Anda di halaman 1dari 15

Ringkasan Materi Kuliah

Konsep Elastisitas

Oleh : Kelompok 12

Anggota Kelompok :

1. Kadek Egiana Sandy (1907531108)


2. I Putu Gede Surya Adi Natha (1907531115)
3. Gray Anugrah Sembiring (1907531113)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2019
Pengertian Elastisitas
Elastisitas adalah pengaruh perubahan dari harga terhadap jumlah dari barang
yang di minta atau permintaan atau bisa juga yang di tawarkan atau penawaran.
Dengan kata lain pengertian dari elastisitas yakni tingkat kepekaan (perubahan)
terhadap suatu gejala ekonomi dengan perubahan gejala ekonomi yang lain.

A. Manfaat Mengetahui Elastisitas dan Faktor Yang Mempengaruhi


Elastisitas

Secara teori (dan juga praktik) terdapat beberapa manfaat dari mengetahui nilai
Elastisitas Permintaan suatu barang. Manfaat itu misalnya untuk kebijakan impor,
pajak dan penjualan produk baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.

1. Kebijakan Impor
Dalam hal ini pemerintah yang berkepentingan mengendalikan impor, dimana
seandainya suatu negara mengimpor suatu barang yang tingkat elastisitasnya
diketahui maka akan dapat diambil suatu kebijakan akan melanjutkan mengimpor
ataukah akan berhenti.

Seandainya elastisitas barang impor tersebut bersifat elastis (yang berarti jika
harganya naik maka permintaan akan turun lebih besar dari persentase (%)
kenaikan harganya) maka pemerintah akan berusaha agar barang impor tersebut
tersedia dalam jumlah yang cukup dan akan berusaha mempertahankan kurs valuta
mata uangnya relatif stabil (atau sebisa mungkin menghentikan impor barang
tersebut).

Sebaliknya apabila bersifat inelastis (yaitu apabila kenaikan harga diikuti oleh
penurunan permintaan yang persentasenya lebih kecil dari persentase kenaikan
harga) maka kebijakan pemerintah adalah mempertahankan jumlah impor tersebut
dan berusaha memperkenalkan produksi (produk substitusi) dalam negeri.
2. Perpajakan
Apabila diketahui bahwa permintaan atas suatu produk bersifat elastis, maka
pemerintah relatif tidak akan meningkatkan pungutan pajak atas barang tersebut,
sebaliknya jika bersifat inelastis maka pemerintah cenderung akan meningkatkan
pungutan pajak atas barang yang dimaksud.

Bagi kalangan pebisnis, mengetahui nilai elastisitas permintaan bila bersama-sama


elastisitas penawaran akan membantu strategi penggeseran beban pajak (sebab
tidak semua atau sebagian besar beban pajak yang dikenakan oleh pemerintah
akan dibebankan kepada konsumen).

3. Kebijakan/Strategi Penetapan Harga atas Barang


Produsen dalam rangka meningkatkan hasil penjualan akan berusaha menempuh
dengan cara semaksimal mungkin agar keuntungan tercapai. Salah satu strategi
yang digunakan adalah kebijakan harga.

Secara teori, apabila suatu produk bersifat elastis, maka kebijakan menaikkan harga
merupakan langkah yang kurang tepat karena akan menurunkan penerimaan.
Sebaliknya bila bersifat inelastis, maka menaikkan harga pada tingkat yang
moderat/wajar akan meningkatkan penerimaan.

Adapun ringkasan hubungan elastisitas permintaan terhadap strategi penetapan


harga produk adalah sebagai berikut:
1. Apabila permintaan bersifat elastis, maka menurunkan harga jual akan
cenderung menaikkan tingkat pendapatan (dalam batas penurunan harga
masih menguntungkan)
2. Apabila permintaan bersifat inelastis, maka maka menaikkan harga jual akan
cenderung menaikkan tingkat pendapatan (dalam batas kenaikan harga tidak
menyebabkan permintaan = 0)
3. Apabila permintaan bersifat elastis uniter menaikkan atau menurunkan harga
adalah tindakan yang mubazir, karena penerimaan relatif tidak berubah
Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Permintaan

Mengapa permintaan suatu barang bersifat elastis? Apa sebabnya? Dan mengapa
barang yang lain bersifat inelastis? Apa sebabnya? Mengapa pula ada barang
yang bersifat elastis sempurna dan inelastis sempurna? Jawabnya adalah karena
ada faktor-faktor yang bisa memengaruhi suatu barang bersifat elastis, inelastis,
unitary, elastis sempurna atau in elastisitas sempurna. Faktor-faktor yang bisa
memengaruhi elastisitas permintaan suatu barang dijelaskan berikut ini.

a. Jenis Barang
Bila suatu barang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok (primer) maka sifat
permintaannya adalah inelastis (harga banyak berubah, tapi permintaan sedikit
berubah). Mengapa demikian? Karena, walaupun harga melambung naik orang
tetap akan membelinya demi kelangsungan hidup. Contoh barang ini adalah beras.
Akan tetapi, bila suatu barang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder
dan tersier (mewah) maka sifat permintaannya adalah elastis (harga sedikit
berubah, tapi permintaan sangat banyak berubah). Mengapa demikian? Karena
dengan melihat harga yang berubah misalnya naik, orang akan menunda dulu
permintaannya dan menunggu harga turun kembali.

b. Ada Tidaknya Barang Substitusi/Pengganti


Bila suatu barang (X) memiliki barang substitusi (Y) maka bila harga barang (X)
naik orang akan beralih membeli barang substitusi (Y). Ini berarti kenaikan harga
barang “X” akan mengurangi permintaan terhadap barang “X” dalam jumlah yang
banyak, sehingga sifat permintaan barang “X” adalah elastis. Semakin tinggi
kemampuan barang lain untuk mengganti barang tersebut maka permintaan
terhadap barang X semakin elastis. Sebaliknya, bila suatu barang tidak memiliki
barang substitusi, maka sifat permintaan barang tersebut adalah inelastis.

c. Harga Barang
Bila harga suatu barang sangat murah maka kenaikan harga barang tersebut tidak
akan berpengaruh banyak terhadap permintaan. Misalnya, harga satu ikat bayam
Rp150, bila naik menjadi Rp250 permintaan tidak akan berkurang banyak karena
setiap orang mampu membayarnya. Dengan demikian, permintaan terhadap
bayam bersifat inelastis.
d. Keyakinan dan Tradisi
Ada sejumlah barang yang harus dipergunakan untuk mengikuti keyakinan dan
tradisi/kebiasaan tertentu. Walaupun harga barang-barang tersebut naik, orang
tetap akan membelinya. Dengan demikian, sifat permintaannya adalah inelastis.

e. Frekuensi Pembelian Barang


Bila suatu barang cukup dibeli satu kali setahun (seperti payung) atau satu kali
dalam dua tahun (seperti bantal, guling) dan harga barang-barang tersebut tidak
terlalu mahal, maka bila terjadi kenaikan harga tidak akan begitu memengaruhi
permintaan. Mengapa? Karena orang berpikir: barang itu hanya dibeli satu kali
dalam setahun atau satu kali dalam dua tahun. Sehingga sifat permintaannya
adalah inelastis.

f. Selera
Bila selera masyarakat sedang meningkat pada suatu barang maka sifat
permintaannya adalah inelastis. Akan tetapi bila selera turun maka sifat
permintaannya menjadi elastis

Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan ( elasticity of demand ) ialah pengaruh dari perubahan harga


terhadap besar kecil nya jumlah permintaan barang atau tingkat kepekaan dari
perubahan jumlah permintaan barang terhadap suatu perubahan dari harga barang.

B. Menghitung Elastisitas Permintaan

Besar kecil nya suatu perubahan permintaan tersebut di nyatakan dalam koefisien
elastisitas atau angka elastisitas yang di simbolkan ( E ), yang dinyatakan dalam
rumus berikut ini :
Keterangan :

 ΔQ = perubahan terhadap jumlah permintaan.


 ΔP = perubahan dari harga barang.
 P = harga awal.
 Q = jumlah permintaan awal.
 Ed = elastisitas dari permintaan.

Hasil yang diperoleh dari perhitungan koefisien elastisitas adalah bernilai negatif.
Mengapa? Karena harga dan jumlah barang yang diminta berbanding terbalik
(mengalami arah yang berbalikan).

Hasilnya, penurunan harga menaikkan permintaan atau kenaikan harga akan


menurunkan permintaan. Namun, biasanya tanda negatif diabaikan dalam
menghitung koefisien elastisitas.

C. Jenis Jenis Elastisitass Permintaan


1. Permintaan Elastis (Ed > 1)

Permintaan yang memiliki angka koefisien elastisitas > 1 adalah bersifat elastis.
Artinya, persentase perubahan harga lebih kecil daripada % perubahan kuantitas
yang diminta. Dengan kata lain akan terdapat perubahan jumlah barang yang
diminta dalam jumlah yang lebih besar jika terjadi perubahan harga sedikit saja.

Ciri-ciri :
 Banyak subtitusi
 Pedagang/ Penjualnya Banyak
 Jika harga naik :
 Pembeli Pindah Ke pedagang Lain
 Penerimaan Pedagang Turun
Contoh : buah-buahan, pakaian, makanan ringan.

Contoh Kasus

Toko Sepatu Sahabat pada akhir tahun melakukan cuci gudang untuk semua jenis
sepatu, dari sepatu anak-anak sampai dewasa. Harga sepatu anak yang semula
Rp20.000,00 turun menjadi Rp15.000,00. Akibat penurunan harga, jumlah
permintaan sepatu anak-anak meningkat dari 1.000 menjadi 4.000. Jadi koefisien
elastisitasnya bisa dihitung seperti berikut:
Bisa kita lihat bahwa hasil menunjukkan nilai negatif. Namun nilai negatif ini di
abaikan dalam menghitung koefisien elastisitas. Nilai koefisien permintaan sepatu
adalah 12. Artinya, perubahan harga sebanyak 1 % menyebabkan perubahan
permintaan sebanyak 12 %.

2. Permintaan Inelastis (Ed < 1)

Permintaan yang mempunyai angka koefisien elastisitas kurang dari 1 (satu) bersifat
inelastis. Artinya, persentase perubahan harga lebih besar dibandingkan persentase
perubahan kuantitas yang diminta, dengan kata lain perubahan yang besar dalam
harga tidak diiringi oleh perubahan yang berarti dalam kuantitas yang diminta.

Ciri-ciri nya :
1. Sedikit Subtitusi
2. Pedagang atau penjual sedikit
3. Jika harga Naik
 Pembeli mau tidak mau harus membeli
 Penerimaan pedagang naik
Contoh : Permintaan Terhadap Beras
Contoh Kasus

Di pasar tradisional, harga jeruk lokal mengalami kenaikan dari Rp6.000,00 menjadi
Rp7.000,00 per kilogram. Kenaikan harga mengakibatkan permintaan jeruk lokal
turun dari 700 kg menjadi 650 kg. perhitungan koefisien elastisitasnya yaitu:
3. Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1)

Permintaan yang mempunyai angka koefisien elastisitas sama dengan 1 (satu)


adalah permintaan elastis uniter. Artinya, persentase perubahan harga sama dengan
persentase perubahan kuantitas yang diminta.

Contoh Kasus

Harga sebuah Drone dari yang semula Rp700.000,00 turun menjadi Rp630.000,00,
sehingga permintaan Drone naik menjadi 11.000 yang semula 10.000. Jadi
perhitungan koefisien elastisitasnya adalah:
4. Permintaan Inelastis Sempurna (Ed = 0)

Permintaan yang mempunyai angka koefisien sama dengan 0 (Ed = 0) bersufat


inelastis sempurna.

 Ciri-ciri :
1. Barang sangat terbatas dan tidak bisa di tambah
2. Penjualan dengan system lelang
 Contoh :
Barang lelang. Berapapun harganya orang akan membeli

Contoh Kasus

Di pasar tradisional Kota Bandung mengalami perubahan harga setiap minggunya


yaitu sekitar Rp4.000,00 sampai Rp6.000,00. Namun, permintaannya selalu sama
yaitu berjumlah 1 ton setiap minggu. Perhitungan koefisien elastisitasnya adalah:
5. Permintaan Elastis Sempurna (Ed = ~)

Permintaan yang mempunyai angka koefisien elastisitasnya sama dengan tak


terhingga (Ed = ~) bersifat elastis sempurna. Artinya, permintaan bisa mencapai
jumlah yang tidak terhingga, meskipun harga barang tetap. Perhiutngan koefisien
elastisnya adalah:

D. Elastisitas Penawaran

Pengertian Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaraan (elasticity of supply) ialah pengaruh dari perubahan harga


terhadap besar kecil nya jumlah penawaran barang atau tingkat kepekaan terhadap
perubahan jumlah penawaran barang terhadap perubahan dari harga barang.
Menghitung Elastisitas Penawaran

Adapun yang dimaksudkan koefisien elastisitas dari penawaran ialah angka yang
menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah penawaran barang dengan
perubahan dari harga nya. Besar kecil nya koefisien elastisitas dari penawaran
dapat di hitung dengan rumus berikut ini :

Keterangan :

 ΔQ = perubahan terhadap jumlah penawaran.


 ΔP = perubahan dari harga barang.
 P = harga barang awal.
 Q = jumlah penawaran awal.
 Es = elastisitas dari penawaran.

1. Penawaran Elastis (Es > 1)

Permintaan yang mempunyai angka koefisien elastisitas > 1 bersifat elastis. Artinya,
persentase perubahan penawaran lebih besar daripada persentase penambahan harga.

Contoh

Toko Sepatu Sahabat mengalami kenaikan harga sepatu anak yang semula Rp15.000,00 turun
menjadi Rp20.000,00. Akibat kenaikan harga, jumlah penawaran naik dari 1.000 menjadi
4.000. Jadi koefisien elastisitasnya bisa dihitung seperti berikut:
2. Penawaran Inelastis (Es < 1)

Penawaran yang mempunyai angka koefisien elastisitas kurang dari 1 (Es < 1) bersifat
inelastis. Artinya, persentase perubahan harga lebih besar dari persentase perubahan kuantitas
yang ditawarkan. Jadi, ketika terjadi perubahan harga (dalam jumlah besar) tidak diikuti oleh
perubahan yang berarti pada kuantitas yang ditawarkan.

Contoh kasus

Di pasar tradisional, harga jeruk lokal naik dari Rp6.000,00 menjadi Rp7.000,00 per
kilogram. Kenaikan harga mengakibatkan permintaan jeruk lokal naik dari 6.500 kg menjadi
7.000 kg. perhitungan koefisien elastisitasnya yaitu:

3. Penawaran Elastis Uniter (Es = 1)

Penawaran yang mempunyai angka koefisien elastisitas sama dengan 1 (Es = 1) bersifat
elastis uniter. Artinya, persentase perubahan penawaran sama dengan persentase peubahan
harga.

Contoh soal

Awal mulanya, sepasang sandal berharga Rp20.000,00 dan naik menjadi Rp20.200,00,
diiringi dengan jumlah penawaran yang naik dari yang semula 10.000 menjadi 10.100.
Perhitungan koefisien elastisitasnya yaitu:
4. Penawaran inelastis sempurna (Es = 0)

Penawaran yang memiliki angka koefisien sama dengan 0 (Es = 0), bersifat inelastis
sempurna. Artinya, perubahan harga (dalam jumlah besar) sama sekali tidak mempengaruhi
jumlah penawaran. Dengan kata lain, jumlah barang yang ditawarkan akan selalu tetap pada
tingkat harga berapapun. Perhitungan koefisien elastisitanya yaitu:
5. Penawaran elastis sempurna (Es = ~)

Penawaran yang memiliki angka koefisien elastisitasnya sama dengan tak terhingga (Es = ~),
bersifat elastis sempurna. Artinya, perubahan harga (dalam jumlah kecil) juga akan
mengakibatkan pengaruh jumlah penawaran yang besar. Perhitungan koefisien elastisitasnya
adalah:
Daftar Pustaka

https://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/rumus-elastisitas-permintaan-
penawaran-contoh-soal/

http://www.pendidikanekonomi.com/2016/03/manfaat-mengetahui-nilai-
elastisitas.html

https://rumus.co.id/rumus-elastisitas-permintaan-dan-penawaran/

Anda mungkin juga menyukai