Anda di halaman 1dari 3

Histologi Tulang Kepala dan Leher

Di kepala dan leher otot-otonya termasuk otot lurik dan otot polos kerana otot lurik didesain
untuk melakukan gerakan spontan dan otot polos didesain untuk pengetahuan system saraf yang
tak sadar atau otonom.

Referensi : Afrida. Effect of Ingesting Training Towards Dysphagia in Stroke' Patients in


Makassar. Indonesian Contemporary Nursing Journal. 2017 Agustus. 2(1). 17-19.

Histologi Tulang

 Karakteristik Tulang :
a. Tediri atas sel, serat jaringan ikat, dan bahan ekstensi.
b. Mineral yang mengendap di matriks tulang menyebabkan struktur menjadi keras untuk
melindungi berbagai organ.
c. Berfungsi dalam hemuporesis dan merupakan tempat cadangan kalsium dan mineral
 Mikroarsitek Tulang :
a. Tulang kompak adalah bagian silinder luar pada tulang panjang
b. Tulang yang berada di dalam dan dekat sumsum tulang adalah tulang kanelosa (sponglosa)
c. Pada neonates, sumsum tulang tampak merah dan hemopoetik; pada dewasa sumsung
tulang panjang tampak kuning.

Referensi : Sheewood, L. Fisiologi Manusia dan Sel ke Sistem Edisi ke 6. Jakarta: EGC.2012
Sel-Sel Utama dan Komponen Matriks Tulang

 Osteoblas berkembang dari sel (punca) osteoprogenitor dan menyekresi komponen


matirks awal, disebut osteoid, yang memungkinkan terjadinya mineralisasi matriks.
 Komponen penting osteoid meliputi kolagen tipe 1, yaitu protein osteokalsin yang
mengikat ion Ca, dan vesikel matriks dengan enzim yang menghasilkan PO4-
 Konsentrasi tinggi ion-ion Ca2+ dan PO4- menyebabkan terbentuknya Kristal
hidroksiapatit yang pertumbuhannya secara berangsur mengapur matriks.
 Osteosit berkembang lebih lanjut dari osteoblast, saat sudah dilingkupi didalam lacuna
matriks dan bekerja untuk mempertahankan matriks dan mendeteksi ketegangan mekanik
pada tulang.
 Osteosit mempertahankan komunikasi dengan sel-sel berdekatan melalui anyaman
dendritik panjang yang terjulur melalui matriks via kanalikuli sempit yang beradiasi
dari setiap lakuna.
 Osteoklas adalah sel sangat besar, dibentuk melalui peleburan sejumlah monosit darah,
yang menggerogoti matirks tulang setempat selama osteogenesis dan remodeling tulang.

Periosteum dan Endosteum

 Periosteum adalah lapisan jaringan ikat padat pada permukaan luar tulang, terikat pada
matriks tulang oleh berkas-berkas kolegan tipe 1, disebut serat perforans (atau serat
Sharpey).
 Daerah periosteum dekat tulang penuh dengan sel osteoprogenitor dan osteoblas yang
memperantarai banyak pertumbuhan dan remodeling tulang.
 Endosteum adalah lapisan tipis osteoblast aktif dan non-aktif, yang melapisi tipis
osteoblast aktif dan non-aktif, yang melapisi semua permukaan dalam di dalam tulang,
osteoblast di sini juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang.

Jenis dan Organisasi tulang (Tabel 8-1)

 Tulang padat tegar di bawah periosteum disebut tulang kompakta; di sebelah dalam dari
tulang kompakta terdapat trabekula tulang kecil-kecil atau spikula dari tulang spons
(atau kanselosa).
 Pada tulang panjang ekstremitas, kedua jenis tulang matang itu terdapat di kedua ujung
membulat, disebut epifisis dan di dalam batang atau diafisis.
 Tulang muda (imatur), disebut tulang anyaman (wovenbone), dibentuk selama
osteogenesis atau perbaikan dan memiliki matriks berkapus dengan serat-serat kolagen
tesusun secara acak.
 Oleh pengaruh osteoklas dan osteoblast, tulang anyaman dengan cepat mengalami
pergantian dan remodeling menjadi tulang lamelar dngan matriks baru yang diendapkan
menurut lapisan jelas dengan berkas kolagen parallel; tulang kompakta dan tulang spons
adalah tulang lamelar.
 Kebanyakan tulang lamelar terdiri atas lema-lamela yang tersusun konsentris mengitari
sebuah kanal sentral kecil yang mengandung pembuluh darah dan saraf bangunan ini
disebut osteon atau sistem Haven.
 Di dalam setiap osteon, lacuna osteosit terdapat di antara lamela-lamela, dengan
kanalikuli memancar keluar secara radier melalui lamela-lamela, yang memungkinkan
semua sel berkomunikasi dengan kanal sentral.

Osteogenesis

 Tulang dari tengkorak dan rahang pada awalnya dibentuk melalui osifikasi
intramembranosa, dengan osteoblas berkembang langsung dari sel progenitor dalam
“membran” pada masenkim.
 Semua tulang lain dibentuk melalui osifikasi endokondral, yang sel progenitornya
mengelilingi dan kemudian masuk ke dalam model tulang rawan hialin unsur kerangka
dalam embrio
 Pusat osifikasi primer pada diafisis tulang panjang feal terbentuk setelah kondrosit mati
karena tulang rawannya dilingkupi leher tulang anyaman, menghasikan rongga awal yang
dimasuki oleh osteblas dan pembuluh –pembuluh darah dari periosteum.
 Kemudian, pusat osifikasi sekunder terbentuk dengan cara serupa di dalam epifisis,
dengan tulang rawan lempeng pertumbuhan epifisis yang berada di antara pusat
osifikasi primer dan sekunder.
 Lempeng pertumbuhan adalah kunci pemanjangan tulang selama masa kanak-kanak
dan tersusun dalam deret berkesinambungan zona perkembangan.
 Zona paling distal adalah zona “rehat” atau zona cadangan berupa tulang rawan hialin
yang khas.
 Pada zona proliferasi di dekatnya, kondrosit mengalami mitosis dan tampa bertumpuk di
dalam lacuna gepeng.
 Kondrosit paling matang di dalam lakuna membesar, menekan matriks, dan mengalami
apoptosis dalam zona hipertrofi yang lebih dekat pada pusat osifikasi primer.
 Ronggo-rongga yang terjadi dalam matriks akibat kejadian-kejadian ini menjadi ciri zona
kalsifikasi tulang rawan bila diinvasi oleh osteoblas, osteoklas, dan pembuluh-
pembuluh dari pusat primer.
 Dalam zona osifikasi, tulang anyaman diletakkan oleh osteoblast dan mengalami
remodeling menjadi tulang lamelar.
 Pertumbuhan tulang aposisional menambhkan lingkaran tulang oleh aktivitas osteoblas
di periosteum dan disertai pembesaran rongga sumsum medula itu.

Referensi : Mescher, Anthony L. Histologi Dasar Junqueira: Teks & Atlas. Jakarta: EGC; 2016.

Anda mungkin juga menyukai