Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Puji syukur kami sampaikan kepada ALLAH SWT karena berkat rahmat dan petunjuk-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “INVESTASI PADA
INSTRUMEN EKUITAS”, yang mana makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I.
Ada pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan kas jika
terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak
menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk
memperoleh manfaat dimasa yang akan datang.
Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari penggunaan kas
untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk menempatkan kelebihan dana
sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi merupakan sarana untuk mempererat hubungan
bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam
melakukan investasi, investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan
perusahaan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan Gambar 2.1, tingkat pengaruh secara umum dapat dibagi menjadi 4. Dalam bab
ini akan dibahas mengenai pengaruh signifikan. Sedangkan konsep pengendalian bersama terjadi
ketika keputusan mengenai aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari
seluruh pihak yang berbagi pengendalian. Jika suara bulat yang disyaratkan >50 (missal 70%),
maka memungkinkan investor dengan kepemilikan 60% tidak memiliki pengendalian, melainkan
pengendalian bersama.
C. Pengaruh Signifikan
Pengaruh signifikan oleh investor umumnya dapat dibuktikan dengan satu atau lebih
indikator berikut :
1. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee
2. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan
keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya.
3. Adanya transaksi material antara entitas dengan investee.
4. Pertukaran personel manajerial
5. Penyediaan informasi teknis pokok.
Dalam menentukan pengaruh signifikan ataupun pengendalian harus mempertimbangkan
hak suara potensial yang berasal dari waran, opsi beli saham, instrument utang atau instrument
ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, atau instrument sejenis lain yang
mempunyai potensi untuk menambah hak suara investor atau mengurangi hak suara investor
lain.
Contoh 2.1 Hak Suara Potensial
Investor A, B dan C memiliki saham investee masing – masing sebesar 18%, 15%, dan 12%.
Sisanya dimiliki oleh beberapa investor D sebagai pemegang saham pengendali. Jumlah lembar
saham investee yang beredar adalah 1.000.000 lembar. Investor A dan B masing – masing juga
memiliki waran yang diterbitkan investee sebanyak 30.000 dan 20.000 lembar. Setiap lembar
waran memiliki hak untuk membeli 1 lembar saham investee pada harga yang telah ditentukan
selama kurun waktu 3 tahun. Pada tahun ini hak atas waran tersebut sudah dapat
dilaksanakan.jika hanya mengacu kepada persentase kepemilikan, maka investor A tidak
memiliki pengaruh signifikan. Namun hak suara potensial atas waran harus diperhitungkan
sehingga persentasenya menjadi:
Tabel 2.1
Hak Suara Potensial
Lembar Saham
% Aktual Potensi Hak Suara Jumlah % Akhir
Investor A 18,0 180.000 30.000 210.000 20,0%
Investor B 15,0 150.000 20.000 170.000 16,2%
Investor C 12,0 120.000 - 120.000 11,4%
Investor D 55,0 550.000 - 550.000 52,4%
Jumlah 100 1.000.000 50.000 1.050.000 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa dengan memperhitungkan keberadaan waran, maka persentase
kepemilikan investor A berpotensi menjadi 20% sehingga berpotensi memiliki pengaruh
signifikan.
Metode Akuntansi Atas Investasi Pada Instrumen Ekuitas
A. Metode Biaya Dan Nilai Wajar
Dalam PSAK 55 (Revisi 2014), aset keuangan berupa investasi pada instrumen ekuitas diukur
pada nilai wajar, sedangkan investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan
tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, dapat diukur
pada biaya perolehan. Pada metode biaya, investasi diakui dan diukur sebesar biaya
perolehannya, sehingga jika tidak terdapat penambahan atau penjualan sebagian atas investasi
tersebut, maka nilai investasi tidak akan berubah dan disajikan juga sebesar biaya perolehan.
Karena acuan pengakuan, pengukuran, dan penyajian adalah biaya perolehan, maka disebut
dengan metode biaya.
Sementara itu pada metode nilai wajar investasi pada awalnya diakui sebesar biaya
perolehan. Namun, selanjutnya diukur pada nilai wajar dan disajikan pada nilai wajar tanggal
pelaporan. Oleh karena acuan pengukuran dan penyajian adalah nilai wajar, maka disebut dengan
metode nilai wajar. Pembahasan lebih dalam atas metode biaya dan nilai wajar akan dipaparkan
pada bagian berikutnya.
B. Metode Ekuitas
Entitas (investee) di mana investor mempunyai pengaruh signifikan disebut antitas asosiasi.
Pada metode akuitas, investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, namun selanjutnya
diukur dan disajikan sesuai dengan nilai ekuitas entitas asosiasi secara proporsional. Karena
acuan pengukuran dan penyajian atas nilai tercatat investasi adalah nilai ekuitas entitas asosiasi,
maka disebut dengan metode ekuitas.
2.2 METODE BIAYA DAN NILAI WAJAR
A. Pengakuan dan pengukuran
Pada metode biaya, investasi pada awalnya diakui sebesar baiaya perolehan. Setelah
pengakuan awal, investasi tetap diukur pada biaya perolehan. Ketika investee mengumumkan
dividen, investor mengakuinya sebagai pendapatan secara proporsional atas kepemilikan
sahamnya. Nilai investasi denga metode biaya hanya berubah jika ditambah, dijual atau
mengalami penurunan nilai. Sedangkan pada metode nilai wajar, perlakuan akuntansinya hampir
sama denga metode biaya, kecuali setelah pengakuan awal, investasi diukur pada nilai wajar.
Jika investor A menggunakan metode nilai wajar, maka investasi tersebut harus diklasifikasikan
lebih lanjut sebagai Nilai Wajar melalui Laba Rugi sesuai dalam PSAK 55 (Revisi 2014). Pada
saat investee mengumumkan dividen, Investor A mengakuinya sebagai pendapatan sebesar 20%
x Rp 100.000.000 dengan jurnal:
1 April 2015
Piutang Dividen 20.000.000
Pendapatan Dividen 20.000.000
Mencatat pengakuan pendapatan dividen
Ketika dividen diterima, maka diakui kas akan menghapus piutang dividen. Jika investor A
menggunakan metode biaya, maka nilai investasi tetap diukur pada biaya perolehannya, sehingga
sampai akhir tahun 2015 nilai tercatat investasi tidak berubah. Jika menggunakan metode nilai
wajar investasi akan diukur sebagai nilai wajar pada tanggal pelaporan. Jika investor A
menyusun laporan keuangan pada akhir tahun 2015, maka diperlukan penyesuaian atas nilai
wajar dengan jurnal berikut:
31 Desember 2015
Investasi 30.000.000
Keuntungan (Kerugian) Selisih Nilai Wajar 30.000.000
Mencatat pengakuan keuntungan selisih nilai wajar
ILUSTRASI 2.1
Penyajian Investasi dengan Metode Biaya atau Nilai Wajar
2013 Catatan / Notes 2012
ASET
Investasi 8
Deposito Berjangka 117.693.908 19,21,37,40 78.994.036
Efek Ekuitas diperdagangkan 405.537 21,29,37 2.346.906
Efek tersedia untuk dijual
Efek ekuitas 1.332.847 21,37 1.588.251
Efek Utang 22.090.610 21,37,40 16.635.400
Sukuk 7.767.800 7.238.200
Properti investasi 17.825.800 29,40 39.782.932
Penyertaan lain 417.900 21,37 417.900
ILUSTRASI 2.2
Pengungkapan Investasi dengan Metode Biaya / Nilai Wajar
Aset Keuangan
(1)Aset Keuangan yang diukur pada Nilai Aset keuangan yang diukur pada nilai
Wajar melalui Laporan Laba Rugi wajar melalui laporan posisi keuangan
Aset Keuangan yang diukur pada nilai konsolidasian pada nilai wajarnya.
wajar melalui laporan laba rugi meliputi Perubahan nilai wajar langsung diakui
aset keuangan dalam kelompok dalam laporan laba rugi komprehensif
diperdagangkan dan aset keuangan konsolidasian. Bunga yang diperoleh
yang pada saat pengakuan awal dicatat sebagai pendapatan bunga,
ditetapkan untuk diukur pada nilai sedangkan pendapatan dividen dicatat
wajar melalui laporan Laba Rugi. Aset sebagai bagian dari pendapatan lain –
keuangan diklasifikasikan dalam lain sesuai dengan persyaratan dalam
kelompok dimiliki untuk kontrak, atau pada saat hak untuk
diperdagangkan apabila aset keuangan memperoleh pembayaran atas dividen
tersebut diperoleh terutama untuk tersebut telah ditetapkan.
tujuan dijual kembali dalam waktu
dekat.
Efek Ekuitas Diperdagangkan – Nilai Wajar
2013
Jumlah Nilai Nilai Keuntungan
Saham Perolehan Wajar (kerugain) yang
belum direalisasi
PT International Nickel Tbk 67.500 158.625 178.875 20.250
PT Bank CIMB Niaga Tbk 71.500 78.650 65.780 (12.870)
PT Bank Danamon Tbk 12.501 70.631 47.191 (23.440)
PT Timah (Persero) Tbk 35.000 53.900 56.000 2.100
PT Antam Tbk 32.500 41.600 35.425 (6.175)
PT Bumi Resources Tbk 60.000 35.400 18.000 (17.400)
PT Bakrie Sumatera 74.500 6.929 3.725 (3.204)
Plantations Tbk
PT Toba Pulp Lestari Tbk 450 630 495 (135)
PT Bank Artha Graha Tbk 500 56 46 (10)
Jumlah 354.451 446.421 405.537 (40.884)
Berdasarkan PSAK 15 (Revisi 2014) , investasi denga metode ekuitas pada awalnya diakui
sebesar biaya perolehan. Setelah pengakuan awal, investasi diukur secaraproporsional terhadap
nilai ekuitas entitas asosiasi. Perubahan atas nilai ekuitas entitas asosiasi di antaranya dapat
terjadi akibat:
1. Pengakuan laba atau rugi bersih entitas asosiasi (meningkat atau menurun)
2. Pembagian dividen oleh entitas asosiasi (menurun)
3. Pengakuan penghasilan komprehensif lain oleh entitas asosiasi (meningkat atau
menurun)
Dengan demikian, investor menurunkan nilai tercatat investasinya secara proporsional
karena nilai ekuitas entitas asosiasi turun jika dividen diumumkan. Sebaliknya, nilai tercatat
investasiakan meningkat secara proporsional karena nilai ekuitas entitas asosiasi meningkat jika
laba bersih diakui. Demikian juga entitas asosiasi mengakui penghasilan komprehensif lain yang
bersifat laba (rugi), maka nilai ekuitas entitas asosiasi naik (turun) sehingga nilai tercatat
investasi menjadi meningkat (turun) secara proporsional. Nilai tercatat investasi juga dapat turun
akibat penurunan nilai, seperti halnya aset pada umunya.
Pada saat investee mengumumkan dividen, investor A tidak mengakuinya sebagai pendapatan
melainkan mengurangi nilai tercatat investasi sebesar 20% x Rp 100.000.000 dengan jurnal:
1 April 2015
Piutang Dividen 300.000.000
Investasi pada Entitas Asosiasi 300.000.000
Mencatat pengakuan piutang atas pembagian dividen
Ketika dividen diterima, maka diakui kas akan menghapus piutang dividen. Pengakuan bagian
laba bersih oleh investee mengakibatkan nilai ekuitasnya meningkat sehingga investor juga
meningkatkan nilai tercatat investasinya sebesar Rp 40.000.000 (20% x Rp 200.000.000) dengan
jurnal:
31 Desember 2015
Investasi pada Entitas Asosiasi 40.000.000
Bagian Laba Entitas Asosiasi 40.000.000
Mencatat pengakuan bagian laba atas entitas asosiasi
Sedangkan pengakuan surplus revaluasi atas aset tetap oleh investee juga mengakibatkan
peningkatan nilai ekuitas, sehingga investor juga mengakui peningkatan nilai tercatat investasi
sebesar Rp 6.000.000 (20% x Rp 30.000.000) jurnal:
31 Desember 2015
Investasi pada Entitas Asosiasi 6.000.000
Penghasilan Komprehensif Lain 6.000.000
Mencatat pengakuan perolehan awal investasi
Nilai tercatat investasi akhir tahun 2015 menjadi Rp 326.000.000 (300.000.000 – 20.000.000 +
40.000.000 + 6.000.000)
Tabel 2.2
Perbandingan Jurnal pada Metode Biaya, Nilai Wajar, dan Ekuitas
Transaksi Metode Biaya Metode Nilai Wajar Metode Ekuitas
Perolehan Investas Investasi Investasi pada Entitas
Kas Kas Asosiasi
Kas
Penerimaan Kas Kas Kas
Dividen Pendapatan Dividen Pendapatan Dividen Investasi pada Entitas
Asosiasi
Laba Bersih Tidak Ada Tidak Ada Investasi pada Entitas
Investee Asosiasi
Bagian Laba Entitas
Asosiasi
Rugi Bersih Tidak Ada Tidak Ada Bagian Laba Entitas
Investee Asosiasi
Investasi pada Entitas
Asosiasi
Penghasilam Tidak Ada Tidak Ada Investasi pada Entitas
Komprehensif Lain Asosiasi
Investee Penghasilan
Komprehensif Lain
Rugi Tidak Ada Tidak Ada Penghasilan Komprehensif
Komprehensif Lain Lain
Investee Investasi pada Entitas
Asosiasi
Penyesuaian Tidak Ada Investasi Tidak Ada
Nilai Wajar Keuntungan Selisih
Keuntungan Nilai Wajar
Penyesuaian Tidak Ada Kerugian Selisih Nilai Tidak Ada
Nilai Wajar Wajar
Kerugian Investasi
Langkah pertama adalah menganalisis apakah terdapat selisih antara biaya perolehan dengan
proporsi nilai ekuitas dan nilai wajar aset neto. Caranya adalah dengan membuat perhitungan
sebagai berikut.
Keterangan Jumlah
Biaya Perolehan 430.000.000
Nilai tercatat ekuitas (40% x 1.000.000.000) 400.000.000
Selisih (Differential) 30.000.000
Pada saat investee mengumumkan dividen, Investor B mengurangi nilai tercatat investasi sebesar
40% x Rp. 40.000.000 dengan jurnal:
1 April 2015
Piutang Dividen 16.000.000
Investasi pada Entitas Asosiasi 16.000.000
Mencatat pengakuan piutang atas pembagian dividen
Pengakuan laba bersih oleh investee mengakibatkan nilai ekuitasnya meningkat sehingga
investor juga meningkatkan nilai tercatat investasinya sebesar Rp.40.000.000 (40% x Rp.
100.000.000 ) dengan jurnal:
31 Desember 2015
Investasi pada Entitas Asosiasi 40.000.000
Bagian Laba atas Entitas Asosiasi 40.000.000
Mencatat pengakuan bagian laba atas entitas asosiasi
Amortisasi atas alokasi ke persediaan dilakukan sekaligus karena persediaan diperkirakan terjual
semua tahun 2015. Alokasi atas persediaan bernilai posistif, sehingga amortisasinya bernilai
negatif. Amortisasi negatif berarti dilakukan dengan menurunkan nilai tercatat investasi, dan
sebaliknya. Berikut jurnal terkait amortisasi sekaligus atas alokasi kepersediaan:
31 Desember 2015
Bagian Laba Entitas Asosiasi 2.000.000
Investasi pada Entitas Asosiasi 2.000.000
Mencatat amortisasi atas alokasi terhadap persediaan.
Amortisasi atas alokasi ke mesin dilakukan selama 4 tahun yaitu Rp. 4.000.000 per tahun.
Alokasi atas mesin bernilai negatif, sehingga amortisasinya bernilai positif. Berikut jurnal terkait
amortisasi atas alokasi pada mesin:
31 Desember 2015
Investasi pada Entitas Asosiasi 4.000.000
Bagian Laba atas Entitas Asosiasi 4.000.000
Mencatat amortisasi atas alokasi terhadap mesin.
Amortisasi atas alokasi ke utang bank dilakukan selama 4 tahun yaitu Rp. 3.000.000 per tahun.
Alokasi atas utang Bank bernilai negatif, sehingga nilai amortisasinya bernilai positif. berikut
jurnal terkait amortisasi atas alokasi pada utang bank
31 Desember 2015
Investasi pada Entitas Asosiasi 3.000.000
Bagian Laba atas Entitas Asosiasi 3.000.000
Mencatat amortisasi atas alokasi terhadap mesin.
Jurnal amortisasi atas alokasi di atas dapat juga digabung menjadi satu jurnal agar lebih praktis.
Nilai tercatat investasi pada akhir tahun 2015 menjadi Rp. 459.000.000 yaitu:
Saldo awal 430.000.000
Dividen diterima (16.000.000)
Bagian laba entitas asosiasi 40.000.000
Amortisasi atas alokasi persediaan (2.000.000)
Amortisasi atas alokasi mesin 4.000.000
Amortisasi atas alokasi utang bank 3.000.000
Saldo akhir 459.000.000
Nilai tercatat investasi tersebut akan menjadi nilai tercatat awal tahun 2016. Saldo bagian laba
atas entitas asosiasi yang diakui tahun 2015 adalah Rp. 45.000.000 yaitu:
Bagian laba entitas asosiasi 40.000.000
Amortisasi atas alokasi persediaan (2.000.000)
Amortisasi atas alokasi mesin 4.000.000
Amortisasi atas alokasi utang bank 3.000.000
Saldo akhir 45.000.000
Pendapatan tersebut diakui di Laporan Laba Rugi dan tidak diakumulasikan pada tahun-tahun
berikutnya.
Untuk tahun-tahun berikutnya, penyesuaian yang sama tetap dilakukan atas alokasi ke mesin dan
utang bank sampai habis masa manfaat atau jangka waktunya. Sedangkan alokasi ke tanah akan
diakui di Investor B jika tanah tersebut dijual investee ke pihak lain. Gambaran secara umum
atas alokasi dan perhitungan nilai tercatat investasi pada contoh di atas dapat dilihat pada gambar
2.2.
GAMBAR 2.2
Alokasi Nilai Tercatat Investasi pada Entitas Asosiasi
+
Goodwill
16.000.000
Goodwill Goodwill
16.000.000 16.000.000
Persedian
2.000.000
Tanah Tanah
40.000.000 40.000.000
Tanah
40.000.000
Proporsi atas Ekuitas Proporsi atas Ekuitas
Investee Investee
Proporsi atas
400.000.000- 424.000.000-
Ekuitas
16.000.000+40.000.000= 16.000.000+40.000.000=
Investee
424.000.000 448.000.000
400.000.000
0
Mesin Mesin Mesin
(16.000.000) (12.000.000) (8.000.000)
-
-
- Gambar 2.2 menunjukkan bahwa aortisasi atas alokasi kepersediaan akan menurunkan nilai
. tercatat investasi tahun 2015, sedangkan amortisasi atas alokasi ke mesin dan utang bank
- meningkatkan nilai tercatat investasi karena nilai negatif yang semakin kecil. Proporsi atas
- ekuitas investee meningkat Rp. 24.000.000 (40% x (Rp.100.000.000-Rp.40.000.000)) karena
0 pengakuan laba bersih dan dividen oleh investee.
Pada tahun 2016, jika laba dan dividen investee sama dengan tahun 2015, maka prporsi atas
ekuitas meningkatRp. 24.000.000 menjadi Rp.448.000.000 sehingga meningkatkan nilai tercatat
investasi. Amortisasi atas alokasi ke mesin dan utang bank juga meningkatkan nilai tercatat
investasi karena nilai negatif yang semakin kecil.
A. Penghentian Pengakuan
Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investasinya berhenti
menjadi investasi pada entitas asosiasi (hilangnya pengaruh signifikan), yaitu ketika:
1. Investasi menjadi investasi pada anak perusahaan, maka investor mencatat investasinya
sesuai dengan PSAK 22 (Revisi 2010) dan PSAK 65.
2. Menjual sebagian investasinya dan sisa kepentingan dalam entitas asosiasi merupakan
aset keuangan, maka investor mengukur sisa kepentingan tersebut pada nilai wajar sesuai
PSAK 55 (Revisi 2014). Investor mengakui dalam laba rugi selisih apa pun antara:
a. Nilai wajar sisa kepentingan apa pun dan hasil apa pun dari epelepasan sebagian
kepentingan pada entitas asosiasi atau ventura bersama; dan
b. Jumlah tercatat investasi pada tanggal penggunaan metode ekuitas dihentikan.
Ketika investor menghentikan penggunaan metode ekuitas, maka seluruh jumlah yang
sebelumnya telah diakui oleh investor dalam penghasilan komprehensif lain direklasifikasi dari
ekuitas ke laporan laba rugi. Jika bagian kepemilikan investor pada entitas asosiasi berkurang,
tetapi investor tetap menerapkan metode ekuitas, maka investor mereklasifikasi ke laba rugi
proporsi keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebelumnya dalam penghasilan
komprehensif lain.
Pada tanggal 1 Juli 2015, investor C memiliki saldo akhir investasi pada entitas asosiasi sebesar
Rp. 600.000.000 dan pada tanggal tersebut investor C menjual sepertiganya seharga Rp.
220.000.000. akibat penjualan tersebut, investor C kehilangan pengaruh signifikan terhadap
entitas asosiasi. Sisa investasi memiliki nilai wajar Rp. 440.000.000.
Atas penjualan tersebut, investor C mengakui keuntungan di Laporan Laba Rugi sebesar:
ILUSTRASI 2.4
Penyajian Bagian Laba atas Entitas Asosiasi
2013 Catatan/Notes 2012
Pendapatan bersih 193.880 30 188.053
Beban pokok pendapatan (158.569) 31 (151.853)
Laba bruto 35.311 36.200
Beban penjualan (8.163) 31 (7.886)
Beban umum dan administrasi (8.545) 31 (8.444)
Penghasilan bunga 943 691
Beban bunga (1.109) (1.021)
Kerugian seluruh kurs, bersih (751) (215)
Penghasilan lain – lain 3.949 32 3.011
Beban lain – lain (409) (114)
Bagian atas hasil bersih entitas asosiasi 1.303 11 1.112
Bagian atas hasil bersih pengendalian 4.994 12 4.564
bersama entitas
Laba sebelum pajak penghasilan 27.523 27.898
Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasian PT Astra International Tbk tahun 2013.
2012
% Pada Bagian Pendapatan
Investee Pada akhir
kepemilikan awal atas hasil komprehensif Dividen Penambahan
tahun
efektif tahun bersih lain
PT Astra Daihatsu 31,87 2.296 898 (15) (300) - 2.879
Motor
PT Denso 24,55 433 162 (7) (30) - 558
Indonesia
PT Bukit Enim 11,90 183 - - - - 183
Energi
PT Komatsu 29,15 96 48 (4) (7) - 133
Remanufacturing
Asia
PT TD Automotive 24,58 46 6 (1) - - 51
Compressor
Indonesia
Lain – lain (masing 123 (2) 1 (5) 5 122
– masing di bawah
Rp 50 miliar)
3.177 1.112 (26) (342) 5 3.926
2.4 ISU LAIN SEPUTAR METODE EKUITAS
A. Nilai tercatat Investasi Negatif pada Metode Ekuitas
Jika nilai tercatat investasi menjadi nol atau negatif akibat bagian investor terhadap rugi
entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, maka investor
menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut. Setelah kepentingan entitas
dikurangkan menjadi nol, tambahan kerugian dicadangkan. Jika entitas asosiasi pada periode
selanjutnya melaporkan laba, maka investor mulai mengakui bagiannya atas laba tersebut hanya
setelah bagiannya atas laba tersebut sama dengan bagian atas laba rugi yang belum diakui
(dicadangkan).
Pada awal tahun 2015, investor D memiliki investasi sebesar 40% atas saham beredar entitas
asosiasi dengan nilai tercatat Rp 200.000.000. selama tahun 2015, investee membagikan dividen
pada tanggal 1 April sebesar Rp 100.000.000, melaporkan rugi bersih sebesar Rp 450.000.000.
Pada saat entitas asosiasi mengumumkan dividen, investor D mengurangi nilai tercatat investasi
sebesar 40% x Rp 100.000.000 dengan jurnal:
1 April 2015
Pengakuan bagian rugi bersih entitas asosiasi mengakibatkan menurunnya nilai tercatat
investasinya sebesar Rp 180.000.000 (40% x Rp 450.000.000). namun nilai tercatat investasi
terkini adalah Rp 160.000.000 (Rp 200.000.000 – Rp 40.000.000) sehinggan investor D hanya
bisa mengurangi nilai tercatat investasinya sebesar Rp 160.000.000 samapi menjadi nol dan sisa
Rp 20.000.000 dicadangkan. Jurnal yang dicatat investor D adalah:
31 Desember 2015
Dalam praktiknya, banyak terjadi transaksi antara investor dengan entitas asosiasi. Transaksi
tersebut dapat berupa jual beli aset ataupun jasa yang menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Jika investor bertindak sebagai pihak penjual dan entitas asosiasi sebagai pembeli maka transaksi
tersebut disebut transaksi hulu, dan jika sebaliknya disebut transaksi hilir. Keuntungan dan
kerugian yang dihasilkan dari transaksi hulu dan hilir antara investor dan entitas asosiasinya
diakui dalam laporan keuangan investor tersebut hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas
asosiasi. Bagian investor atas keuntungan atau kerugian entitas asosiasi yang dihasilkan dari
transaksi tersebut dieliminasi. Contoh transaksi hilir adalah penjualan aset dari entitas asosiasi
kepada investor. Contoh transaksi hulu adalah penjualan aset dari investor kepada entitas
asosiasinya.
PT Investee adalah entitas asosiasi dari investor dengan kepemilikan 40 %. Pada tahun 2015, PT
Investee menjual persediaan kepada investor (Transaksi hilir) dengan keuntungan Rp
20.000.000. Sampai dengan akhir tahun 2015, 20% atas persediaan tersebut belum terjual oleh
PT Investee kepada pihak ketiga. Keuntungan Rp 20.000.000 sudah diperhitungkan dalam laba
bersih yang dilaporkan PT Investee. Keuntungan belum terealisasi bagi investor adalah sebagai
berikut:
Keuntungan belum terealisasi adalah Rp 5.000.000, namun karena transaksi hulu di mana PT
Investee hanya dimiliki 40% oleh investor, maka bagian investor atas keuntungan tersebut, yaitu
Rp 2.000.000, harus dieliminasi dengan jurnal:
31 Desember 2015
Jika yang terjadi pada transaksi tersebut adalah transaksi hulu, yaitu penjualan dari investor ke
entitas asosiasi, maka seluruh keuntungan yang belum terealisasi sebesar Rp 5.000.000 adalah
bagian (hak) investor, sehingga seluruh bagian investor tersebut dieliminasi dengan jurnal:
31 Desember 2015
Bagian Laba atas Entitas Asosiasi 5.000.000
Investasi pada Entitas Asosiasi 5.000.000
Mencatat keuntungan belum direalisasi atas transaksi hilir
Dapat disimpulkan bahwa jurnal investasi yang dicatat oleh investor atas entitas asosiasi dapat
meliputi:
Metode pencatatan akuntansi atas investasi pada saham terdiri darimetode biaya, metode nilai
wajar, dan metode ekuitas. Metode biaya atau niali wajar digunakan jika investor tidak memiliki
pengaruh terhadap investee. Sedangkan metode ekuitas digunakan jika investor memiliki
pengaruh signifikan atas investee.
Pengaruh signifikan umumnya diperoleh jika kepemilikan investor atas saham investee antara
20% hingga 50% kecuali ada bukti sebaliknya.
3.2 SARAN
Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menambah khasanah
pengetahuan bagi semua.
DAFTAR PUSTAKA