun di satu daerah yaitu daerah kutub vegetatif. Telur-telur telolesital
mempunyai ukuran lebih besar dari telur isolesital, contohnya telur katak (Nuraida, 2015). Tipe
telur aves (ayam) berdasarkan jumlah dan penyebaran yolknya adalah tipe megalechita (Farnanda,
2018). Tipe telur mencit (mamalila) termasuk tipe isolesital, berdasar jumlah yolk yang sedikit dan
tersebar merata. Contoh telur bintang laut yang diameterna 0,1 mm dan telur manusia (mamalia)
(Nuraida, 2015).

Ardhani, F, dkk. 2018. Karakteristik Morfologik Dan Morfometrik Spermatozoa Ayam Nunukan.
Samarinda: Universitas Mulawarman.
Farnanda, Rizal. 2018. Tipe-tipe Telur. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala

Mescher, Anthony L. 2009. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas 12th edition. McGraw Hill
Professional.

Nuraida, N. 2015. Penuntun Embrio. (online)


(https://www.slideshare.net/niningnuraida1/penuntun-embrio-46872408). Diakses tanggal
1 Oktober 2019.

Prawirohartono. 2000. Biologi Science. Jakarta: Bumi Aksara.

Senger PL. 1999. Pathways to Pregnancy and Parturition. USA: current conception, inc,
Washington.

Yulistio, A. 2013. Morfologi Spermatozoa. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai