Patofisiologi Neurologi 2
Patofisiologi Neurologi 2
Vinola legita
1801076
S1 3B
2019
1. Skizofrenia
a. Pengertian
Skizofrenia adalah sekelompok ganguan psikiotik dengan gangguan dasar pada
kepribadian, distorsi dan perasaan piker, waham yang aneh dan gangguan persepsi.
Meskipun berbagai bentuk “ kegilaan “ telah menimpa manusia sepanjang sejarah, tidak
seorang pun mengetahui berapa lama bentuk perilaku yang sekarang kita sebut skizofrenia ada
sebelum dijelaskan sebagai sindro medis oleh emil kraepelin untuk pertama kalinya pada tahun
1893.konseptualisasi modern tentang skizofrenia sebagian besar dibentuk oleh kontribusi dari
emil kraepelin, eugen bleuler dan kurt Schneider
Menurut kraepelin skizofrenia terbagi menjadi 3 yaitu : paranoid, katatonil, dan hebefrenik
(sekarang disebut tipe tidak terorganisir). DSM –IV mencatat 3 tipe khusus dari skizofrenia yaitu
( disorganisasi, katatonik, dan paranoid )
Dihubungkan dengan ciri ciri seperti perilaku yang kacau, pembicaraan yang tidak koheren,
halusinasi yang jelas dan sering, efek yang datar / tidak sesuai, dan waham yang tidak
terorganisasi yang sering melibatkan tema tema seksual / religius. Juga menunjukan kedunguan
dan mood yang gamang. Cekikikan yang tidak tidak. Mereka sering mengabaikan penampilan
dan kebersihan mereka dan kehilangan control terhadap kandung kemih, dan saluran
pembuangan makanan
2. Tipe katatonik
Salah satu jenis skizofrenia yang ditandai dengan hendaya yng jelas dalam perilaku motoric dan
perlambatan aktivitas yang berkembang menjadi stupor namun mungkin dapat menunjukkan
bentuk perangai / seringai yang tidak biasa atau mempertahankan postur tubuh yang aneh,
tampak kuat selama berjam jam meskipun tungkai mereka menjadi kaku atau membengkak.
3. Tipe paranoid
Bercirikan focus terhadap satu atau lebih waham adanya halusinasi auditoris yang sering.
Perilaku dan pembicaraan dari seseorang yang mengalami skizofrenia paranoid tidak
menunjukan disorganisasi yang jelas seperti tipe terorganisasi. Waham mereka sering kali
mencakup tema tema kebesarn, persekusi atau kecemburuan.
e. Etiologi
- Keturunan
- Endokrin
- Metabolism
- Susunan saraf pusat
f. Pathogenesis
Terjadi gangguan kognitif multipleks, tetapi skizofrenia muncul pada usia lebih muda,
disamping itu dicirikan oleh pola gejala yang khas.
g. Faktor factor penyebab skizofrenia
a) Faktor biologis
- bukti kuat tentang kontribusi genetis yang utama
- ketidak teraturan dalam system neurontransmitter di otak, terutama
pada jalur di otak yang mengatur neurontransmiter dopamim
- ketidak normalan otak yang mendasari banyak kasus, seperti
kerusakan structural dan deteriosasi jaringan otak atau gangguan pada
jalur diotak pada bagian otak yang mengatur fungsi kognitif dan
emosional
- kemungkinan adanya peran infeksi virus yang mempengaruhi
perkembangan otak yang mempengaruhi perkembangan otak yang
terjadi pada masa prenatal atau masa pada awal kehidupan.
b) Faktor psikososial
- pengalaman yang penuh stress dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan skizofrenia pada induvidu yang memiliki kerentanan
secara genetis.
h. Pendekatan dan penanganan penyakit skizofrenia
a) Perawatan biomedis:
Obat-obat antipsikotik digunakan uttuk mengendalikan simtompsikotis
b) Penanganan psikososial :
pendekatan berdasarkan prinsip belajar, seperti system token ekonomi dan
pelatihan keterampilan social, dapat membantu pasien skizofrenia
mengembangkan perilaku yang lebih adaptif
c) Rehabilitasi psikososial :
kelompok-kelompok self- help dan program tempat tinngal yang terstruktur
dapat membantu pasien skizofrenia menyesuaikan kehidupan dengan
komunitas.
d) Progaminter vensi keluarga :
Intervensi keluarga digunakan untuk meningkatkan komunikasi dalam
keluarga dan mengurangi tingkat konflik dan stress keluarga
2. Adiksi
a. Pengertian
Adiksi adalah kondisi yang kompleks, suatu penyakit otak yang dimanifestasikan
oleh pengguna zat secara kompulsif meski dengan konsekuensi merugikan. Gangguan
otak pada adiksi sebagai akibat dari paparan berulang suatu zat atau pengulangan suatu
aktifitas tertentu yang dapat meningkatkan pelepasan neurontransmitter dopamine
pada sirkuit dopamine ergic mesocorticolimbik sehingga menimbulkan efek reward.
b. Macam-macam zat narkotika yang berpengaruh terhadap sistem syaraf
manusia
Adapun macam-macam zat narkotika sebagai berikut :
1) Depresan
Depresan terdapat pada alkohol, opium, heroin, kodein, nikotin
2) Stimulan
zat narkotika yang dapat menimbulkan stimulan terdapat pada kokai, aphetamine,
nikotin, dan kaffein..
3) Halusinogen
Bentuk-bentuk narkotika yang mengandung zat halusinogen antara lain
mariuna, ganja, meskalin, dan LSD(lysergic acid diethylamide).
4) Sedatif
5) Painkiler
c. Etiologi
Adapun etiologi pada adiksi sebagai berikut :
- Ketergantungan fisik
- Toleransi
- Craving atau mengidam
- Withdrawal atau gejala putus obat
d. Pathogenesis
Otak akan mengeluarkan dopamin (yang menyebabkan perasaan senang/enak)
dan memotivasi kita untuk berespon terhadap reward alamiah. Narkoba mengandung
dopamin sangat banyak sehingga otak menurunkan produksinya sendiri.Gangguan
dalam sistem produksi dopamin alami lama kelamaan akan menghalangi pecandu
untuk merasakan kesenangan, walaupun sudah pakai narkoba.
e. Ciri ciri klinis
1. Berkeringat
2. Jantung berdebar
3. Detak jantung keras
4. Otot menegang
5. Dada terasa sesak
6. Kesulitan bernapas
7. Tremor
8. Mual, muntah, atau diare
3. Demensia
a.Pengertian
C. Penyebab Demensia
Demensia disebabkan oleh rusaknya sel saraf dan hubungan antar saraf pada otak.
Sindrom Down
Depresi
Sleep apnea
Kolesterol tinggi
Obesitas
Hipertensi
Diabetes
f. Pengobatan Demensia
g. Terapi khusus
Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk menangani gejala dan perilaku yang
muncul akibat demensia, yaitu:
h. Dukungan Keluarga
Selain terapi-terapi di atas, untuk menjaga kualitas hidup penderita demensia, diperlukan
dukungan dari keluarga atau kerabat. Dukungan atau bantuan tersebut dapat meliputi:
Berkomunikasi dengan penderita menggunakan kalimat yang singkat dan mudah dimengerti,
disertai dengan gerakan, isyarat dan kontak mata.
Melakukan olahraga yang dapat meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan kesehatan jantung
bersama penderita.
Melakukan aktivitas menyenangkan bersama penderita, seperti memasak, berkebun, melukis, atau
bermain musik.
Menciptakan kebiasaan sebelum tidur untuk penderita, seperti tidak menonton televisi dan
menghidupkan lampu rumah.
Membuat agenda atau kalender sebagai alat bantu mengingat acara dan aktivitas yang harus
dilakukan penderita, serta jadwal pengobatan.
Membuat perencanaan pengobatan selanjutnya bersama penderita, untuk menentukan pengobatan
apa yang harus dijalaninya.
i. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang biasa digunakan untuk mengatasi gejala demensia
adalah acetylcholinesterase inhibitors, memantine, antiansietas, antipsikotik, dan antidepresan.
j. Operasi
Demensia dapat ditangani dengan operasi jika disebabkan oleh tumor otak, cedera otak,
atau hidrosefalus. Tindakan operasi dapat membantu memulihkan gejala jika belum terjadi
kerusakan permanen pada otak.
Meskipun terdapat sejumlah terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi demensia, sebagian
besar penderita demensia tidak sembuh sepenuhnya. Namun, pengobatan tetap harus dilakukan
untuk meredakan gejala yang muncul. Selain itu, komplikasi juga dapat dihindari dengan
pengobatan yang tepat.
k. Komplikasi Demensia
Gangguan daya ingat dan cara berpikir yang dialami penderita demensia dapat menimbulkan
komplikasi saat melakukan aktivitas sehar-hari. Contohnya adalah:
l. Pencegahan Demensia
Belum ada cara pasti untuk mencegah demensia. Namun, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mengurangi risikonya, seperti:
Berhenti merokok.
Berolahraga secara teratur.
Tidur yang cukup.
Menjaga asupan nutrisi dan menerapkan pola makan sehat, misalnya dengan mengonsumsi
makanan rendah lemak dan tinggi serat. Konsumsi vitamin untuk otak juga diduga baik untuk
mencegah demensia.
Kurangi asupan alkohol.
Menjaga berat badan ideal.
Melatih otak secara berkala, seperti rajin membaca atau bermain teka-teki silang.
Rutin mengontrol tekanan darah, kadar gula darah, dan kolestrol.
Segera melakukan konsultasi ke dokter jika mengalami stres, depresi, atau gangguan kecemasan.
4. Alzheimer
a. Pengertian Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit dengan gangguan degeneratif yang mengenai sel-sel otak dan
menyebabkan gangguan fungsi intelektual, penyakit ini timbul pada pria dan wanita dan menurut
dokumen terjadi pada orang tertentu pada usia 40 tahun
b. Klasifikasi
Terdapat dua tipe alzheimer (AD) yaitu :
- AD familial (FAD) yang mengikuti pola bawaan khusus
- AD sporadic yang tidak mengikuti pola bawaan
c. Etiologi
Adapun etiologi dari alzheimer sebagai berikut :
- Ketidakseimbangan metabolik
- Efek obat
- Difisiensi vitamin
- Depresi
d. Patogenensis
Gejala mula-mula mungkin samar dan mudah disalah sangka sebagai
depresi, penyakit penting lain pada usia lanjut. Gangguan kognitif berlanjut terus,
biasanya dalam waktu 5-15 tahun, yang menyebabkan disorientasi total dan
hilangnya fungsi bahasa dan fungsi luhur kortex lainnya.
e. Patogenesa
Terdapat beberapa patogenesa yaitu :
1. Faktor genetik
2. Faktor infeksi
3. Faktor lingkungan
4. Faktor imunologis
5. Faktor trauma
6. Faktor neurotransmitter
f. Gejala Penyakit Alzheimer
Pada tahap awal, penderita penyakit Alzheimer akan mengalami gangguan daya ingat yang
sifatnya ringan, seperti lupa nama benda atau tempat, serta lupa kejadian atau isi percakapan
yang belum lama terjadi. Seiring waktu, gejala tersebut akan bertambah parah.
Pada tahap lanjut, penderita penyakit Alzheimer sulit bicara atau menjelaskan suatu hal, sulit
untuk merencanakan sesuatu, sulit membuat keputusan, kerap terlihat bingung, serta mengalami
perubahan kepribadian.
Berhenti merokok
Menjaga berat badan tetap ideal
Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang
Rutin berolahraga
5. Depresi
a. Pengertian depresi
Depresi merupakan suatu masa tergantungnya fungsi manusia yang berkaitan
dengan alam perasaan sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola
tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan dan rasa putus asa dan tak
berdaya serta gagasan bunuh diri.
b. Klasifikasi Depresi
2.Gangguan dyhtsmic
3.Gangguan depresi
Gejala-gejala dari depresi minor mirip dengan gangguan depresi mayor dan dysthmia,
tetapi gangguan ini bersifat lebih ringan dan atau berlangsung lebih singkat .(National Institute of
Mental Health, 2010).
Gangguan depresi berat yang ditandai dengan gejala-gejala, seperti: halusinasi dan delusi
(National Institute of Mental Health, 2010).
Gangguan depresi yang muncul pada saat musim dingin dan menghilang pada musi semi
dan musim panas .(National Institute of Mental Health, 2010).
c. Etiologi
1.Faktor biologis
2.Factor genetika
3.Factor psikososial
e. Pathogenesis
Depresi yang berat dapat disertai keluhan tentang gangguan memory, sulit
berpikir, dan berkonsentrasi dan menurunnya kemampuan inteletual secara menyeluruh.
Terutama pada usia lanjut, seringkali sulit untuk menemukan gejala kognitif.
6. Nyeri
a. Defenisi
Nyeri merupakan pengalaman yang subjektif, sama halnya saat seseorang mencium bau harum
atau busuk, mengecap manis atau asin, yang kesemuanya merupakan persepsi panca indera dan
dirasakan manusia sejak lahir. Walau demikian, nyeri berbeda dengan stimulus panca indera,
karena stimulus nyeri merupakan suatu hal yang berasal dari kerusakan jaringan atau yang
berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan
c. Impuls ditransmisikan ke bawah menuju kolumna dorsalis medula spinalis ke suatu komplek
inhibitorik nyeri yang terletak di kornu dorsalis medula spinalis (Price A. Sylvia,2006).
7. Parkinson
a. Pengertian
b. Klasifikasi
1) Parkinson ismus primer atau idiopatik (penyakit Parkinson/paralisis
agitans):Bentuk yang sering dijumpai, namun kasusnya sampai sekarang belum
jelas.Pada waktu belakangan ini timbul teori baru, yaitu peranan MPTP (1 methyl,
4 phenyl, 12,3,6 tetrahydropyridine) yang dapat menimbulkan penyakit Parkinson
(Parkinsonimus MPTP). Berdasarkan teori baru ini kemudian dikembangkan
beberapa obat baru, misalnya selegiline/ (-) deprenyl, lysuride, pergolide, dll.
2) Parkinsonismus sekunder atau simtomatik :
C.Penyebab Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel saraf di bagian otak yang
disebut substantia nigra yang memproduksi dopamin. Dopamin ini berfungsi sebagai utusan
antara bagian-bagian otak dan sistem saraf yang membantu mengontrol dan mengkoordinasikan
gerakan tubuh..Jika dopamin di otak kurang, maka akan menyebabkan gerakan tubuh menjadi
lambat dan tidak normal lalu timbullah gejala penyakit parkinson.Penyebab rusaknya sel-sel
saraf penghasil dopamin memang belum diketahui secara pasti, tapi ada beberapa faktor risiko,
antara lain sebagai berikut:
Genetik
Faktor Lingkungan
Beberapa peneliti juga menemukan bahwa faktor lingkungan dapat meningkatkan risiko penyakit
Parkinson. Menurutnya, pestisida dan herbisida yang digunakan dalam pertanian dan polusi
industri atau lalu lintas dapat menyebabkan kondisi tersebut. Hal ini masih perlu dikaji lebih
lanjut.
Usia
Penyakit Parkinson umumnya terjadi pada usia antara 50 – 70 tahun, jadi dengan bertambahnya
usia faktor risiko makin besar.
Tremor. Tremor atau gemetaran, salah satu ciri penyakit Parkinson adalah tremor tangan pada
saat santai (saat istirahat) disebut resting tremor. Biasanya dimulai pada tangan atau jari.
Bradikinesia. Atau gerakan melambat, orang dengan penyakit parkinson akan menaglami
perlambatan dalam gerakannya sehingga tugas-tugas sederhana menjadi sulit dan memakan
waktu. Saat berjalan mungkin langkah kaki menjadi lebih pendek, kesulitan beranjak dari kursi,
dan lain-lain.
Otot kaku. Kaku otot dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, hal ini akan membuat rasa sakit
dan membatasi gerakan. Hal ini juga mengenai wajah sehingga wajah kaku, kurang ekspresi, dan
kurang senyum.
Gangguan keseimbangan dan postur tubuh. Orang dengan parkinson lebih cendrung memiliki
postur tubuh bungkuk, dan keseimbangan terganggu.
Masalah bicara. Bicara menjadi terganggu seperti susah untuk memulai, atau bahkan berbicara
terlalu cepat, suara lemah dan monoton, air liur sering menetes.
berbagai obat dapat diberikan untuk meringankan gejala. Obat-obat untuk penyakit parkinson
adalah:
Obat parkinson yang berfungsi menaikkan kadar dopamine di otak, contohnya levodopa
Obat yang berfungsi menghemat dopamine di otak (MAO B inhibitor): rasagiline, selegiline.
Obat meningkatkan koordinasi kerja otot (antikolinergik).
Bagi yang tidak berespon baik dengan obat-obatan di atas, tindakan selanjutnya yang menjadi
pilihan yaitu operasi dengan cara menanam electrode (implant) di otak yang disebut Deep brain
stimulation.