Anda di halaman 1dari 12

NAMA : Fahira Nurfitria

Kelas : S1-4A

Nim : 043-315-161-011

Prodi : S1-Keperawatan

TUGAS TUGAS DALAM MANAGEMEN KEPERAWATAN

1. KEPALA RUANGAN

Tanggung jawab kepala ruangan

Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan bertanggung jawab kepada kepala


instalansi terhadap hal-hal sebagai berikut:

a. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan


b. Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan
keperawatan
c. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan
d. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
e. Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan
f. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan
keperawatan
g. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
h. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan
siswa/mahasiswa institusi pendidikan keperawatan

Wewenang Kepala Ruangan

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Ruangan mempunyai wewenang sebagai


berikut:

1. Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan

2. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf


keperawatan
3. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang perawatan

4. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi


wewenang Kepala Ruangan

5. Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi/Kasi/Kepala


Rumah Sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan

Tugas Kepala Ruangan

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat


yang berada di wilayah tanggung jawabnya

Melaksanaan fungsi perencanaan (P1), meliputi :

a. Menyusun rencana kerja kepala ruangan


b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di ruang rawat yang bersangkutan
c. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan
sesuai kebutuhan
d. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koodinasi dengan kepala instansi
e. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
f. Melaksanaan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) :
 Mengatur dan menkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang
rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas diruang
rawatnya.
 Menyusun jadwal dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan
 Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi: penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang inap,
fasilitas yang ada dan cara penggunaaanya dan kegiatan rutin sehari hari
 Membimbing tenaga keperawatan untuk melakukan pelayanan/
asuhan keperawatan yang sesuai ketentuan.
 Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu waktu dengan staf
keperawatan dan petugas lain yang bertugas diruang rawatnya.
 Melaksanakan orientasi tenaga perawatan yang baru atau tenaga
lain yang akan bekerja diruang rawat
 Memeberikan kesempatan /ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah/ penataran dengan koordinasi kepala instansi /
kasi keperawatan / kepala bidang keperawatan.
 Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat obatan sesuai
kebutuhan berdasarkan ketentuan atau kebijakan rumah sakit
 Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalau
dalam keadaan siap pakai
 Mendampingi visite dokter dan mencatat instruktur dokter
khususnya bila ada perubahan program pengobatan pasien.
 Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan diruang rawat
menurut tingkat kegawatan, infeksi /non infeksi untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan.
 Memberikan motivasi kepada petugas dalam memelihara
kebersihan lingkungan ruang rawat
 Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien rawat inap
 Menyimpan semua berkas catatan medik pasien dalam masa
perawatan diruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan ke MR
 Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan
keperawatan serta kegiatan lain diruang rawat
 Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang
rawatnya sebagai lahan praktek
 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasienatau keluarganya
sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya
 Melakukan serah terima pasien dan lain lain pada saat pergantian
dinas
g. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi:
 Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah di tentukan
 Mengawasi dan menilai siswa/ mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang
telah ditentukan
 Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada
dibawah tanggung jawabnya.
 Menguasai, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
perawatan, peralatan perawatan serta obat-obatan secara efektif dan
efisien.
 Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar
yang berlaku secara mandiri atau kordinasi dengan tim pengendali mutu
asuhan keperawatan.

B. PERAWAT PRIMER

 Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara


komprensif selama 24 jam
 Membuat tujuan dan rencana keperawatan
 Melaksanakan rencana yang telah dibuat selam praktek bila di
perlukan
 Mengkomunikasihkan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain.
 Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan
 Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga
sosial di masyarakat
 Membuat jadwal perjanjian klinik
 Mengadakan kunjungan rumah bila perlu

C.KATIM

a) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya


yang didelegasikan oleh kepala ruangan.
b) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja anggota
tim/pelaksana.
c) Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien.
d) Mengembangkan kemampuan anggota tim/pelaksana.
e) Menyelenggarakan konferensi

D. PERAWAT PELAKSANA / ASSOSIATE

Tanggung jawab perawat pelaksana

Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di rawat bertanggung jawab


kepada kepala ruangan/instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut:
 Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuia standar.
 Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan
asuhan keperawatan/ kegiatan lain yang dilakukan

Wewenang Perawat Pelaksan

Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di ruang rawat mempunyai


wewenang sebagai berikut:

 Meminta informasi dan petunjuk pada atasan


 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien/ keluarga pasien
sesuai kemampuan dan batas kewenangan.

Tugas pokok perawat pelaksana:

 Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya


 Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
 Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam
keadaan siap pakai
 Melakukan pengakajian keperawatan dan menentukan diagnosa
keperawatan
 Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.
 Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan
dan batas kemampuannya, antara lain:

Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan

Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya mengenai


penyakitnya.

 Melatih/ membantu pasien untuk latihan gerak.


 Melakukan tindakan darurat kepda pasien (antara lain: panas
tinggi, kolaps, perdarahan, keracunan, henti napas dan henti jantung)
sesuai dengan protab yang berlaku. Selanjutnya segera melaporkan
tindakan yang telah dilakukan kepada dokter ruang rawat/ dokter jaga.
 Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas
kemampuannya.
 Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai batas
kemampuannya.
 Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas
kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
 Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan libur secara bergilir
sesuai jadwal dinas.
 Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang
rawat
 Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan yang tepat dan benar sesuai standar asuhan keperawatan
 Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara
lisan maupun tulisan pada saat pengganti dinas.

Pre-Conference & Post-Conferemce.

A. Definisi

Pre-Conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah


selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh
ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya
satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap
perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim (Modul
MPKP, 2006).

Pre-Conferens merupakan tahapan sebelum melakukan konferens yang


akan dilakukan oleh para instruktur klinis dimana akan dijelaskan apa yang akan
dilakukan oleh setiap mahasiswa sebelum melakukan tindakan keperawatan.
Sedangkan dalam Pre-Conferens para instruktur klinis harus sudah menyiapkan
apa yang akan dibahas dalam konferens sehingga tidak banyak waktu yang
terbuang.

Fase pre-Conferens, esensinya adalah aktivitas kelompok kecil, yang


didalamnya terkandung unsur fasilitasi dari instruktur klinis. Kelompok kecil
siswa tersebut dalam melaksanakan program pendidikan keperawatan harus
benar-benar memperhatikan hal yang akan dibahas pada fase pre-Conferens. Pada
saat instruktur klinis merencanakan fase pre-konferens dengan kelompok kecil
siswa tentang suatu topik.

Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang


hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post
conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak
lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006).

Post Conference
B. Definisi
Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien. Conferensi merupakan pertemuan tim yang
dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan
operan dinas, pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan
pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat
mengurangi gangguan dari luar.

C. Tujuan pre dan post conferance

Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-


masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,
mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan
untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri
dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962).
Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan
sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi
asuhan (T.M. Marelli, et.al, 1997).

 Tujuan pre konfre adalah:

1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,


merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil

2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan

3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

4) bagi mahasiswa yaitu menyiapkan mahasiswa untuk pembelajaran pada


setting klinik,

5) menyiapkan mahasiswa untuk aktivitas penugasan klinik.

6) menyiapkan mahasiswa untuk pengalaman praktek klinik.

 Tujuan post conference adalah:

1) Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah


dan membandingkan masalah yang dijumpai.

D.Tuntutan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pre dan post konferens
adalah sebagai berikut :

a. Tujuan yang telah di buat dalam konferens seharusnya di konfirmasikan


terlebih dahulu.
b. Diskusikan yang di lakukan seharusnya merefleksikan prinsip-prinsip
kelompok yang dinamis.
c. Instruktur klinis memiliki peran dalam kelangsungan diskusi dengan
berpegang kepada fokus yang di bicarakan, tanpa mendomisilinya dan
memberikan umpan balik yang di perlukan secara tepat.
d. Instruktur klinis harus memberikan penekanan-penekanan pada poin-
poin penting selama diskusi berlansung.
e. Atmosfer diskusi seharusnya mendukung bagi partisipasi kelompok,
mengandung keinginan anggota diskusi untuk memberikan responsnya
dan menerima pendapat atau pandangan yang berbedauntuk selanjutnya
mencari persamaannya.
f. Besar kelompok seharusnya di batasi 10-12 orang untuk memelihara
pertukaran ide-ide pemikiran yang ade kuat di antara mereka.
g. Usahakan antara anggota kelompok dapat bertatapan langsung ( face to
face).
h. Pada kesimpulan akhir dari konferens, ringkasan dan kesimpulan
seharusnya berikan oleh instruktur klinis atau siswa dengan mengacu pada
tujuan pembelajaran dan sifat applicability pada situasi dan kondisi yang
lain.

E.Pelaksanaan Pre-Conferance

1. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim


isi conference:
a. Rencana tiap perawat (rencana harian)
b. Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim
2. Waktu
Dilakukan setelah operan
3. Tempat
Dilakukan di meja masing – masing tim
4. Peran dalam pre conference
a. Ketua tim atau penanggung jawab tim kegiatan
b. Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara
c. Ketua tim atau penanggung jawab tim menanjakan rencana harian
masing – masing perawat pelaksana

Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan masukan dan tindakan lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
F. Pelaksanakan Post Conference

Adapun panduan bagi Perawat pelaksana dalam melakukan konferensi adalah


sebagai berikut: (Ratna Sitorus, 2006).

a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian


dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.

c. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya


masing – masing.

c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil


evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
1) Utamanya tentang klien (biodata, status sosial, ekonomi, budaya)
2) Keluhan klien
3) TTV dan kesadaran
4) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
5) Masalah keperawatan
6) Rencana keperawatan hari ini.
7) Perubahan keadaan terapi medis.
8) Rencana medis selanjutnya (tindak lanjut)

d. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat tentang


masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :
1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan,
kesalahan pemberian makan,kebisingan pengunjung lain, kehadiran dokter
yang dikonsulkan.
2) Ketepatan pemberian infuse.
3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
6) Ketepatan dokumentasi.

e. Menggiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.


f. Menggiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan
kemajuan masing–masing perawatan asosiet.
g. Membantu perawat menyelesaikan masalah yang tidak dapat
diselesaikan.
G. Kegiatan ketua tim pada fase pre dan post konfre
1. Fase Pre-Confrence
a. Ketua tim atau Pj tim membuka acara
b. Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing perawat
pelaksana
c. Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu.
d. Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
e. Ketua tim atau Pj tim menutup acara
2. Fase Post-Confrence
a. Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
b. Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
c. Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang
harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
d. Ketua tim atau Pj menutup acara.

H. Hal-hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi


1. Data utama klien
2. Keluhan klien
3. TTV dan kesadaran
4. Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
5. Masalah keperawatan
6. Rencana keperawatan hari ini.
7. Perubahan keadaan terapi medis.
8. Rencana medis.
G. Hal-hal yang di sampaikan oleh ketua tim
1. Ketua tim mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah
yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :

a. Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan


pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse.
c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
d. Ketepatan pemberian obat / injeksi.
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
f. Ketepatan dokumentasi.
g. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.

2. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan


masing –masing perawatan asosiet.

3. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat


diselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai