Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN KE - 6
“KIMIA KOORDINASI : KONSEP DAN APLIKASI SEDERHANANYA”
Tanggal praktikum: Kamis, 10 Oktober 2019
Tanggal pengumpulan laporan: Kamis , 24 Oktober 2019
Dosen Pembimbing: Enung Siti N, M.PKim

DISUSUN OLEH
Kelompok 6

Ratri Hiusena 1187040056


Rina Nurlaelasari 1187040058
Siti Saadah 1187040072
Tia Widianti 1187040074

KIMIA III-B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
I. Tujuan

1. Menentukan perbandingan mol Cu, NH3, dan SO42- serta rumus senyawa
kompleksnya
2. Menentukan randemen pada sintesis kompleks tembaga
3. Menentukan kadar besi askorbat pada sintesis kompleks besi askorbat
4. Menentukan randemen hasil sintesis kompleks besi askorbat
5. Menganalisis kompleksasi karat logam dalam aplikasi sederhana
6. Menentukan nilai absorbansi pada kompleksasi karat logam menggunakan
spektrofotometer

II. Dasar Teori

Senyawa koordinasi/senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk melalui ikatan


koordinasi, yakni ikatan kovalen koordinasi antara ion/atom pusat dengan ligan (gugus
pelindung). Disebut juga sebagai senyawa kompleks karena sulit dipahami pada awal
penemuannya. Ikatan kovalen koordinasi yang terjadi merupakan ikatan kovalen (terdapat
pasangan elektron yang digunakan bersama) di mana pasangan elektron yang digunakan bersama
berasal dari salah satu atom. Ikatan koordinasi bisa terdapat pada kation atau anion senyawa
tersebut. Ion/atom pusat merupakan ion/atom bagian dari senyawa koordinasi yang berada di
pusat (bagian tengah) sebagai penerima pasangan electron sehingga dapat di sebut sebagai asam
Lewis, umumnya berupa logam (terutama logam-logam transisi). Sedangkan ligan atau gugus
pelindung merupakan atom/ion bagian dari senyawa koordinasi yang berada di bagian luar
sebagai pemberi pasangan elektron sehingga dapat disebut sebagai basa Lewis (Chang,2004).
Ligan dari suatu ion kompleks dapat berupa molekul netral atau anion yang mempunyai
pasangan elektron bebas yang digunakan untuk membentuk ikatan koordinasi dengan atom
pusat.
Berdasarkan muatannya ligan, ligan dibagi menjadi tiga golongan, yaitu ligan netral, ligan
bermuatan negatif dan ligan bermuatan positif. Pada umumnya ligan yang terdapat pada
senyawa kompleks adalah ligan netral dan ligan negatif.
Berdasarkan banyaknya atom donor yang dimiliki ligan,ligan dapat dikelompokan menjadi:
1) Ligan monodentat
Ligan yang memiliki satu atom donor, contohnya NH3, H2O, CO dan Cl‾. Ligan
monodentat yang atom donornya memiliki satu PEB biasanya hanya dapat membentuk sebuah
ikatan kovalen koordinasi.
2) Ligan bidentat
Ligan yang memiliki dua atom donor, contohnya misalnya ion oksalat (COO‾COO‾) dan
1,2-diaminoetana (etilenadiamina) (NH2CH2CH2NH2).
3) Ligan Polidentat
Ligan yang memiliki lebih dari dua atom donor, sepeti EDTA yang memiliki 6 atom donor.
Unsur-unsur transisi umumnya mempunyai konfigurasi elektron dengan subkulit d yang
belum penuh. Dengan demikian dapat memberikan orbital kosong untuk membentuk ikatan
koordinasi dengan pasangan elektron dari ligan yang diikatnya. (Effendy,2007)

III. Alat dan Bahan

1. Alat
No Alat Ukuran Jumlah
1 Spatula - 1 buah
2 Neraca analitik - 1buah
3 Kaca Arloji - 1 buah
4 Botol semprot - 1 buah
5 Batang pengaduk - 1 buah
6 Labu ukur 250 ml 1 buah
7 Gelas kimia 100 ml 1 buah
8 Buret 50 mL 1 buah
9 Gelas ukur 50 ml 1 buah
10 Statif dan klem - 1 buah
11 Lumpang dan Alu - 1 buah
12 Hotplate - 1 buah
13 Tabung sentrifuge - 1 buah
14 Corong - 1 buah
15 Desikator - 1 buah
16 Pipet tetes - 2 buah
17 Kaleng bekas - 1 buah
18 Pipet volumetri 10 mL 1 buah
19 Ball filler - 1 buah
20 Kertas saring - 3 buah
21 Labu erlenmeyer - 2 buah
22 Tabung reaksi - 6 buah
23 Rak tabung reaksi - 1 buah

2. Bahan
No Bahan Satuan Jumlah
1 HCl 0.5 M 25 mL
2 FeSO4. 7H2O - 1.1 gram
3 NH4OH 6M 20 mL
4 H2O (Akuades) - Secukupnya
5 HNO3 (Asam Nitrat) 6M 30 mL
6 Etanol 95% 30 mL
7 Aseton - 30 mL
8 CuSO4. 5 H2O - 10 gram
9 Pb asetat 1M 10 mL
10 Asam Sitrat - 250 mL
11 Vitamin C - 4 tablet
12 Metil jingga - 2 mL

IV. Prosedur kerja

1. Eksperimen konsep dasar : sintesis kompleks tembaga


 Prosedur sintesis
Ditimbang 3 gram CuSO4.5H2O lalu digerus hingga halus, ditempatkan pada labu
Erlenmeyer 250 mL. ditambahkan 20 mL larutan amoniak 15 M diaduk dengan pengaduk
magnet sambil ditutup dengan kayu gabus. Bila dalam waktu 10 menit masih ada padatan,
dihangatkan padatan campuran tersebut pada suhu 60C sambil diaduk. Bila pada suhu
masih ada padatan dibuka tutup gabus ditambahkan secara bertahap 1-5 mL aquades
kedalamnya dengan jalan buka-tutup (umtuk menghindari bau meyengat amoniak). Bila
masih tetap ada yang tidak larut, dihentikan penambahan aquades lalu disaring hangat-
hangat larutan tersebut, setelah lebih dari 1 menit ditambahkan secara perlahan 20 mL
etanol 95 % terhadap larutan tersebut diaduk dan didinginkan pada suhu ruang sampai
tahap ini mungkin akan terbentuk endapan Kristal. Disiapkan 30 mL larutan yang dibuat
dari 15 mL amoniak 15 M dan etanol 95% ditutup semua larutan yang mengandung
amoniak dengan kaca arloji. Kemudian disaring Kristal yang terbentuk dan dicucu dua kali
dengan masing-masing10 mL etanol 95%, dilamjutkan dengan cara yang sama sebanyak 3
kali 10 mL larutan aseton. Disimpan dalam desikator satu malam.
 Analisis rumus kimia
Dilarutkan 1 gram Kristal dengan 10 mL larutan HNO3 6 M. dititrasi dengan larutan
PbCH3COO 1 M tetes demi tetes secara cepat dan diperlambat penetesannya ketika
menjelang 5 mL penambahan. Bila satu tetes penambahan larutan PbCH3COO tidak
menyebabkan pembentukan kekeruhan warna putih lebih lanjut, dihentikan penambahan,
dicatat volumenya. Kemudian ditimbang 1 g Kristal dan dilarutkan dengan 10 mL aquades
ditambahkan indicator metil orange 10 tetes. Dilakukan titrasi dengan larutan HCl 0,5 M
secara perlahan dan dihentikan tepat pada saat ada perubahan warna larutan dari kuning
orange menjadi merah orange dan ditentukan konsentrasinya. Dibuat enam larutan standar
CuSO4.5H2O yang dicampur dengan larutan 10 mL HNO3 1 M dengan berat 0,1; 0,2; 0,3;
0,4; 0,5; dan 0,6 gram. Dibuat kurva baku, pengukuran absorbansi 0,5 g sampel dan rumus
kompleksnya.
2. Sintesis kompleks obat anemia besi askorbat
Disiapkan vitamin C 500 mg, gerus halus sebanyak 4 tablet kemudian dilarutkan
1,1 gram FeSO4.7H2O dalam larutan 10 mL diaduk dengan pengaduk magnet,
disentrifugasi dan disaring padatan yang tersisa lalu dicucu endapan tersebut dan air
cuciannya disatukan dengan filtratnya. Ditempatkan filtrate pada penangas es ditambahkan
aseton secara bertahap dengan filtrate kemudian saring Kristal dicuci beberapa kali dengan
aseton dan dikeringkan disimpan dalam desikator lalu ditimbang dan dihitung
randemennya.
3. Kompleksasi karat logam dalam aplikasi sederhana

Kontainer yang kotor dibersihkan terlebih dahulu, lalu dibuat larutan 250 mL asam
sitrat dengan kandungan 25 gram asam sitrat dan 10 mL etanol 95% dalam gelas beker
kemudian diambil sekitar 5 mL dan dipisahkan pada tabung reaksi. Dituangkang seluruh
larutan pada gelas beker 240 mL pada container ditutup dengan rapat dan digoyangkan
dengan keras sampai permukaan container terkena larutan. Buka tutupnya lalu dituangkan
lagi pada gelas beker diamati perubahan yang terjadi pada asam sitrat dan dibandingkan
dengan asam sitrat yang ada pada tabung reaksi dilakukan pengulangan namun tanpa
penggunaam etanol diganti dengan aquades dan dilakukan pemindaian serapan cahaya
dengan menggunakan spektrofotometer pada gelas beker dan tabung reaksi.

V. Data pengamatan
a) Sintesis Kompleks Tembaga
1. Prosedur Sintesis
Perlakuan Pengamatan
Ditimbang sebanyak 10 gram Padatan CuSO4 berwarna biru
Di masukkan ke dalam labu erlenmeyer Padatan berwarna biru muda
250 mL
Dilarutkan dengan larutan NH4OH 6 M Campuran sedikit larut dan berwarna
sebanyak 20 mL. biru tua
Dilakukan pemanasan pada suhu 60C Campuran menguap, timbul gelembung
diatas hotplate gas
Ditambahkan 5 mL aquades Campuran menjadi larut
Ditambahkan 20 mL larutan etanol pada Etanol tak berwarna, campuran tetap
campuran panas dan diaduk berwarna bitu tua
Ditambahkan 30 mL campuran etanol + Terbentuk Kristal dan endapan (
NH3 (1:1) penggumpalan)
Disaring Residu yang dihasilkan banyak dan
berwarna biru tua, filtrat biru muda
Endapan yang diperoleh dicuci dengan Pengotor pada endapan hilang, aseton
aseton berbentuk cairan dan tidak berwarna
Endapan dibiarkan di udara terbuka Endapan mengering, kadar air dan bau
aseton hilang
Dimasukan ke dalam desikator untuk Endapan mengeras serta kertas saringnya
didiamkan 1 malam
Ditimbang Massa = 9,2826 gram

2. Analisis Rumus Kimia


Standarisasi HCl
Perlakuan Pengamatan
Larutan HCl sebanyak 10 mL di Larutan tak berwarna
masukkan ke dalam labu erlemeyer
Ditambah 2 tetes metil jingga Menjadi Larutan berwarna kuning
Larutan kemudian dititrasi dengan Menjadi Larutan berwarna merah jingga
Na2B4O7 hingga terjadi perubahan Titrasi V. V. V.
warna dari kuning ke merah jingga Awal Akhir Pakai
1 0 mL 1,5 mL 1,5 mL

Titrasi sampel dengan asetat


Perlakuan Pengamatan
Sampel ditimbang sebanyak 1 gram Massa Kristal = 1,0079 gram, Kristal biru
tua
Dilarutkan dengan 10 mL larutan HNO3 Larutan berwarna biru laut
6 M.
Dititrasi dengan larutan Pb(CH3COO)2 1 Larutan menjadi berwarna biru putih
M Titrasi V. V. V.
Awal Akhir Pakai
1 12 mL 14 mL 2 mL
Titrasi sampel dengan HCl
Perlakuan Pengamatan
Sampel ditimbang sebanyak 1 gram Massa Kristal = 1,0018 gram, Kristal biru
tua
Dilarutkan dalam 10 mL aquades. Larutan berwarna biru tua
Ditambah 10 tetes metil orange Tidak terjadi perubahan
Dititrasi dengan HCl 0,5M yang sudah Titrasi V. V. V.
distandarisasi sampai warna merah Awal Akhir Pakai
jingga 1 7,5 mL 13,4 5,9 mL
mL

Spektrofotometri Sampel dan Standar


Perlakuan Pengamatan
Padatan CuSO4 ditimbang Massa CuSO4 ditimbang 0,1 g, 0,2 g, 0,3 g, 0,4 g, 0,5
g, 0,6 g, padatan berwarna biru
Dilarutkan dengan larutan HNO3 tidak berwarna, warna alrutan biru, dilarutkan
HNO3 1 M tidak lebih dari 10 mL dalam gelas kimia
Larutan dimasukan dalam Larutan dalam labu ukur, ditambahkan HNO3 sampai
labu ukur 10 mL tanda batas, massa semakin besar warna larutan
senakin biru tua
Dilakukan absorbansi untuk Diabsorbansi menggunakan
masing – masing larutan spektrofotometer dengan kurva baku pada λmaks=
645 nm.
Grafik absorbansi CuSO4 M Abs 1 Abs 2 Abs 3  Warna
dibuat (g/L)
1,0 0,1358 0,1359 1,1360 0,1359 Biru
(--)
2,0 0,2336 0,2342 0,2340 0,2339 Biru
(-)
3,0 0,3313 0,3312 0,3310 0,3312 Biru
4,0 0,4408 0,4398 0,4303 0,4403 Biru
(+)
5,0 0,5437 0,5439 0,5427 0,5433 Biru
( ++ )
6,0 0,6527 0,6529 0,6525 0,6527 Biru
(+++)

b) Sintesis Kompleks “ obat anemia” Besi-Askorbat


Perlakuan Pengamatan
Tablet vitamin C 500 mgnsebanyak 4 Serbuk berwarna kuning dan halus
buah digerus sampai halus
Dilarutkan FeSO4.7H2O sebanyak 1.1 Padatannya berwarna hijau, larutannya
gram dalam aquadest sedikit kuning
Vitamin C di masukkan ke dalam larutan Larutan berwarna merah jambu, dan
FeSO4.7H2O terdapat 2 fasa
Disentrifugasi dan disaring Endapan bersih dan filtrat disatukan dalam
erlenmeyer
Endapan dan air cuciannya disatukan Endapan bersih dan filtrat disatukan dalam
dengan filtrat erlenmeyer
Ditempatkan pada penangas es Larutan menjadi dingin
Ditambahkan aseton sampai terbentuk Warna alrutan menjadi ungu, Kristal putih
kristal
Disaring Kristal dan filtrat terpisah
Kristal dicuci dengan aseton Kristal menjadi bersih
Dikeringkan dan disimpan pada desikator Kristal kering, warna sedikit hijau
Kristal ditimbang Massa Kristal = 0,8165 gram
Dihitung randemennya Randemennya sebesar 45,97%
c) Kompleksasi Karat Logam dalam Aplikasi Sederhana
Perlakuan Pengamatan
Kaleng bekas dicuci dengan deterjen Dicuci bersih untuk menghilangkan
pengotor
25 gram asam sitrat diencerkan pada labu Asam sitrat larut dalam air, larutan tidak
ukur 250 mL berwarna
Diambil 10 mL dan dimasukan ke dalam Digunakan untuk blanko pada proses
tabung reaksi spektrofotometri
240 mL dimasukan ke dalam kaleng dan Karat pada kaleng larut dalam larutan
dikocok selama 5 menit asam sitrat, sehingga menghasilkan warna
agak kuning
Dilakukan serapan cahaya Menunjukan 0,4369 untuk sampel dan 0,2
untuk blanko
+ etanol 95% Larutan tidak berwarna
25 gram asam sitrat diencerkan oleh 10 mL Campuran tak berwarna
etanol 95% pada 250 mL aquadest
+ 5 mL ke tabung reaksi sebagai blanko Larutan tidak berwarna
240 mL ke kaleng bekas dan dikocok Karat larut dalam larutan dan tetap menjadi
tak berwarna
Dilakukan serapan cahaya oleh Hasil untuk sampel 0,1764 dan blanko
spektrofotometer 0,3075

Anda mungkin juga menyukai