Anda di halaman 1dari 32

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/327393949

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam


Pertanian Organik, Pertanian Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan

Article · September 2018

CITATIONS READS

0 1,856

1 author:

Parlindungan Lumbanraja
Universitas HKBP Nommensen
43 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Mount SInabung E View project

Environmental Issues View project

All content following this page was uploaded by Parlindungan Lumbanraja on 03 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam
Pertanian Organik, Pertanian Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan

Oleh: Parlindungan Lumbanraja


NIM:138104002
Program S-3

Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Medan.
2014

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
1 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati /
Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik,
Pertanian Berkelanjutan dan Pengelolaan
Lingkungan

I. Beberapa Pengertian dan Batasan

1.1. Bioteknologi Tanah:

Bioteknologi adalah pemanfaatan sistem yang hidup dan


organisma untuk mengembangkan atau membuat suatu produk yang
dapat guna, atau aplikasi berbagai teknologi yang menggunakan
sistem yang hidup, organisma hidup ataupun yang dihasilkannya
untuk membuat atau memodifikasi hasilnya atau proses untuk tujuan
tertentu (Wikipedia, 2013). Sahar Hanafiah ( 2013) mengutarakan
bahwa bioteknologi tanah merupakan suatu cara menggunakan
organisma tanah (bakteri, jamur, cacing tanah dan berbagai organisma
lainnya termasuk tumbuh-tumbuhan baik secara langsung ( cara ini
disebut cara konvensional ) atau menggunakan rekayasanya
(tanaman unggul, biota unggul atau potensil) dalam upaya mencapai
manfaat tertentu dalam bidang pertanian dan lainnya (cara yang kedua
ini disebut sebagai cara moderen ). Bioteknologi tanah (Soil
Biotechnology) dalam pemanfaatan atau aplikasinya merupakan
suatu teknologi yang ramah lingkungan (Bhardwaj, 2010), yang oleh
Sahar Hanafiah ( 2013) disebut sebagai soft technology.

1.2. Pupuk Hayati.


Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
2 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Pupuk: Sesuatu bahan (organik dan anorganik) yang dapat
meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman yang berguna
untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pupuk hayati:
merupakan inokulum yang mengandung sel-sel hidup atau latent dari
berbagai jenis mikrobia yang efisien yang bisa hidup bersimbiosa
degan tanaman ataupun yang bisa hidup bebas ataupun berassosiasi,
yang mempunyai kemampuan memfiksasi N2 dari udara atau
melarutkan/memobilisasi unsur hara fosfat dari bentuk yang tidak bisa
dimanfaatkan tanaman menjadi bentuk yang bisa dimanfaatkan
tanaman, merombak bahan organik termasuk sumber-sumber organik
lainnya (seperti pupuk kandang) yang mempertcepat proses-proses
mikrobiologi tertentu dalam tanah untuk meningkatkan ketersediaan
unsur hara yang dapat diassimilasikan oleh tanaman (Sahar Hanafiah
et al, 2009).

1.3. Pestisida Hayati.

Pestisida adalah zat pengendali hama seperti: ulat, wereng dan


kepik, (Putra, E. 2009). Pengendalian hayati merupakan taktik
pengelolaan hama yang dilakukan secara sengaja dengan
memanfaatkan atau memanipulasikan musuh alami (virus, bakteri,
nematoda dan jamur) untuk menurunkan atau mengendalikan
populasi hama (http://goorganic-2010). Tetapi penggunaan
organisma lain seperti tembakau juga termasuk didalamnya
(http://pestisidaorganik74)

1.4. Pertanian organik.


Pertanian organic merupakan system manajemen produksi yang
holistik, yang berusaha untuk mencapai agro-ekosistem yang sehat,
termasuk di dalamnya adalah keragaman hayati, siklus biologis dan
aktifitas biologis tanah. Sistem pertanian ini
mempertimbangakan aspek ekologis, aspek teknologi produksi
dan pengolahan serta sosial dalam penerapannya (Sahar Hanafiah,

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
3 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
2013). Penggantian input anorganik dengan input organik merupakan
salah satu tujuan penerapan agroekologi ini. Model pengendalian
hama dengan menggunakan musuh alami juga merupakan bagian dari
teknologi yang ramah lingkungan. Teknologi ramah lingkungan ini
juga dikenal dengan istilah soft technology. Inti teknologi dalam
sistem pertanian ini adalah bioteknologi tanah dan bioteknologi
tanaman.

1.5. Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).


TAC-CGIAR, (1988) dalam Lumbanraja (1997), Pertanian
berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk
usaha pertanian guna memenuhi kebutuhan manusia yang berubah
sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan
dan melestarikan sumberdaya alam. FAO (1989) dalam Lumbanraja
(1997), pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan konservasi
sumber daya alam dan berorientasi pada perubahan teknologi dan
kelembagaan yang dilakukan sedemikian rupa untuk menjamin
pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara berkelanjutan
bagi generasi sekarang dan mendatang. Konsep pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture) disebut juga pertanian
regeneratif yang merupakan suatu pola pertanian yang berkelanjutan
yang memelihara dayadukung lingkungan terhadap produksi
sepanjang waktu (Richard 1990 dalam Lumbanraja, 1997).

1.6. Pengelolaan Lingkungan


Karena fungsi bioteknologi tanah akan membahas pengelolaan
lingkungan maka saya merasa perlu untuk mengutarakan bahwa
pemanfaatan organisma dalam pengelolaan lingkungan sering juga
disebut bioteknologi lingkungan yang merupakan salahsatu
pemanfaatan bioteknologi yang penggunaannya banyak melibatkan
mikroorganisme untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup
manusia dan alam sekitarnya (Ferdana, L.V. ----). Bioteknologi
adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri,fungi,virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
4 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa tertentu yang diinginkan. Penerapan bioteknologi di
masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari
pencemaran atau polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak
bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat
yang bersifat toksik (beracun) disungai atau laut dengan
menggunakan bakteri jenis baru (http://id.wikipwdia.org. 2013).

II. Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida


Hayati dalam Pertanian Organik.

Sebagaimana dijelaskan pada batasan dan pengertian di atas


sebelumnya bahwa pertanian organik merupakan system manajemen
produksi yang wholistic, yang berusaha untuk mencapai agro-
ekosistem yang sehat. Jadi tentunya penerapan dari berbagai jasa
bioteknologi tanah melalui pemanfaatan pupuk organik dan pestisida
organik akan merupakan bukti dasar dari pembuktian pertanian
organik dapat dilakukan jika didukung oleh tekat yang kuat, karena
secara teknologi dengan bioteknologi tanah hal ini telah terbukti.
Berbagai contoh yang dapat diutarakan dalam hal ini adalah
penggunaan berbagai organsma (seperti berbagai bakteri) penambat
N simbiosa misalnya Rhizobium yang bersimbiosa dengan tanaman
leguminosa (Sahar Hanafiah, 2013), maupun yang bersimbiosa
dengan tanaman non legum Nostoc, Klebsiella, Frankia, Anabaena
azollae, dll. Sebagai contoh simbiosa Azolla – Anabaena dapat
memproduksi 1 ton pupuk hijau / ha/ hari, & mengandung 3 kg N
fiksasi yang setara dengan 15 kg ammonium sulfat atau 7 kg urea
(Sahar Hanafiah, 2013). Sedangkan penambat N yang non simbiotik
yang juga terdiri dari berbagai jenis mikrobia, diantaranya bakteri
yang terpenting adalah Azotobacter dan Clostridium, yang keduanya
merupakan organisme organotrophic yang hidup bebas. Sebagai
gambaran bahwa diazotrph (organisma yang bermanfaat dalam
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
5 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
pengikatan Nitrogen) yang hidup bebas ini membutuhkan 20-120 g
karbon untuk memfiksasi 1 kg N (Sahar Hanafiah, 2013).
Selain itu ada juga yang dikenal penambat N yang hidup
dengan berassosiasi seperti kelompok tanaman yang secara kollektiv
disebut Actinorhiza, salah satu contohnya adalah Alder (Alnus
rubra), tanaman yang mempunyai kemampuan memfiksasi N yang
membentuk asosiasi simbiotik dengan Actinomycetes dari genus
Frankia (Sahar Hanafiah, 2013).
Manfaat lainnya adalah seperti dalam hal transformasi N organik
dan N anorganik di dalam tanah seperti 5 proses berikut : mineralisasi
(ammonifikasi), asimilasi (immobilisasi), nitrifikasi, reduksi nitrat
dan fiksasi N2 yang mana semua proses ini merupakan suatu siklus,
adalah digerakkan atau dikerjakan oleh berbagai macam mikrobia.
Selain itu berbagai tanaman legum dikenal juga sebagai pupuk hijau
yang baik, misalnya dari sawah-sawah di India, Cina, Philiphina,
Malaysia (contohnya: Sesbania yang menyukai tanah lembab),
ditanam pada tanah sawah sebelum musim tanam padi. Beberapa
bulan kemudian tanaman ini dibenamkan kedalam tanah sawah. Sahar
Hanafiah (2013) mengutarakan bahwa sumbangan N dari pupuk hijau
ini mancapai 150 kg N/ha/tahun. Bahkan jenis sesbania yang berasal
dari Afrika yaitu Sesbania rostrata yang mempunyai bintil di akar
dan di batang / cabang dapat menyumbangkan N sebanyak 200 kg
N/ha/musim tanam.
Selain penambat N dikenal juga mikrobia peralut fosfat
misalnya: Bakteri seperti dari genus Pseudomonas, Bacillus,
Mycobacterium, Micrococcus, Flavobacterium, Bacterium,
Citrobacter, dan Enterobacter. Selain dari bakteri telah diketahui juga
bahwa ada jamur yang juga berfungsi melarutkan fosfat seperti:
Aspergillus, Penicillium, Sclerotium, dan Fusarium.
Model pengendalian hama dengan menggunakan musuh alami
juga merupakan bagian dari pola pertanian organik ini. Teknologi
ramah lingkungan ini juga dikenal dengan istilah soft technology. Inti
teknologi dalam sistem pertanian ini adalah bioteknologi tanah dan
bioteknologi tanaman.
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
6 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
III. Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida
Hayati dalam Pertanian Berkelanjutan.

Dankelman and Davidson, 1988 dalam Lumbanraja, 1997,


mengutarakan bahwa suatu pertanian dapat dikatakan berkelanjutan
jika mampu memenuhi beberapa syarat berikut, antara lain : 1.
Mampu mempertahankan kehilangan tanah dengan laju dibawah laju
pembentukan tanah, atau pada tingkat kehilangan tanah yang
diperbolehkan (tolerable soil loss). 2. Mampu meningkatkan
pendapatan petani. 3. Dapat diterima masyarakat dan mampu untuk
mengulangi penerapan teknologi (replicable) secara terus menerus
tanpa ketergantungan. 4. Pengembangan pola tanam, metoda
pengolahan bahan makanan, dan metoda penyimpanan persediaan
bahan makanan. 5. Meningkatkan tingkat diversivikasi guna
menjamin keluwesan pola tanam. 6. Merpertahankan kesuburan
tanah melalui pendauran bahan organik. 7. Pemanfaatan sumber
air dan sumber energi setepat mungkin.

Dari uraian ini terlihat bahwa pola pemanfaatan bioteknologi


tanah dengan pupuk hayati dan pestisida organik/hayatinya
sebagaimana dijelaskan pada pengertian dan batasan sebelumnya
maka terlihat jelas bahwa pola pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) dapat dikatakan secara prinsip mendukung bahkan bisa
menjadi dasar bagi pelaksanaan dari pola pertanian berkelanjutan ini.
Hal ini terbukti dari berbagai manfaat yang telah terbukti dapat
disumbangkan sebagaimana diutarakan pada uraian sebelumnya
bahwa berbagai contoh yang dapat diutarakan dalam hal ini
adalah penggunaan berbagai organisma penambat N simbiosa
seperti Rhizobium yang bersimbiosa dengan tanaman leguminosa
maupun yang bersimbiosa dengan tanaman non legum Nostoc,
Klebsiella, Frankia, Anabaena azollae, dll. Sebagai contoh simbiosa
Azolla – Anabaena dapat memproduksi 1 ton pupuk hijau / ha/ hari,
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
7 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
& mengandung 3 kg N fiksasi yang setara dengan 15 kg ammonium
sulfat atau 7 kg urea. Sedangkan penambat N yang non simbiotik
yang juga terdiri dari berbagai jenis mikrobia bakteri yang terpenting
adalah Azotobacter dan Clostridium, yang keduanya merupakan
organisme organotrophic yang hidup bebas. Sebagai gambaran bahwa
diazotroph (organisma yang bermanfaat dalam pengikatan Nitrogen)
yang hidup bebas ini membutuhkan 20-120 g karbon untuk
memfiksasi 1kg N (Sahar Hanafiah, 2013). Selain itu ada juga yang
dikenal penambat N yang hidup dengan berassosiasi seperti kelompok
tanaman yang secara kollektiv disebut Actinorhiza, salah satu
contohnya adalah Alder (Alnus rubra), tanaman yang mempunyai
kemampuan memfiksasi N yang membentuk asosiasi simbiotik
dengan Actinomycetes dari genus Frankia. Transformasi N organik
dan N anorganik di dalam tanah seperti 5 proses berikut : mineralisasi
(ammonifikasi), asimilasi (immobilisasi), nitrifikasi, reduksi nitrat
dan fiksasi N2 yang mana semua proses ini merupakan suatu siklus,
adalah digerakkan atau dikerjakan oleh mikrobia.

Berbagai tanaman legum dikenal juga sebagai pupuk hijau


yang baik misalnya dari sawah-sawah di India, Cina, Philiphina,
Malaysia (contoh Sesbania yang menyukai tanah lembab, ditanam
pada tanah sawah sebelum musim tanam padi. Beberapa bulan
kemudian tanaman ini dibenamkan kedalam tanah sawah. Sumbangan
N dari pupuk hijau ini mancapai 150 kg N/ha/tahun. Bahkan jenis
sesbania yang berasal dari Afrika yaitu Sesbania rostrata yg
mempunyai bintil di akar dan di batang / cabang dapat
menyumbangkan N sebanyak 200 kg N/ha/musim tanam (Sahar
Hanafiah, 2013).

Transformasi N organik dan N anorganik di dalam tanah seperti


5 proses berikut : mineralisasi (ammonifikasi), asimilasi
(immobilisasi), nitrifikasi, reduksi nitrat dan fiksasi N2 yang mana
semua proses ini merupakan suatu siklus, adalah digerakkan atau
dikerjakan oleh mikrobia. Selain penambat N dikenal juga mikrobia
peralut fosfat misalnya: Bakteri seperti genus Pseudomonas, Bacillus,
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
8 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Mycobacterium, Micrococcus, Flavobacterium, Bacterium,
Citrobacter, dan Enterobacter. Selain dari bakteri telah diketahui juga
bahwa ada jamur yang juga berfungsi melarutkan fosfat seperti:
Aspergillus, Penicillium, Sclerotium, dan Fusarium. Model
pengendalian hama dengan menggunakan musuh alami juga
merupakan bagain dari pola pertanian organik ini. Teknologi ramah
lingkungan ini juga dikenal dengan istilah soft technology. Inti
teknologi dalam sistem pertanian ini adalah bioteknologi tanah dan
bioteknologi tanaman.

Dari uraian ini terlihat jelas bahwa berbagai hal yang dituntut
dalam pertanian berkelanjutan dapat dipenuhi oleh pola bioteknologi
tanah ini melalui aplikasi pupuk hayati dan pestisida hayatinya.
Sebagaimana terbukti dari berbagai sumbangan nyata dari penerapan
pola teknologi ini dapat mensubstitusi beberapa fungsi mulai dari
pemenuhan kebutuhan N tanaman melalui fiksasi N atmosfer secara
simbiosa, nonsimbiosa, assosiasi, penambahan pupuk organik melalui
berbagai cara dan berbagai tingkat (tergantung dari sumber dan
lokasi). Dengan kenyataan ini tentunya pemanfaatan pupuk kimia dan
berbagai macam obat-obatan kimia dapat diterkan penggunaanya
bahkan dalam beberapa hal akan dapat ditiadakan aplikasinya karena
dapat digantikan oleh bioteknologi tanah ini. Selain itu kemaupun
peningkatan ketersediaan P dalam tanah, yang semuanya ini adalah
merupakan sumbangan dari peran bioteknologi tanah yang dilakukan
oleh berbagai macam mikrobia tanah mulai dari bakteri pelarut fosfat,
berbagai jenis jamur seperti micorhiza dll. Tentunya dengan berbagai
kenyataan contoh yang dapat diutarakan di atas sudah jelas bahwa
bioteknologi tanah merupakan pondasi atau landasan bagi pertanian
berkelanjutan yang sesungguhnya.

IV. Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati


dalam Pengelolaan Lingkungan.

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
9 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Dalam pengelolaan lingkungan tentunya sudah barang tentu
bahwa bioteknologi tanah ini sebagaimana dijelaskan manfaatnya
dalam pertanian organik dan pertania berkelanjutan pada dua
penjelasan sebelumnya dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia,
pestisida dan bahan kimia lainnya kedalam tanah dengan cara
mensubstitusinya dengan penggunaan pupuk hayati, pestisida hayati
dan manfaat lainnya. Maka dengan cara ini tentunya bahwa
pengurangan pemakaian produk kimia ke dalam lingungan sudah
barangtentu menyehatkan lingkungan sebagaimana kita ketahui
bahwa hal ini adalah merupakan tujuan dari kedua pola pertanian
sebelumnya (baik pertanian organik maupun pertanian berkelanjutan),
setidaknya bagi tanah-tanah lingkungan pertanian yang belum
tercemar. Dari kenyataan tersebut di atas sudah jelas bahwa dengan
pengurangan penggunaan bahan pupuk kimia dan berbagai racun
kimia atau bahkan meniadakan pemakaiannya dalam pemanfaatan
lingkungan dalam bentuk usaha apapun (yang mana bahan-bahan
tersebut telah diketahui bahwa penggunaannya dapat mencemari
bahkan merusak tanah dan air atau faktor lingkungan lainnya) sudah
merupakan manfaat dari bioteknologi tanah tersebut dalam upaya
penyehatan lingkungan.

Sedangkan untuk tanah-tanah pada lingkungan yang sudah


tercemar oleh aplikasi berbagai pupuki kimia maupun pestisida kimia,
diketahui juga bahwa bioteknologi tanah tetap mempunyai peranan
kunci atau peran utama dalam upaya penyehatan dari lingkungan
tersbut. Peran dari bioteknologi tanah adalah kenyataan dari berbagai
hasil penelitian bahwa berbagai organisma tanah mampu
mendegradasi berbagai sisa pestisida kimia dan pupuk kimia kepada
bentuk yang tidak berbahaya, sehingga manusia dan berbagai
organisma lainnya yang berada pada lingkungan tersebut dapat
beraktivitas dalam memanfaatkan sumberdaya alam dengan aman.
Dari bebrbagai hasil yang telah diketahui misalnya sebagaimana
diutarakan oleh Sahar Hanafiah (2009) berikut ini untuk bahwa

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
10 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
berbagai jenis mikrobia tanah dapat berfungsi dalam merombak
berbagai bentuk residu pestisida yang ada pada lingkungan misalnya:

Herbisida: perombakannya dapat dilakukan oleh: Bakterium


globiforme, Pseudomonas, Achromobacterium,
Nocardia, Flavobacterium, dll.

Isnsektisida: perombakannya dapat dilakukan oleh berbagai jenis


bakteri.

Fungisida: perombakannya dapat dilakukan oleh Aspergillus,


Penicillium.

Sedangkan hal lain yang mungkin fungsi yang paling banyak


dilakukan oleh jasa bioteknologi tanah (dengan mengandalkan jasa
makro dan mikrobianya) yang walaupun sering tidak disadari oleh
manusia adalah kemampuan mikro dan makrobia tanah dalam
memineralisasi sampah-sampah lingkungan dalam bernbagai macam
ragam dan bentuknya (baik organik maupun anorganik) sehingga sisa-
sisa tersebut dapat kembali menjadi mineral yang pada akhirnya
dimanfatkan tanaman sebagai unsurhara bagi pertumbuhannya.
Dengan kata lain bahwa siklus mineral sekalipun dalam lingkungan
berlangsung atas dasar aktivitas dari mikrobia tanah ini.
Seumpamanya organisma-organisma ini yang kita sebut sebagai
pelaksana tugas dan fungsi dari bioteknologi tanah tidak berjalan
sebagaimana mestinya maka bumi kita ini sudah akan penuh dengan
timbunan sampah.

Jadi bisa dikatakan seumpamanya peran bioteknologi tanah


dapat dijalankan dengan penuh dalam pola pertanian yang kita
sebutkan sebelumnya, atau jika mungkin dalam setiap pola
pemanfaatan sumber daya alam, maka akan kita ketahui bahwa kita
pada dasarnya telah melakukan penyehatan lingkungan secara
otomatis. Telah terlihat dari berbagai bukti hasil penelitian yang
diperoleh, bahwa kita tahu sekarang bahwa lingukungan yang sehat
dapat dipertahankan tetap sehat dengan pemanfaatan bioteknologi

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
11 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
tanah dan jika suatu lingkungan telah tercemar ternyata juga bahwa
lingkungan tersebut juga dapat disehatkan kembali dengan penerapan
bioteknologi tanah, dan untuk inilah bahwa bioteknologi tanah ini
sering juga disebutkan sebagai bioteknologi lingkungan dalam
beberapa hal tujuan aplikasinya sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

Daftar Pustaka

Bhardwaj. 2010. Soil Biotechnology an Alternative for Sewage


Treatment. jayawanth_b@hotmail.com. 24 Desember 2013.

Ferdana, L.V. ----. http://www.escribd.com. 20 Des. 2013.

http://goorganic-2010. 20 Des. 2013. Pestisida Organik.

http://pestisida organik74blogspot. 2012. 25 Des. 2013. Pestisida


Organik.

http://id.wikipedia.org. 2013. 24 Des. 2013. Bioteknologi


Lingkungan.

Lumbanraja, P. 1997. Sistem Pertanian Berkelanjutan; Program Studi


Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP
Nommensen-Medan.

Putra, E. 2009. http://www.escribd.com/epri_putra 20 Des. 2013.

Sahar Hanafiah, A, T. Sabrina, dan H. Guchi. 2009. Biologi dan


Ekologi Tanah; Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Sahar Hanafiah. 2013. Pertanian organik dan pertanian berkelanjutan


(power point). Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara-Medan

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
12 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Sahar Hanafiah. 2013. Materi Kuliah. Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara-Medan

Wikipedia. 2013. 24 Des. 2013. Soil Biotechnology defenition

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
13 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
14 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
15 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
16 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
17 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
2. Pertanian organik merupakan salah satu bagian pendekatan pertanian
berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti
tumpangsari (intercropping), penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasca
panen. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan
penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah.
3. Pertanian organik system manajemen produksi yg holistik, yg berusaha utk
mencapai agro-ekosistem yang sehat, termasuk di dalamnya adalah keragaman
hayati, siklus biologis, & aktifitas biologis tanah.
4. Prinsip Ekologis
5. Pengembangan pertanian organik didasarkan pd hubungan
6. antara organisme dg alam sekitarnya & hubungan antara
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
18 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
7. organisme itu sendiri secara seimbang al:
8.
9. - Pemanfaatan air sebagaimana mestinya
10. - Konservasi tanah air
11. - Pemeliharaan dan pengelolaan udara bersih  mengurangi emisi gas rumah
kaca.
12. - Pemanfaatan sebanyak mungkin aneka ragaman hayati dan melestarikan.
13. - Penyesuaian dengan iklim & tradisi setempat (Sahar Hanafiah, 2023)
B. Prinsip Teknis Produksi dan Pengolahan (prinsip dasar dlm metode & teknik yg dipakai
dlm pengembangan pertanian organis).
• Konversi  ada masa transisi dari metode konvensional menuju metode organik
menjamin PO dari residu kimia.
Pengelolaan  Pengelolaan PO hrs berkesinambungan.
• Luasan lahan  luasan lahan tertentu utk menjamin ekosistem lengkap dpt terjaga,
diperlukn batasan lahan yg besarnya disesuaikan dg lokal
• Asupan  melarang pemakaian asupan kimia mendorong pemakaian asupan
biologis & mendorong pemakaian bibit (tanaman & ternak yg sesuai dg kondisi lokal.
Pemupukan dan nutrisi  tanaman & hewan membutuhkan nutrisi (makanan) untuk hidup
dari bahan organik.
C. Prinsip Ekonomi dan Sosial sebagai aspek non teknis dan ekologis dalam
pengembangan PO  merupakan bagian integral dari usaha PO yang bertujuan menjamin
kelangsungan hidup petani.

Menguntungkan secara ekonomis  memberikan keuntungan yg layak bagi kehidupan


petani.

Memberikan produk pertanian yg sehat & dlm jumlah yg cukup dg proses memanfaatkan
sumberdaya terbarukan.

• Dalam pertanian organik tidak meggunakan bahan kimia buatan seperti pupuk kimia
buatan dan pestisida, maka biofertilizer atau pupuk hayati menjadi salah satu
alternatif yang dapat dipertimbangkan.
• Beberapa mikroba tanah yg berperan seperti rhizobium, azosprillium, azotobacte,
mikoriza, pelarut P, perombak sellulosa

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
19 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
13.1.

13.2.

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
20 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Pestisida Hayati

pestisida organik 33
Ratings: 0|Views: 640|Likes: 2
Published by epri_putra
See More

Pestisida adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan


kepik). Pestisida Organik:adalah pengendali hama yang dibuat
dengan memanfaatkan zat racun dari gadung dan tembakau. Karena
bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka pestisida
organik dapatdibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya
produksi dan akrab denga lingkungan.

Pengendalian hayati merupakan taktik pengelolaan hama yang dilakukan secara


sengaja dengan memanfaatkan atau memanipulasikan musuh alami untuk
menurunkan atau mengendalikan populasi hama. Pengendalian hayati pada dasarnya
adalah usaha untuk memanfaatkan dan menggunakan musuh alami sebagai
pengendali populasi hama yang merugikan.

Pengendalian hayati sangat dilatarbelakangi oleh berbagai pengetahuan dasar


ekologi, terutama teori tentang pengaturan populasi oleh pengendali alami dan
keseimbangan ekosistem. Musuh alami dalam fungsinya sebagai pengendali hama
bekerja secara tergantung kepadatan, sehingga keefektifannya ditentukan pula oleh
kehidupan dan perkembangan hama yang bersangkutan. Ketersediaan lingkungan
yang cocok bagi perkembangan musuh alami merupakan prasarat akan keberhasilan
pengendalian hayati.

Dalam pengendalian hayati terdapat penggunaan pestisida Hayati yang merupakan


Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
21 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
pestisida yang bahan dasarnya berasal dari berbagai jenis tanaman yang memiliki
kandungan spesifik dalam tingkah laku dan metabolisme organisme pengganggu
tanaman(OPT) serta bahan lainnya umumnya masih bersifat sederhana dan apabila
masuk ke dalam tanah, air akan mudah terdegradasi secara alami dan tidak mencemari
lingkungan, relatif lebih aman bagi manusia dan ternak.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

a. Untuk memahami pengertian dari pestisida hayati


b. Untuk memahami pestisida hayati dengan menggunakan virus
c. Untuk memahami pestisida hayati dengan menggunakan bakteri
d. Untuk memahami pestisida hayati dengan menggunakan nematoda
e. Untuk memahami pestisida hayati dengan menggunakan jamur

Pestisida Organik

Tembakau, salah satu bahan pestisida organik

Pestisida organik adalah pestisida yang bahan utamanya berasal dari makhluk hidup.
Jika yang digunakan untuk membuat pestisida terbuat dari tanaman bisa disebut
pestisida nabati. Bahan aktif pestisida yang berasal dari tanaman berupa kelompok
metabolit sekunder yang mengandung beribu-ribu senyawa bioaktif seperti alkaloid,
terpenoid, fenolik dan zat – zat kimia sekunder lainnya. Senyawa bioaktif tersebut
dapat mempengaruhi serangga, seperti penolak (repellent), penarik (attractant),
penghambat makan (anti feedant), penghambat perkembangan serangga (insect
growth regulator), menurunkan kepiridian, mencegah peletakan telur (oviposition
deterrent) dan berpengaruh langsung sebagai racun.

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
22 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
14. Pertanian organik merupakan salah satu bagian pendekatan pertanian
berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti
tumpangsari (intercropping), penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasca
panen. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan
penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah.
15. Pertanian organik system manajemen produksi yg holistik, yg berusaha utk
mencapai agro-ekosistem yang sehat, termasuk di dalamnya adalah keragaman
hayati, siklus biologis, & aktifitas biologis tanah.
16. Prinsip Ekologis
17. Pengembangan pertanian organik didasarkan pd hubungan
18. antara organisme dg alam sekitarnya & hubungan antara
19. organisme itu sendiri secara seimbang al:
20.
21. - Pemanfaatan air sebagaimana mestinya
22. - Konservasi tanah air
23. - Pemeliharaan dan pengelolaan udara bersih  mengurangi emisi gas rumah
kaca.
24. - Pemanfaatan sebanyak mungkin aneka ragaman hayati dan melestarikan.
25. - Penyesuaian dengan iklim & tradisi setempat (Sahar Hanafiah, 2023)
B. Prinsip Teknis Produksi dan Pengolahan (prinsip dasar dlm metode & teknik yg dipakai
dlm pengembangan pertanian organis).
• Konversi  ada masa transisi dari metode konvensional menuju metode organik
menjamin PO dari residu kimia.
Pengelolaan  Pengelolaan PO hrs berkesinambungan.
• Luasan lahan  luasan lahan tertentu utk menjamin ekosistem lengkap dpt terjaga,
diperlukn batasan lahan yg besarnya disesuaikan dg lokal
• Asupan  melarang pemakaian asupan kimia mendorong pemakaian asupan
biologis & mendorong pemakaian bibit (tanaman & ternak yg sesuai dg kondisi lokal.
Pemupukan dan nutrisi  tanaman & hewan membutuhkan nutrisi (makanan) untuk hidup
dari bahan organik.
C. Prinsip Ekonomi dan Sosial sebagai aspek non teknis dan ekologis dalam
pengembangan PO  merupakan bagian integral dari usaha PO yang bertujuan menjamin
kelangsungan hidup petani.

Menguntungkan secara ekonomis  memberikan keuntungan yg layak bagi kehidupan


petani.

Memberikan produk pertanian yg sehat & dlm jumlah yg cukup dg proses memanfaatkan
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
23 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
sumberdaya terbarukan.

• Dalam pertanian organik tidak meggunakan bahan kimia buatan seperti pupuk kimia
buatan dan pestisida, maka biofertilizer atau pupuk hayati menjadi salah satu
alternatif yang dapat dipertimbangkan.
• Beberapa mikroba tanah yg berperan seperti rhizobium, azosprillium, azotobacte,
mikoriza, pelarut P, perombak sellulosa

• Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) sistem pertanian yg


memanfaatan sumber daya yg dpt diperbaharui (renewable resources) &
sumberdaya tdk dpt diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses
produksi pertanian dg menekan dampak negatif terhadap lingkungan
seminimal mungkin.
• Proses produksi pertanian yg berkelanjutan akan lebih mengarah pd
penggunaan produk hayati yg ramah terhadap lingkungan (Kasumbogo
Untung, 1997 dalam Sahar Hanafiah, 2013).
• Penggantian input anorganik dg input organik merupakan salah satu

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
24 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
penerapan agroekologi ini.
• Berbagai penemuan pupuk organik yg memp. kemampuan yg sama bahkan
melebihi pupuk anorganik merupakan tantangan dpt dijadikan sbg contoh
teknologi pertanian yg ramah lingkungan.
• Model pengendalian hama dg menggunakan musuh alami juga merupakan
teknologi yg ramah lingkungan. Teknologi ramah lingkungan ini juga dikenal
dg istilah soft technology.

26. Inti teknologi dalam sistem pertanian ini adalah bioteknologi tanah dan
bioteknologi tanaman.


• pengelolaan lingkungan

Bioteknologi Lingkungan

Bioteknologi lingkungan merupakan salahsatu pemanfaatan bioteknologi


yang penggunaannya banyak melibatkan mikroorganisme untuk
meningkatkan kualitas lingkungan hidup manusia dan alam sekitarnya.
Peningkatan kualitas lingkungan tersebut meliputi pencegahan terhadap
masuknya berbagai polutan agar lingkungan tidak terpolusi;
membersihkan lingkungan yang terkontaminasi oleh polutan; dan
memberdayakan sumber daya alam yang masih memiliki nilai tambah
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Essensi kajian
bioteknologi lingkungan sesungguhnya untuk meningkatkan
kesejahteraan taraf kehidupan manusia melalui pemberdayaan lingkungan
melalui mekanisme tertentu.

BIOTEKNOLOGI LINGKUNGAN 33
Ratings: 0|Views: 1,536|Likes: 11
Published by Lya Vita Ferdana
Perkembangan bioteknologi di era sekarang mengalami perkembangan pesat. Semua
sektor kehidupan menerapkan bioteknologi untuk menyelesaikan permasalahan yang
terjadi. Salah satunya peranan bioteknologi yaitu diterapkan pada lingkungan
See More

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan


makhluk hidup(bakteri,fungi,virus,dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
25 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
(enzim,alkohol)dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa.Bioteknologi merupakan ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang
ilmudalam proses produksi barang dan jasa.Penerapan bioteknologi di masa ini juga
dapat dijumpai pada pelestarianlingkungan hidupdaripolusi.Sebagai contoh, pada
penguraianminyak bumiyang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat
yang bersifat toksik (racun) disungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis
baru.Bioteknologi lingkungan penggunaannya banyak melibatkan
mikroorganismeuntuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup manusia dan alam
sekitarnya.Peningkatan kualitas lingkungan tersebut meliputi pencegahan terhadap
masuknyaberbagai polutan agar lingkungan tidak terpolusi; membersihkan
lingkungan yangterkontaminasi oleh polutan; dan membangkitkan serta
memberdayakan sumber dayaalam yang masih memiliki nilai tambah untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupmanusia. Penggunaanmikroorganismeuntuk
mengurangipolutandi lingkungan merupakan bioremediasi.Essensi kajian
bioteknologi lingkungan sesungguhnya untuk meningkatkankesejahteraan tarap
kehidupan manusia melalui pemberdayaan lingkungan secarateknik. Bioteknologi
lingkungan merupakan kajian yang sangat menjanjikan terutamakesejahteraan dalam
meningkatkan kehidupan modern yang mengarah kepadakehidupan modern yang
lebih baik lagi. Perlakuan teknologi secara mikrobiologitelah dikembangkan sejak
awal abad ke-20an, seperti mengaktivasi berbagai kotoran(hewan dan juga manusia)
dan pencernaan anaerobik hewan, kotoran-kotoran lainyang berserakan di lingkungan
sekitar tempat tinggal.Pada waktu yang sama, teknologi-teknologi baru secara konstan
ditujukanuntuk memecahkan masalah-masalah yang sedang trend sekarang ini,
terutama

masalah lingkungan hidup, seperti detoksifikasi zat-zat kimia yang berbahaya


yangsudah banyak menyatu ke dalam berbagai tumbuhan dan hewan
peliharaan.Beberapa perangkat penting yang sering digunakan untuk
melihatkarakteristik dan proses pengontrolan polutan dalam teknologi lingkungan
juga telahdikembangkan secara bertahap sesuai dengan biaya yang tersedia. Contoh:
mengukurbiomassa secara tradisional, seperti zat padat yang mudah menguap, yang
tidak memiliki relevansi berkurang atau hilang, meskipun perangkat ini digunakan
khususuntuk biologi molekuler guna mengeksplor persebaran komunitas
mikrobial.Proses kerja bioteknologi lingkungan sesuai dengan prinsip kerja yang
sudahdiaplikasikan pada bidang mikrobiologi dan rekayasa (
engineering
), akan tetapiaplikasi prinsip-prinsip ini secara normal membutuhkan beberapa
tingkatanempirisme. Material yang diperlakukan dengan bioteknologi lingkungan
adalahsangat kompleks dan tidak dapat dipisahkan dalam berbagai waktu dan
tempat.Prinsip-prinsip rekayasa mengarah kepada perangkat kuantitatif, sedangkan
prinsip-prinsip mikrobiologi seringkali mengarah kepada observasi. Kuantifikasi
merupakanessensi, jika proses ini handal (
reliable
) dan hemat biaya (
cost-efective
).Kompleksitas dari komunitas mikrobial terlibat dalam bioteknologilingkungan.
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
26 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Kompleksitas ini seringkali berada di luar deskripsi kuantitatif, tidak memiliki nilai
observasi kuantitatif dari nilai yang terbaik.Kajian bioteknologi lingkungan berdasar
pada prinsip-prinsip dan aplikasibiologi, yang berkaitan dengan teknologi. Strategi
dalam mengembangkanbioteknologi lingkungan berbasis kepada konsep-konsep dasar
dan perangkat yangbersifat kuantitatif saja. Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip
dan aplikasi biologidisini adalah memberdayakan semua proses mikrobiologikal agar
dapat dipahami,diprediksi, dan merupakan satu kesatuan pemahaman. Setiap aplikasi
bioteknologilingkungan memiliki ciri-ciri khusus tersendiri yang musti dipahami. Ciri
khusus inidilakukan secara bertahap.Ilmu-ilmu pengetahuan yang terlibat kedalam
kajian bioteknologi lingkungan,di antaranya: dasar-dasar taksonomi makhluk hidup,
dasar-dasar mikrobiologilingkungan, metabolisma, genetika, dan ekologi mikrobial.
Di samping itu,

pengetahuan lain juga terlibat, seperti: stokiometri dan energetika dari reaksi-
reaksimikrobial. Oleh karena itu, bioteknologi lingkungan merupakan ilmu aplikatif
yangharus ditumbuhkembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan taraf
kehidupanmanusia ke arah kemakmuran. Bioteknologi lingkungan dibatasi pada yang
secaralangsung atau tidak langsung menangani masalah-masalah lingkungan

BIOTEKNOLOGI LINGKUNGAN

Bioteknologi adalah upaya pemanfaatan makhluk hidup dengan menggunakan


prinsip-prinsip ilmiah untuk menghasilkan produk atau jasa yang berguna bagi
manusia.

Pemanfaatan Bioteknologi bagi kehidupan manusia dintaranya digunakan dalam


bidang:
Pertanian
Kesehatan
Lingkungan
Peternakan

Bioteknologi lingkungan adalah bioteknologi yang penggunaannya banyak


melibatkan mikroorganisme untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup manusia
dan alam sekitarnya. Bioteknologi lingkungan dimanfaatkan untuk perbaikan
lingkungan.

Contoh bioteknologi lingkungan :


1. BIOGAS
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
27 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob).
Komponen biogas antara lain sebagai berikut : ± 60 % CH4 (metana), ± 38 %
CO2 (karbon dioksida) dan ± 2 % N2, O2, H2, & H2S.

Pembuatan Biogas
~ Biogas dibuat dengan memanfaatkan kotoran ternak, karena itu dapat mengurangi
pencemaran oleh kotoran ternak, dan sisa-sisa biogas dapat dimanfaatkan untuk
pupuk
~ Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara
anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar
adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida,
gas inilah yang disebut biogas.

Bakteri yang membantu pembentukan biogas :


~ Bakteri fermentatif
~ Bakteri asetogenik
~ Bakteri metana

2. Cacing Tanah
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang
belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta.
Di Indonesia, cacing tanah telah banyak diternakkan. Sentra peternakan cacing
terbesar terdapat di Jawa Barat khususnya Bandung-Sumedang dan sekitarnya.

Manfaat Cacing Tanah


~ Mengurangi pencemaran sampak organik
~ Menyuburkan Tanah
~ Memperbaiki aerasi dan struktur tanah
~ Meningkatkan ketersediaan air tanah
~ Makanan manusia

3. Mikroorganisme Pengolah Limbah


Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
28 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Mikroorganisme dapat dimanfaatkan oleh kalangan industri untuk mengolah limbah
sebelum limbahnya dibuang ke lingkungan. Misalnya, industri yang limbahnya
mengandung lemak dapat memanfaatkan mikroorganisme pencerna lemak sebelum
membuang limbah ke sungai.
Proses pengolahan limbah dengan metode Biologi adalah metode yang memanfaatkan
mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di
dalam air limbah.
Mikroorganisme yang digunakan umumnya bakteri aerob

Proses pengolahan air limbah


~Pengumpulan
~Pemilahan
~Pengaliran limbah
~Pengendapan
~Proses aerob
~Kucuran air
~Proses anaerob
~Sumber energi
~Pembuangan sampah
Posted by Petani Peternak Nelayan at 3:43 PM

• Mikrobiologi di Masa Depan


• A. Mikrobiologi telah dan akan terus berpengaruh terhadap masyarakat.
Sahar Hanafiah, 2013).

• B. Ahli mikrobiologi di masa depan akan::
• 1. Mencoba untuk memahami secara lebih baik dan mengendalikan
• penyakit yang telah ada, yang muncul, dan muncul kembali.
• 2. Mengkaji keterkaitan antara agen infeksi dengan penyakit kronis.
• 3. Mempelajari lebih mendalam tentang pertahanan inang dan interaksi
• inang-patogen.
• 4. Mengembangkan aplikasi baru mikroba dalam bidang industri,
• pertanian, dan pengendalian lingkungan (Sahar Hanafiah, 2013).

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
29 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Pustaka

Bhardwaj. 2010. Soil Biotechnology an Alternative for Sewage Treatment.


jayawanth_b@hotmail.com. 24 Desember 2013.

------------------------. 2012. Pestisida Organik. http://pestisida organik74blogspot.com 25


Des. 2013.

------------------------. 2010. (http://goorganic-2010). Pestisida Organik. 20 Des. 2013.

Ferdana, L.V. ----.

Putra, E. 2009. http://www.xcribd.com/epri_putra 20 Des. 2013.

Sahar Hanafiah, A, T. Sabrina, dan H. Guchi. 2009. Biologi dan Ekologi Tanah; Program
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Sahar Hanafiah. 2013. Pertanian organik dan pertanian berkelanjutan (power point).
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan

Sahar Hanafiah. 2013. Catatan Kuliah. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-
Medan

Wikipedia, dec. 24. 2013. Soil Biotechnology defenition

Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
30 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.
Peran Bioteknologi Tanah dan Pupuk Hayati / Pestisida Hayati dalam Pertanian Organik, Pertanian
31 Berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan; Bioteknologi Tanah, Pupuk Hayati dan Aplikasinya AGR-638;
Dosen: Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S;
Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM:138104002;
Program S-3; Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara-Medan. 2014.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai