BAHASA INDONESIA
“PERIBAHASA DAN MAJAS”
DISUSUN OLEH :
SONY ELVIANTO HERMAWAN
NIS. 0089/041/119
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa haturkan kehadirat allah swt. Atas limpahan rahmat dan
nikmatnya. Sehingga Kami dapat menyusun dan menyelsaikan makalah Bahasa Indonesia
dengan pokok pembahasan “ peribahasa dan majas “.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad
SAW sebagai pelopor pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi umat manusia. Ucapan terima
kaih kepada guru pembimbing mata pelaaran Bahasa Indonesia yang selalu memberikan
motivasi serta dukungan moral agar selalu belajar dan berusaha untuk menjadi lebih baik.
Penyusunan makalah ini di susun dengan sebaik-baiknya. Namun masih terdapat banyak
kekurangan didalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak sangat di harapkan. Tidak lupa harapan kami semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kami.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Maksud utama disusunnya makalah ini adalah guna memenuhi tugas bahasa Indonesia.
Adapun tujuannya adalah:
1. Memahami tentang majas.
2. Belajar mengetahui tentang majas.
3. Belajar dan memahami tentang peribahasa.
4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Personifikasi
Adalah majas yang membandingkan banda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat
seperti manusia. Contoh:
- Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jum’at pahing.
- Awan menari-nari di angkasa
b. Perumpamaan
Adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja
dianggap sama. Majas ini ditandai oleh pemakai membandingkan bagai-bagaikan, seperti,
ibarat, serupa, dan kata pembanding lainnya. Contoh:
2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan antara lain meliputi: hiperbola, litotes, ironi, dan paradoks.
a. Hiperbola
Adalah majas yang mengandung pernyataan berlebih-lebihan dengan maksud
untuk mempertebal, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh:
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
(dari DOA, Chairil Anwar)
b. Litotes
Adalah majas yang mengurangi, mengecil-kecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Tujuannya, antara lain, untuk merendahkan diri. Contoh:
- Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)
c. Ironi
Adalah majas yang menyatakan makna pertentangan dengan maksud untuk menyindir atau
mengolok-olok. Contoh:
6
- Pandai sekali kau, baru datang ketika rapat mau selesai.
d. Paradoks
Adalah majas yang antar bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh:
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia berbaring, tetapi bukan tidur sayang
(dari Pahlawan Tidak Dikenal, karya Toko Sudarto Bachtiar)
3. Majas Pertautan
Majas pertautan antara lain meliputi: metonimia, sinekdoke, alusia, dan ellipsis.
a. Metonimia
Adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang,
barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapae menyebut pencipa atau
buatannya.bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud. Contoh:
- Dikebun binatang mereka terus berkodak. (berkodak: berfoto, ditautkan dengan
nama salah satu merek kamera)
b. Sinekdoke
Adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya,
ataupun sebaliknya. Sinekdoke dibedakan menjadi dua macam:
1) Pars protato, yaitu majas yang menyebutkan sebagian, tetapi yang dimaksud
adalah keseluruhan. Contoh:
- dari jauh sudah terlihat batang hidungnya.
- dia telah menjual sejengkal tanahnya untuk menyambung hidupnya
2) Totem Proparto, yaitu majas yang menyebutkan keseluruhan, tetapi yang
dimaksud adalah sebagian. Contoh:
- Indonesia menang dalam pertandingan bulu tangkis di Korea.
- Kampungku berpartisipasi dalam lomba voli tingkat kecamatan.
c. Alusia
adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang
sudah diketahui bersama. Contoh:
- Orang-orang ingin kembali memandangnya
(dari Pahlawan Tak Dikenal, karya Toto Sudarto Bachtiar)
d. Ellipsis
Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
7
Contoh:
- Kuraba mitlaliur Jepang dari baju hitam
(dari Buku Tamu Musium Perjuangan, karya Taufiq Ismail).
4. Majas Perulangan
Majas perulangan meliputi: aliterasi, antana klasis, repetisi, paralesisme, dan kiasmus.
a. Aliterasi
adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh:
Dengarkanlah dendang durjana
Lelaki tua putra Madura
(dari lagu Nelayan Selat Madura, karya Djawastin Hasugian)
b. Antana Klasis
Adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh:
Pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya
Dan kegelapan,rimba sepi kejadian
(dari MIMPI, karya Abdul Hadi WM)
c. Repetisi
Adalah majas perulangan kata sebagai penegasan yang diruntut dalam baris yang sama.
Contoh:
Dalam kesunyain malam waktu, tidak berpandang, tidak berkawan.
(dari Dibawa Gelombang, karya Sanusi Pane)
d. Paralerisme
Adalah majas perulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda. Contoh:
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapas
e. Kiasmus
Adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi. Contoh:
Karena malam bukan siangnya gelombang dan siang bukan malamnya siang.
(dari Orang Perahu, karya Sutan Iwan Soekri Munaf)
8
2.3 Makna Majas
Di dalam bahasa Indonesia banyak terdapat perubahan-perubahan makna.
Perubahan perubahan itu antara lain:
1. Widereng, yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna sekarang
lebih luas dari pada cakupan makna dahulu. Contoh:
- Ibu, ibu yang dahulu sudah menikah, berlayar
2. Naureng (penyempitan), yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna
sekarang lebih sempit dari pada cakupan makna dahulu. Contoh:
Dahulu Sekarang
Madrasah Sekolah Agama
3. Ameliorasi, yaitu perubahan makna sekarang lebih baik (halus) dari makna dahulu.
Contoh:
Dahulu Sekarang
Nelayan Pramuniaga
Pembantu Pramunisma
4. Peoratif, yaitu perubahan makna yang sekarang lebih rendah dari makna dahulu. Contoh:
Dahulu : hamil, sekarang: Bunting
5. Senestesia, yaitu perubahan makna yang menjadi akibat pertukaran dua indra yang
berbeda. Contoh: mulut hati, menyakitkan.
2.4 Memahami Majas
1. Majas Personifikasi
Sebuah kalimat yang aneh terdengar dalam wacana di atas, yaitu, Krakatau Steel
berteriak. Di sini terjadi pergeseran makna kata berteriak, berteriak dalam kalimat ini
bukan mengeluarkan suara seperti manusia, berteriak. Tetapi berteriak dalam arti
meminta perhatian semua pihak. Pergeseran makna seperti itu dapat kita masukkan ke dalam
bentuk majas personifikasi atau majas penginsanan.
2. Majas Metafora
Di samping majas personifikasi, kita mengenal majas metafora. Untuk memperjelas
dan memperkuat satu pernyataan, pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa
yang dimaksud dengan benda atau barang yang lain. Misalnya: “terjadi perang karya”.
‘Perang’ itu merupakan pertentangan perlawanan yang sangat kat. Jadi ‘perang karya’
merupakan metafora.
9
2.5 Makna Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya
mengiaskan suatu maksud tertentu. Peribahasa terbagi dalam tiga jenis, yakni
pepatah, perumpamaan, dan ungkapan. Jadi, dalam hal ini ungkapan merupakan bagian
dari peribahasa.
1. Pepatah
Pepatah adalah jenis peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran. Contoh:
- Datang tanpak muka pergi tampak punggung
(artinya: hendaklah berbaik-baik ketika berkunjung, baik ketika datang maupun pergi)
- Sepala-pala mandi biar basah
(artinya: mengerjakan sesuatu perbuatan hendaknya sempurna, jangan separu-separuh)
2. Perumpamaan
Perumpamaan adalah ibarat, persamaan, peribahasa yang berupa perbandingan. Ciri
utama perumpamaan adanya kata-kata: sebagai, bagai, laksana, bak, seumpama, umpama,
atau sejenisnya.
Contoh:
- Bagai air di daun talas, dikiaskan kepada orang-orang yang tidak tetap hatinya atau
pendiriannya, mudah berubah pendiriannya.
- Bagai membendarkan diri ke bukit, artinya: mengerjakan perbuatan yang sia-sia.
3. Ungkapan
Ungkapan adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan
maksud dengan arti kata kiasan. Seperti: melihat bulan, datang bulan, bulan madu, dan
sebagainya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjasan pada bab 2. Maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas dalam bentuk
tulisan atau lisan. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang
dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari
pengarang.
2. Jenis-jenis majas dibagi menjadi menjadi 4, yaitu:
a. Majas perbandingan, yaitu majas yang membandingkan sesuatu dengan yang lain.
Antara lain: personifikasi, simik, metafora, dan alegori.
b. Majas pertentangan, antara lain: hiperbola, litotes, ironi, dan oksimarom.
c. Majas pertautan, antara lain: metonemia, sinekdoke, alusia, eufimisme, ellipsis, dan
inversi.
d. Majas perulangan, antara lain: aliterasi, antanaklasis, kiasmus, repetisi, dan paralelisme.
3. Di dalam bahasa Indonesia ada makna majas yang terdapat perubahan-perubahan makna,
perubahan-perubahan makna antara lain: widereng, naureng (penyempitan), ameliorasi,
peoratif, dan sinestesis.
4. Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya
mengiaskan suatu maksud tertentu. Dalam peribahasa ada tiga jenis,yaitu: pepatah,
perumpamaan, dan ungkapan.
5. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan, yaitu membandingkan makna yang sangat
jelas karena ia didahului oleh perkataan seolah-oleh, ibarat, bak, seperti, laksana, macam,
bagai, dan umpamanya.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://mwpberbagi.blogspot.com/2012/12/makalah-majas-dan-peribahasa.html
https://www.scribd.com/document/332143538/Makalah-Majas-Dan-Peribahasa
12