Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kependudukan dapat diartikan sebagai masalah pertambahan
jumlah penduduk yang sangat tinggi. Adapun pertambahan penduduk ini
akan menimbulkan berbagai masalah dan hambatan bagi upaya-upaya
pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara karena pertumbuhan
penduduk yang sangat tinggi akan menyebabkan kesempatan kerja baru
sangat terbatas.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai
populasi pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, dimana Indonesia berada
pada posisi ke-4 jumlah penduduk terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus
penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa
atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun 2000. Artinya setiap tahun selama
periode 2000-2010, jumlah penduduk bertambah 3,25 juta jiwa. Jika
dialokasikan ke setiap bulannya maka penduduk Indonesia bertambah
sebanyak 270.883 jiwa atau 0,27 juta jiwa. Berdasarkan jumlah tersebut,
maka setiap harinya penduduk Indonesia bertambah sebesar 9.027 jiwa. Dan
setiap jam terjadi pertambahan penduduk sebanyak 377 jiwa. Bahkan setiap
detik jumlah pertambahan penduduk masih tergolong tinggi yaitu sebanyak
1,04 (1-2 jiwa). Pertambahan penduduk di Indonesia umumnya disebabkan
oleh kelahiran sisanya berupa migrasi masuk. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dalam satu detik di Indonesia terjadi kelahiran bayi
sekitar 1-2 jiwa.
Pertumbuhan penduduk saat ini semakin meningkat dan itu menjadi isu
yang sangat populer dan mencemaskan bagi negaranegara di dunia. Di
Indonesia hal ini menjadi masalah besar dibandingkan negara lain,
pertumbuhan penduduk mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik
ekonomi maupun sosial, terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas
penduduk dalam sumberdaya manusia yang dibarengi besarnya jumlah

1
penduduk yang tidak terkontrol. Semuanya terkait penyediaan anggaran dan
fasilitas kesehatan, pendidikan serta ketersediaan pangan.
Kebijakan kependudukan untuk mengatur kuantitas penduduk melalui
program keluarga berencana masih menjadi hal yang di sorot oleh
pemerintah. Evaluasi saat ini distribusi alat dan obat kontrasepsi kurang
lancar, terbatasnya kemampuan pengelola di kab/kota, tenaga Petugas
lapangan keluarga berencana menurun sehingga pemakaian alat kontrasepsi
terus mengalami penurunan, sementara yang ingin memakai alat kontrasepsi
tapi tidak terlayani angkanya tinggi artinya masih banyak orang-orang yang
tidak terjangkau dalam penggunaan alat kontrasepsi karena ini yang membuat
pertambahan penduduk masih tidak dapat di kontrol yang mengakibatkan laju
pertumbuhan penduduk masih tinggi dengan Angka Kelahiran atau TFR
(Total FertilityRate) berada pada angka 2,2 dan yang diharapkan TFR berada
pada 2,1 untuk memasuki bonus demografi.
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk mengendalikan jumlah penduduk. Meskipun program KB
telah dilakukan, namun jumlah penduduk Indonesia masih terus bertambah.
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang terus meningkat. Hal ini
dibuktikan dengan hasil sensus penduduk yang menunjukkan bahwa
pertumbuhan penduduk Indonesia sudah melebihi dari proyeksi Badan Pusat
Statistik Indonesia. Serta upaya pemerintah dalam pengendalian kuantitas
penduduk melalui Keluarga Berencana, pengembangan dan peningkatan
kualitas penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas.
Perwujudan keluarga kecil yang berkualitas dapat dilakukan melalui program
keluarga berencana. Pelaksanaan keluarga berencana ini salah satunya dengan
penggunaan alat kontrasepsi yang tersedia bagi pria dan wanita.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Kependudukan.
2. Untuk mengetahui kependudukan dan keluarga berencana.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kependudukan
Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia (UUD 1945 Pasal 26 ayat 2). Penduduk
menurut UU No. 10 Tahun 1992 yaitu orang pribadi, anggota keluarga,
anggota masyarakat, warga negara sebagai himpunan kuantitas yang
bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu
tertentu. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah,
struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan,
kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pengelolaan kependudukan
dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk mengarahkan
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada
seluruh dimensi penduduk. Perkembangan kependudukan adalah kondisi
yang berhubungan dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat
berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik
yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat
sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk
mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia
yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak.
Pengertian Ilmu Penduduk dan Kependudukan adalah ilmu yang
mempelajari hal ihwal tentang penduduk. Sedangkan Ilmu Kependudukan
adalah studi tentang penduduk di dalam kerangka sosiologi dan ada
jalinannya dengan ekonomi, biologi dan ilmu sosial yang lain.
Ruang Lingkup Ilmu Kependudukan Ruang lingkup Ilmu
kependudukan ada dua yaitu:
1. Penduduk

3
Penduduk adalah semua orang yang biasanya tinggal di suatu tempat atau
rumah tangga 6 bulan dan lebih atau yang belum 6 bulan namun berniat
untuk menetap.
2. Masyarakat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
adat istiadat tertentu secara kontinu dan terikat dengan identitas.
Teori-teori penduduk dibagi menjadi beberapa teori yaitu:
1. Teori Pertumbuhan Penduduk
a. Teori Natural
Teori ini mengemukakan bahwa hewan dan tumbuhan dipengaruhi
oleh temperatur, curah hujan, kesuburan.
b. William Gadwin
Mengemukakan bahwa kemelaratan adalah orang atau struktur
masyarakat yang salah dan dapat diperbaiki dengan prinsip sama rata
sama rasa.
c. Thomas Robert Malthus
Kemelaratan adalah tidak imbangnya pertambahan penduduk dengan
pertambahan bahan makanan.
2. Teori Fisiologi
a. Teori Pearl
Teori ini mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk dipengaruhi
oleh keadaan biologi dan geografi.
b. Teori Cassado Gini
Teori ini mengemukakan tentang statistik biologi.
3. Teori Sosial Ekonomi
a. Teori Carr Saunders Mengatakan bahwa negara dalam keadaan
optimum bila jumlah penduduk dan bahan pangan seimbang.
b. Teori Dumont Mengemukakan tentang teori kapilaritas sosial.
Kapilaritas sosial mudah berlaku di dalam masyarakat yang
memungkinkan perpindahan dengan mudah dari klas ke klas yang
lebih tinggi.

4
B. Masalah Kependudukan
Masalah Kependudukan bisa disebut juga sebagai masalah sosial,
karena masalah itu terjadi di lingkungan sosial atau masyakarat. Masalah
tersebut bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, baik di negara maju maupun
negara Indonesia yang sedang berkembang ini. Masalah kependudukan terjadi
karena perkembangan penduduk yang tidak seimbang. Macam-macam
Masalah Kependudukan, yaitu: Pertumbuhan Penduduk, Kepadatan
Pendudukdan Tingkat pendidikan.
Dari ketiga masalah kependudukan tersebut, Pertumbuhan penduduk
merupakan masalah yang menarik untuk dikaji. Pertumbuhan penduduk
adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai
perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per
waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk
pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering
digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan
penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Pertumbuhan penduduk di negara Indonesia ini sudah sangat pesat karena
diliat dari sensus penduduk yang berdasarkan informasi dari BPS (Badan
Pusat Statistik) jumlah penduduk di negara Indonesia pada tahun 2000
sebanyak 200.241.999 jiwa sedangkan pada tahun 2010 sudah mencapai
237.641.326 jiwa. Perkembangan penduduk yang pesat itu terjadi karena
beberapa faktor, yaitu : tingkat angka kelahiran, tingkat angka kematian, dan
tingkat perpindahan perpindahan penduduk (migrasi).

C. Komposisi Penduduk
1. Biologi: umur, jenis kelamin.
2. Sosial: pendidikan, status.
3. Ekonomi: jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan, tingkat pendapatan.
4. Geografi: tempat tinggal.
5. Budaya: agama, adat istiadat, dan lain sebagainya.

5
D. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk
di suatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah
yang ditempati dinyatakan dengan dengan banyaknya penduduk perkilometer
persegi. Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah
seluruh penduduk diwilayah tersebut, atau bagian-bagian penduduk tertentu
seperti: penduduk daerah perdesaan atau penduduk yang bekerja di sektor
pertanian, sedangkan sebagai penyebut dapat berupa luas seluruh wilayah,
luas daerah pertanian, atau luas daerah perdesaan. Kepadatan penduduk di
suatu wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian :
1. Kepadatan penduduk kasar (crude density of population) atau sering pula
disebut dengan kepadatan penduduk aritmatika.
2. Kepadatan penduduk fisiologis (physiological density).
3. Kepadatan penduduk agraris (agricultural density).
4. Kepadatan penduduk ekonomi (economical density of population).

E. Keluarga Berencana (KB)


Program keluarga berencana memiliki makna yang sangat strategis,
kompehensif dan fundamental dalam mewujudkan manusia Indonesia yang
sehat dan sejahtera. UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang pekembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga menyebutkan bahwa keluarga
berencana adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan,
dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas.
Program KB menurut BKKBN adalah suatu usaha untuk menjarangkan
atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
KB merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan
ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan.
Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan dan caracara bagi laki-laki
dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak

6
berapa jumlah anak, jarak usia antara anak serta kapan akan berhenti
mempunyai anak. Program keluarga berencana (KB) dilakukan untuk
mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran.
Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organisation)
adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
1. Mendapatkan objektif-objektif tertentu;
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan;
3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan;
4. Mengatur interval diantara kelahiran;
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
istri;
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.

F. Tujuan Program KB.


Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi
program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang
kokoh bagi pelaksanaan program KB di masa mendatang untuk mencapai
keluarga berkualitas tahun 2015.
Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah:
a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia.
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
KB bukan prioritas pembangunan. Namun tanpa KB, pembangunan di
bidang lain akan kurang bermakna, mengingat penduduk yang terlalu besar
dengan pertumbuhan yang tidak terkendali, dibarengi kualitas yang rendah
akan menjadi beban berat bagi pembangunan.
Jadi, salah satu tujuan dari keluarga berencana yakni mampu
mengendalikan laju pertumbuhan jumlah penduduk agar tidak terjadi ledakan
penduduk yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
pembangunan suatu negara. Hal ini diartikan KB mampu menurunkan tingkat

7
kelahiran kasar (CBR) pada suatu negara. Tidak hanya itu, program KB juga
bertujuan untuk mengelola penduduk yang ada agar memperhatikan kualitas
yang

G. Sasaran Program KB
Menurut BKKBN, sasaran strategis BKKBN 2015-2019 yang tertera
pada Renstra BKKBN 2015-2019 dalam upaya untuk mencapai tujuan utama,
sebagai berikut:
1. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP).
2. Menurunnya Angka kelahiran total (TFR) per WUS (15 - 49 tahun).
3. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR).
4. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need).
5. Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR15–
19 tahun).
6. Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(15 - 49tahun).
Sasaran program keluarga berencana nasional yang sudah tercantum
dalam RPJM 2004/2009 adalah sebagai berikut:
1. Menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara nasional
menjadi 1,14% per tahun.
2. Menurunkan angka kelahiran TFR menjadi 2,2 setiap wanita.
3. Meningkatkan peserta KB pria menjadi 4,5%.
4. Menurunkan Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak ingin punya anak
lagi dan ingin menjarangkan kelahirannya, tetapi tidak memakai alat
kontrasepsi (unmeet need) menjadi 6%.
5. Meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi yang efektif dan efisien.
6. Meningkatkan partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang
anak.
7. Meningkatkan jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera yang
aktif dalam usaha ekonomi produktif.
8. Meningkatkan jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

8
H. Hal-Hal Yang Mempengaruni Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana (KB) dari tahun ke tahun berkembang
dengan cukup pesat di dalam mencapai tujuannya yakni terwujudnya norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Dalam mencapai tujuannya tersebut,
banyak potensi yang dikerahkan, baik yang berasal dari pemerintah maupun
organisasi kaum ibu, dan lembaga swadaya masyarakat. Sedangkan sumber-
sumber yang tersedia sebagai faktor penunjang keberhasilan program
Keluarga Berencana (KB) telah dimobolisasi dan dimanfaatkan seoptimal
mungkin guna tercapainya tujuan tersebut, keberhasilan suatu program atau
kebijakan telah dirumuskan dalam bentuk kegiatan operasional di lapangan.
Pada dasarnya suatu kebijakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Komunikasi (communication)
Bahwa setiap kebijakan yang dibuat maka akan melibatkan banyak pihak
demikian pula dalam pelaksanaannya, sehingga perlu diadakan hubungan
organisasional yang baik dengan pihak-pihak terkait.
2. Kesediaan (disposisi)
Pelaksanaan kebijakan diusahakan mempunyai kepentingan yang sama,
di mana masing-masing pihak dituntut kesediaannya dan perasaan
tanggung jawab terhadap keberhasilan kebijakan yang telah
dirumuskan.
3. Kekuatan Dukungan (resources)
Dukungan di sini antara lain: daya, dana, sarana, dan prasarana yang
memadai serta dukungan nyata dari pemerintah.
4. Struktur Birokrasi
Sasaran organisasi yang baik disertai wewenang tugas dan tanggung
jawab pada setiap implementatorakan mempercepat keberhasilan suatu
kebijakan.
Keempat faktor yang mempengaruhi kebijakan tersebut di atas saling
terkait antara yang satu dengan yang lainnya,namun pada akhirnya menuju
pada satu tujuan yaitu keberhasilan suatu kebijakan yang telah dirumuskan
ditunjang dengan keadaan sosial, ekonomi, dan kondisi politik juga
mempengaruhi keberhasilan kebijakan tersebut.

9
pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB)
disesuaikan dengan pertumbuhan perekonomian, norma agama, adat - istiadat
dan nilai-nilai budaya. Dan sini nampak bahwa program Keluarga Berencana
harus disesuaikan dengan keadaan penduduk masing-masing daerah. Pada
dasarnya penyesuaian itu tetap mempunyai prinsip dasar yang kemudian
diikuti oleh kebijakankebijakan yang ditujukan untuk mensejahterakan
masyarakat pada umumnya. Dengan prinsip dasar tersebut, program Keluarga
Berencana (KB) harus mampu memotivasi sebuah keluarga untuk
meningkatkan kesejahteraan dengan mendapatkan pelayanan yang
memuaskan dari institusi kesehatan dan memiliki kebebasan di dalam
memilih alat-alat kontrasepsi. Dalam kenyataan tersebut banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan program Keluarga Berencana (KB), karena
banyaknya pihak yang terlibat di dalamnya. Keterlibatan tersebut berkenaan
dengan perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan program, terlebih lagi
kesadaran dari setiap pasangan atau peserta akseptor adalah faktor yang
paling utama. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) adalah:
1. Stabilitas politik yang mantap, karena dengan kemajuan, stabilitas politik
yang mantap program Keluarga Berencana (KB) akan dapat terlaksana
dengan baik.
2. Kemajuan ekonomi yang tercermin dari peningkatan pendapatan per
kapita.
3. Kemajuan sosial yang tercermin pada kemajuan pendidikan.
4. Prioritas yang tinggi yang diberikan oleh pemerintah dan komitmen yang
besar dari pemerintah.
Hal tersebut didukung dengan adanya Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1992 tentang Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB), yang
oleh DPR berencana mengamandemenkan UU tersebut. Pertimbangan utama
amandemen UU No.10/1992 karena tidak mengakomodasi perubahan zaman,
termasuk penanganan Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB) diera
otonomi daerah dan globalisasi. Hampir semua bab dalam UU No. 10/1992,
60 persen akandirubah, perubahan tersebut diantaranyatentang Kependudukan

10
danPembangunan Keluarga, penurunan angka kematian, mobilitas penduduk,
keterpaduan kebijakan kependudukan dan pembangunan, serta pengaturan
kehamilan. Saat ini persoalan Kependudukan menjadi tanggungjawab
Departemen Dalam negeri sedangkan Keluarga Berencana (KB) dibawah
Departemen Kesehatan.

I. Kaitan Posyandu Dan Program Keluarca Berencana (KB) Dalam


Meningkatkan Pertumbunan Penduduk
Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap kesejahteraan sosial dan
bertambahnya anggota pada semua lembaga atau organisasi kesejahteraan
sosial menyebabkan suatu organisasi masyarakat membentuk hubungan
kemasyarakatan untuk menginformasikan dan mengembangkan program
lembaga atau organisasi kesejahteraan sosial masyarakat guna mencapai
sasarannya.
Pentingnya Keluarga Berencana (KB) dan Posyandu didasarkan pada
hubungan antara peserta Keluarga Berencana (KB) dengan para petugasnya
melalui pengenalan pelaksanaan penyuluhan dan pelayanan. Kegiatan
pengenalan pelaksanaan penyuluhan dan pelayanan tersebut, merupakan
kegiatan dalam gerakan Keluarga Berencana (KB) Nasional. Pada dasarnya
penyuluhan berupaya mendorong terjadinya perubahan pengetahuan, sikap,
dan praktek masyarakat serta perilaku masyarakat yang berkaitan dengan
Keluarga Berencana (KB) sehingga masyarakat bersedia melaksanakan secara
mantap dan bertanggung jawab.
Penyuluhan Keluarga Berencana (KB) diharapkan menggugah
keikutsertaan segenap lapisan masyarakat dan berlangsung secara terus-
menerus tanpa ada paksaan. Selain penyuluhan terdapat pula pelayanan
melalui Posyandu, karena Posyandu merupakan pos pelayanan masyarakat
yang biayanya terjangkau dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga. Adanya pelayanan yang baik dalam pelaksanaan program Keluarga
Berencana dan ketersediaan peralatan kontrasepsi yang cukup, selain akan
meningkatkan jumlah akseptor Keluarga Berencana (KB) juga akan
meningkatkan kegiatan yang dikembangkan sesuai dengan kemajuan

11
teknologi. Dan pada akhirnya pertumbuhan penduduk yang tinggi akan
menurun.

J. Dampak Program KB Terhadap Pencegahan


Dampak program KB terhadap pencengan yaitu:
1. Dapat mengurangi angka kelahiran.
2. Dapat mengurangi jumlah kematian.
3. Dapat mengurangi angka kesakitan pada ibu dan anak.
4. Dapat mengurangi kepadatan penduduk sehingga dalam bermasyarakat
tidak saling berdasarkan ataupun berebut tempat tinggal.
5. Dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia dan sejahtera pada
keluarga.
6. Akan mendapatkan pendidikan yang lebih baik bagi anak.
7. Kehidupan ekonomi akan lebih baik.
8. Meningkatkan SDM yang berkualitas namun dampak social program KB
yang negatif adalah penggunaan KB yang Salah, sehingga terjadi seks
bebas.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah kependudukan dapat diartikan sebagai masalah pertambahan
jumlah penduduk yang sangat tinggi. Adapun pertambahan penduduk ini
akan menimbulkan berbagai masalah dan hambatan bagi upaya-upaya
pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara karena pertumbuhan
penduduk yang sangat tinggi akan menyebabkan kesempatan kerja baru
sangat terbatas.
Adanya pelayanan yang baik dalam pelaksanaan program Keluarga
Berencana dan ketersediaan peralatan kontrasepsi yang cukup, selain akan
meningkatkan jumlah akseptor Keluarga Berencana (KB) juga akan
meningkatkan kegiatan yang dikembangkan sesuai dengan kemajuan
teknologi. Dan pada akhirnya pertumbuhan penduduk yang tinggi akan
menurun.

13
DAFTAR PUSTAKA

Indraswari, S. S. Yuhan, R. J. 2012. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi


Penundaan Kelahiran Anak Pertama Di Wilayah Perdesaan Indonesia:
Analisis Data Sdki 2012. Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 12 No. 1
Juni 2017 | 1-12. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Mandas, Samuel. Evaluasi Kebijakan Kependudukan Program Keluarga
Berencana Di Provinsi Sulawesi Utara (Studi Di Bkkbn Prov. Sulawesi
Utara. Vol IV no. 062. Jurnal Administrasi Publik, ISSN : 2338 961.
Darmawati, Rakhmah, N. R. 2017. Keikutsertaan Menjadi Akseptor Keluarga
Berencana Pada Pasangan Usia Subur Ditinjau Dari Aspek Sosial
Dan Budaya. Vol. VIII No. 1 2017. Aceh: Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh.
Prawiro, Ruslan H. 1983. Kependudukan , Teori, Fakta dan Masalah. Bandung:
Alumni.
Syah, Kriswan, Surdin. 2017. Persepsi Tentang Program Keluarga Berencana
Dalam Pengendalian Kependudukan Pada Ibu Pasangan Usia Subur Di
Kelurahan Besulutu Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe. Jurnal
Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 Februari 2017. Kendari: FKIP
UHO.
BkkbN. 2009. Perkembangan Program Keluarga Berencana Nasional Provinsi
Sumatera Utara : Medan.
Veronica, Nugraheni, S. L. 2003. Pertumbuhan Penduduk Dan Keluarga
Berencana. Volume III No. 2 Juni 2003. Fakultas Ekonomi : Universitas
Dr. Soetomo.

14

Anda mungkin juga menyukai