Nim : PO713251181073
Kelas : 1B
Prodi : D III
“SEMI SOLID”
1. Salep (Unguentum)
Menurut FI. ed III, salep adalah sediaan semi padat yang mudah
untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh
berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep
terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada
2. Penggolongan salep
1
a. Unguenta, adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega,
tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai
tenaga.
b. Cream, adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit.
c. Pasta, adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat
e. Gelones Spumae, adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan
kulit dan menghasilkan efek lokal, karena bahan obat tidak diabsorpsi.
(vaselin).
b. Salep Endodermic
2
Salep dimana bahan obatnya menembus dalam tetapi tidak melalui kulit
b. Salep hydrophilic, yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep
lembek, kemungkinan juga tipe w/o antara lain campuran sterol dan
petrolatum.
3. Dasar Salep
salep serap,dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam
air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut.
3
a) Dasar Salep Hidrokarbon
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain
vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair
pertama terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, antara lain salep
dicuci dengan air karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah
bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini
dari pada dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep
4
ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan
Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari
keuntungannya seperti dasar salep yang dapar dicuci dengan air dan
tidak mengandung bahan tak larut dalam air seperti paraffin, lanolin
anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut gel.
Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor yaitu khasiat yang
diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan
ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang
yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep hidrokarbon daripada dasar
salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam
5
b. Dasar salep serap (dasar salep absorbsi):
kolesterol = 86 : 8 : 3 : 3 )
arabicum.
Dapat digunakan secara tunggal atau dalam campuran dengan zat lain
6
bumi dan keseluruhan atau hampir keseluruhan dihilangkan warnanya.
kuning.
Asam Sulfat, maka harus hati – hati dalam penggunaan untuk salep
mata, karena akan terjadi iritassi mata oleh kelebihan asam yang
b) Tidak tengik
d) Tidak terabsobsi
karena sukarnya bercampur atau tidak larut dalam air, sehingga sukar
7
c. Salep putih ( White ointment ) yang merupakan campuran 50 bagian
diperoleh dari minyak tanah. Hablur tembus cahaya atau agak buram,
digunakan untuk membuat keras atau kaku dasar salep setengah padat
yang berlemak.
lainnya.
8
h. Minyak tumbuh – tumbuhan misalnya : Oleum Sesami.
berair.
Dasar salep ini berguna sebagai emolien walaupun tidak mampu menutupi
dan baunya dapat mengandung tidak lebih dari 0,25% air. Massa
9
air antara 25% - 30%. Penambahan air dapat dicampurkan kedalam
minyak, setengah padat, putih, dibuat dengan lilin setil ester, lilin
30 bagian kolesterol
Paraffin 22 bagian
Wolfet 10 bagian
Paraffin 20 bagian
10
Wolfet 10 bagian
3. Dasar Salep III (dasar salep yang dapat dicuci dengan air)
Dasar salep ini nampaknya seperti cream dapat diencerkan dengan air atau
larutan berair. Bahan obat tertentu dapat diabsorbsi lebih baik oleh kulit
bilamana menggunakan dasar salep tipe ini dibanding dasar salep lainnya.
250 bagian Vaselin putih dan air secukupnya hingga 100 bagian
air), yang dapat bercampur dengan baik terhadap bahan obat, tetapi
11
cairan – cairan dan luka / kudis, menghilangkan rasa panas yang
Tidak seperti dasar salep yang tidak larut dalam air, yang mengandung
keduanya, yaitu komponen yang larut maupun yang tidak larut dalam air.
Dasar salep yang larut dalam air hanya mengandung komponen yang larut
dalam air. Tetapi, seperti dasar salep yang dapat dibersihkan dengan basis
Basis yang larut dalam air hasilnya disebut Greaseless karena tidak
kedalam bahan dasar ini. Dasar salep ini lebih baik digunakan untuk bahan
padat atau tidak berair. Dasar salep yang dapat larut dalam air umumnya
digunakan.
12
25 bagian poliglikol – 1500
Bila diperlukan salep yang lebih baik, formula dapat diubah untuk
viskositas bentuk fisik ( cair, padat, atau setengah padat ) yang diinginkan.
Poliglikol yaitu :
13
3) Poliglikol – 1500, berbentuk serbuk licin
kuning gading
dasar salep ini mudah dipakai, melekat pada kulit dan mudah dicuci
dengan air dan tidak merangsang kulit. Poliglikol juga dapat digunakan
9 gram gliserin
Dibuat dengan cara pemanasan diatas api langsung (api kecil) atau diatas
penangas air sambil diaduk, setelah terbentuk massa salep ditimbang dan
larutan gliserin dalam air 5 %. Dasar salep ini selalu dibuat segar (baru)
14
2) Lunak, semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan
3) Mudah dipakai
1) Camphora
R/ Camphora 1
Vaselin falv. 9
m.f.ungt.
S.ungt.Camphoratum
15
R/ Camphorae 1
Ol.cocos. 1
Adeps lanae 18
m.f.ungt
R/ Mentholi
Camphorae aa 0,3
Lanolin 5
m.d.s.u.e
2) Pellidol
dasar salep disaring maka pellidol juga ikut disaring dan jangan
R/ Pellidol 0,1
m.d.s.ad.us.ext
R/ Pellidol 0,5
m.d.s.ad.Us.ext.
3) Iodium
16
a. Kalau memenuhi kelarutan dikerjakan seperti pada kamfer (Ia)
Contoh resep :
R/ Iodii 2
Kalii iodii 3
Aq.dest 5
Ungt.Simplex 90
m.d.s.u.e
3. Argenti Nitras
17
Jika dilarutkan dalam air akan meninggalkan bekas hitam pada kulit
dilarutkan dalam air walaupun ia larut. Kecuali pada resep obat wasir.
4. Phenol
Sebenarnya phenol mudah larut dalam air, tetapi dalam salep tidak
dengan phenol liquefactum (campuran fenol dan air 77-81,5 %). Jadi
5. Bahan obat yang dalam salep tidak boleh dilarutkan ialah Argenti
sulfas.
Contoh-contoh resep:
R/ Kalii iodii 3
Lanolin 16
Ungt. Simplex ad 30
m.d.s.u.e
Aq.rosae 1
Adeps lanae 3
ZnO 3
Vaselin ad 30
18
m.d.s.u.e
penyelesaian :
No.100
a. Air
Contoh resep :
R/ Zinci Oxyd.
Oleum Sesami
Aqua Calcis aa 10
19
Disini akan terjadi penyabunan Aqua Calcis dengan Oleum
Sesami.
b. Alkohol
Jumlah banyak :
20
diperhitungkan menurut perbandingan dasar salep
tersebut.
Contoh :
R/ Tinct. Ratanhiae 6
Vaselin 20
Adeps lanae 10
m.f.ungt.
c. Cairan kental
Ichtyol, Kreosot.
a. Extractum Siccum
Pada umumnya larut dalam air, jadi dilarutkan dalam air dan berat air
21
b. Extractum Liquidum
c. Extractum Spissum
6. Lain-lain
a. Naphtolum
Dapat larut dalam Sapo Kalinus, kalau tidak ada sapo kalinus
b. Bentonit
Berupa serbuk halus yang dengan air membentuk massa seperti salep.
Bentonit dan air tidak tahan lama, karena itu perlu ditambahkan lemak
Bahan – bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan-
peraturan lain dilarutkan lebih dahulu dalam air asalkan air yang
22
digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang
Bahan – bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam
lemak dan air, harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan
pengayak B40.
1. Ichtyol, sebab jika ditambahkan pada massa salep yang panas atau
damar dan minyak atsiri, jika digerus terlalu lama akan keluar
tidak bisa campur dengan bahan dasar salep yang sedang mencair dan
23
Bahan dasar salep berbeda – beda konsistensinya. Dasar salep
sering juga terbuat dari dua bagian atau lebih yang konsistensinya berbeda.
diatas tangas air, sebagai pengaduk digunakan pengaduk kaca atau spatel
kayu. Banyak juga dari bahan – bahan yang dilebur tersebut kurang bersih,
maka disaring dengan kain kassa pada saat bahan panas dan tentunya
menimbangnya sebesar 10 – 20 %.
R/ Cera Flava 30
Ol. Sesami 70
2. Simple Ointment
R/ Adeps lanae 50
Paraffin Solidum 50
R/ Cetaceum 12,5
24
Cera alba 12
Paraffin liq. 56
Aq.dest 19 ml
Pembuataan :
c. Campur keduanya
Cera flava 10
Vaselin flava 50
Pembuatan :
dipanaskan )
3. Dasar salep (ds): kecuali dinyatakan lain , sebagai bahan dasar salep
25
sifat bahan dan tujuan pemakaian salep, dapat dipilih beberapa bahan
atau campurannya.
c. Ds. Yang dapat dicuci dengan air atau Ds.emulsi, misalnya emulsi
d. Ds. Yang dapat larut dalam air, misalnya PEG atau campurannya.
homogen.
26
9. Pengawetan, Pengemasan dan Penyimpanan Salep
uap air (lembab) dan panas serta kemungkinan terjadinya interaksi kimia
Salep biasanya dikemas baik dalam botol atau dalam tube, botol
dapat dibuat dan gelas tidak berwarna, warna hijau, amber atau biru atau
Wadah dan gelas buram dan berwarna berguna untuk salep yang
mengandung obat yang peka terhadap cahaya. Tube dibuat dari kaleng
bantu khusus bila salep akan digunakan untuk dipakai melalui rektum,
mata, vagina, telinga atau hidung. Tube dan salep untuk pemakaian pada
mata kebanyakan dikemas dalam kaleng atau plastik kecil dan dapat dilipat
yang dapat menampung sekitar 1 sampai 5 gram salep. Tube salep untuk
27
pemakaian topikal lebih sering dari ukuran 5 sampai 30 gram. Botol untuk
salep juga berbeda – beda mulai dari ukuran terkecil ½ ounce sampai 1
Botol salep dapat diisi dalam skala kecil oleh seorang ahli farmasi
didalam botol.
mungkin mendekati bagian atas botol, tetapi tidak begitu tinggi sampai
tutupnya kena salep apabila ditutup. Salep yang dibuat dengan cara
dalam botol. Hal ini tentunya akan diperoleh hasil akhir yang lebih bagus.
Pembuatan salep dalam skala besar, pengisian sejumlah tertentu dan salep
ujung belakang yang terbuka (ujung yang berlawanan dan ujung tutup) dan
tube yang kemudian ditutup dengan segel. Salep yang dibuat dengan cara
seperti yang dibuat berdasarkan resep dokter, pengisian dan tube salep
oleh ahli farmasi di apotek, dapat diisi dengan cara sebagai berikut:
28
1. Salep yang telah dibuat digulung diatas kertas perkamen menjadi
bentuk silinder, diameter sedikit lebih kecil dan tube supaya dapat
2. Tutup tube dilepas supaya udara keluar, silinder dan salep dengan
3. Potongan kertas yang melipat salep dipegang oleh salah satu tangan
sedang lainnya menekan dengan spatula yang berat kearah tutup tube
sampai tube tadi penuh dan sambil menarik perlahan – lahan kertas
4. Bagian bawah yang disisakan, dilipat 2 x 1/8 inci dan dibuat dan ujung
Penjepit dapat digunakan dari tang tangan atau dengan mesin lipat
itu akan stabil dan dapat tahan lama pada pemakaian dibanding dengan
29
Kebanyakan salep harus disimpan pada temperatur dibawah 30o C
mencair.
2. Pastae ( pasta )
oksida merupakan salep yang padat, kaku, tidak meleleh pada suhu
diolesi.
seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi lebih
rendah dari salep. Oleh karena itu pasta digunakan untuk lesi akut yang
cairan.
30
Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada selaput lendir untuk
padat dalam keadaan panas agar lebih mudah bercampur dan homogen.
Contoh resep
Vaselin flava ad 10
m.f.pasta
31
Zinci Pasta ( FN 78 ) = Pasta Zinci Oxydi ( Ph.Bld.Ed.V)
R/ Zinci Oxydum 25
m.f.pasta
Contoh resep:
R/ Bentonit 1
Sulfur Praecip 2
Zinci Oxydi 10
Talcum 10
Ichthamolum 0,5
Glycerin
Aqua aa 5
m.f.pasta
32
Formulasi Pasta:
berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair
atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol,
1. Vaselinum album
Vaselin terdiri dari vaselin putih dan kuning. Vaselin putih adalah
2. Gliserol
- Inert
33
- Tidak bercampur dengan air
kulit.
Basis absorbsi
Oily Cream
Larut Air
melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan
sediaan pasta.
34
2. Tidak mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka, sehingga
lama.
1. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapay ditembus, pasta pada
berbulu
penyabunan)
35
4. Linimentum dengan minyak (harus memakai gom)
Benzoatus
pelindung.
wijen efek penetrasi, minyak biji kapas) atau menembus kulit lebih
sejuk. Pada etiket juga tertera “Obat Luar”. Linimenta tidak dapat
Cara pembuatan :
36
a. Mencampurkan seperti pada pembuatan salep, contohnya Linimen
Gondopuro (FN)
Contoh resep:
R/ Ammonia 20 ml
Acid oleinicum 1 ml
Oleum sesami 70 ml
Pembuatan:
R/ Methylis salicylas 25 ml
Menthol 4 ml
Ol.Eucalypti 10 ml
1. Dipakai pada kulit yang utuh (tidak boleh adanya luka berakibat
37
2. Apabila pelarutnya minyak, iritasinya berkurang apabila
2. Mudah dicuci dan sangat baik untuk pemakaian pada kulit yang
lembut.
4. Gel ( Jelly )
Gel merupakan semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat
oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil
hidroksida ). Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase
padat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan. Jadi sediaan
38
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar
adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel
Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal atau
Salep mata adalah salep steril yang digunakan pada mata. Pada
dimasukkan secar aseptik kedalam tube steril. Bahan obat dan dasar
simplex. Basis salep mata yang lain adalah campuran Carbowax 400
39
1. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang
yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada
waktu penggunaan.
Oculentum Simplex
Adeps lanae 6
Vaselini 51,5
1. Bacitracini Occulentum
2. Chloramphenicoli Occulentum
40
5. Sulfacetamidi Natrici Occulentum
antara lain:
1. Bacitracini Occulentum
2. Chloramphenicoli Occulentum
4. Chlortetracyclini Occulentum
5. Hydrocortisoni Occulentum
6. Cremores ( krim )
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan
diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air.
air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakaian
41
Ada 2 tipe krim yaitu tipe minyak air (m/a) dan krim tipe air
jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe a/m digunakan
natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat. Selain itu dapat
ditempat sejuk. Penandaan pada etiket harus juga tertera “Obat Luar”.
tangas air, kemudian tambahkan air dan zat pengemulsi dalam keadaan
42
sama – sama panas, aduk sampai terjadi suatu campuran yang
berbentuk krim.
Contoh resep :
R/ Acid. Stearas 15
Cera alba 2
Vaseln alba 8
TEA 1,5
Propilenglikol 8
Aq.dest 65,6
m.f.ungt.
pembuatan :
R/ Bentonit 20
Glycerin 10
Aq.dest 70
m.f.ungt
pembuatan :
43
Kelebihan sediaan krim yaitu:
2. Praktis
3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu
berlebihan.
44