Anda di halaman 1dari 11

BAB III

HIPOTESIS
Dalam dunia memasak, kerenyahan dari tepung krispi dapat dinilai dari
ekspansi volume tepung krispi setelah digoreng. Sehingga hipotesis kami adalah
bahwa bahan makanan berikut dapat berpengaruh terhadap ekspansi volume tepung
pisang goreng:
1. Air memengaruhi konsentrasi dan viskositas dari tepung pisang goreng.
Konsentrasi akan memengaruhi jumlah tepung yang dapat mengalami
ekspansi. Viskositas akan memengaruhi kemampuan tepung untuk
menempel dengan pisang mentah. Hal ini memengaruhi kemampuan tepung
dalam mengalami ekspansi volume,
2. Gula tidak memengaruhi ekspansi volume tepung pisang goreng,
3. Garam tidak memengaruhi ekspansi volume tepung pisang goreng,
4. Air berkabornasi memengaruhi ekspansi volume tepung pisang goreng
karena adanya gas karbon dioksida (CO2) yang dapat keluar dari larutan air
sebagai gelembung. Gelembung ini yang berfungsi sebagai penambah
volume ekspansi tepung pisang goreng,
5. Soda kue dapat memengaruhi ekspansi volume tepung pisang goreng karena
adanya reaksi pelepasan gas karbon dioksida (CO2) yang dapat keluar dari
larutan air sebagai gelembung. Gelembung ini yang berfungsi sebagai
penambah volume ekspansi tepung pisang goreng.
BAB V
PROSEDUR PERCOBAAN
5.1 Alat dan Bahan
Untuk melaksanakan percobaan ini, dibutuhkan beberapa alat dan bahan
sebagai berikut:
Alat: Bahan:
Pisau Pisang ambon
Talenan Tepung terigu
Mangkok Vanili
Timbangan dapur Garam
Sendok takar Gula pasir
Wajan Air berkarbonasi
Spatula Air
Gelas takar Minyak goreng

5.2 Prosedur Percobaan


Percobaan ini terdapat alur yang digunakan, alur tersebut adalah sebagai
berikut:
Mulai

Alat-alat dan bahan-bahan dibeli

Alat dan bahan disiapkan

Pisang dipotong dengan ukuran tebal 2 cm dan diameter 2 cm

Disiapkan adonan pisang goreng sesuai variabel yang dibutuhkan

Pisang mentah dimasukkan ke dalam adonan

Minyak goreng dipanaskan dalam wajan

Pisang yang sudah dibalut adonan kemudian digoreng hingga coklat keemasan

Pisang goreng ditiriskan

Volume pisang goreng diukur menggunakan gula

Selesai
Pertama, alat dan bahan yang dibutuhkan dibeli di toko bahan makanan.
Pisang ambon yang digunakan kemudian dipotong dengan seragam sebesar 2 cm
dan dengan diameter 2 cm. Pisang ini kemudian dimasukkan ke dalam adonan yang
sudah disiapkan dengan variabel tertentu. Kemudian pisang ini digoreng hingga
coklat keemasan (matang). Setelah digoreng hingga matang, pisang ini diukur
dengan menggunakan gula pasir. Pengukuran ini dilakukan dengan cara sebagai
berikut:

Wadah kosong diisi Ditimbang massa gula


Disiapkan wadah
dengan gula pasir yang memenuhi
ksosong
hingga penuh wadah

Gula dikurangi dari Gula yang tersisa


Gula yang tersisa
wadah hingga cukup dimasukkan kembali
kemudian ditimbang
untuk dimasukkan hingga memenuhi
massanya
pisang wadah

Didapatkan massa
gula yang sebanding
dengan volume
pisang goreng

Dalam perhitungan volume pisang hanya dilakukan pengukuran massa gula.


Massa gula ini berbanding lurus dengan volume pisang goreng karena densitas gula
pasir diasumsikan konstan. Perbandingan dapat dirumuskan dengan formula:
m
V 

Dimana:
V = volume pisang goreng
m = massa gula pasir
ρ = massa jenis gula pasir
BAB VI
HASIL PERCOBAAN
6.1 Data Percobaan
Setelah dilakukan percobaan, didapatkan hasil pengukuran yaitu massa gula
pasir. Hasil ini dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 6.1 Data percobaan


Percobaan Massa Percobaan Massa
(g) (g)
1 9 17 10
2 11 18 14
3 18 19 9
4 9 20 8
5 13 21 13
6 12 22 13
7 21 23 10
8 20 24 15
9 9 25 17
10 14 26 16
11 8 27 14
12 18 28 14
13 11 29 14
14 14 30 12
15 10 31 13
16 12 32 11
BAB VII
ANALISIS DATA
7.1 Yate’s Algorithm
Dalam menentukan efek utama dan efek minor, maka dilakukan
perhitungan dengan Yate’s algorithm. Tabel Yate’s algorithm dapat disajikan pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 7.1 Tabel hasil Yate’s algorithm
Percobaan Massa Iterasi Iterasi Iterasi Iterasi Iterasi
Divisor Estimates Effect
ke- (g) ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
1 9 20 47 113 209 412 32 12.875 Mean
2 11 27 66 96 203 -14 16 -0.875 A
3 18 25 49 92 -11 -8 16 -0.5 B
4 9 41 47 111 -3 -6 16 -0.375 AB
5 13 23 41 9 -23 -16 16 -1 C
6 12 26 51 -20 15 -6 16 -0.375 AC
7 21 25 61 -8 -7 12 16 0.75 BC
8 20 22 50 5 1 -14 16 -0.875 ABC
9 9 24 7 -23 -17 -2 16 -0.125 D
10 14 17 2 0 1 16 16 1 AD
11 8 26 -15 8 -5 -22 16 -1.375 BD
12 18 25 -5 7 -1 -16 16 -1 ABD
13 11 33 -3 -11 3 -42 16 -2.625 CD
14 14 28 -5 4 9 20 16 1.25 ACD
15 10 26 1 0 -5 18 16 1.125 BCD
16 12 24 4 1 -9 -28 16 -1.75 ABCD
17 10 -2 -7 -19 17 6 16 0.375 ABCDE
18 14 9 -16 2 -19 -8 16 -0.5 BCDE
19 9 1 -3 -10 29 -38 16 -2.375 ACDE
20 8 1 3 11 -13 -8 16 -0.5 CDE
21 13 -5 7 5 -23 -18 16 -1.125 ABDE
22 13 -10 1 -10 1 -4 16 -0.25 BDE
23 10 -3 5 2 -15 -6 16 -0.375 ADE
24 15 -2 2 -3 -1 4 16 0.25 DE
25 17 -4 -11 9 -21 36 16 2.25 ABCE
26 16 1 0 -6 -21 42 16 2.625 BCE
27 14 0 5 6 15 -24 16 -1.5 ACE
28 14 -5 -1 3 5 -14 16 -0.875 CE
29 14 1 -5 -11 15 0 16 0 ABE
30 12 0 5 6 3 10 16 0.625 BE
31 13 2 1 -10 -17 12 16 0.75 AE
32 11 2 0 1 -11 -6 16 -0.375 E
7.2 Standard Error
Dari 32 spesimen yang telah dilakukan percobaan, akan muncul galat yang
disebut dengan standard error. Untuk menentukan standard error dapat digunakan
variabel eksperimen yang memiliki tiga atau lebih faktor eksperimen. Dari tabel 7.1
diperoleh estimated effect dari tiga atau lebih faktor sebagai perhitungan standard
error sebagai berikut:
Tabel 7.2 Nilai estimated effect
Treatment Estimated Effect
ABC -0.875
ABD -1
ABE 0
ACD 1.25
ACE -1.5
ADE -0.375
BCD 1.125
BCE 2.625
BDE -0.25
CDE -0.5
ABCD -1.75
ABCE 2.25
ABDE -1.125
ACDE -2.375
BCDE -0.5
ABCDE 0.375

Standard error (SE) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:


1 n 2
SE   y
2

n y 1

Dari persamaan di atas maka dapat dicari nilainya sebagai berikut:


SE 2  1.85
SE  1.36
7.3 Normal Probability Plot
Dalam membuat normal probability plot, ditentukan lebar garis linear yang
berfungsi untuk menentukan faktor yang memberikan efek signifikan, cukup
signifikan, dan tidak signifikan. Persamaan yang digunakan untuk menentukan
lebar garis linear (NPL) digunakan persamaan sebagai berikut:
NPL  tv ,Pr  SE

Dimana:
NPL = nilai garis linear
tv,Pr = nilai probability pada degrees of freedom
SE = Standard error
Dengan degrees of freedom (v = 16), maka nilai t adalah 2.12. sehingga
perhitungannya menjadi seperti berikut:
NPL  2.12  SE
NPL  2.12  1.36
NPL  2.88
Setelah didapat nilai NPL, maka dapat diperoleh normal probability plot dengan
mengurutkan data pada Tabel 7.1 sehingga didapat data yang sudah diurutkan:
Tabel 7.3 Nilai estimates terurut dari kecil ke besar
Estimate Treatments Estimate Treatments
-2.625 CD -0.375 ADE
-2.375 ACDE -0.375 E
-1.75 ABCD -0.25 BDE
-1.5 ACE -0.125 D
-1.375 BD 0 ABE
-1.125 ABDE 0.25 DE
-1 C 0.375 ABCDE
-1 ABD 0.625 BE
-0.875 A 0.75 BC
-0.875 ABC 0.75 AE
-0.875 CE 1 AD
-0.5 B 1.125 BCD
-0.5 BCDE 1.25 ACD
-0.5 CDE 2.25 ABCE
-0.375 AB 2.625 BCE
-0.375 AC

Data pada Tabel 7.3 kemudian diplot menggunakan MiniTab untuk mendapatkan
grafik Probability Plot dan dot plot. Grafik tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 7.1 Probability plot

Gambar 7.2 Dot plot

Dari Gambar 7.1 dan 7.2, diketahui bahwa tidak terdapat data yang melebihi
nilai dari NPL. Sehingga faktor A, B, C, D dan E serta kombinasinya tidak
berpengaruh signifikan terhadap volume dari pisang goreng.
BAB VIII
KESIMPULAN
8.1 Kesimpulan
1. Air yang dihipotesiskan dapat meningkatkan volume dari pisang goreng
ternyata tidak memengaruhi ekspansi volume pisang goreng. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh volume air yang digunakan pada variabel
sedikit air dan banyak air memiliki volume yang terlalu banyak.
2. Gula tidak memengaruhi ekspansi volume tepung pisang goreng seperti
pada hipotesis.
3. Garam tidak memengaruhi ekspansi volume tepung pisang goreng seperti
pada hipotesis.
4. Air berkabornasi tidak memengaruhi ekspansi volume tepung pisang
goreng. Hal ini disebabkan karena air berkarbonasi juga dapat
mengencerkan adonan pisang goreng. Sehingga pengaruh viskositas dan
konsentrasi tepung pada adonan yang lebih memengaruhi dalam ekspansi
tepung pisang goreng.
5. Soda kue tidak memengaruhi ekspansi volume tepung pisang goreng. Hal
ini disebabkan karena pada saat adonan ditambahkan soda kue, adonan tidak
didiamkan agar terjadi reaksi pelepasan CO2. Sehingga, karena tidak ada
CO2 yang dilepaskan menyebabkan adonan tidak mengembang.
BAB IX
SHARING
Pada percobaan ini pada awalnya kami sangat bersemangat karena pisang
goreng merupakan kesukaan kita semua. Selain itu pada saat perhitungan massa
gula, pisang goreng menjadi terbalut dengan gula pasir. Ini merupakan pengalaman
pertama kami untuk memakan pisang goreng berbalut gula sehingga pisang goreng
terasa lebih nikmat. Namun lama kelamaan karena banyaknya pisang goreng yang
kami buat, membuat kami menjadi kenyang dan bosan dengan pisang goreng.
Sehingga kami menjadi orang baik dengan membagi pisang goreng yang tidak bisa
kami makan.
Kendala dalam percobaan ini adalah waktu pengambilan data dikarenakan
proses membuat adonan, menggoreng pisang, serta mengukur volume pisang
goreng dilakukan satu persatu. Untuk menghilangkan kebosanan tersebut, kami
akhirnya memutuskan untuk menyalakan lagu-lagu. Namun ternyata, lagu yang
kami putar adalah lagu-lagu galau. Hal ini menyebabkan kami menjadi terlarut
dalam kesedihan sehingga menghambat kami untuk melakukan percobaan.

Anda mungkin juga menyukai