Anda di halaman 1dari 9

SEJ (School Education Journal)

Vol. 8. No 2 Juni 2018

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN ALAT


PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN NOMOR 14
SIMBOLON PURBA

Pindo Hutauruk, Rinci Simbolon


Surel: pindohutauruk87@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the improvement of learning outcomes and
implementation of learning by using props. The location of the research was
conducted at SDN No 14 Simbolon Purba Palipi Subdistrict Samosir District with
the subject of research is the fourth grader of 20 people. Data collection techniques
used are tests and observation sheets. Based on the results of the analysis can be
concluded that there is an increase in learning outcomes using visual aids in
science lesson material Framework man and its function in the fourth grade
students SDN No. 14 Simbolon Purba Academic Year 2017/2018.

Keywords: Learning outcomes, Props.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Lokasi penelitian
dilaksanakan di SDN No 14 Simbolon Purba Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir
dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 20 orang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan lembar observasi. Berdasarkan
hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar
menggunakan alat peraga pada pelajaran IPA materi Rangka manusia dan
fungsinya pada siswa kelas IV SDN No 14 Simbolon Purba Tahun Ajaran
2017/2018.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Alat peraga.

PENDAHULUAN pada pemberian pengalaman secara


IPA merupakan mata langsung oleh peserta didik untuk
pelajaran yang sangat penting untuk mengembangkan kompetensi agar
dipelajari di tingkat SD, sebab menjelajahi dan memahami alam
membahas tentang peristiwa- sekitar, yang pada akhirnya mereka
peristiwa yang terjadi di alam dan menemukan sendiri konsep materi
dekat dengan kehidupan peserta pelajaran yang sedang dipelajarinya.
didik tersebut. Pendidikan IPA di Berdasarkan hasil observasi
sekolah dasar juga diharapkan dapat langsung yang dilakukan penulis di
menjadi wahana peserta didik untuk SDN 14 Simbolon Purba,
mempelajari diri sendiri dan alam menunjukkan bahwa pembelajaran
sekitar, serta prospek pengembangan IPA masih cenderung menggunakan
lebih lanjut dalam menerapkannya di metode ceramah sehingga peserta
kehidupan sehari-hari. Proses didik hanya menjadi penonton saja,
pembelajaran IPA harus menekankan dan melaksanakan aktivitas jika ada

Universitas Quality
Accepted : 12 July 2018
121 Published : 26 July 2018
Pindo Hutauruk, Rinci Simbolon : Meningkatkan Hasil Belajar…

perintah atau pun masukan dari guru nyata kepada siswa, dan dapat
serta mengerjakan soal-soal latihan meransang cara berpikir siswa yang
yang ada di buku, guru lebih kreatif dalam belajar.
Slameto (2003:1) telah Pelaksanaan pembelajaran yang
mengungkapkan bahwa guru yang harus dilakukan oleh guru adalah
menggunakan metode ceramah saja mengubah sikap dan pola
mengakibatkan siswa menjadi bosan, pembelajaran yang dilakukan karena
mengantuk, pasif, dan hanya selama ini guru cenderung
mencatat saja. Adanya pendapat menggunakan metode ceramah dan
tersebut akan berpengaruh terhadap belum mampu menghasilkan serta
prestasi belajar IPA siswa dan secara menggunakan alat peraga yang dapat
tidak langsung akan mempengaruhi menunjang proses pembelajaran
keberhasilan pelajaran IPA. Dapat yang berkualitas dan menghasilkan
diketahui bahwa hasil belajar siswa siswa berprestasi.
pada mata pelajaran IPA masih Kesulitan dan kebosanan
belum maksimal, seperti yang yang dialami siswa dalam menguasai
ditunjukkan dalam tabel berikut: mata pelajaran IPA merupakan suatu
masalah yang perlu diperhatikan
Tabel 1. Data Nilai Rata-rata guru. Menciptakan kegiatan belajar-
Ulangan Harian siswa kelas IV SD mengajar yang mampu
Banyak
No KKM Nilai % mengembangkan hasil belajar siswa
Siswa
yang semaksimal mungkin dan
1
70
 70 12 60% meningkatkan mutu pendidikan
2  70 8 40% adalah tugas dan kewajiban guru.
Jmlh 20 100%
Menurut Djamarah
(2006:120) bahwa: ”Alat peraga
Berdasarkan informasi dari adalah wahana penyalur informasi
tabel 1 dapat diuraikan bahwa dari 20 belajar atau penyalur pesan”.
orang siswa, hanya 12 orang (60% ) Penggunaan alat peraga sangat
yang memperoleh nilai sesuai standar bermanfaat bagi kelangsungan
Kriteria Ketuntasan Minimal pembelajaran. Alat peraga digunakan
sedangkan 8 orang siswa (40% ) untuk menerangkan konsep
yang belum tuntas belajarnya harus pembelajaran IPA yang berupa
mengadakan remedial atau benda nyata. Dengan alat peraga,
pengulangan karena memperoleh guru dapat mengajarkan konsep IPA
nilai dibawah KKM. dengan benda nyata sehingga
Alat peraga memiliki peran memudahkan siswa memahami
yang sangat penting dalam materi yang akan diajarakan.
meningkatkan hasil belajar siswa, Salah satu kemampuan yang
diantaranya yaitu: dapat memperjelas harus dimiliki guru adalah
bahan pengajaran yang disampaikan keterampilan menggunakan alat
guru, dapat memberikan pengalaman peraga dalam proses pembelajaran

p-ISSN : 2355-1720
122
e-ISSN`: 2407-4926
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 2 JUNI 2018

dalam rangka meningkatkan mutu merupakan realisasi tercapainya


pendidikan. Untuk memahami tujuan pendidikan, sehingga hasil
konsep-konsep abstrak siswa belajar yang diukur sangat
memerlukan benda-benda yang tergantung pada tujuannya”.
konkrit atau nyata sebagai perantara Menurut Hamalik dalam
dalam pembelajaran. Dalam Asep Jihad dan Abdul Haris dalam
penggunaan alat peraga diharapkan buku Evaluasi Pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar IPA (2013:15) menyatakan bahwa “Hasil
kelas IV SDN No 14 Simbolon Purba belajar adalah pola-pola perbuatan,
serta dapat menciptakan proses nilai-nilai, pengertian-pengertian, dan
pembelajaran yang efektif. sikap-sikap, serta apresiasi dan
Proses belajar mencapai abilitasi”.Sudjana (2004) dalam Asep
puncaknya pada hasil belajar siswa. Jihad dan Abdul Haris (2013:15)
Untuk mencapai hasil belajar maka berpendapat “Hasil belajar adalah
dilakukan unjuk kerja . Hasil belajar kemampuan-kemampuan yang
merupakan hasil dari proses belajar. dimiliki siswa setelah ia menerima
Slameto (2013:2) menyatakan pengalaman belajar”.
bahwa, Belajar adalah suatu proses Usman dalam Asep Jihad dan
usaha yang dilakukan sesorang untuk Abdul Haris (2013:16) menyatakan
perubahan tingkah laku yang baru bahwa “Hasil belajar adalah yang
secara keseluruhan, sebagai hasil dicapai siswa sangat erat kaitannya
pengalamannya sendiri dalam dengan rumusan tujuan intruksional
interaksi dengan lingkungannya. yang direncanakan guru sebelumnya
Perubahan yang terjadi dalam diri yang dikelompokkan kedalam tiga
seseorang merupakan perubahan kategori yaitu: kognitif, afektif, dan
dalam belajar. psikomotorik”.
Wingkel dalam Purwanto Simpulan bahwa hasil belajar
(2011:45) berpendapat bahwa “Hasil adalah pencapaian bentuk perubahan
belajar adalah perubahan yang perilakuyang cenderung menetap
mengakibatkan manusia dalam sikap dari ranah kognitif, afektif, dan
tingkah lakunya”.Sedangkan psikomotorik dari proses belajar
menurut Purwanto (2011:54) yang dilakukan dalam waktu
menyatakan bahwa “Hasil belajar tertentu.
adalah perubahan tingkah laku yang IPA berkaitan dengan cara
terjadi setelah mengikuti proses mencari tahu tentang alam secara
balajar mengajar sesuai dengan sistematis, sehingga IPA bukan
tujuan pendidikan”. Hasil belajar penguasaan kumpulan pengetahuan
adalah dicapai dari proses belajar yang berupa fakta-fakta, konsep-
mengajar sesuai dengan tujuan konsep, atau prinsip-prinsip saja
pendidikan. tetapi juga merupakan suatu proses
Purwanto (2011:23) telah penemuan. Pendidikan IPA
mengatakan bahwa “Hasil belajar diharapkan dapat menjadi wahana

123 p-ISSN : 2355-1720


e-ISSN`: 2407-4926
Pindo Hutauruk, Rinci Simbolon : Meningkatkan Hasil Belajar…

bagi peserta didik untuk mempelajari memperoleh pemahaman yang lebih


diri sendiri dan alam sekitar, serta mendalam untuk alam sekitar.
prospek pengembangan menekan Alat peraga merupakan
pada pemberian pengalaman bagian dari media pembelajaran.
langsung untuk mengembangkan Melalui penggunaan alat peraga, hal-
kompetensi agar menjelajahi dan hal yang abstrak dapat disajikan
memahami alam sekitar secara dalam bentuk konkrit yang dapat
ilmiah. dilihat, dipegang, dicoba sehingga
Menurut Wahyana dalam materi pembelajaran yang
Trianto (2010:63) mengatakan bahwa disampaikan guru dapat dengan
IPA adalah suatu kumpulan mudah dipahami oleh siswa.
pengetahuan tersusun secara Azhar Arsyad (2013:9)
sistematis dan dalam penggunaannya menyatakan bahwa “Alat peraga
secara umum terbatas pada gejala- adalah alat bantu pembelajaran, dan
gejala alam. Perkembangan tidak segala macam benda yang digunakan
hanya ditandai oleh adanya untuk memperagakan materi
kumpulan fakta, tetapi oleh adanya pelajaran”. Alat peraga mengandung
metode dan sikap ilmiah. pengertian bahwa segala sesuatu
Pembelajaran IPA di sekolah dasar yang masih bersifat abstrak,
merupakan disiplin ilmu dan kemudian dikonkritkan dengan
penerapannya dalam masyarakat menggunakan alat peraga agar dapat
membuat pendidikan IPA menjadi ditinjau dengan pikiran sederhana
penting.Pendidikan IPA di sekolah dan dapat dilihat, dipandang dan
dasar diharapkan dapat menjadi dirasakan.
wahana sebagai peserta didik untuk Ali dalam Rostina Sundayana
mempelajari diri sendiri dan alam (2014:7) menyatakan bahwa “ Alat
sekitar, serta prospek pengembangan peraga adalah segala sesuatu yang
lebih lanjut dalam menerapkannya dapat digunakan untuk menyatakan
dalam kehidupan sehari-hari. Proses peserta merangsang pikiran,
pembelajaran IPA harus menekankan perasaan, dan perhatian serta
pada pemberian pengalaman secara kemauan siswa sehinggga dapat
langsung oleh peserta didik untuk mendorong proses belajar”.
mengembangkan kompetensi agar Berdasarkan beberapa
menjelajahi dan memahami alam pendapat para ahli tersebut maka
sekitar yang pada akhirnya mereka dapat disimpulkan bahwa “Alat
menemukan sendiri konsep materi peraga adalah alat-alat yang
pelajaran yang sedang dipelajarinya. digunakan membantu guru untuk
Selain itu pembelajaran IPA memperagakan materi pelajarannya
diarahkan untuk memberi dan membantu peserta didik dalam
pengalaman langsung sehingga dapat proses belajarnya”.
membantu peserta didik untuk Ada enam fungsi pokok dari
alat peraga dalam proses belajar

p-ISSN : 2355-1720
124
e-ISSN`: 2407-4926
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 2 JUNI 2018

mengajar yang dikemukakan oleh pada tingkat-tingkat yang lebih


Nana Sudjana dalam bukunya Dasar- rendah.
dasar Proses belajar mengajar (2002:
99-100): METODE PENELITIAN
a. Penggunaan alat peraga dalam Penelitian ini dilakukan
proses belajar mengajar bukan dengan menggunakan jenis penelitian
merupakan fungsi tambahan tetapi tidakan kelas (PTK). Subjek
mempunyai fungsi tersendiri penelitian ini adalah seluruh siswa
sebagai alat bantu untuk kelas IV SDN No 14 Simbolon Purba
mewujudkan situasi belajar Kecamatan Palipi Kabupaten
mengajar yang efektif Samosir Tahun Ajaran 2017/2018.
b. Penggunaan alat peraga Yang menjadi objek penelitian ini
merupakan bagian yang integral adalah penggunaan alat peraga dalam
dari keseluruhan situasi mengajar mata pelajaran IPA materi rangka
c. Alat peraga dalam pengajaran manusia dan fungsinya di kelas IV
penggunaannya integral dengan SDN No 14 Simbolon Purba.
tujuan dan isi pelajaran Prosedur penelitian dilakukan
d. Alat peraga dalam pengajaran menggunakan metode penelitian
bukan semata-mata alat hiburan tindakan kelas, maka penelitian ini
atau bukan sekedar pelengkap memiliki tahap-tahap penelitian yang
e. Alat peraga dalam pengajaran berupa siklus. Jika pada siklus
lebih diutamakan untuk pertama hasil belajar siswa tidak
mempercepat proses belajar sesuai dengan yang diharapkan,
mengajar dan membantu siswa maka dilakukan siklus berikutnya.
dalam menangkap pengertian Tetapi jika dalam satu siklus hasil
yang diberikan guru belajar sudah meningkat maka tidak
f. Penggunaan alat peraga dalam perlu melakukan siklus berikutnya.
pengajaran diutamakan untuk Prosedur penelitian memiliki empat
mempertinggi mutu belajar tahap yaitu; 1) perencanaan, 2)
mengajar. pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4)
refleksi. Untuk pengumpulan data
Dengan menggunakan alat dalam penelitian ini, alat
peraga maka: (1) kegiatan proses pengumpulan data yang digunakan
belajar mengajar akan lebih adalah Observasi dan tes.
menyenangkan dan menarik Analisis data dilakukan
perhatian siswa sehingga minat melalui tiga tahap yaitu: reduksi data,
belajarnya akan timbul dan siswa paparan data, dan peyimpulan data.
dapat bersikap positif terhadap Untuk mengetahui tingkat
pengajaran IPA; (2) Konsep IPA kemampuan siswa yang diperoleh
tersajikan dalam bentuk konkrit dan dari hasil belajar secara individu
karena itu lebih dapat dipahami dan menggunakan rumus (Sudijono,
dimengerti, dan dapat ditanamkan 2008:318).

125 p-ISSN : 2355-1720


e-ISSN`: 2407-4926
Pindo Hutauruk, Rinci Simbolon : Meningkatkan Hasil Belajar…

B untuk kriteria hasil observasi


KB = N X 100 aktivitas guru dan siswa tercapai bila
nilainya  80 didasarkan pada
Dimana : Standar Ketuntasan Belajar
KB : Ketuntasan Belajar (Nilai) Mengajar yang ditetapkan di SDN
B : Skor yang diperoleh No 14 Simbolon Purba.
(Skor mentah)
N : Skor Total (Skor HASIL PENELITIAN DAN
maksimum ideal) PEMBAHASAN

Untuk mengetahui persentase Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas


siswa yang sudah tuntas belajar Guru Siklus I dan Siklus II
secara klasikal digunakan rumus
(Zainal Aqib, 2010:41). No Siklus Skor Nilai Kriteria
T 1 Siklus I 840 60 Cukup
PKK = N x 100%
2 Siklus 1120 80 Baik
Dimana:
II
PKK : Persentase
Keberhasilan Klasikal
T : Banyak siswa yang KB  Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas
65 Siswa Siklus I dan Siklus II
N : Banyak subjek penelitian
No Siklus Skor Nilai Kriteria

Untuk mengetahui nilai rata- 1 Siklus I 32 58 Cukup


rata siswa, maka rumus yang 2 Siklus 44 80 Baik
digunakan adalah rumus (Zainal II
Aqib, 2010:40).

Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai siswa Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Belajar
Jumlah siswa Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II Keterangan


Hasil observasi aktivitas guru
01 75 92 Meningkat/
dan siswa dihitung dengan Tuntas
02 64 83 Meningkat/
menggunakan rumus: Tuntas
03 62 60 Tidak Meningkat/
Tidak Tuntas
Nilai = Jumlah skor yang didapat x 04 77 95 Meningkat/
Tuntas
05 77 83 Meningkat/
100 Tuntas
jumlah skor maksimal 06 54 75 Meningkat/
Tuntas
(Jainab, 2015:108) 07 92 95 Meningkat/
Tuntas
08 75 95 Meningkat/
Peneliti menggunakan kriteria Tuntas
09 77 80 Meningkat/
ketuntasan individu ≥ 70% dan Tuntas

ketuntasan klasikal ≥ 85% sedangkan


126
p-ISSN : 2355-1720
e-ISSN`: 2407-4926
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 2 JUNI 2018

10 62 75 Meningkat/ menyimpulkan bahwa pembelajaran


Tuntas
11 40 83 Meningkat/ IPA dengan menggunakan alat
Tuntas
12 62 58 Tidak Meningkat/ peraga torso dapat meningkatkan
Tidak Tuntas hasil belajar pada siswa kelas V SDN
13 62 75 Meningkat/
Tuntas Manggisan 01 kecamatan Tanggul
14 85 85 Tidak Meningkat/
Tuntas kabupaten Jember. Selanjutnya Feni
15 75 92 Meningkat/ (2014) menyimpulkan bahwa
Tuntas
16 77 80 Meningkat/ penggunaan alat peraga konkrit dapat
Tuntas
17 75 85 Meningkat/ meningkatkan hasil belajar IPA pada
Tuntas siswa kelas IV di SDN No. 3
18 72 75 Meningkat/
Tuntas Ogoamas I.
19 60 80 Meningkat/
Tuntas Berdasarkan teori di atas dan
20 77 80 Meningkat/
Tuntas
hasil penelitian terdahulu maka
Jumlah 1400 1626 peneliti tertarik untuk melakukan
Nilai 70 81,3 penelitian tindakan kelas dengan
Rata-
rata menggunakan alat peraga. Judul
Siswa 12 18 (90%)
yang (60%)
penelitian yang peneliti lakukan
Tuntas adalah Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa 8 (40%) 2 (10%)
yang Siswa dengan Menggunakan Alat
Tidak
Tuntas
Peraga pada Mata Pelajaran IPA
Kelas IV SDN Nomor 14 Simbolon
Purba.
Dengan penggunaan alat
Berdasarkan penelitian yang
peraga, maka hal-hal yang abstrak
dilakukan oleh peneliti maka dapat
dapat disajikan dalam bentuk konkrit
terlihat pada tabel 2 yaitu adanya
yang dapat dilihat, dipegang, dicoba
peningkatan aktivitas guru. Pada siklus
sehingga materi pembelajaran yang
I memperoleh skor 840 dengan nilai
disampaikan guru dapat dengan
60, sedangkan pada siklus II
mudah dipahami oleh siswa.
memperoleh skor 1120 dengan nilai
Selanjutnya, Teori Piaget (dalam
Slameto 2013:13) mengemukakan 80. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan pelaksanaan
bahwa: ”Dalam perkembangan
intelektual terjadi proses yang pembelajaran yang dilakukan oleh
guru pada siklus II meningkat dan
sederhana seperti melihat,
kategori baik sekali. Selanjutnya
menyentuh, menyebut nama benda
Peningkatan aktivitas siswa, Pada
dan sebagainya, dan adaptasi yaitu
siklus I memperoleh skor 32 dengan
suatu rangkaian perubahan yang
nilai 58, sedangkan pada siklus II
terjadi pada tiap individu sebagai
memperoleh skor 44 dengan nilai 80.
hasil interaksi dengan dunia
Dari pernyataan tersebut, dapat
sekitarnya”
Dalam penelitian sebelumnya disimpulkan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh
yang telah dilakukan Siswanto
(2015) dalam penelitiannya

127 p-ISSN : 2355-1720


e-ISSN`: 2407-4926
Pindo Hutauruk, Rinci Simbolon : Meningkatkan Hasil Belajar…

siswa pada Siklus II meningkat dan pembelajaran di dalam kelas,


kategori baik. sehingga terlihat adanya perubahan
Ketuntasan belajar siswa hasil belajar siswa dari 20 orang
setelah perbaikan pembelajaran maka diperoleh siswa yang tuntas
Siklus I dan Siklus II adalah sebagai belajar sebanyak 18 (90%). Dengan
berikut: peningkatan hasil belajar siswa dari
a. Adapun ketuntasan belajar siswa siklus I ke siklus II maka tidak perlu
yang dipaparkan pada Siklus I melakukan pembelajaran pada siklus
yaitu siswa yang mencapai tuntas berikutnya.
atau mendapat nilai hanya ≥ 70
hanya sebanyak 12 (60%) siswa SIMPULAN
dari 20 siswa. Hal ini berarti Berdasarkan hasil belajar
secara klasikal siswa yang tuntas matematika dan pelaksanaan
hanya 60%, sedangkan untuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang
memenuhi ketuntasan yang efektif dilakukan dengan menggunakan alat
secara klasikal harus mencapai peraga pada siswa kelas IV SDN No
85%, sehingga dapat dikatakan 14 Simbolon Purba Tahun Ajaran
bahwa pada siklus I hasil belajar 2017/2018 dapat disimpulkan
siswa dikatakan belum tuntas sebagai berikut :
secara klasikal. a. Pelaksanaan pembelajaran
b. Pada siklus II dipaparkan bahwa melalui penggunaan alat peraga
hasil belajar siswa yang tuntas berjalan dengan baik. Hal ini
adalah 18 (90%) siswa dari 20 dapat dilihat dari hasil observasi
siswa. Berarti secara klasikal hasil aktivitas guru yang berkategori
belajar siswa telah mencapai 90%, cukup menjadi baik dan aktivitas
sehingga dapat disimpulkan siswa dari kategori cukup
bahwa pada siklus II ketuntasan menjadi baik.
belajar siswa dengan b. Pembelajaran melalui
menggunakan alat peraga untuk penggunaan alat peraga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa meningkatkan hasil belajar IPA
pada pokok bahasan Rangka dalam materi Rangka manusia
manusia dan fungsinya di kelas IV dan fungsinya pada siswa kelas
SDN No 14 Simbolon Purba IV SDN No 14 Simbolon Purba
Tahun Ajaran 2017/2018 Tahun Ajaran 2017/2018
mengalami peningkatan
dibandingkan siklus I. DAFTAR RUJUKAN
Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian
Pembahasan Tindakan Kelas. Bandung:
Berdasarkan hasil Yrama Widya.
pengamatan pembelajaran pada Arsyad, Azhar. 2013. Media
siklus II dapat diketahui bahwa, Pembelajaran. Jakarta: Raja
sudah ada upaya perbaikan proses Grafindo Persada.

p-ISSN : 2355-1720
128
e-ISSN`: 2407-4926
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 2 JUNI 2018

Djamarah, S.B, dkk. 2006. Strategi Siswanto. 2015. Meningkatkan Hasil


Belajar Mengajar. Jakarta: Belajar Ipa Dengan
Rineka Cipta. Menggunakan Alat Peraga
Feni, dkk. 2014. Penggunaan Alat Organ Tubuh Manusia (Torso)
Peraga Konkrit Untuk Pada Siswa Kelas V Sdn
Meningkatkan Hasil Belajar Manggisan 01 Tanggul
IPA Pada Siswa Kelas IV SDN Kabupaten Jember .
No. 3 Ogoamas I Kecamatan file:///C:/Users/axioo/Downloa
Sojol Utara Kabupaten ds/1336-1-2562-1-10-
Donggala. 20150218.pdf. Jurnal Online.
file:///D:/JURNAL/JURNAL% ©Pancaran, Vol. 4, No. 1, hal
20OLINE/ipi319825.pdf. 129 -140 (diakses pada tanggal
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 10 Mei 2018).
5 No. 11 ISSN 2354-614X 1 Sudijono, A. 2008. Pengantar
(diakses pada tanggal 10 Mei Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
2018). Raja Grafindo Persada.
Jainab. 2015. Upaya Peningkatan Sundayana, Rostina. 2014. Media
Hasil Belajar PKn dengan dan Alat Peraga Dalam
Menggunakan Model Pembelajaran Matematika.
Pembelajaran Kooperatif Bandung: Alfabeta.
Jigsaw pada Pokok Bahasan Trianto. 2010. Mendesain Model
Otonomi Daerah Kelas IX di Pembelajaran Inovatif
SMP Negeri 3 Kabanjahe T.P Progresif. Jakarta: Kencana.
2012/2013. Jurnal Saintech.
Vol.07- No.01: 104 – 116.
Jihad, Asep dan Haris Abdul. 2013.
Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta: Multi Pressido.
Nana Sudjana. 2002. Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Purwanto, 2011. Evaluasi Hasil
Belajar. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sahertian, Piet. A. 2013. Konsep
dasar dan Tehnik Supervisi
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-
faktor yang Mempengaruhi.
Jakarta: Rineka Cipta.

129 p-ISSN : 2355-1720


e-ISSN`: 2407-4926

Anda mungkin juga menyukai