NIM : 135060700111031
Waduk Sigura-Gura atau disebut Bendungan Sigura-Gura adalah bendungan yang terletak
23,3 km dari hulu Sungai Asahan (Danau Toba), atau 8,8 km dari Bendungan Siruar atau 1 km di
hilir Air Terjun Sigura-Gura. Bendungan ini merupakan bendungan terbesar di Indonesia setelah
Bendungan Sutami. Bendungan ini berfungsi untuk menjamin ketersediaan volume air dan
besarnya energi air yang diperlukan bagi pembangkit tenaga listrik di PLTA Sigura-Gura.
Sejarah
Mulai dibangun pada bulan Mei 1978 dan selesai bulan Desember 1981, Bendungan Sigura-Gura
berjenis struktur Beton Gravity dengan tinggi bendungan 46 meter dari dasar Sungai Asahan,
dengan volume 6.140.000 m3. Bendungan yang dibangun oleh Jepang ini digunakan sebagai
pembangkit tenaga listrik untuk Pabrik Aluminium (INALUM).
Rumah pengendali
Semua pengendalian seperti membuka dan menutup pintu air, menjalankan atau menghentikan
putaran turbin, menurunkan atau menaikkan pembangkit tenaga listrik oleh generator dan lain-
lainnya diatur melalui rumah pengendali.
Stasiun Pembangkit Listrik Sigura-Gura dibangun 200 m dibawah permukaan tanah, terdiri
dari dua ruangan besar, yaitu ruang pembangkit listrik dan ruang transformator utama. Dengan 4
perangkat pembangkit tenaga listrik (turbin), Sigura-Gura dapat menyediakan tenaga listrik
sebesar 206 MW.
Pertama-tama, ada air yang masuk dari sungai/ waduk/ bisa juga disebut dengan tandonke turbin
melalui suatu alat yang dinamakan penstock. Kemudian ada suatu katup pengaman yang berguna
untuk memberikan atau mengatur aliran air dari tempat semula dan masuk ke headrace di tunnel
yang berfungsi juga untuk menghentikan aliran dari air tersebut.
Kedua, energi yang dihasilkan dari air potensial tersebut mampu menggerakkan turbin dan
menghasilkan suatu energi gerak yang dikonversikan juga menjadi energi listrik oleh bantuan
generator. Cara kerja pembangkit listrik tenaga air sederhana yang selanjutnya yaitu energi listrik
dari generator tersebut kemudian diatur lalu ditransfer dengan alat yang dinamakan main
transformer supaya sesuai dengan kapasitas dari transmission line yang meliputi tegangan, daya
dan lainya untuk didistribusikan ke rumah-rumah warga
Komponen Pembentuk :
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu pembangkit yang
memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi listrik. Energi listrik yang
dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hydro elektrik. Pembangkit listrik ini bekerja
dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau aliran sungai)
menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik
menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kemudian energi listrik tersebut
dialirkan melalui jaringan-jaringan yang telah dibuat, hingga akhirnya energi listrik
tersebut sampai ke konsumen.
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan sumber listrik bagi masyarakat yang
memberikan banyak keuntungan terutama bagi masyarakat pedalaman di seluruh
Indonesia. Disaat sumber energi lain mulai menipis dan memberikan dampak
negatif, maka air menjadi sumber yang sangat penting karena dapat dijadikan
sumber energi pembangkit listrik yang murah dan tidak menimbulkan polusi. Selain
itu, Indonesia kaya akan sumber daya air sehingga sangat berpotensial untuk
memproduksi energi listrik yang bersumber daya air.
Komponen pokok pada PLTA adalah turbin dan generator yang mengubah energi potensial air
menjari energi gerak, menjadi energi listrik. Pada prakteknya turbin dan generator ini menjadi
satu alat seperti gambar dibawah,