S1 2014 280157 Chapter1
S1 2014 280157 Chapter1
BAB I
PENDAHULUAN
negara berkembang, selain itu di negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada,
dan negara – negara Eropa juga banyak kasus yang terjadi (Setyoningrum, 2006).
adalah 12 kasus per 1000 orang per tahun dan merupakan penyebab kematian
utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu. Di Amerika dengan cara
infeksi saluran napas bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian di
Indonesia. Di SMF Paru RSUP Persahabatan tahun 2001 infeksi juga merupakan
penyakit paru utama, 58 % diantara penderita rawat jalan adalah kasus infeksi dan
1
GAMBARAN EFEKTIVITAS TERAPI ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA PADA PASIEN DEWASA
RAWAT INAP DI RS PKU 2
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2011 SAMPAI TAHUN 2012
FAISAL RAHMAN
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
kejadian yang cukup tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa
bahwa penelitian ini perlu dilakukan dengan harapan dapat membantu RS PKU
B. Perumusan Masalah
sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Yogyakarta.
E. Tinjauan Pustaka
1. Pneumonia
a. Definisi
peradangan pada parenkim paru yang dapat terjadi pada semua umur. Pneumonia
juga merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai dengan gejala demam, batuk,
sesak napas, adanya ronki basah kasar, dan gambaran infiltrate pada foto polos
parenkim paru, dan pleura. Infeksi bakteri atau jamur atau virus yang menyerang
bagian bawah dimana seluruh persediaan darah harus melewati pembuluh darah
kapiler paru sehingga infeksi bakterti atau jamur atau virus dapat ikut bersama
Pada alkoholik akut atau kronis atau yang menderita penyakit berat,
infeksi tersebut mula – mula akan membentuk koloni ada saluran pernapasan
bagian atas dan melalui sistem saraf sentral yang berpengaruh terhadap
pengurangan refleks tersedak dan fungsi siliare trakeobronkus yang jelek, maka
koloni infeksi tersebut dapat masuk ke saluran pernapasan bagian bawah dan
i. Infectious pneumonia
mycoplasma)>
GAMBARAN EFEKTIVITAS TERAPI ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA PADA PASIEN DEWASA
RAWAT INAP DI RS PKU 5
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2011 SAMPAI TAHUN 2012
FAISAL RAHMAN
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
b. Etiologi
maupun bakteri. Sebagian kecil dapat juga disebabkan oleh bahan kimia
(Setyoningrum, 2006).
pleura, abses paru, dan sepsis. Bakteri penyebabnya pun berbeda. Berikut bakteri
2010).
GAMBARAN EFEKTIVITAS TERAPI ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA PADA PASIEN DEWASA
RAWAT INAP DI RS PKU 6
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2011 SAMPAI TAHUN 2012
FAISAL RAHMAN
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Abses paru adalah lesi paru berupa suprasi dan nekrosis jaringan. Bila
pleura atau hubungan dengan bronkus sering terjadi sehingga pus atau
akibat dari suatu infeksi bakteri di bagian tubuh manusia. Yang sering
dirawat di ICU.
flora mulut dan flora saluran napas atas, yaitu Streptococci anaerob.
pasien yang imunosupresi, misal pada pasien AIDS (Acquired Immuno Deficiency
Syndrome) adalah Pneumocystic cariini. Selain itu ada pula kelompok pneumonia
(Underwood, 1999) :
aspirasi.
c. Patofisiologi
faring, laring, trakea, bronkus dan bronkhiolus. Saluran pernapasan dari hidung
sampai bronkhiolus dilapisi oleh membran mukosa bersilia. Ketika udara masuk
(Dahlan, 2000).
faring sampai alveoli selalu dalam keadaan steril. Ada beberapa mekanisme
refleks epiglotis, refleks batuk, sistem pembersihan oleh lapisan mukosiliar, dan
respon imun. Apabila mekanisme pertahanan paru ini terganggu maka partikel
asing atau organisme dapat masuk atau menginfeksi saluran pernapasan bagian
2006).
Rute yang dilalui oleh agen infeksi berbeda-beda untuk dapat sampai ke
paru-paru dan menyebakan pneumonia. Agen infeksi ini paling sering masuk ke
dalam mukosa (Bidulph dan Stace, 1999). Pneumonia biasanya mulai pada lobus
kanan bawah, kanan tengah, atau kiri bawah, karena gaya gravitasi daerah-daerah
bagian atas yang diaspirasi pada waktu tidur. Refleks batuk yang menjadi gejala
GAMBARAN EFEKTIVITAS TERAPI ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA PADA PASIEN DEWASA
RAWAT INAP DI RS PKU 10
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2011 SAMPAI TAHUN 2012
FAISAL RAHMAN
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
yaitu glottis dan laring yang berfungsi melindungi saluran napas bagian bawah
(Isselbacher, 2001 ).
pada satu lobus (pneumonia lobaris). Pneumotokel atau abses-abses kecil sering
bulan, tetapi biasanya tidak memerlukan terapi lebih lanjut (Rahajoe dkk., 2008).
d. Gambaran Klinis
i. Anamnesis
atau purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada
e. Pemeriksaan Penunjang
i. Gambaran radiologis
interstisial serta gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat secara khas
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus.
dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi
pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah dapat positif
asidosis respiratorik.
f. Penatalaksanaan Terapi
klinisnya. Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah. Juga diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
c) Pecandu alkohol
a) Bronkiektasis
d) Gizi kurang
3) Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
kegawatannya, bila dapat distabilkan maka penderita dirawat inap di ruang rawat
biasa; bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif.
Thoracic Society) :
i. Penisilin
polimer dari senyawa amino dan gula yang saling terikat satu dengan yang lain
(peptidoglikan) yang spesifik bagi kuman disebut murein. Bila sel tumbuh dan
plasmanya bertambah atau menyerap air dengan jalan osmosis, maka dinding sel
yang tidak sempurna itu akan pecah dan bakteri musnah. Dinding sel manusia dan
GAMBARAN EFEKTIVITAS TERAPI ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA PADA PASIEN DEWASA
RAWAT INAP DI RS PKU 16
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2011 SAMPAI TAHUN 2012
FAISAL RAHMAN
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
hewan tidak terdiri dari murein sehingga antibiotik ini tidak toksik untuk manusia
(Tjay dan Rahardja, 2007). Penisilin merupakan asam organik yang terdiri dari
satu inti siklik (cincin tiazolidin dan cincin beta-laktam) dengan satu rantai
mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Efek bakterisida
akan dihasilkan terhadap mikroba yang sensitif (mikroba yang sedang aktif
amoksisilin juga aktif terhadap kuman Gram positif dan sejumlah kuman Gram
Profil obat-obat golongan penisilin yang digunakan antara lain (Lacy dkk.,
2009) :
a) Ampisilin
1) Farmakokinetika
iv) Waktu paro eliminasi : 1-1,8 jam, untuk pasien gagal ginjal
2) Interaksi obat :
tetrasiklin.
makanan.
3) Efek samping
trombositopenia.
b) Ampisilin-Sulbaktam
Ampisilin : sda
Sulbaktam :
1) Farmakokinetika :
2) Interaksi obat :
3) Efek samping :
c) Amoksisilin
1) Farmakokinetika :
v) Waktu paro eliminasi : neonatus 3,7 jam; infant dan anak 1-2
2) Interaksi obat :
3) Efek samping :
insomnia.
urticaria.
trombositopenia.
d) Penisilin G
1) Farmakokinetika :
iv) Waktu paro eliminasi : neonatus umur < 6 hari 3,2-3,4 jam;
umur 7-13 hari 1,2-2,2 jam; umur > 14 hari 0,9-1,9 jam; anak-
2) Interaksi obat :
3) Efek samping :
serangan epilepsi.
akut.
spektrum luas yang bersifat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman Gram
positif dan sejumlah kuman Gram negatif, tetapi dapat juga bersifat bakteriosid
a) Klindamisin
1) Farmakokinetika :
1,6-5,3 jam.
vi) Ekskresi : urin (10%) dan feses 4% sebagai obat aktif atau
metabolisme.
2) Interaksi obat :
3) Efek samping :
b) Kloramfenikol
1) Farmakokinetika :
renal.
kloramfenikol).
GAMBARAN EFEKTIVITAS TERAPI ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA PADA PASIEN DEWASA
RAWAT INAP DI RS PKU 22
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2011 SAMPAI TAHUN 2012
FAISAL RAHMAN
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2) Interaksi obat :
3) Efek samping :
kepala.
ii. Sefalosporin
sintesis dinding sel mikroba. Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif
terhadap laktamase.
GAMBARAN EFEKTIVITAS TERAPI ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA PADA PASIEN DEWASA
RAWAT INAP DI RS PKU 23
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2011 SAMPAI TAHUN 2012
FAISAL RAHMAN
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Gram negatif dan lebih luas lagi meliputi Pseudomonas, bakteroides, dan
khususnya seftazidim.
a) Sefalosporin generasi I
1) Cefadroxil
i) Farmakokinetika :
(e) Waktu paro eliminasi : 1-2 jam, gagal ginjal 20-24 jam.
uricosuric.
typoid.
1) Sefotaksim
i) Farmakokinetika :
ascetic, tulang.
desacetylcefotaxime.
agen uricosuric.
GAMBARAN EFEKTIVITAS TERAPI ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA PADA PASIEN DEWASA
RAWAT INAP DI RS PKU 25
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2011 SAMPAI TAHUN 2012
FAISAL RAHMAN
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
typoid.
2) Sefiksim
i) Farmakokinetika :
(d) Waktu paro eliminasi ; fungsi renal normal 3-4 jam, gagal
feses (10%).
uricosuric.
typoid.
GAMBARAN EFEKTIVITAS TERAPI ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA PADA PASIEN DEWASA
RAWAT INAP DI RS PKU 26
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2011 SAMPAI TAHUN 2012
FAISAL RAHMAN
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dyspepsia, flatulensi.
3) Seftriakson
i) Farmakokinetika :
empedu.
(d) Waktu paro eliminasi : fungsi renal normal 5-9 jam, gagal
inaktif).
antagonis vitamin K.
4) Seftazidim
i) Farmakokinetika :
(c) Waktu paro eliminasi : 1-2 jam, lebih lama pada pasien
agen uricosuric.
typoid.
5) Cefuroxime
i) Farmakokinetika :
(d) Waktu paro eliminasi : anak-anak 1-2 jam, dewasa 1-2 jam,
agen uricosuric.
antagonis H2.
dan hematokrit.
iii. Aminoglikosida
paling kuat, tetapi terhadap basil Gram negatif lainnya 2-3 kali lebih
2009) :
a) Gentamisin
1) Farmakokinetika :
iv) Waktu paro eliminasi : infant <1 minggu 3-11,5 jam, pada
v) Ekskresi : urin.
2) Interaksi obat :
3) Efek samping :
b) Amikasin
1) Farmakokinetika :
iv) Waktu paro eliminasi : infant 1-3 hari dengan BBLR 7-9 jam,
>7 hari 4-5 hari, anak-anak 1,6-2,5 jam, dewasa 1,4-2,3 jam,
2) Interaksi obat :
vancomisin.
3) Efek samping :
iv. Makrolida
adalah azitromisin yang aktif terhadap beberapa kuman Gram negatif, antara lain
Rahardja, 2007).
a) Azitromisin
1) Farmakokinetika :
2) Interaksi obat :
nelfinavir.
3) Efek samping :
g. Efektivitas Terapi
Respiration rate (RR) normal, tidak ada retraksi, tidak ada krepitasi,
a) Jumlah Leukosit
infeksi.
LED dipengaruhi oleh berat sel darah dan luas permukaan sel serta
gravitasi bumi. Semakin berat sel darah, semakin cepat laju endapnya,
GAMBARAN EFEKTIVITAS TERAPI ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA PADA PASIEN DEWASA
RAWAT INAP DI RS PKU 33
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2011 SAMPAI TAHUN 2012
FAISAL RAHMAN
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
bakar.
c) Neutrofil
Neutrofil lebih cepat beraksi jika terdapat radang dan perlukaan dan
d) Limfosit
adrenokortikal.
e) Monosit
f) Eosinofil
g) Basofil
2. Rumah Sakit
fasilitas diagnosis dan terapi, alat dan perbekalan serta fasilitas fisik ke dalam
menyebutkan bahwa rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan
sakit harus memiliki misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
masyarakat.
dilakukan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan
serta melaksanakan upaya rujukan. Untuk itu rumah sakit umum perlu mempunyai
3. Rekam medis
dan pihak-pihak terkait lain (Klinisi, manajemen RS, asuransi dan sebagainya),
GAMBARAN EFEKTIVITAS TERAPI ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA PADA PASIEN DEWASA
RAWAT INAP DI RS PKU 36
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2011 SAMPAI TAHUN 2012
FAISAL RAHMAN
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Beberapa informasi yang seharusnya tertera pada rekam medis antara lain
lama rawat, nama dan paraf dokter yang merawat. Rekam medis dapat menjadi
sumber data sekunder yang memadai apabila data yang terekam cukup lengkap,
F. Keterangan Empirik
dengan antibiotik pada pasien pneumonia pada pasien dewasa rawat inap,
efektivitas terapi penyakit pneumonia pada pasien dewasa rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.