PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui macam- macam pestisida nabati dan bahan
penyusunnya.
2. Untuk mengetahui manfaat pestisida nabati.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pestisida nabati.
4. Untuk mengetahui cara pembuatan dan pengaplikasian pestisida nabati
cabai.
5. Untuk mengetahui prinsip kerja pestisida nabati cabai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk membuat pestisida nabati dari cabai rawit yang perlu dilakukan
adalah mempersiapkan alat dan bahan, dibutuhkan cabai rawit sebanyak 500
gram untuk mendapatkan hasil pestisida sebanyak ± 1 liter, setelah di dapat
cabai rawit dengan berat yang dibutuhkan, dilakukan pemisahan antara buah
dengan tangkainya, karena untuk membuat pestisida yang diperlukan hanya
buahnya saja. Saat sudah terkumpul buah cabai tanpa tangkai, cabai rawit
dicuci hingga bersih. Lalu, cabai rawit diblender hingga halus agar sari atau
ekstrak dari buah cabai dapat keluar, dan dimasukkan ke dalam wajan untuk
dimasak dengan air sebanyak 1 liter sampai mendidih dan mengeluarkan bau
yang harum. Jika, sudah mendidih dan baunya harum larutan cabai
dipindahkan kedalam suatu wadah dan di diamkan selama ± 7 hari.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Cabai rawit atau cabe rawit, adalah buah dan tumbuhan anggota genus
Capsicum. Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat
matang. Ukurannya lebih kecil daripada varietas cabai lainnya, namun cukup
pedas karena kepedasannya mencapai 50.000-100.000 pada skala Scoville.
Cabai rawit biasa di jual di pasar bersama dengan varitas cabai lainnya. Cabai
rawit mengandung kapsaisin yang dapat mengganggu metabolisme serangga
dan bekerja pada susunan syaraf sentral serangga, kapsantin, karotenoid,
alkaloid, resin, minyak atsiri, serta vitamin A dan C.
Dari hasil pengamatan secara langsung, menunjukkan bahwa cabai
rawit yang telah diolah menjadi pestisida nabati warnanya berbeda. Warna
cabai dihaluskan warnanya belum terlalu merah, sedangkan setelah
dipanaskan warnanya terlihat merah. Dan ketika ditambahkan air, larutannya
terdapat buih. Aroma yang diciptakan setelah dan sebelum dipanaskan sangat
menyengat dan beraroma sambal.
Pestisida nabati cabai berperan dalam penanggulangan hama ulat.
Dimana komposisi pada pestisida cabai ini mengandung bahan kimia
kapsaisin. Dalam pengaplikasiaanya, cukup menyemprotkan pestisida pada
tanaman sasaran sebanyak 10 kali semprot.
4.2 Pembahasan
Pestisida dari bahan nabati sebenarnya bukan hal yang baru tetapi
sudah lama digunakan, bahkan sama tuanya dengan pertanian itu sendiri.
Sejak pertanian masih dilakukan secara tradisional, petani di seluruh belahan
dunia telah terbiasa memakai bahan yang tersedia di alam untuk
mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Pada tahun 40-an sebagian
petani di Indonesia sudah menggunakan bahan nabati sebagai pestisida.
Pestisida nabati adalah solusi terbaik untuk membasmi hama secara mudah
dan murah. Selain itu ramuan ini sangat ramah lingkungan, sehingga tidak
merusak ekosistem di sekitarnya. Ramuan pestisida nabati dapat dibuat
sendiri dengan teknologi yang sangat sederhana. Sangat memungkinkan
untuk dikerjakan secara perorangan, kelompok ataupun dalam skala usaha
tertentu. Beberapa teknik yang umum digunakan untuk mengolah pestisida
nabati diantaranya dengan teknik merendam, mengestrak, dan ataupun
merebus bagian tertentu dari tanaman yang memiliki efek mengusir hama.
Sebagai salah satu contohnya yaitu pestisida yang berasal dari cabai
rawit yang mana cabai rawit mengandung senyawa kimia, kapsaisin,
flavanoid, alkaloid, senyawa polevenolad dan minyak atsiri mempunyai sifat
lavarsida dan insektisida. Senyawa tersebut brfungsi menghalau kutu tungau,
ulat sampai cacing tanah perusak akar. Kapsaisin memberikan rasa pedas dan
serangga akan kepedasan hebat sampai mati mengering dengan membrane sel
rusak kehabisan cairan.
Dikatakan bahwa cabai rawit mempunyai beberapa senyawa kimia
mungkin dapat terlihat ketika pemasakan larutan cabai pada praktikum yang
sudah dilakukan dimana larutan cabai mengeluarkan minyak dari kapsaisin,
kapsaisin adalah zat nonpolar, tidak bisa dicampur air, persis seperti minyak.
Kapsaisin tersebut juga mengeluarkan aroma yang menyengat. Pada proses
pemasakan juga terjadi perubahan warna, dari warna cabai dihaluskan
warnanya belum terlalu merah, sedangkan setelah dipanaskan warnanya
terlihat merah. Sebelum dimasak larutan cenderung kental, sedangkan setelah
dimasak larutan menjadi encer.
Kebanyakan pestisida nabati cabai biasanya digunakan untuk
memberantas hama ulat. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang berjudul
“Pestisida Nabati Cabai untuk Membunuh Ulat Daun”, penelitian tersebut
menyatakan bahwa pestisida nabati bahan cabai efektif membunuh ulat daun.
Ulat sendiri sengaja dipilih karena ulat daun merupakan salah satu macam
hama. Menurut salah satu penelitian dari mahasiswa IPB tahun 2011 51%
dari 100% hama tanaman adalah jenis ulat, selain belalang dan lain
sebagainya. Hama seperti yang kita tahu adalah salah satu faktor penghambat
pertumbuhan tanaman selain iklim, cuaca, dan faktor lainnya. Cabai
mengandung capsaicin yang memberi efek pedas dan nyeri. Kandungan inilah
salah satu faktor yang membuat ulat mati ketika disemprot.
Keberadaan serangan penyakit pada tanaman padi merupakan faktor
pembatas pertumbuhan dan hasil. Hama dan penyakit tanaman padi
merupakan salah satu faktor penting yang ikut menentukan berhasil atau
tidaknya usaha pertanian kita. Kerusakan tanaman padi karena hama dan
penyakit pada umumnya berkisar antara 5-10%, tetapi dapat pula kerusakan
terjadi sampai 100%. Oleh karena itu pemberantasan hama dan penyakit
bertujuan untuk mengamankan produksi atau membatasi kehilangan hasil.
Dalam Jurnal yang berjudul “Pengaruh Pestisida Organik Dan Jumlah Bibit
Perlubang Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) Oleh Sartono Joko Santoso
Dan Sumarmi” dikatakan bahwa Lombok atau cabai rawit (Cupsicum
fructescens) dan daun sirih tidak cocok untuk pertumbuhan penyakit dan
dapat menekan pertumbuhan dan perkembangan jamur. Dari hasil penelitian
perasan buah cabai ruwit dan daun sirih dapat menekan pertumbuhan
sporangium dan memperlambat perkecambahan spora pada jamur.
4.3 Dokumentasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hsil dan pembahasan laporan di atas dapat disimpulkan bahwa
pestisida nabati merupakan salah satu solusi terbaik untuk membasmi hama
secara mudah dan murah. Beberapa macam komoditi yang dapat digunakan
sebagai pestisida antara lain pepaya, sirih, bawang merah, dan yang di pakai
untuk praktikum kelompok A1-3 adalah cabai rawit. Pestisida nabati dari
cabai rawit disini bermanfaat untuk mengendalikan hama ulat, juga dapat
untuk mengurangi serangan penyakit bercak daun.
Pestisida nabati dari cabai rawit dibuat dengan cara yang mudah,
hanya dengan menghaluskan dan memasak serta mendiamkan selama kurang
lebih ± 7 hari. Keunggulan dari pestida nabati adalah teknologi pembuatannya
lebih mudah dan murah, pestisida nabati tidak menimbulkan efek negatif bagi
lingkungan, tidak beresiko menyebabkan keracunan pada tanaman,
menghasilkan produk pertanian yang sehat. Kekurangannya adalah
penggunaannya memerlukan frekuensi penggunaan yang lebih banyak
dibandingkan pestisida kimiawi sintetik, kebanyakan senyawa organik nabati
tidak polar sehingga sukar larut di air, bahan nabati alami juga terkandung
dalam kadar rendah, bahan nabati hanya sesuai bila digunakan pada tingkat
usaha tani subsisten bukan pada usaha pengadaaan produk pertanian massal.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
MALANG
2013